• Tidak ada hasil yang ditemukan

TERPASANGNO.LOKASIKABUPATENSUMBER DAYA (Mwe)CADANGAN (Mwe)

Dalam dokumen RPJMD (2016-2021) – BAPPEDA SULUT (Halaman 59-62)

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

TERPASANGNO.LOKASIKABUPATENSUMBER DAYA (Mwe)CADANGAN (Mwe)

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 60

Pemerintah mengakui selama ini bergerak lambat dalam merangsang investor untuk masuk ke bisnis listrik geotermal. Hingga sekarang pemerintah belum menetapkan berapa harga yang akan dibeli dari perusahaan listrik yang menjual listrik dari tenaga panas bumi. Sejauh ini di Indonesia terdapat 15 PLTP yang membangkitkan daya listrik sebesar 1.155 MW, jauh lebih kecil dari potensi keseluruhannya sebesar 27.000 MW. Oleh karena itu penetapan harga yang tepat sangat penting untuk memperbesar kontribusi panas bumi dalam bauran listrik nasional.

Dengan semakin dinamisnya perkembangan industri panas bumi di

Indonesia, pemerintah kemudian menerbitkan feed-in-tariff nasional pada

tahun 2012. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral menerbitkan Peraturan Menteri (Permen) No.22 tahun 2012 tentang Penugasan kepada PT Perusahaan Listrik Negara (PLN persero) untuk melakukan pembelian tenaga listrik dari PLTP dan harga patokan pembelian tenaga listrik oleh PLN dari PLTP. Dalam Peraturan Menteri tersebut, diatur untuk wilayah Sumatera harga listrik panas bumi untuk wilayah Sumatera harga dipatok US$ 10 sen per kilowatt hours (kwh), sedangkan pada tegangan menengah dipatok harga US$ 11,5 sen per kwh. Sementara untuk wilayah Jawa, Madura dan Bali harga pada tegangan tinggi dipatok US$ 11 sen per kwh sedangkan pada tegangan menengah US$ 12,5 sen per kwh. Untuk wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat dan Sulawesi Tenggara tegangan tinggi tarif dikenakan biaya US$12 sen per kwh sementara untuk tegangan menengah harga dipatok pada US$ 13,5 sen per kwh. Untuk wilayah Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan Gorontalo harga listrik di tegangan tinggi dipatok US$13 sen per kwh sementara pada tegangan menengah dipatok pada harga US$14,5 sen per kwh. Lalu untuk wilayah Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur harga listrik dipatok US$15 sen per kwh pada tegangan tinggi sedangkan pada tegangan menengah harga dipatok US$ 16,5 sen per kwh. Terakhir,wilayah Maluku dan Papua untuk tegangan tinggi dipatok harga US$17 sen per kwh sedangkan pada tegangan menengah US$18,5 sen per kwh.

2.1.5.5. SUMBERDAYA MINERAL

Dalam Peraturan Pemerintah No 23 Tahun 2010 dijelaskan mineral bukan logam meliputi intan, korundum, grafit, arsen, pasir kuarsa, fluorspar, kriolit, yodium, brom, klor, belerang, fosfat, halit, asbes, talk, mika, magnesit, yarosit, oker, fluorit, ball clay, fire clay, zeolit, kaolin, feldspar, bentonit, gipsum, dolomit, kalsit, rijang, pirofilit, kuarsit, zirkon, wolastonit, tawas, batu kuarsa, perlit, garam batu, clay, dan batu gamping untuk semen, dan batuan meliputi pumice, tras, toseki, obsidian, marmer, perlit, tanah diatome, tanah serap (fullers earth), slate, granit, granodiorit, andesit, gabro, peridotit, basalt, trakhit, leusit, tanah liat, tanah urug, batu apung, opal, kalsedon, chert, kristal kuarsa, jasper, krisoprase, kayu terkersikan, gamet, giok, agat, diorit, topas, batu gunung quarry besar, kerikil galian dari bukit, kerikil sungai, batu kali,

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 61

kerikil sungai ayak tanpa pasir, pasir urug, pasir pasang, kerikil berpasir alami (sirtu), bahan timbunan pilihan (tanah), urukan tanah setempat, tanah merah (laterit), batu gamping, onik, pasir laut, dan pasir yang tidak mengandung unsur mineral logam atau unsure mineral bukan logam dalam jumlah yang berarti ditinjau dari segi ekonomi pertambangan.

