• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fokus Layanan Urusan Wajib Pelayanan Dasar 1 Pendidikan

Dalam dokumen RPJMD (2016-2021) – BAPPEDA SULUT (Halaman 102-109)

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 83201320142013

Grafi 2.3. Presentase Penduduk Miskin Sulawesi Utara dan Indonesia Tahun 2011-

2.3. Aspek Pelayanan Umum

2.3.1. Fokus Layanan Urusan Wajib Pelayanan Dasar 1 Pendidikan

Pendidikan merupakan tanggung jawab semua pihak meski secara khusus pemerintah mendapatkan mandat untuk menyelenggarakan pendidikan. Oleh karena itu, peran institusi swasta baik BUMN, pihak

swasta, maupun organisasi sosial sangat dibutuhkan untuk

memajukan pendidikan di Sulawesi Utara. Dengan peran serta lembaga-lembaga terkait, diharapkan dapat membantu meringankan beban pemerintah guna memajukan pendidikan di wilayah ini. Saat ini, tidak sedikit institusi yang berperan aktif memajukan pendidikan melalui kegiatan corporate social resposibilitiy (CSR). Sebagai contoh: pihak Pertamina telah membangun satu unit gedung di Universitas Sam Ratulangi untuk kegiatan penelitian dan pengembangan, pihak pengembangan properti PT.Citraland yang membangun Sekolah Citra Kasih Citraland, dan Pengusaha Sulawesi Utara yang mendirikan Sekolah Internasional Lokon di Tomohon dan Manado Internasional School.

Kemampuan berbahasa inggris di tingkat pendidikan dasar, menengah, dan tinggi di hampir semua sekolah pada dasarnya masih perlu dikembangkan. Hal ini diakibatkan oleh beberapa hal

diantaranya kemampuan guru yang seringkali kurang memadai untuk memenuhi tuntutan siswa terutama siswa-siswa yang punya kemampuan tinggi dalam berbahasa dan punya sarana belajar yang lebih canggih dari pada gurunya sendiri. Sistim belajar mengajar sering bersifat monoton, kurang variasi, dan kurang menarik sehingga siswa menjadi bosan, tidak tertarik untuk belajar. Di kelas, siswa seringkali hanya diberi teori-teori, kaidah-kaidah dan hukum-hukum bahasa, bukannya aplikasi kaidah-kaidah dan hukum-hukum itu dalam penggunaan praktisnya sehingga siswa tidak merasakan manfaatnya belajar bahasa Inggris. Beberapa sekolah bertaraf internasional seperti Sekolah Citra Kasih Citraland-Manado, SMA

Lokon Tomohon dan Manado International School sudah menunjukkan

standar internasional dalam hal kemampuan berbahasa Inggris. Sebagian guru pengajar di sekolah ini adalah native speaker yang didatangkan dari Inggris, Amerika, dan Australia.

Selanjutnya, pola perilaku anak yang mencerminkan karakter

masyarakat yang berbudaya pada dasarnya dibangun dari dalam keluarga sebagai lingkungan pertama yang mendapat kesempatan membentuk karakter anak. Dalam hal ini diantaranya melalui perhatian, kasih sayang serta penerapan budi pekerti yang baik dari orang tua terhadap anaknya. Peran sekolah sebagai sarana pengajaran dan pendidikan turut mempengaruhi pula tingkat perkembangan budi pekerti seorang anak. Namun pengajaran budi pekerti di hampir semua sekolah di Sulawesi Utara belum diberikan secara mandiri, dalam arti masih terintegrasi dengan mata pelajaran lain. Mata pelajaran yang dimaksud adalah Pendidikan Agama ataupun Pendidikan Pancasila, namun pada umumnya para pendidik jarang sekali menyentuh mengenai pendidikan budi pekertinya, karena dalam mata pelajaran tersebut yang lebih sering diajarkan pada materi yang sifatnya kontekstual saja. Tahun 2011, kurikulum di tingkat sekolah dasar seluruh kabupaten/kota se-Sulawesi Utara mengadopsi program membangun tanpa korupsi sebagai bagian dari upaya membangun budi pekerti yang jujur, disiplin dan transparan. Program ini sudah mulai dilaksanakan di beberapa sekolah dalam bentukkantin kejujuran.

