• Tidak ada hasil yang ditemukan

Struktur Ketenagakerjaan

Dalam dokumen RPJMD (2016-2021) – BAPPEDA SULUT (Halaman 40-51)

2.1.3. Wilayah Rawan Bencana

2.1.4.4. Struktur Ketenagakerjaan

Tahun 2015 menunjukkan fakta bahwa penduduk yang termasuk angkatan kerja masih lebih banyak dari bukan angkatan kerja. Demikian juga untuk penduduk yang termasuk angkatan kerja yaitu penduduk yang bekerja masih lebih banyak dari yang menganggur. Sedangkan struktur penduduk yang termasuk bukan angkatan kerja yaitu penduduk yang mengurus rumah tangga masih menduduki tempat teratas, kemudian bersekolah dan lainnya (kegiatan selain mengurus rumah tangga maupun bersekolah). Struktur ketenagakerjaan di Sulawesi Utara pada Agustus 2015 menunjukkan adanya kenaikan jumlah angkatan kerja, jumlah penduduk bekerja, dan tingkat pengangguran. Jumlah angkatan kerja di banding Agustus

2014 bertambah sebanyak 39 ribu orang. Hal serupa terjadi pada penduduk yang bekerja, pada Agustus 2015 jika dibanding keadaan Agustus 2014 mengalami kenaikan sebanyak 19,3 ribu orang . Sementara jumlah penganggur pada Agustus 2015 mengalami kenaikan yaitu sebanyak 19,2 ribu orang jika dibanding keadaan Agustus 2014. Keadaan ketenagakerjaan di Sulawesi Utara pada semester satu tahun 2014 menunjukkan adanya peningkatan jumlah

angkatan kerja, jumlah penduduk bekerja, dan kenaikan tingkat

pengangguran. Jumlah angkatan kerja pada Februari 2014 bertambah sebanyak 124 ribu orang dibanding keadaan Agustus 2013 dan bertambah sebanyak 40,0 ribu orang dibanding keadaan Februari 2013. Penduduk yang bekerja pada Februari 2014 bertambah sebanyak 109,7 ribu orang dibanding keadaan Agustus 2013, atau bertambah sebanyak 38,9 ribu orang dibanding keadaan setahun yang lalu (Februari 2013). Sementara jumlah penganggur pada Februari 2014 mengalami kenaikan yaitu sebanyak 14,0 ribu orang jika dibanding keadaan Agustus 2013, dan bertambah sebanyak 1,0 ribu orang dibanding keadaan Februari 2013. Dalam setahun terakhir, besaran Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) tidak mengalami perubahan yang berarti. Jumlah pengangguran pada Agustus 2015 mencapai 99,2 ribu orang, dengan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) selama setahun terakhir mengalami kenaikan, dimana TPT Agustus 2014 sebesar 7,54 persen naik menjadi

sebesar 9,03 persen Agustus 2015. Hal ini disebabkan salah satunya karena terjadinya penurunan penduduk yang bekerja di sektor industri terutama di industri pertanian karena dampak kekeringan yang terjadi di hampir semua wilayah di Sulawesi Utara mengakibatkan hasil produksi pun menurun dan berimbas pada dirumahkan (PHK) buruh/karyawan pada industri-industri tersebut. Pada Agustus 2015, TPT untuk pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan menempati posisi tertinggi yaitu sebesar 19,18 persen, disusul oleh TPT Sekolah Menengah Atas sebesar 13,92 persen, sedangkan TPT terendah terdapat pada tingkat pendidikan SD kebawah yaitu sebesar 3,74 persen. Jika dibandingkan keadaan Agustus 2014 dan 2015, TPT hanya pada tingkat pendidikan universitas yang mengalami penurunan.

Penyerapan tenaga kerja hingga Agustus 2015 masih didominasi oleh penduduk bekerja berpendidikan SD kebawah sebanyak 347,0 ribu orang (34,70 persen) dan Sekolah Menengah Atas Umum sebanyak 229,29 ribu orang (22,93 persen). Penduduk bekerja berpendidikan tinggi hanya sebanyak 127,1 ribu orang mencakup 24,08 ribu orang (2,41 persen) berpendidikan Diploma dan sebanyak 103,6 ribu orang (10,31 persen) berpendidikan Universitas.