Di wilayah penambangan yang dilakukan oleh masyarakat setempat ditemukan adanya batuan vulkanik jenis andesitik termineralisasi, dibagian atas singkapan batuan tersebut berupa ubahan lempung kuarsa ± khlorit, sedangkan pada kedalaman 10 meter berubah ke arah kuarsa±adularia-serisit- pirit, sebagian silisifikasi dengan kalsedonit mengandung pirit dan urat-urat

kuarsa mengandung pirit, sedikit sfalerit dan galena. Kalsedonik

memperlihatkan struktur koloform dan indikasi bentuk krustifikasi dari kuarsa berbutir kasar ke arah yang halus, dengan indikasi adularia, lempung dan bentuk lembaran/bladded karbonat. Menurut Leach T. et al, 1997, lingkungan ubahan seperti di atas berkaitan erat dengan adanya pencampuran air meteorik dengan fluida hidrotermal yang kaya akan mineral-mineral vanadium dan kaya akan illit, roscoclite yang menggantikan mineral potasium serta kaya akan ilit- smektit

Di kabupaten Bolaang Mongondow Timur, munculnya markasit berwarna kehijauan, berbutir sangat halus mencerminkan adanya indikasi oksida menengah yang miskin akan pirit, sebagai indikasi pembentukan mineralisasi di permukaan dimana akan terbentuk asosiasi perak dengan emas teluride atau emas sebagai elektrum, di lapangan terlihat dari beberapa conto batuan di dalam lobang tambang dengan kedalaman 12 m. Ditemukannya cebakan emas bonanza di atas 50 gr/ton telah memicu para penambang melakukan kegiatannya secara maksimal, disini telah terjadi pembentukan formasi bijih ketika terjadi up welling cairan fluida yang membawa mineralisasi terutama emas dan perak.

Masyarakat Kotabunan selama ini mengetahui bahwa ada dua buah bukit yang dianggap sebagai wilayah prospek untuk logam emas dan sedikit perak, dimana sebelumnya mereka telah melakukan penambangan dengan posisi urat kuarsa yang diambil berarah barat laut-tenggara dan timur laut- barat daya. Hasil pengamatan lapangan di wilayah ini setelah melakukan pengecekan terhadap singkapan batuan dan beberapa fragmen batuan sisa para penambang, bahwa di daerah ini telah terjadi adanya proses mineralisasi tipe epitermal sulfida rendah, seperti yang ditemukannya indikasi akan pembentukan tipe mineralisasi tersebut.

Breksi hidrotermal dengan dicirikan oleh adanya urat-urat kuarsa mengandung pirit halus, bersama kalsedon, adularia terlihat jarang dan serisit yang memperlihatkan adanya over printing mineralisasi di wilayah ini telah memberikan suatu gambaran bahwa mineralisasi logam di Molobog dapat dianggap signifikan. Ubahan khlorit-lempung-pirit-kuarsa di bagian atas lokasi prospek telah memberikan indikasi adanya aktifitas hidrotermal berulang,

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 62

sehingga kearah kedalaman ditemukan adanya ubahan serisit-adularia, dengan kandungan pirit yang sangat halus sekali, kemudian kristal kuarsa halus terdapat di dalam lobang/vughy. Kearah makin dalam dari lobang vertikal sedalam 15 m ditemukan ubahan kuarsa/kalsedon-pirit dan urat-urat kuarsa halus beberapa puluhan sentimeter, berarah baratlaut-tenggara dan timurlaut- baratdaya. Singkapan di permukaan sangat jarang sekali ditemukan adanya batuan terubah kuat, sehingga temuan ini hanya terdapat di dalam lobang yang dibuat oleh penduduk setempat.

Keberadaan mineral non logam di Provinsi Sulawesi Utara menurut data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia tahun 2014 cukup potensial. Potensi mineral Andesit sebagai bahan bangunan secara hipotetik sebanyak 280.434.000 ton. Batuapung terdapat dalam jumlah hipotetik sebanyak 960.000 ton. Batugamping sebanyak 18.815.000 ton. Endapan belerang dijumpai di wilayah Kawah Gunung Ambang dengan cadangan 121.456 metrik ton. Kemudian potensi panas bumi di daerah Lombongo (50º C), Binggele (81º C), Hunggayono (40º C) dan Tulabado (80º C). Pada saat ini Pertamina sedang melakukan tahap penyelidikan awal untuk panas bumi di wilayah Kecamatan Mondayag dan Kotabunan. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2.16. Potensi Mineral Non Logam di Provinsi Sulawesi Utara.

Sumber : Kementerian Energi dan Sumber Daya Alam-RI, 2014.

HIPOTETIK TEREKA TERTUNJUK TERUKUR TERKIRA TERBUKTI

Dalam dokumen RPJMD (2016-2021) – BAPPEDA SULUT (Halaman 59-62)