• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4. HASIL PENELITIAN

4.2. Hasil Wawancara

4.2.1 Faktor Perusahaan

4.2.1.1 Karakteristik Perusahaan

Jenis usaha menjelaskan tentang bidang kerja yang dilakukan perusahaan.Dari hasil wawancara dengan Senior Health Officer perusahaan A (SHO.A) dan General managerperusahaan B (GM.B) diketahui :

Tabel 4.5. Jenis Usaha No Perusahaan Jenis Usaha

1. Perusahaan A (PA) Pelayanan penggunaan jalan tol. 2. Perusahaan B (PB) Perkebunan kelapa sawit.

Tabel 4.5 menunjukan jenis usaha yang dapat memberikan gambaran jenis penyakit yang lebih sering diderita karyawan perusahaan akibat pekerjaan dan rumah sakit yang dibutuhkan oleh sebuah perusahaan.

A.1 Perusahaan A

Jenis usaha perusahaan A (PA) adalah bergerak di bidang jalan Tol, dengan karyawan yang sebagian bekerja di lapangan yaitu di jalan tol dan sebagian di kantor. Untuk karyawan yang di lapangan, penyakit yang lebih sering terjadi adalah infeksi saluran nafas atas yang disertai demam sehingga perusahaan memerlukan pemeriksaan tahunan mengenai fungsi paru karyawannya berupa alat spirometri dan radiologi rontgen foto thorax. Namun untuk kasus penyakit yang lainnya tidak tampak ada perbedaan yang nyata yang berhubungan dengan jenis usaha perusahaan. Fasilitas alat spirometri dan radiologi rontgen biasanya terdapat pada rumah sakit

termasuk rumah sakit klas C. Hal ini menunjukan perusahaan A tidak membutuhkan rumah sakit khusus yang berhubungan dengan jenis usahanya.

A.2 Perusahaan B

Jenis usaha perusahaan B (PB) adalah bergerak dibidang perkebunan kelapa sawit, yang dibedakan atas 2 wilayah yaitu di dalam perkebunan dan di kantor Medan. Perusahaan ini memiliki pabrik pengolahan minyak kelapa sawit yang mempunyai peralatan mesin besar yang beresiko kecelakaan kerja yang berat. Pasien perkebunan yang dikirim ke rumah sakit Medan adalah penyakit dengan kasus berat terutama yang kecelakaan kerja yang tidak lagi mampu ditangani di RS. Klinik maupun RS. Rantau Prapat, hal ini tentu memerlukan rumah sakit dengan fasilitas yang lengkap dalam penanganannya. Fasilitas rumah sakit yang lengkap merupakan salah satu pertimbangan utama dalam menjalin kerja sama. Sedangkan untuk karyawan kantor Medan, tidak tampak ada pertimbangan khusus yang berhubungan dengan jenis usaha perusahaan.

B.Angka Kesakitan

Angka kesakitan yang disajikan adalah angka rawat inap, hal ini disebabkan pasien rawat jalan perusahaan ini tidak melalui pelayanan rumah sakit, melainkan dikelola sendiri oleh perusahaan dengan menyediakan poliklinik dan dokter perusahaan.

Tabel 4.6 Angka Kesakitan Rawat Inap Perusahaan Tahun 2013 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nov Des Total

PA 8 8 8 5 5 4 7 6 8 9 9 7 84

PB 6 4 7 6 6 4 5 8 7 4 6 4 67

Tabel 4.6 menunjukan jumlah pasien yang dirawat inap perbulan. Hal ini dapat memberikan gambaran seberapa besar sumbangan perusahaan terhadap BOR rumah sakit.Perusahaan A menyumbangkan BOR berkisar 2,74 %, sedangkanperusahaan B menyumbang BOR berkisar 2,18%. Data ini memberikan gambaran perusahaan mana yang perlu dijadikan prioritas dalam penawaran rumah sakit maupun penawaran harga yang lebih istimewa bagi perusahaan yang dapat memberikan sumbangan rawat inap yang lebih besar bagi sebuah rumah sakit. Dari data ini tampak bahwa kedua perusahaan mempunyai jumlah pasien rawatan yang hampir sama banyak, tetapi secara keseluruhan tampak jumlah angka kesakitan A lebih besar dari perusahaan B.

C. Jumlah Karyawan

Jumlah karyawan yang dipaparkan pada tabel dibawah ini adalah seluruh jumlah karyawan yang menjadi tanggungan biaya perobatannya oleh perusahaan.