Kualitas penduduk yang bekerja tergolong baik ditunjukkan oleh

kecenderungan menurunnya penduduk bekerja berpendidikan rendah (SD kebawah) dan meningkatnya penduduk bekerja berpendidikan tinggi (Diploma I/II/III dan Universitas). Penduduk bekerja berpendidikan rendah menurun dari 353,2 ribu orang (36,02 persen) menjadi 347, 0 ribu orang (34,70 persen) dan penduduk bekerja berpendidikan tinggi meningkat dari 108,8 ribu orang (11,09 persen) pada Agustus 2014 menjadi 127,7 ribu orang (12,77 persen) pada Agustus 2015.

Tabel 2.9. Penduduk Usia Kerja dan Indikator Ketenagakerjaan Provinsi Sulawesi Utara Agustus 2010 Februari 2014 (000 jiwa)

STATUS Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

Februar i

Agustus Februar i

Agustus Februari Agustus Februari Agustus Februari Agustus Februar i Agustus Angkatan Kerja 1.074, 3 1.036, 6 1.068, 4 1.084.20 3 1.114,4 5 1.060,97 1.119,47 1.035,80 1.159,4 0 1.060. 8 1.180. 3 1.099. 2 Bukan Angkatan Kerja 636,7 600,8 582,6- 575.611 553,4 638,103 596.000 593,6 Bekerja (ribu jiwa) 961,6 936,9 970,2 990,7 1.048,1 2 977,0 1.036.270 965,50 1.075,2 0 980,8 1.077, 7 1.000. 0 Penganggur 112,6 99,6 98,2 93,5 92,7 80,8 83,20 70,30 84,20 80,0 102.6 99.2 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 10,48 9,61 9,19- 8,62 8,42 7,91 7,43 6,79 7,27 7,54 8,69 9,03 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) 62,79 63,31 64,71 65,32 66,79 61,56 64,58 59,41 66,14 59,99 66,24 61,28 Pekerja Tak Penuh/Seteng ah Pengangguran 269,1 240,1 253,4 266 271,3 280 295,3 296,6 303,3 272,8 320 261,8

Secara umum, komposisi jumlah penduduk yang bekerja menurut jam kerja seluruhnya selama seminggu yang lalu di bulan Agustus 2015 tidak mengalami perubahan berarti dari waktu ke waktu. Penduduk yang dianggap sebagai pekerja penuh waktu (full time worker), yaitu penduduk yang bekerja pada kelompok 35 jam keatas perminggu, pada Agustus 2015 jumlahnya mencapai 738,2 ribu orang (73, 82 persen). Sementara itu, dalam setahun terakhir pekerja tidak penuh (jumlah jam kerja kurang dari 35 jam per minggu) menurun sebanyak 11,06 ribu orang (5,50 persen). Penduduk yang bekerja kurang dari 15 jam perminggu pada Agustus 2015 mencapai 40,5 ribu orang (4,05 persen).

Apabila dibandingkan dengan kondisi makro ketenagakerjaan Sulawesi Utara pada semester awal tahun 2012 yang menunjukan belum adanya geliat yang signifikan. Digambarkan dengan adanya penurunan jumlah penduduk yang bekerja walaupun tingkat penggangguran juga menurun. Hal ini dapat terjadi karena jumlah angkatan kerja berkurang dari 1,115 juta orang menjadi 1,038 juta orang atau ada 76,5 ribu angkatan kerja yang berubah status menjadi bukan angkatan kerja (sekolah, mengurus rumahtangga dan kegiatan lainnya) Akibatnya Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) pada periode tersebut terkoreksi menjadi 61,93 persen dari 66,82 persen. Penurunan jumlah angkatan kerja sebesar 76,5 ribu orang selama periode Februari 2012 Agustus 2012 terjadi karena adanya drop out penduduk bekerja secara relatif sebesar 64,7 ribu orang serta berkurangnya pencari kerja sebesar 11,9 ribu.

Struktur lapangan pekerjaan hingga Februari 2014 tidak mengalami perubahan, dimana Sektor Pertanian, Perdagangan, Jasa Kemasyarakatan, dan Sektor Transportasi secara berurutan masih menjadi penyumbang terbesar penyerapan tenaga kerja di Sulawesi Utara. Jika dibandingkan dengan keadaan Februari 2013, jumlah penduduk yang bekerja mengalami kenaikan pada hampir semua sektor terutama di Sektor Perdagangan sebanyak 15,3 ribu orang (7,31 persen), Sektor Pertanian sebanyak 14,2 ribu orang (4,32 persen), serta Sektor Jasa Kemasyarakatan sebanyak 7,2 ribu orang (3,57 persen), sedangkan yang mengalami penurunan paling besar yaitu Sektor Lembaga Keuangan sebanyak 5,2 ribu orang (18,63 persen).

