• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. TEMUAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Analisis Berita Seputar Aliran Al Qiyadah

A.1. Frame 1: “Sweeping” Terhadap Kelompok Al

Pada Tanggal 28 Oktober 2007 harian Media Indonesia mengangkat berita tentang Pemimpin al Qiyadah yang mengaku sebagai rasul terakhir juga

mengubah kalimat syahadat. Berita yang berisi tentang warga Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor yang men-‘sweeping’ dua Vila milik pemimpin aliran al Qiyadah al Islamiyah di kawasan wisata Gunung Salak Endah tersebut, menjadi berita pertama tentang aliran ini di harian Media Indonesia.

Dalam berita itu, warga Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor merasa gerah dengan adanya kegiatan aliran sesat di wilayah tempat tinggal mereka. Lebih lanjut pada berita tersebut warga Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor melakukan ‘sweeping’ pada dua Vila milik Abdul Salam, pemimpin aliran tersebut. Namun, masalah ini telah dilaporkan kepada Komisi Pengkajian dan Pengembangan Majelis Ulama Indonesia (MUI). MUI sendiri berpendapat bahwa ajaran kelompok tersebut menyimpang dari syariat Islam97.

A.1.1. Sintaksis.

Struktur sintaksis adalah bagaimana kalimat (bentuk, susunan) yang dipilih. Adapun elemennya sebagai berikut:

a. Headline

Pada bagian headline, pemberitaan isu aliran sesat yang dipublikasikan oleh harian Media Indonesia cukup mewakili isi dari berita. Petikan headline tersebut adalah:

Secara sintaksis headline dari berita itu diterangkan kembali pada bagian tengah tulisan,98 yang berbunyi:

97

“Warga ‘Sweeping’ Vila Pengajian Al Qiyadah”, Media Indonesia, 28 Oktober 2007, h. 3.

98

! "

b. Lead.

Dilihat dari analisis sintaksis, harian Media Indonesia memandang perbuatan warga men-‘sweeping’ kedua Vila milik Abdul Salam ini adalah sebagai bentuk keresahan masyarakat kepada kegiatan ajaran ini yang kerap menggunakan vila ini sebagai tempat pengajian. Sebagaimana Kutipan lead beritanya tertulis:

#$%$& '" () * + %

, - - # -

.

Jenis lead diatas termasuk ke dalam jenis statement lead (teras berita pernyataan). Karena berisi tentang alasan warga melakukan ‘sweeping’ terhadap dua vila milik pemimpin al Qiyadah al Islamiyah. Selain itu, bila diamati berdasarkan 5W+1H. Lead ini termasuk ke dalam lead jenis where (teras berita di mana) yang menjelaskan letak kejadian ‘sweeping’ tersebut.

Lead tersebut sengaja disusun oleh harian Media Indonesia sehingga mempunyai makna bahwa kelakuan warga Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor ditanggapi dengan memberikan kesan mendukung tetapi hanya sebatas informasi biasa saja. Bila dilihat dengan teliti makna yang akan ditekankan dalam penyusunan lead itu diarahkan sebagai simbol bahwa warga telah melakukan ‘sweeping’ terhadap aliran sesat tersebut.99

99

c. Latar

Latar yang ingin disampaikan oleh harian Media Indonesia adalah pada bagian teks yang tertulis bahwa aksi warga sekitar men-‘sweeping’ dua vila milik pemimpin al Qiyadah tersebut karena Moshaddeq telah mengaku bahwa dirinya sebagai Rasul yang terakhir dan mengganti kalimat syahadat. Yang tertulis sebagai berikut:

- /00

d. Kutipan.

Dalam penulisan berita tidak dicantumkan kutipan langsung, tetapi tetap mengutip dari pengurus Rukun Warga (RW) setempat yang tertulis:

& +

"

" 1 . '"1.(

"1. # 2

. /0/

Dalam pandangan peneliti, kutipan pernyataan Ahmad, selaku pengurus RW setempat itu disusun berdampingan dengan pendapat anggota Komisi Pendidikan MUI Kabupaten Bogor, Tatang Haitami. Kutipan tersebut, tidak lain adalah mencoba untuk membuat skema berita menjadi lebih teridentifikasi bahwa aliran al Qiyadah al Islamiyah adalah sesat.

e. Pernyataan.

Kutipan pernyataan yang mendukung gagasan pokok harian Media Indonesia berada dalam penggalan teks berita berikut ini:

100

“Warga ‘Sweeping’ Vila Pengajian Al Qiyadah”, Media Indonesia, 28 Oktober 2007,

Paragraf 7.

