• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fasilitas dan Kegiatan Higiene dan Sanitasi 1. Evaluasi

a. Fasilitas Higiene dan Sanitasi

Fasilitas dan kegiatan higiene sanitasi diperlukan untuk menjaga tempat produksi supaya tetap bersih dan tidak mencemari produk. UKM

“Wahyu” memiliki sarana pembersihan/pencucian di antara lain yaitu sapu, sapu lidi, sikat, kemoceng dan sabun. Pembersihan pada ruang produksi dan ruang penyimpanan produk akhir dengan cara di sapu dan pembersihan debu menggunakan kemoceng. Peralatan dibersihkan menggunakan sabun dan terdapat air bersih yang cukup. Sarana pembersihan/pencucian pada UKM “Wahyu” dapat dilihat pada Gambar 4.26. Berdasarkan kondisi aktual tersebut, sarana pembersihan/pencucian di UKM “Wahyu” sudah sesuai dengan konsep CPPB karena peralatan pembersihan terawat dengan baik.

Gambar 4.26 Fasilitas Kebersihan UKM “Wahyu”

Sarana higiene karyawan terdapat kamar mandi dan kran air di tempat pencucian peralatan, namun belum dilengkapi dengan fasilitas tempat khusus mencuci tangan. Air yang digunakan untuk sarana higiene karyawan tersedia dalam jumlah yang cukup serta bersih, namun keadaan sarana higiene kurang baik. Terdapat satu kamar mandi di UKM “Wahyu” yang terletak di dekat ruang penggorengan. Fasilitas higiene karyawan pada UKM “Wahyu” dapat dilihat pada

Gambar 4.27. Berdasarkan kondisi aktual tersebut, sarana higiene karyawan di UKM “Wahyu” belum sesuai dengan konsep CPPB karena belum terdapat fasilitas cuci tangan serta keadaan sarana higiene kurang baik.

Gambar 4.27 Fasilitas Higiene UKM “Wahyu”

Sarana cuci tangan di UKM “Wahyu” terletak di kamar mandi serta ditempat pencucian bahan dan alat, namun belum terdapat sarana cuci tangan khusus seperti wastafel. Sarana cuci tangan ini dekat ruang produksi dan terdapat air bersih yang cukup serta sabun. Sarana cuci tangan ini belum dilengkapi dengan alat pengering dan tempat sampah yang tidak tertutup. Berdasarkan kondisi aktual tersebut, sarana cuci tangan di UKM “Wahyu” belum sesuai dengan konsep CPPB karena belum terdapat wastafel serta tempat sampah terbuka.

Sarana toilet atau jamban di UKM “Wahyu” terdapat di luar ruang produksi yang letaknya di belakang dan tidak menyatu dengan bangunan produksi. Sumber air sarana toilet atau jamban mengalir dengan baik dan terdapat saluran pembuangan. Pada sarana toilet atau jamban tidak memiliki tanda peringatan bahwa karyawan harus mencuci tangan setelah menggunakan toilet. Keadaan toilet atau jamban kurang terjaga dan pintu toilet atau jamban membuka ke arah luar ruang produksi. Berdasarkan kondisi aktual tersebut, sarana toilet atau jamban di UKM “Wahyu” belum sesuai dengan konsep CPPB karena tidak

terdapat tanda peringatan mencuci tangan setelah penggunaan serta keadaan yang kurang terjaga.

Sarana pembuangan limbah dan air di UKM “Wahyu” sudah tersedia dengan baik. Limbah pada UKM “Wahyu” ada dua yaitu limbah padat dan limbah cair, limbah padat ini berasal dari kulit pisang dan limbah cair berasal dari air sisa pencucian bahan dan peralatan.

Limbah padat yang berupa kulit pisang ini akan di kumpulan pada karung dan jika proses produksi telah selesai, kulit pisang ini akan di berikan kepada hewan ternak sehingga tidak membuat tempat sampah menjadi menumpuk. Sedangkan untuk limbah cair akan langsung dibuang melalui saluran pembuangan air. Sarana pembuangan limbah dan air di UKM “Wahyu” dapat dilihat pada Gambar 4.28.

Berdasarkan kondisi aktual tersebut, sarana pembuangan limbah dan air di UKM “Wahyu” sudah sesuai dengan konsep CPPB karena limbah padat yang dihasilkan akan langsung diberikan kepada ternak jika proses produksi telah selesai sehingga tidak terjadi penumpukan, dan untuk limbah cair akan langsung mengalir ke saluran air sehingga tidak menggenang dan dapat menyebabkan kontaminasi.

Gambar 4.28 Sarana Pembuangan Air dan Limbah UKM “Wahyu”

b. Kegiatan Higiene dan Sanitasi

Kegiatan higiene dan sanitasi di UKM “Wahyu” dilakukan dengan beberapa cara. Kegiatan ini diawali dengan menyapu lantai di UKM sebelum atau sesudah dilakukannya proses produksi. Kemudian untuk peralatan yang akan dipakai dalam proses produksi akan di lap menggunakan serbet agar terbebas dari debu yang menempel. Setelah dilakukannya proses produksi, peralatan akan dicuci menggunakan sabun dan air mengalir. Permukaan yang digunakan dalam proses produksi seperti meja akan dilap menggunakan serbet yang telah diberi air agar kotoran terangkat, untuk karpet yang digunakan dalam proses pengemasan akan dibersihkan menggunakan penebah lidi kemudian akan dilipat dan disimpan. Berdasarkan kondisi aktual tersebut, kegiatan higiene dan sanitasi di UKM “Wahyu” sudah sesuai dengan konsep CPPB. Kegiatan higiene dan sanitasi di UKM “Wahyu” dapat dilihat pada Gambar 4.29.