Jumlah pengangguran pada Februari 2014 mencapai 84,2 ribu orang, dengan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) selama setahun terakhir mengalami fluktuasi, dimana TPT Februari 2014 sebesar 7,27 persen naik dari TPT Agustus 2013 sebesar 6,79 persen dan turun dari TPT Februari 2013 sebesar 7,43 persen. Pada Februari 2014, TPT untuk pendidikan Sekolah Menengah Atas menempati posisi tertinggi yaitu sebesar 10,72 persen, disusul oleh TPT Diploma sebesar 10,56 persen, sedangkan TPT terendah terdapat pada tingkat pendidikan SD kebawah yaitu sebesar 4,75 persen. Jika dibandingkan keadaan Februari 2013, TPT hanya pada sebagian tingkat pendidikan yang mengalami penurunan.

Tabel 2.10. Penduduk Usia 15 Tahun keatas yang bekerja Menurut Sektor Lapangan Pekerjaan Utama, Februari 2010 Februari 2014 (000 Jiwa) Lapangan Pekerjaan Utama Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014

Feb Agts Feb Ags Feb Agts Feb

Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Peternakan, dan Perikanan. 338,9 321,1 359,1 2 321,81 328,4 9 333,10 342,69 Industri Pengolahan 69,2 66,0 74,42 58,85 68,11 52,06 73,111 Konstruksi 61,3 * 63,90 77,70 81,01 74,32 81,98

Perdagangan, Hotel dan Restoran 186,7 196,2 218,0 3 193,43 209,0 2 190,92 224,30 Transportasi, Pergudangan, dan Komunikasi 69,6 * 86,86 80,38 82,36 72,46 87,27 Keuangan, Lembaga Keuangan, Real Estate, Usaha Persewaan dan Jasa Perusahaan 19,7 * 31,32 25,11 27,65 31,04 22,50 Jasa Kemasyarakatan 182,1 199,6 173,1 6 185,90 201,6 9 184,70 208,90 Lainnya 42,7 207,8 41,31 33,82 37,94 26,86 34,43 T o t a l 970,2 990,7 1.048, 12 9770,0 1.036, 27 965,46 1.075,18

Sumber : Badan Pusat Statistik Sulawesi Utara, 2014

Komposisi penduduk Sulawesi Utara yang bekerja menurut sektor lapangan pekerjaan utama sedikit mengalami perubahan dibanding keadaan Februari 2012. Sektor pertanian (pertanian, perkebunan, kehutanan, perburuan, dan perikanan) masih merupakan lapangan pekerjaan utama sebagian besar penduduk yang bekerja yaitu 312.2 persen. Disusul dua lapangan pekerjaan lain yang juga cukup dominan yakni berturut-turut perdagangan/rumah makan/jasa akomodasi (189,5%) serta jasa kemasyarakatan/sosial/perorangan (183,3%). Ketiga lapangan lebih dari usaha utama tersebut menyerap lebih dari setengah lapangan pekerjaan di Sulawesi Utara. Lapangan usaha lain memiliki kontribusi penyerapan tenaga kerja dari 10 persen. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini..

Pada tahun 2014, Sektor pertanian (pertanian, perkebunan, kehutanan,

perburuan, dan perikanan) masih merupakan lapangan pekerjaan utama sebagian besar penduduk yang bekerja yaitu 342.69 persen. Disusul dua lapangan pekerjaan lain yang juga cukup dominan yakni berturut-turut perdagangan, hotel dan restoran (224,30%) serta jasa kemasyarakatan/sosial/perorangan (208,90%).

Jika dibandingkan dengan perkembangan di tahun 2013, sektor pertanian (pertanian, perkebunan, kehutanan, perburuan, dan perikanan) masih menunjukkan fakta bahwasanya penduduk Sulawesi Utara lebih cenderung bekerja di sektor ini karena data memperlihatkan bahwa lapangan pekerjaan utama sebagian besar penduduk bekerja di

sektor pertanian sebanyak 333,10 persen. Disusul oleh sektor

perdagangan, hotel dan restoran (190,92%) serta jasa

kemasyarakatan/sosial/perorangan (184,70%). Sektor yang peling

sedikit distribusi tenaga kerja penduduk Sulawesi Utara adalah sector Keuangan, lembaga Keuangan, real Estate, Usaha Persewaan dan jasa perusahaan.

