• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4. HASIL PENELITIAN

4.2. Hasil Wawancara

4.2.2 Faktor Rumah Sakit

4.2.2.3 Fasilitas Pelayanan

Fasilitas pelayanan yang dimaksud adalah kelengkapan rumah sakit berupa fisik bangunan, peralatan penunjang medis yang ada di rumah sakit meliputi Radiologi, laboratorium PA, laboratorium PK, gizi, laundry, rehabilitasi medik, ambulan, jumlah spesialisasi, hemodialisa.

4.2.2.3.1 Perusahaan A

Hasil wawancara terhadap SHO.A mengatakan bahwa :

“Kami mempunyai kontrak dengan beberapa rumah sakit dengan beda fasilitas…jadi bisa memilih sesuai kebutuhan…fasilitas ini terutama untuk alat pemeriksaan, kenyamanan kamar, fasilitas yang ada dalam kamar, kebersihan, harus setara harga dengan fasilitas yang disediakan”.

SHO.A menganggap fasilitas pelayanan mempengaruhi keputusan kerja sama, kontrak kerja sama dengan beberapa rumah sakit yang mempunyai fasilitas berbeda dapat dijadikan bahan pembanding antara satu rumah sakit dengan lainnya. Rumah sakit dengan fasilitas lengkap dan harga terjangkau tentulah menjadi pilihan.

Sedangkan dr.A berpendapat :

“Penyakit yang perlu rawat inap bervariasi, paling banyak adalah febris, penyakit infeksi…karyawan lapangan lebih sering kena ISPA (infeksi saluran nafas atas), penyakit paru…yang asma tidak boleh kerja di lapangan…selebihnya bervariasi ada diare…yang kantor agak berusia, biasanya hipertensi, jantung…kalau kasus bedah…usus buntu, batu, kecelakaan…hampir samalah jumlahnya…agak jarang…penyakit yang diderita karyawan perusahaan A sangat bervariasi, tidak ada yang dominan, sehingga tidak spesifik diperlukan rumah sakit dengan fasilitas khusus…pengiriman pasien disesuaikan kasus dengan fasilitas rumah sakit, misalnya yang perlu scanning, PET atau yang butuh dokter sub spesialis,

maka perlu rumah sakit yang memiliki fasilitas penunjang medik yang lengkap…kita tetap perlu kerjasama dengan rumah sakit yang fasilitasnya kurang…karena biasanya biayanya lebih murah…rumah sakit seperti ini ditujukan untuk penyakit yang tidak berat”.

Dr .A menganggap pengiriman pasien sesuai kasus dan fasilitas rumah sakit, penyakit karyawan perusahaan A bervariasi sehingga tidak membutuhkan rumah sakit khusus, akan tetapi fasilitas yang lengkap akan menjadi pilihan apabila ada kasus berat.

K.A berpendapat bahwa :

” Kamar harus nyaman dan bersih…ini agak bau kamar mandinya…maunya kan…dikasih pewangi…sprei agak kuning…kotor…makanan yang disediakan harus enak…jadi tidak perlu beli lagi…ini kurang rasanya…Air minum tersedia, air panas, obat, apotiknya harus lengkap…maunya ada ambulans yang bisa jemput ke rumah…ini saya harus naik taxi”.

K.A menginginkan fasilitas pelayanan baik berupa kamar yang nyaman,tidak bau, sprei yang bersih, tersedia air minum baik dingin maupun panas, makanan yang enak, ada fasilitas antar jemput pasien, jadi fasilitas yang lengkap sangat penting. RS. Martha Friska sebenarnya menyediakan fasilitas jemput pasien dengan ambulan, akan tetapi tidak ketahui oleh karyawan perusahaan A. Hal ini berarti kurangnya sosialisasi dari pihak rumah sakit kepada perusahaan.

Rangkuman :

Perusahaan A menginginkan fasilitas yang baik berupa kelengkapan alat pemeriksaan, kelengkapan dokter spesialis dan sub spesialis, kenyamanan kamar, bersih dan tidak berbau, fasilitas yang ada dalam kamar harus setara harga, apotik yang lengkap dan ambulan yang dapat menjemput pasien.

4.2.2.3.2 Perusahaan B

GM.B mengatakan bahwa :

“Fasilitas pelayanan terutama laboratorium dan alat pemeriksaan haruslah lengkap dan canggih… itu prioritas dalam menentukan kontrak kerjasama…tentu saja harus dengan harga yang wajar pula… Kalau kamar ya… kita bandingkan mana yang lebih lapang, bersih,lingkunganyang tenangdan nyaman…Oh ya, ada tuh rumah sakit yang aneh, hallo hallo untuk panggil perawat kok bisa sampai kedengaran di kamar pasien, kan mengganggu tidur pasien”.