Tenaga pendidik dan kependidikan seperti guru merupakan ujung tombak untuk hal tersebut, ironisnya nasib para guru kurang mendapat perhatian dari penyelenggara negara secara signifikan khususnya tenaga guru yang ditempatkan di daerah terpencil, daerah kepulauan, dan daerah perbatasan. Hal tersebut dapat diamati dari rendahnya kesejahteraan guru dan keluarganya. Di lain pihak, untuk meningkatkan profesionalisme guru melalui pendidikan formal saat ini relatif sulit karena biaya pendidikan yang kian mahal.

a. Angka Partisipasi Kasar dan Angka Partisipasi Murni

Kualitas pendidikan suatu daerah dapat dilihat salah satunya dari tingkat buta huruf atau melek huruf penduduk daerah tersebut. Data menunjukkan, di Sulawesi Utara terdapat beberapa kabupaten dan kota yang memiliki tingkat buta huruf di atas angka provinsi diantaranya Kabupaten Bolaang Mongondow Utara dan Kabupaten Kepulauan Sangihe.

Tahun 2015 Angka partisipasi kasar (APK) pada jenjang pendidikan SD/MI mencapai 109,20%, jenjang pendidikan SMP/MTs mencapai 80,50%, jenjang pendidikan MA/MA/sederajat mencapai 83,90%. Sedangkan untuk Angka partisipasi Murni (APM) Tahun 2015 bagi jenjang pendidikan SD/MI/sederajat mencapai 94,20%, jenjang

pendidikan SMP/MTs mencapai 73,45%, jenjang pendidikan

SMA/MA/sederajat mencapai 62,30%.

Tabel. 2.43. Angka Partisipasi Kasar Penduduk Sulawesi Utara 2003-2015 Gross Enrollment Ratio ( G E R ) in Sulawesi Utara, 2003-2015

Tahun/Year SD/MI SMP/Mts SMA/MA

1 2 3 4 2003 105,8 93,75 59,96 2004 105,87 90,79 69,03 2005 106,93 86,16 69,74 2006 112,7 83,71 67,53 2007 114,53 87,89 71,58 2008 115,43 90,09 70,76 2009 116,83 82,21 71,67 2010 115,61 82,92 71,31 2011 102,31 92,46 75,71 2012 104,69 94,02 74,58 2013 107,39 84,68 80,88 2014 108,86 87,7 83,48 2015 109,20 80,50 83,90

Sumber: BPS-RI, Susenas 2003-2014, Note:

** Mulai tahun 2007 dan tahun-tahun berikutnya APK mencakup pendidikan non formal (paket A setara SD/MI, paket B setara SMP/MTs dan paket C setara SM/SMK/MA)

Tabel 2.44. Indikator Pembangunan Pendidikan Provinsi Sulawesi Utara, 2003-2015 Angka Partisipasi Murni (APM) Provinsi Sulawesi Utara 2003-2015 Net Enrollment Ratio ( N E R

) in Sulawesi Utara 2003 - 2015

Tahun/Year SD/MI SMP/Mts SM/MA

2003 89,18 68,33 44,42 2004 88,26 67,87 50,71 2005 90,64 65,86 50,02 2006 90,4 66,03 48,78 2007 90,75 66,25 50,45 2008 91,17 66,58 50,45 2009 91,9 66,69 50,46 2010 92,25 67,07 50,7 2011 85,88 60,94 50,15 2012 87,78 62,39 51,15 2013 91,61 64,55 57,26 2014 93,42 72,32 61,69 2015 94,20 73,45 62,30