Secara kasar, kegiatan formal dan informal dari penduduk bekerja dapat diidentifikasi berdasarkan status pekerjaan. Dari tujuh kategori status pekerjaan utama, pendekatan pekerja formal mencakup kategori berusaha dengan dibantu buruh tetap dan kategori buruh/karyawan, sisanya sebagian besar termasuk pekerja informal. Berdasarkan pendekatan identifikasi ini, maka pada Agusutus 2012

sekitar 374,0 ribu pekerja (44,4 %) bekerja pada kegiatan formal dan 545,2 ribu pekerja (55,6) bekerja pada kegiatan informal.

Pada tahun 2013 penduduk yang berusaha sendiri pada periode Agustus 2013 sebanyak 270.190 ribu orang sementara penduduk yang berusaha dibantu buruh tidak tetap/buruh tidak dibayar berjumlah 69,83 ribu orang. Pekerja bebas di pertanian pada tahun 2013 sebanyak 74,160 ribu jiwa sementara pekerja bebas di non pertanian sebanyak 46.340 ribu jiwa. Penduduk yang bekerja tidak dibayar atau pekerja keluarga pada tahun 2013 sebanyak 87.150 ribu jiwa, dan tahun 2014 sebanyak 122.210 jiwa.

Table 2.11. Status Pekerjaan Penduduk yang Bekerja di Provinsi Sulawesi Utara

Februari 2010 Agustus 2014 (000 Jiwa)

Status Pekerjaan Tahun

2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 2014 Feb Agt s Feb Agt s

Feb Agts Feb Agts Feb

Berusaha Sendiri 259,6 242,9 250,2 270,8 280,1 255,3 278,66 270,19 280,11 Berusaha dibantu

Buruh Tidak Tetap/ Buruh tdk Dibayar 128,0 102,4 131,9 114,5 127,3 89,5 115,11 69,83 116,87 Berusaha Dibantu Buruh Tetap 41,0 45,9 47,0 42,4 39,1 38,2 51,89 34,99 43,08 Buruh/ Karyawan 322, 3 332, 7 335, 9 347, 7 349,3 374,0 370,37 382,81 381,93 Pekerja Bebas di Pertanian 52,0 74,3 43,3 55,1 47,5 51,0 43,28 74,16 43,14

Pekerja Bebas di Non Pertanian

58,5 40,4 52,3 60,3 57,2 53,0 59,49 46,34 87,84

Pekerja Tidak Dibayar / Pekerja Keluarga 100, 3 98,6 109, 6 99,9 121,4 96,3 117,47 87,15 122,21 T O T A L 961,6 936,9 970,2 990,7 1,022,0 957,3 1.036,27 965,46 1.075,18

Secara sederhana kegiatan formal dan informal dari penduduk yang bekerja dapat diidentifikasi berdasarkan status pekerjaan. Dari tujuh kategori status pekerjaan utama, pekerja formal mencakup kategori berusaha dengan dibantu buruh tetap dan kategori buruh/karyawan, sisanya termasuk pekerja informal. Dilihat menurut status pekerjaan penduduk, pada Februari 2014 sebanyak 425,0 ribu orang (39,53 persen) bekerja pada kegiatan formal dan 650,2 ribu orang (60,47 persen) bekerja pada kegiatan informal.

Pada tahun 2013-2014 (Februari 2013 Februari 2014),

penduduk bekerja dengan status berusaha dibantu buruh tetap berkurang 8,8 ribu orang dan penduduk bekerja berstatus buruh/karyawan bertambah sebanyak 11,6 ribu orang. Keadaan ini menyebabkan jumlah pekerja formal secara absolut bertambah sekitar 2,8 ribu orang namun secara persentase pekerja formal turun dari 40,75 persen pada Februari 2013 menjadi 39,53 persen pada Februari 2014.

Komponen pekerja informal terdiri dari penduduk bekerja dengan status berusaha sendiri, berusaha dibantu buruh tidak tetap, pekerja bebas di pertanian, pekerja bebas di nonpertanian dan pekerja keluarga/tak dibayar. Dalam setahun terakhir (Februari 2013 Februari 2014), pekerja informal bertambah sebanyak 36,2 ribu orang, dan persentase pekerja informal bertambah dari 59,25 persen pada Februari 2013 menjadi 60,47 persen pada Februari 2014.