GM.B menganggap fasilitas pelayanan yang baik mempengaruhi keputusan kerja sama. Fasilitas yang baik berupa alat pemeriksaan yang canggih dan lengkap dengan harga yang pantas. Kamar yang lebih lapang, bersih dan nyaman, lingkungan yang tenang dan nyaman.

Menurut dr.B1 yang berpendapat bahwa :

Sedangkan menurut pendapat dokter perusahaan B yang pertama (dr.B1)

“Air sini air sumur, ngak bagus, banyak yang kena batu ginjal…perlu di ESWL atau dioperasi…pernah tangan karyawan yang masuk ke mesin, hampir putus…perlu dikirim ke RS di Medan yang mempunyai fasilitas operasi lebih lengkap dan spesialis ortopedi…kalau untuk karyawan bagian penyemprotan hama, perlu secara serial setiap tahun diperiksa kadar cholinesterase dalam tubuh mereka, kadang karyawan anggap remeh, tidak mau pakai masker waktu semprot, susah nafas kata mereka, padahal bahaya untuk kesehatan...kadang ada staff yang istrinya minta melahirkan di Medan…pernah kasus hematoma vagina yang rupture dan cukup serius…jadi dibawa ke Medan...fasilitas medik dan penunjang medik sangat diperlukan untuk ketepatan diagnosa dan terapi…kami punya klinik sendiri, Cuma…kurang peralatan pemeriksaan dan dokter spesialis, makanya dirujuk untuk kasus berat…ini khusus untuk karyawan perkebunan…untuk kantor Medan…coba tanya dr.B2.

Dr.B1 berpendapat perlu adanya rumah sakit dengan fasilitas lengkap sebagai tempat rujukan apabila ada kasus kecelakaan kerja yang berat maupun penyakit akibat kerja.Perusahaan B mengutamakan rumah sakit dengan fasilitas operasi,

fasilitas ESWL untuk laser batu ginjal, fasilitas penunjang medik yang lengkap untuk kasus yang sudah tidak sanggup ditangani lagi oleh rumah sakit yang ada di Rantau Prapat, juga mereka membutuhkan pemeriksaan berkala untuk mendeteksi terjadinya keracunan akibat racun hama tanaman berupa pemeriksaan cholinesterase.

Sedangkan dr.B2 mengatakan bahwa :

”Fasilitas yang lengkap penting…diprioritaskan untuk kasus berat dan operasi….terutama untuk fasilitas penunjang medik…saya milih kirim kasus bedah ke RS X karena fasilitas operasinya lengkap…dokter spesialisnya bisa dipanggil sesuai kemauan saya…jadi tidak mesti spesialis yang tercatat di rumah sakit itu”.

Dr .B2 memilih rumah sakit dengan dokter spesialis yang lengkap dan bisa memilihi dokter spesialis yang tidak terdaftar sebagai dokter tetap rumah sakit tersebut untuk mempermudah komunikasi.

K.B berpendapat bahwa :

“Seharusnya lah dalam rumah sakit itu sudah lengkap semua fasilitas untuk pelayanan kesehatan… jadi tidak perlu kirim sana sini untuk pemeriksaan lagi. Ada mini market kalau kita mau belanja...kantin.,.sudah lengkap semua…Kamar juga harus nyaman, bersih”.

K.B menginginkan fasilitas pemeriksaan kesehatan yang lengkap sehingga tidak perlu dirujuk ke rumah sakit yang lain. Kamar yang nyaman dan bersih, ada minimarket untuk dapat membeli kebutuhan pribadi dan makanan ringan dan kantin untuk membeli makanan bagi yang menjaga pasien.

Rangkuman :

Perusahaan B menginginkan rumah sakit yang mempunyai fasilitas ESWL dan fasilitas operasi untuk kasus berat akibat kecelakaan kerja dan dokter sub

spesialisnya yang lengkap. Fasilitas yang baik berupa alat pemeriksaan yang canggih dan lengkap dengan harga yang pantas. Kamar yang lebih lapang, bersih dan nyaman, makanan yang enak, dan lingkungan yang tenang dan nyaman. Fasilitas rumah sakit yang lengkap memberi kemudahan pada pasien sehingga tidak perlu dirujuk lagi ke rumah sakit yang lain.

Dokumen terkait