Gambar 4.29 Kegiatan Higiene dan Sanitasi UKM "Wahyu"

2. Konsep CPPB

a. Fasilitas Higiene dan Sanitasi

Menurut BPOM RI Nomor HK.03.1.23.04.12.2206 tahun 2012 fasilitas dan kegiatan higiene dan sanitasi diperlukan untuk menjamin agar bangunan dan peralatan selalu dalam keadaan bersih dan mencegah terjadinya kontaminasi silang dari karyawan. Fasilitas

higiene karyawan antara lain ada tempat mencuci tangan dan toilet yang seharusnya tersedia dalam jumlah cukup dan keadaannya bersih untuk menjamin kebersihan karyawan untuk mencegah kontaminasi terhadap bahan pangan.

Sarana pembersihan atau pencucian bahan pangan, peralatan, perlengkapan dan bangunan (lantai, dinding dan lain-lain), seperti sapu, sikat, pel, lap dan/atau kemoceng, deterjen, ember, bahan sanitasi seharusnya tersedia dan terawat dengan baik. Sarana pembersih harus dilengkapi dengan sumber air bersih. Air panas dapat digunakan untuk membersihkan peralatan tertentu, terutama berguna untuk melarutkan sisa-sisa lemak dan tujuan disinfeksi, bila diperlukan. Berdasarkan hasil evaluasi sarana pembersihan atau pencucian pada UKM “Wahyu” yang sudah sesuai dengan konsep CPPB, perlu dilakukan penjagaan kebersihan dan perawatan sarana pembersihan agar selalu dalam keadaan baik.

Sarana higiene karyawan seperti fasilitas untuk cuci tangan dan toilet seharusnya tersedia dalam jumlah yang cukup dalam keadaan bersih untuk menjamin kebersihan karyawan guna mencegah kontaminasi terhadap bahan pangan. Berdasarkan hasil evaluasi sarana higiene karyawan pada UKM “Wahyu” yang belum sesuai dengan konsep CPPB, sehingga perlu dilakukan perbaikan yaitu pengadaan fasilitas cuci tangan seperti wastafel dan menjaga kebersihan sarana higiene karyawan.

Sarana cuci tangan seharusnya diletakkan di dekat ruang produksi, dilengkapi air bersih dan sabun cuci tangan. Dilengkapi dengan alat pengering tangan seperti handuk, lap atau kertas serap yang bersih. Dilengkapi dengan tempat sampah yang tertutup. Berdasarkan hasil evaluasi sarana cuci tangan pada UKM “Wahyu” yang belum sesuai dengan konsep CPPB, perlu dilakukan perbaikan yaitu melengkapi sarana cuci tangan dengan alat pengering dan tempat sampah yang tertutup.

Sarana toilet atau jamban seharusnya didesain dan dikonstruksi dengan memperhatikan persyaratan higiene, sumber air yang mengalir dan saluran pembuangan. Diberi tanda peringatan bahwa setiap karyawan harus mencuci tangan dengan sabun sesudah menggunakan toilet. Terjaga dalam keadaan bersih dan tertutup. Mempunyai pintu yang membuka ke arah luar ruang produksi. Berdasarkan hasil evaluasi sarana toilet atau jamban pada UKM “Wahyu” yang belum sesuai dengan konsep CPPB, perlu dilakukan perawatan yang baik terhadap toilet agar selalu dalam keadaan yang bersih serta penambahan tanda peringatan agar karyawan harus mencuci tangan setelah menggunakan toilet.

Sarana pembuangan air dan limbah seharusnya didesain dan dikonstruksi sehingga dapat mencegah risiko pencemaran pangan dan air bersih. Sampah harus segera dibuang ke tempat sampah untuk mencegah agar tidak menjadi tempat berkumpulnya hama binatang pengerat, serangga atau binatang lainnya sehingga tidak mencemari pangan maupun sumber air. Tempat sampah harus terbuat dari bahan yang kuat dan tertutup rapat untuk menghindari terjadinya tumpahan sampah yang dapat mencemari pangan maupun sumber air.

Berdasarkan hasil evaluasi sarana pembuangan air dan limbah pada UKM “Wahyu” yang sudah sesuai dengan konsep CPPB, perlu dilakukan peningkatan dalam pengelolaan sarana pembuangan air dan limbah agar semakin baik dengan cara membersihan saluran air dari lumut secara rutin serta menjaga tempat sarana pembuangan selalu bersih.

b. Kegiatan Higiene dan Sanitasi

Menurut BPOM RI Nomor HK.03.1.23.04.12.2206 tahun 2012 kegiatan higiene dan sanitasi sebaiknya dilakukan pembersihan atau pencucian dapat dilakukan secara fisik seperti dengan sikat atau secara kimia seperti dengan sabun/deterjen atau gabungan keduanya. Jika diperlukan, penyucihamaan sebaiknya dilakukan dengan menggunakan

kaporit sesuai petunjuk yang dianjurkan. Kegiatan pembersihan atau pencucian dan penyucihamaan peralatan produksi seharusnya dilakukan secara rutin. Sebaiknya ada karyawan yang bertanggung jawab terhadap kegiatan pembersihan atau pencucian dan penyucihamaan. Berdasarkan hasil evaluasi kegiatan higiene dan sanitasi pada UKM “Wahyu” yang sudah sesuai dengan konsep CPPB, perlu dilakukan penunjukkan karyawan yang bertanggung jawab terhadap kegiatan dan sanitasi di UKM “Wahyu”.

G. Kesehatan dan Higiene Karyawan