Pada awal tahun 2014, perkembangan status pekerjaan penduduk yang bekerja di Provinsi Sulawesi Utara dapat diuraikan sebagai berikut. Penduduk yang berusaha sendiri pada periode Februari 2014 sebanyak 280.110 ribu orang sementara penduduk yang berusaha dibantu buruh tidak tetap/buruh tidak dibayar berjumlah 116,870 ribu orang. Pekerja bebas di pertanian pada tahun 2014 sebanyak 43.140 ribu jiwa sementara pekerja bebas di non pertanian sebanyak 87.840 ribu jiwa. Penduduk yang bekerja tidak dibayar atau pekerja keluarga pada tahun 2014 sebanyak 122,210 ribu jiwa.

Tingkat Partisiasi Angkatan Kerja Sulawesi Utara sampai dengan bulan Agustus 2012 sebesar 61,93%. Angka ini mengalami penurunan dibanding keadaan Tahun 2011 sebesar 65,32%. TPAK Tahun 2010 di daerah perkotaan dan perdesaan masing-masing sebanyak 62,95% dan

63,52%. Sedangkan untuk year on year, TPAK untuk daerah perkotaan mengalami penurunan 0,99% dan perdesaan mengalami kenaikan sebesar 2,7%. Jumlah pengangguran Tahun 2012 sebesar 7,79% orang, mengalami penurunan sebanyak 8,62 % orang dari Tahun 2011. Digambarkan dengan adanya penurunan jumlah penduduk yang bekerja walaupun tingkat pengangguran juga menurun. Hal ini dapat terjadi karena jumlah angkatan kerja berkurang dari 1,115 juta orang menjadi 1,038 juta orang atau ada 76,5 ribu angkatan kerja yang berubah status menjadi bukan angkatan kerja (sekolah, mengurus rumah tangga dan kegiatan lainnya). Akibat Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) pada periode tersebut terkoreksi menjadi 61,93% dari 66,82%. Penurunan TPAK merupakan indikasi adanya penurunan potensiekonomi dari sisi suplai tenaga kerja. Pada tahun 2013, tingkat partisipasi angkatan kerja mencapai 64,63 % dan pada tahun 2014 meningkat lagi hingga mencapai 66,14%. Tingkat pengangguran terbuka tahun 2013 sebesar 6,79% dan meningkat menjadi 7,27.

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Sulawesi Utara selama tiga tahun terakhir terus mengalami perubahan, yaitu 9,61% pada tahun 2010, berubah menjadi 8,62% Tahun 2011, dan turun lagi menjadi 7,79% pada tahun 2012. Walaupun ada perbaikan angka pengangguran di provinsi Sulawesi Utara masih diatas angka

pengganguran nasional. Perkotaan masih menjadi kantong

pengangguran ditunjukkan dengan tingkat pengangguran terbuka yang mencapai 10,38% dibanding pedesaan yang 5,50%.Atau secara absolut 50,5 ribu orang pengangguran perkotaan disbanding 30,4 ribu dipedesaan. Berbeda dengan semester sebelumnya, untuk semester Februari 2012-Agustus 2012 penurunan pengangguran lebih cepat terjadi di perkotaan dimana sebagian besar penyerapan tenaga kerja adalah kegiatan ekonomi formal dan informal sektor konstruksi.

Jumlah pengangguran pada Februari 2014 mencapai 84,2 ribu orang, dengan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) selama setahun terakhir mengalami fluktuasi, dimana TPT Februari 2014 sebesar 7,27 persen naik dari TPT Agustus 2013 sebesar 6,79 persen dan turun dari TPT Februari 2013 sebesar 7,43 persen. Pada Februari 2014, TPT untuk pendidikan Sekolah Menengah Atas menempati posisi tertinggi yaitu sebesar 10,72 persen, disusul oleh TPT Diploma sebesar 10,56 persen,

sedangkan TPT terendah terdapat pada tingkat pendidikan SD kebawah yaitu sebesar 4,75 persen. Jika dibandingkan keadaan Februari 2013, TPT hanya pada sebagian tingkat pendidikan yang mengalami penurunan