Tabel 4.7 Jumlah Karyawan Perusahaan Tahun 2013

Perusahaan Jumlah Karyawan yang Telah Berkeluarga (Orang) Jumlah Karyawan yang Belum Berkeluarga (Orang) Total A 143 10 153 B: perkebunan 2500 1500 4000 B: kantor 26 3 29

Tabel 4.7 memberikan gambaran seberapa besar kemungkinan jumlah pasien yang bakal dikirimkan ke rumah sakit rekanan. Untuk karyawan yang telah berkeluarga, maka akan ditanggung seorang istri/suami dan 3 orang anak. Angka jumlah tanggungan untuk karyawan yang telah berkeluarga tentu akan menjadi lebih besar lagi.

C.1 Perusahaan A

Jumlah karyawan yang telah berkeluarga adalah 143 orang, hal ini berarti jumlah tanggungan perusahaan adalah 5 x 143 = 715 orang. Angka ini akan ditambah dengan jumlah karyawan yang belum berkeluarga yaitu 715 + 10= 725 orang. Secara keseluruhan berarti jumlah karyawan yang ditanggung perusahaan adalah 725 orang. C.2Perusahaan B

Jumlah karyawan yang telah berkeluarga adalah 2526 orang, hal ini berarti jumlah tanggungan perusahaan adalah 5 x 2526 = 12630 orang. Angka ini akan ditambah dengan jumlah karyawan yang belum berkeluarga yaitu 12630 + 1503 =14133 orang. Secara keseluruhan berarti jumlah karyawan yang ditanggung perusahaan adalah 13133 orang.

Rangkuman :

Rumah sakit dapat memperkirakan seberapa besar kemungkinan jumlah rawatan yang bakal disumbangkan oleh sebuah perusahaan, akan tetapi perlu juga menilai karakteristik perusahaan lainnya. Dalam hal ini walaupun karyawan PA jauh lebih kecil dari karyawan PB, akan tetapi setelah dinilai dari data kesakitan , maka terlihat bahwa jumlah rawatan dari PB hampir sama dengan PA, hal ini disebabkan

mayoritas karyawan PB berada di perkebunan yang jauh dan sebagian rawat inap dapat dilakukan di klinik perusahaan dan di RS. Rantau Prapat.

D. Sebaran Tempat Tinggal

Sebaran tempat tinggal memberikan gambaran lokasi tempat tinggal dari karyawan perusahaan.

D.1 Perusahaan A

Hasil wawancara dengan SHO.A mengatakan:

“Tempat tinggal karyawan tersebar rata-rata dekat gerbang tol yaitu Simpang Limun, Amaliun, Tanjung Mulia, Krakatau, Helvetia, Padang Bulan…kami bekerja sama dengan beberapa rumah sakit untuk memenuhi kebutuhan karyawan yang tempat tinggalnya tersebar di beberapa tempat”.

Sebaran tempat tinggal karyawan di berbagai tempat mengharuskan perusahaan A bekerja sama dengan beberapa rumah sakit agar dekat dengan tempat tinggal karyawan.

Rangkuman :

Karyawan perusahaan A tersebar diberbagai wilayah kota Medan dengan jarak yang cukup jauh. Hal inilah yang membuat perusahaan A bekerja sama dengan beberapa rumah sakit untuk memudahkan karyawannya dalam mencapai rumah sakit..

D.2 Perusahaan B

Sedangkan menurut GM.B

“Tempat tinggal karyawan perkebunan terlokalisir di area perkebunan, yang terletak di kabupaten Tapanuli Selatan. Sedangkan karyawan kantor bertempat tinggal di sekitar pusat kota Medan”.

Tempat tinggal karyawan Perusahaan B yang di luar kota medan terlokalisir pada satu tempat sehingga tidak membutuhkan beberapa rumah sakit rekanan.

Rangkuman:

Karyawan perusahaan B yang berada di perkebunan mempunyai tempat tinggal yang terlokalisir di daerah perkebunan . Perusahaan akan memberikan fasilitas ambulan bagi karyawan yang sakit untuk keluar dari perkebunan menuju ke rumah sakit. Hal ini menyebabkan perusahaan B tidak memerlukan banyak rekanan rumah sakit sehubungan dengan sebaran tempat tinggal. Untuk karyawan yang bertempat tinggal di medan juga tidak memerlukan banyak rumah sakit rekanan karena pada umumnya tempat tinggal karyawan berada di pusat kota Medan.

Dokumen terkait