Sumber: BPS-RI, Susenas 2003-2014, Dinas Pendidikan NAsional Prov. Sulut

** Mulai tahun 2007 dan tahun-tahun berikutnya APM mencakup pendidikan non formal (paket A setara SD/MI, paket B setara SMP/MTs dan paket C setara SM/SMK/MA)

Meskipun demikian, pemerintah melakukan berbagai terobosan untuk meningkatkan akses masyarakat untuk mendapatkan pendidikan berkualitas, antara lain adanya rintisan sekolah standar nasional (SSN) dengan jumlah 245 sekolah dan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) dengan jumlah 22 sekolah. Saat ini Sulawesi Utara telah memiliki 4 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) bersertifikasi ISO (9001:2000) dan 1 SMK bersertifikasi ISO (9001:2008). Demikian juga dengan Politeknik Negeri Manado yang telah bersertifikasi ISO (9001:200I), Politeknik Kesehatan di Manado, dan Politeknik Nusa Utara yang bertempat di Kabupaten Sangihe.

b. Rasio Siswa, Guru, dan Sekolah

Dalam Standar Pelayanan Minimum pendidikan, rasio siswa, guru dan sekolah telah ditetapkan sebagai berikut :

Rasio Siswa SD/MI per Rombongan Belajar. Perbandingan antara jumlah peserta didik dengan jumlah rombongan belajar pada masing- masing SD/MI. "Jumlah peserta didik dalam setiap rombongan belajar untuk SD/MI tidak melebihi 32 orang dan untuk SMP/MTs tidak melebihi 36 orang ", (Permendikbud Nomor 23 Tahun 2013, Pasal 2

poin 2).

Rasio siswa per guru SD/MI. Perbandingan antara jumlah siswa dengan jumlah guru pada jenjang pendidikan SD/MI. "Setiap SD/MI tersedia 1 (satu) orang guru untuk setiap 32 peserta didik dan 6 (enam) orang guru untuk setiap satuan pendidikan, dan untuk daerah khusus 4 (empat) orang guru setiap satuan pendidikan". (Permendikbud No.23 Tahun 2013 pasal 2, ayat (2) poin 5).

Rasio Siswa SD/MI per Ruang Kelas. Perbandingan antara jumlah siswa dengan jumlah ruang kelas pada jenjang pendidikan SD/MI tidak melebihi 32 orang siswa. "Jumlah peserta didik dalam setiap rombongan belajar untuk SD/MI tidak melebihi 32 orang. Untuk setiap rombongan belajar tersedia 1 (satu) ruang kelas yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup untuk peserta didik dan guru, serta papan tulis". (Permendikbud No. 23 Tahun 2013 pasal 2 POIN 2). Rasio Siswa SD/MI per Ruang Kelas. Perbandingan antara jumlah siswa dengan jumlah ruang kelas pada jenjang pendidikan SD/MI. "Banyak minimum ruang kelas sama dengan banyak rombongan belajar. Kapasitas maksimum ruang kelas 28 peserta didik. Rasio minimum luas ruang kelas 2 m2/peserta didik. Untuk rombongan belajar dengan peserta didik kurang dari 15 orang, luas minimum ruang kelas 30 m2. Lebar minimum ruang kelas 5 m". (Permendiknas No. 24 Tahun 2007 Tentang Standar Sarana dan Prasarana ).

Rasio Siswa SD/MI per Guru Kualifikasi. Perbandingan antara jumlah siswa dengan jumlah guru yang berkualifikasi S1/D-IV pada jenjang pendidikan SD/MI. "Setiap SD/MI tersedia 1 (satu) orang guru untuk setiap 32 peserta didik dan 6 (enam) orang guru untuk setiap satuan pendidikan, dan untuk daerah khusus 4 (empat) orang guru setiap satuan pendidikan" (Permendikbud No. 23 Tahun 2013 pasal 2, ayat (2) poin 5). "Setiap SD/MI tersedia 2 (dua) orang guru yang

memenuhi kualifikasi akademik S1 atau D-IV dan 2 (dua) orang guru yang telah memiliki sertifikat pendidik". (Permendikbud No. 23 Tahun 2013 pasal 2 poin 7).