Data dari BPS Sulawesi utara tahun 2014 menyebutkan bahwa secara umum, komposisi jumlah penduduk yang bekerja menurut jam kerja seluruhnya selama seminggu yang lalu tidak mengalami perubahan berarti dari waktu ke waktu. Penduduk yang dianggap sebagai pekerja penuh waktu (full time worker), yaitu penduduk yang bekerja pada kelompok 35 jam keatas perminggu, pada Februari 2014 jumlahnya mencapai 771,9 ribu orang (71,79 persen). Sementara itu, dalam setahun terakhir pekerja tidak penuh (jumlah jam kerja kurang dari 35 jam per minggu) meningkat sebanyak 8,0 ribu orang (2,70 persen). Di samping itu, penduduk yang bekerja kurang dari 15 jam perminggu pada Februari 2014 mencapai 60,7 ribu orang (5,65 persen).

Badan Pusat Statistik menempatkan Provinsi Sulawesi Utara sebagai provinsi dengan tingkat pengangguran terbuka (TPT) tertinggi keenam, yakni di angka 7,27%. Angka pengangguran terbuka di pedesaan tidak naik tajam,karena sambil mencari dan menunggu panggilan kerja mereka memanfaatkan peluang yang ada di desa dan bekerja serabutan. Pengangguran terbuka secara total tidak meningkat, namun angkatan kerja baru terus meningkat. Karena tidak ada jaminan sosial pengangguran terbuka maka hanya angkatan kerja yang berasal

dari keluarga mampu yang berani menganggur. Kebijakan

pengangguran diarahkan pada peningkatan daya serap sektor formal dengan mendorong dunia usaha yang bersifat padat karya sepertinya belum menunjukkan pengaruh yang signifikan. Setengah penganggur disektor pertanian terjadi karena kepemilikan tanah pertanian di Sulawesi Utara sudah semakin terbatas. Sebagian besar keluarga petani memiliki 0,5 ha lahan serta umumnya dikelola secara tradisional.

Tabel 2.12. Tenaga Kerja Menurut Sektor Lapangan Pekerjaan Utama, Provinsi Sulawesi Utara, Februari 2006-Februari 2014

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Utara, 2015.

Sektor Ekonomi 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Feb Agus t Feb Agus t

Feb Feb Agt s

Feb Ags Feb Agt

s

Feb Agust Feb Agus

t Feb Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Peternakan, dan Perikanan 403,179 341,347 378,631 373,329 363,771 338,9 321,1 359,12 321,81 328,49 333,10 342,69 362,615 386,873 345,595 332,981 Pertambangan dan Penggalian 4,756 10,402 18,229 8,703 14,806 69,2 66,0 74,42 58,85 68,11 52,06 73,111 12,804 19,048 18,301 31,052 Industri Pengolahan 49,813 42,273 65,290 44,497 61,270 61,3 * 63,90 77,70 81,01 74,32 81,98 43,846 57,094 57,520 57,452 Listrik, Gas, dan Air

Minum 3,123 3,888 2,872 1,338 3,223 186,7 196,2 218,03 193,43 209,02 190,92 224,30 3,915 4,312 4,048 4,747 Konstruksi 40,168 65,268 54,819 61,209 56,406 69,6 * 86,86 80,38 82,36 72,46 87,27 67,121 53,091 68,843 57,296 Perdagangan, Hotel dan

Restoran 154,952 131,614 174,127 164,718 144,155 19,7 * 31,32 25,11 27,65 31,04 22,50 163,693 175,012 173,432 178,341 Transportasi, Pergudangan, dan Komunikasi 73,350 111,385 89,220 86,287 136,047 182,1 199,6 173,16 185,90 201,69 184,70 208,90 90,561 102,115 93,012 97,458

Lembaga Keuangan, Real Estate, Usaha Persewaan dan Jasa Perusahaan

12,254 12,021 12,900 15,627 10,127 42,7 207,8 41,31 33,82 37,94 26,86 34,43 13,850 14,496 16,546 19,300

Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan

113,705 110,352 148,547 152,795 127,558 970,2 990,7 1.048,1 2 9770,0 1.036,2 7 965,46 1.075,1 8 153,757 150,586 162,876 183,021 Total 855,30 0 828,550 944,63 5 908,503 917,36 3 912,198 962,627 940,173 961,648

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 51

Dalam dokumen RPJMD (2016-2021) – BAPPEDA SULUT (Halaman 40-51)