• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4. HASIL PENELITIAN

4.2. Hasil Wawancara

4.2.1 Faktor Perusahaan

4.2.1.2 Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan mencerminkan siapa orang yang berkuasa membuat keputusan kerja sama dengan rumah sakit. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara : 4.2.1.2.1 Perusahaan A

SHO.A yang mengatakan bahwa:

”Saya yangsurvey ke rumah sakit yang memberikan tawaran, kemudian membandingkannya dengan RS lainnya yang juga memberikan penawaran…baru kasih masukan kepada direktur untuk memutuskannya…kami mempunyai 4 rumah sakit rekanan, karyawan berhak memilih mau dirawat di salah satu rumah sakit rekanan tersebut…dokter perusahaan juga dapat menyarankan kepada karyawan untuk memilih rumah sakit mana yang paling sesuai untuk kasus penyakit yang akan dirawat”. Pemegang keputusan perusahaan A dalam memulai kerja sama dengan sebuah rumah sakit adalah SHO.A

“Biasanya karyawan yang milih….tapi kadang saya yang rekomendasikan sesuai dengan penyakit…kerjasama dengan RS. Martha Friska juga saya yang rekomendasikan….ada temen Wadir di situ… jadi mudah komunikasi…complain juga lebih ditanggapi…tinggal lapor langsung sama teman, tapi marketingnya juga sangat respon…sama dokter spesialisnya juga mudah komunikasi”.

Dr. A sebagai orang yang merekomendasikan rumah sakit yang mana untuk kerja sama, juga sebagai penentu dalam kesinambungan pengiriman pasien.

Menurut informan dari karyawan perusahaan A (K.A) :

”Kami boleh milih rumah sakit mana sesuai dengan yang sudah kerja sama”. Karyawan perusahaan A juga sebagai penentu dalam kelangsungan pengiriman pasien ke rumah sakit.

Rangkuman :

Dari hasil wawancara tersebut diatas dapat diketahui bahwa SHO.A lah sebagai Pemegang keputusan mulai terjadinya kerja sama dengan rumah sakit karena SHO.A yang langsung turun ke lapangan menilai sebuah rumah sakit dan sebagai orang yang menghubungkan rumah sakit dengan perusahaan. Dokter perusahaan berperan dalam memberikan rekomendasi dan yang memilih mengirim pasien ke rumah sakit yang telah menjalin kerja sama. Hal ini juga berarti dokter bertindak sebagai penentu kesinambungan pengiriman pasien ke rumah sakit. Karyawan perusahaan A berhak memilih mendapatkan pelayanan kesehatan di rumah sakit mana diantara rumah sakit yang telah bekerja sama . Hal ini berarti karyawan juga sebagai penentu kesinambungan pengiriman pasien ke rumah sakit.

4.2.1.2.2 Perusahaan B GM.B mengatakan :

“Waktu mau kerja sama dengan beberapa rumah sakit ini…saya masih sebagai manejer yang menangani pelayanan kesehatan..saya yang turun ke rumah sakit meninjau…tapi penandatanganan kontrak tetap wewenang direktur, saya hanya memberikan masukan…untuk memilih rumah sakit mana yang dituju dari ketiga rumah sakit rekanan, dokter perusahaan lah yang menentukannya sesuai dengan kasus penyakit…tapi untuk area Medan….dr.B2 lah yang menentukan…dia adik ipar dari direktur utama”.

GM.B sebagai penentu dalam memulai kerja sama dengan rumah sakit, akan tetapi untuk wilayah Medan, dr.B2 lah yang menentukan untuk bekerja sama dengan rumah sakit yang mana karena dokter tersebut merupakan adik ipar dari direktur utama perusahaan B.

Menurut dr.B1 yang mengatakan :

”Kalau untuk rumah sakit yang di Rantau Prapat, saya yang menentukan, tapi kalau harus sampai Medan, dr B2 yang menentukan… dulu bisa kerja sama dengan RS. Martha Friska karena rekomendasi saya juga…waktu itu pasien perkebunan saya yang urus semua termasuk rumah sakit di Medan juga…saya pilih RS. Martha Friska karena ada teman bisa bantu saya handle pasien selama di RS. Martha Friska Medan…tapi manajemen sekarang sudah berubah…jadi saya tidak lagi handle pasien selama di Medan.”

Dr.B1 sebagai penentu pengiriman pasien ke rumah sakit rekanan untuk karyawan yang berada di daerah perkebunan. Kontrak kerja sama dengan RS.Martha Friska juga merupakan hasil rekomendasi dari dokter tersebut, karena ada teman yang bisa membantu untuk merawat pasiennya di RS. Martha Friska.

Menurut dr.B2 yang mengatakan :

”Saya yang menentukan pasien mau dikirim ke rumah sakit mana”. Dr.B2 sebagai pemegang keputusan untuk karyawan wilayah Medan.

Sedangkan Karyawan B (K.B) mengatakan : ”Dokter yang menentukan“.

Karyawan perusahaan B tidak mempunyai wewenang dalam pengambilan keputusan.

Rangkuman :

Peneliti mewawancarai GM.B perusahaan disebabkan pada saat terjadinya kerja sama, beliau adalah manajer yang menangani pelayanan kesehatan karyawan. Beliau yang menilai rumah sakit mana yang akan dijadikan rekanan, kemudian melaporkannya ke direktur. Direktur hanya menandatangani kontrak kerja sama sesuai masukan dari GM.B. Pada perusahaan B, dr.B2 juga berperan dalam memilih rumah sakit rekanan, karena dr.B2 merupakan adik ipar dari direktur utama perusahaan B. Hal ini berarti GM.B dan dr.B2 adalah pemegang keputusan dalam memulai kerja sama dengan rumah sakit. Dr.B1 berhak mengirim pasien ke salah satu rumah sakit rekanan, hal ini berarti dr.B1 berperan sebagai penentu kesinambungan pengiriman pasien ke rumah sakit. RS. Martha Friska merupakan rekomendasi dari dr.B1. Sedangkan karyawan perusahaan B tidak berhak memilih rumah sakit yang sesuai dengan keinginan mereka.

Rumah sakit perlu mengetahui siapa yang berperan dalam pengambilan keputusan untuk menjalin kerja sama dengan sebuah perusahaan ( key person). Ada kemungkinan lebih dari satu orang sebagai key person. Pemegang keputusan tertinggi dalam hal pelayanan kesehatan pada perusahaan umumnya berada ditangan direktur,

direktur yang menandatangani kontrak kerja sama, akan tetapi direktur hanya menerima masukan dari manager bagian kesehatan ataupun yang disebut sebagai senior health and safety officer ataupun personalia perusahaan. Mereka yang secara langsung turun ke rumah sakit menilai bagaimana fasilitas dan pelayanan rumah sakit. Senior health and safety officer ataupun personalia perusahaan akan membandingkan penawaran harga, fasilitas dan pelayanan dari beberapa rumah sakit, kemudian melaporkan temuan mereka yang akan menjadi masukan bagi direktur dalam memutuskan kerja sama. Pihak marketing rumah sakit harus mampu mengambil hati senior health and safety officer ataupun manejer perusahaan ini, karena laporan mereka lah yang menentukan terjalinnya kerja sama.

Dokumen terkait