• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur .1 Sistem Transportasi Darat

2.4 Aspek Daya Saing Daerah

2.4.1 Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur .1 Sistem Transportasi Darat

Jaringan jalan merupakan salah satu infrastruktur penunjang kegiatan sosial, ekonomi, politik, budaya dan aktivitas manusia yang lainnya. Dengan adanya jaringan jalan maka kegiatan manusia yang menghubungkan antara satu lokasi dengan lokasi yang lainnya dapat terhubung dengan baik. Berdasarkan kelas jalan, jalan di Kota Yogyakarta dibedakan menjadi jalan kelas I, kelas II, kelas III, kelas IIIA, kelas IIIB, kelas IIIC dan non kelas. Jalan kelas I dan II memiliki fungsi sebagai jalan arteri. Jalan kelas IIIA dan IIIB memiliki fungsi sebagai jalan kolektor. Sedangkan untuk jalan kelas IIIC memiliki fungsi sebagai jalan lokal/lingkungan. Panjang jalan terpanjang di Kota Yogyakarta adalah jalan non kelas yaitu 174,8 km2. Jalan ini merupakan jalan lingkungan danjalan permukiman. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel kelas jalan berikut ini :

Tabel 2.17 Data Panjang Jalan Menurut Kelas Jalan Kota Yogyakarta Tahun 2007-2011

NO Uraian Jalan Kota

Kelas Jalan 2007 2008 2009 2010 2011

1 Kelas I 16,8 16,8 16,8 16,8 16,8

2 Kelas II 1,77 1,77 1,77 1,77 1,77

3 Kelas III 26,22 26,22 26,22 26,22 26,22

4 Kelas III A 0,17 0,17 0,17 0,17 0,17

5 Kelas III B 14,39 14,39 14,39 14,68 14,68

6 Kelas III C 14,39 14,39 14,39 14,39 14,39

7 Non Kelas (Tidak dirinci) 174,8 174,8 174,8 174,8 174,8

Jumlah 247,8 247,8 247,8 248,09 248,09

Sumber : Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Kota Yogyakarta 2007-2011 Tidak ada perubahan panjang jalan yang signifikan di Kota Yogyakarta sejak tahun 2007 hingga tahun 2011. Tetapi volume kendaraan di Kota Yogyakarta setiap tahunnya mengalami kenaikan. Dengan panjang jalan yang sama pada tahun 2007 panjang jalan yaitu 247,8 km2 dan jumlah kendaraaan 290.466. sedangkan pada tahun 2010 jumlah kendaraan meningkat menjadi 344.078. kenaikan jumlah kendaraan yang signifikan harus diikuti dengan pertambahan panjang jalan.

Didalam RTRW Kota Yogyakarta tahun 2009-2029, terdapat rencana pengembangan sistem transportasi darat untuk mengakomodasi kebutuhan masyarakat Kota

Yogyakarta sehingga tidak memunculkan permasalahan seperti kemacetan dan kesemrawutan sistem transportasi darat. Data jumlah kendaraan dan panjang jalan dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 2.18 Data Panjang Jalan dan jumlah kendaraan Kota Yogyakarta Tahun 2007-2011

No Uraian 2007 2008 2009 2010 2011*

1 Panjang Jalan 247,8 247,8 247,8 248,09 248,09 2 Jumlah Kendaraan 290466 308426 327378 344078 243849 3 Rasio 0,000853 0,000803 0,000757 0,000721 0,001017

Sumber : Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Kota Yogyakarta 2007-2011

*: data hingga Juni 2011

Sedangkan untuk pengembangan moda angkutan masal Kota Yogyakarta, sekarang sedang dikembangkan moda transportasi trans Yogyakarta.

Pengembangan moda ini didasarkan pada kebutuhan masyarakat Kota Yogyakarta akan sarana transportasi perkotaan. Hingga tahun 2011, Kota Yogyakarta sudah memiliki 76 shelter aktif (Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta, 2011).

2.4.1.2 Infrastruktur Perumahan

Untuk memenuhi kebutuhan perumahan di Kota Yogyakarta pada tahun 2007 Pemerintah Kota Yogyakarta membangun Rumah Susun Sewa (RUSUNAWA).

Pembangunan Rusunawa ini dilakukan karena kondisi lahan yang semakin sempit dan kebutuhan akan perumahan yang meningkat. Sehingga pembangunan rusunawa merupakan alternatif yang paling baik.

Rumah layak huni di Kota Yogyakarta dari tahun ke tahun semakin meningkat persentasenya. Pada tahun 2007 persentase rumah layak huni sebesar 95% dan pada tahun 2010 menjadi 95,64%, meningkat 0,64%. Dan akses rumah tangga dalam menggunakan air bersih sebesar 99,7%. Hal ini berarti, hampir seluruh masyarakat Kota Yogyakarta mendapatkan akses untuk menggunakan air bersih dalam pemenuhan kebutuhan sehari hari. Meskipun persentasenya meningkat dari tahun ke tahun, tetapi persentase masyarakat Kota Yogyakarta untuk mengakses air bersih relatif kecil yaitu 49,73% pada tahun 2007 dan pada tahun 2010 menjadi 51,4%. Didalam RTRW Kota Yogyakarta tahun 2009-2029, Pemerintah merencanakan untuk pengembangan instalasi air minum yang

ditempatkan diseluruh Kota Yogyakarta sehingga masyarakat dapat dengan mudah mengakses air minum. Berikut data perumahan Kota Yogyakarta.