Tabel 2.45. Ratio Jumlah Guru terhadap siswa tahun 2010-2015

Tahun SD SMP SMA 2009-2010 19,17 15,20 16,30 2010-2011 19,24 15,75 15.12 2011-2012 18,22 14,50 14,96 2012-2013 16,36 14,80 14,32 2013-2014 18,87 15,14 13,46 2014-2015 20,22 15,41 15,14

Tabel diatas menunjukkan bahwa rasio guru dan jumlah sekolah baik untuk SD, SMP dan SMA selang Tahun 2009-2014 masih di bawah 1:20 untuk semua tingkatan, kecuali pada tahun 201-2015 ratio guru dan murid di tingkat SD mulai melampaui 1:20. Untuk kualifikasi guru berdasarkan latar pendidikan sampai tahun 2015 terdiri atas pendidikan SMA, Diploma, dan Sarjana, sementara untuk latar pendidikan Magister dan Doktor masih kurang.

N

O KABUPATEN/KOTA

TK SD

SATAP SLB SMP SMA SMK Grand

Total D4/ S1 S 2 S 3 JUM LAH D4/ S1 S2 S 3 JUML AH D4 /S1 JUM LAH D4 /S1 S 2 JUM LAH D4/ S1 S2 S 3 JUM LAH D4/ S1 S2 S 3 JUM LAH D4/ S1 S2 S 3 JUM LAH 1 Kab. Bolaang Mongondaw 23 1 24 494 16 510 - - 332 29 361 114 14 128 67 6 73 1.096 2 Kab. Bolaang Mongondaw Selatan 5 5 182 182 - - 135 5 140 42 4 46 40 40 413 3 Kab. Bolaang Mongondaw Timur 7 7 244 4 248 - - 111 2 113 37 2 39 31 3 34 441 4 Kab. Bolaang Mongondow Utara 10 10 260 1 261 - - 168 8 176 69 4 73 35 2 37 557

5 Kab. Kep. Sangihe

26 26 558 558 - 10 10 271 9 280 133 10 143 112 8 120 1.137 6 Kab. Kepulauan Sitaro 10 10 297 4 301 - - 194 9 203 108 6 114 73 10 83 711 7 Kab. Kepulauan Talaud 43 43 460 13 473 38 38 - 254 21 275 143 10 153 58 2 60 1.004 8 Kab. Minahasa 79 79 734 35 769 - 5 5 585 58 643 342 19 361 189 8 197 2.054 9 Kab. Minahasa Selatan 76 76 687 6 1 694 - 6 6 509 36 545 212 16 228 140 7 147 1.696 1 0 Kab. Minahasa Tenggara 19 19 318 9 327 - 1 1 270 18 288 141 8 149 96 3 99 883 1 1 Kab. Minahasa Utara 18 18 566 17 583 - 5 1 6 354 36 2 392 153 18 171 45 4 49 1.219 1 2 Kota Bitung 31 2 33 332 33 365 - 6 6 245 40 285 155 20 175 137 27 164 1.028 1 3 Kota Kotamobagu 29 2 31 214 10 224 - 9 9 167 25 192 108 17 125 128 7 135 716

1 4 Kota Manado 93 1 94 741 46 1 788 - 25 3 28 593 77 1 671 474 78 3 555 363 41 404 2.540 1 5 Kota Tomohon 71 71 286 6 292 - 20 1 21 156 31 187 132 22 154 114 6 120 845 Grand Total 540 5 1 546 6.37 3 200 2 6.575 38 38 87 5 92 4.34 4 404 3 4.751 2.36 3 24 8 3 2.614 1.62 8 134 - 1.762 16.340

Tabel. 2.47. Rekpitulasi Kualifikasi Guru se-Sulawesi Utara, 2015

REKAPITULASI

Dalam dokumen RPJMD (2016-2021) – BAPPEDA SULUT (Halaman 102-109)