Tabel 2.19 Data Perumahan Kota Yogyakarta Tahun 2007-2010

Sumber : Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Kota Yogyakarta 2007-2010

2.4.1.3 Infrastruktur Pariwisata

Kota Yogyakarta adalah salah satu kota yang terkenal dengan aktivitas pariwisatanya. Banyak wisatawan baik lokal maupun internasional yag datang ke Kota Yogyakarta menjadikan kota ini harus siap dengan segala infrastruktur pendukung kegiatan pariwisatanya. Infrastruktur pendukung pariwisata tersebut antara lain hotel, rumah makan, tempat parkir dan lain sebagainya. Berikut disajikan data usaha jasa akomodasi sebagai berikut :

Tabel 2.20 Data Jenis, Kelas dan Jumlah Usaha Jasa dan Akomodasi (UJA) Kota Yogyakarta Tahun 2007-2010

Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta 2011

Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa usaha jasa yang ditawarkan di Kota Yogyakarta relatif banyak yaitu terdiri dari 22 jasa akomodasi hotel berbintang, 277 hotel non bintang/melati. Banyaknya alternatif akomodasi

No Uraian 2007 2008 2009 2010

1. Pembangunan Rusunawa 1 2. Persen rumah layak huni

dibandingkan seluruh rumah 95% 95,20% 95,50% 95,64%

3. Persen penduduk berakses air

minum (perpipaan) 49,73% 49,40% 51,40% 51,40%

4. Persen RT pengguna air bersih

(non perpipaan) 99,58% 99,61% 99,66% 99,70%

5. Jumlah MCK 716 716 716 716

No Uraian 2007 2008 2009 2010

1 Hotel Bintang 5 2 2 2 2

2 Hotel Bintang 4 4 4 4 4

3 Hotel Bintang 3 3 4 4 6

4 Hotel Bintang 2 3 3 2 1

5 Hotel Bintang 1 10 8 10 9

6 Hotel Non Bintang/Melati 234 264 270 277

yang ditawarkan di Kota Yogyakarta memberikan kemudahan bagi wisatawan untuk memilih tempat beristirahat sesuai dengan kemampuan wisatawan.

Demikian halnya dengan usaha jasa makanan dan minuman. Jumlahnya yang sangat banyak di Kota Yogyakarta memudahkan pendatang maupun wisatawan untuk menjangkaunya. Usaha rumah makan/restoran mendominasi usaha jasa ini yaitu sebanyak 403 usaha. Untuk melihat banyaknya usaha jasa makanan dan minuman dapt dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2.21 Data Jenis, Kelas dan Jumlah Usaha Makanan dan Minuman (UMM) Kota Yogyakarta Tahun 2007-2010

No Uraian 2007 2008 2009 2010

1 Restoran/Rumah Makan 146 240 218 403

2 Jasa Boga 47 46 61 75

Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta 2011

Rasa nyaman dan aman untuk berwisata di Kota Yogyakarta ditunjukkan pada semakin meningkatnya jumlah wisatawan tiap tahun baik domestik maupun internasional yang berkunjung ke Kota Yogyakarta. Berikut disajikan data jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kota Yogyakarta :

Tabel 2.22 Jumlah Wisatawan Kota Yogyakarta Tahun 2007-2011

No Jumlah Tahun

Wisatawan 2007 2008 2009 2010 2011*

1 Mancanegara 100.853 263.056 177.694 207.903 182.177 2 Nusantara 1.159.805 1.490.656 1.850.675 2.253.064 1.759.444 Jumlah 1.260.658 1.753.712 2.028.369 2.460.967 1.941.621

Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta 2011

*: hingga september tahun 2011

2.4.1.4 Ruang Terbuka Hijau (RTH)

Pada tahun 2011 persentase RTH diKota Yogyakarta mencapai 32,86%

yang terdiri dari 14% RTH private dan 17% RTH umum. Persentase ini meningkat sejak tahun 2007 hingga tahun 2011 dan diharapkan setiap tahunnya luasannya meningkat. Pada tahun 2007 luas taman yaitu 56.000 m2 dan pada tahun 2011

menjadi 62.305 m2 dimana terdapat sebanyak 8.158 pohon perindang. Banyaknya RTH dikota akan menjadikan kota menjadi lebih nyaman dan dapat menyerap CO2, sehingga udara menjadi lebih segar. Berikut disajikan data RTH Kota Yogyakarta Tahun 2007 hingga 2011 serta komposisi RTH publik dan privat tahun 2009:

Tabel 2.23 Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota Yogyakarta Tahun 2007-2010

Sumber Data : Badan Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta, 2011

Tabel 2.24 Komposisi RTH Publik dan Privat Kota Yogyakarta tahun 2009

Sumber Data : Olah data studio BAPPEDA, 2009