101

"1. # 2 . - 3 4 5 5 - . /06

Petikan berita tersebut disusun harian Media Indonesia sebagai pencitraan terhadap aliran al Qiyadah al Islamiyah sebagai aliran yang sesat dan murtad. Dalam petikan berita tersebut juga dapat terlihat bagaimana harian Media Indonesia memorsikan pernyataan dalam pemberitaannya.

Dari kutipan pernyataan dalam teks berita tersebut peneliti mengambil sebuah kesimpulan bahwa kutipan pernyataan itu memiliki kecenderungan sikap tertutup bagi perkembangan aliran tersebut, dan lebih jauh menanggapi kesesatan aliran yang dipimpin oleh Abdul Salam tersebut.

A.1.2. Skrip

Dari analisis skrip, yang dilihat dari kelengkapan berita belum sepenuhnya dituntaskan harian Media Indonesia, sejak awal berita hingga akhir berita peneliti tidak menemukan salah satu entitas yang kurang diperjelas yaitu unsur when atau kapan, tidak dihadirkan dengan tuntas, sehingga peneliti sendiri mempunyai pertanyaan terhadap isi berita itu kapan peristiwa ‘sweeping’ warga Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor terhadap vila milik Abdul Salam itu terjadi.

Yang menjadi bahan analisis peneliti adalah kapan peristiwa yang menghebohkan warga Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor itu terjadi. Sedangkan yang perlu digaris bawahi adalah peristiwa itu terjadi setelah berapa

102

lama informasi aliran sesat ini mencuat ke permukaan. Hal itu tidak mendapat penjelasan yang rinci.

A.1.3. Tematik a. Detail.

Detail merupakan elemen wacana yang berhubungan dengan kontrol informasi yang ditampilkan seseorang. Dari analisis tematik, peneliti mengamati beberapa poin tentang bagaimana wartawan harian Media Indonesia menuliskan fakta dari berita tersebut. Pertama, dalam berita itu peneliti menemukan detail pernyataan Anggota Komisi Pendidikan MUI Kabupaten Bogor, Tatang Haitami. Yang dijelaskan secara singkat namun langsung kepada intinya. Kedua, sudah cukup jelas masyarakat mana yang menjadi objeknya karena memang dijelaskan pada bagian leadnya. Ketiga, berita tersebut lebih mengarah pada pencitraan al Qiyadah al Islamiyah. Sehingga relevansi judul dengan isi berita lebih kepada penonjolan alasan sikap warga Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor kepada aliran tersebut.

b. Koherensi

Koherensi adalah pertalian atau jalinan antarkata, atau kalimat dalam teks. Dua buah kalimat yang menggambarkan fakta yang berbeda dapat dihubungkan sehingga tampak koheren. Sehingga fakta yang tidak berhubungan sekalipun dapat menjadi berhubungan.

Dalam berita ini peneliti menemukan ada pertalian antara kalimat pada bagian terakhir dan sebelumnya dari berita. Itu merupakan koherensi sebab-akibat.

- 3

4 5

5

- .

c. Bentuk Kalimat.

Bentuk kalimat adalah yang berhubungan dengan cara berpikir logis. Dari bentuk kalimat yang digunakan dalam penulisan berita itu menurut peneliti, harian Media Indonesia menggunakan bentuk kalimat induksi yang menguraikan inti berita pada akhir kalimat, setelah sebelumnya diuraikan pada awal kalimat. Selain itu dalam uraiannya harian Media Indonesia menekankan dan memaknai aliran sesat al Qiyadah al Islamiyah sebagai aliran yang murtad karena telah menyimpang dari ajaran syariat Islam. Dengan petikan teks yang berbunyi:

3 4 "

5

5 -

. /07

Dari kalimat yang digunakan oleh harian Media Indonesia termasuk ke dalam kalimat aktif, karena pada setiap kalimat mau pun paragrafnya, harian ini lebih cenderung menggunakan awalan (me-), yang terdiri dari: men-sweeping, menduga, menjadi, mendatangi, mendapati, melanjutkan, menyusuri, menemukan, menyendiri, menyebutkan, mencari, mendapatkan, mengklaim, mengungkapkan, menyimpang, mengaku, mengubah, menganggap, dan mengawal. Hal ini membuktikan bahwa harian Media Indonesia ikut berperan aktif dalam menanggapi isu aliran al Qiyadah ini.

103

A.1.4. Retoris.

Dari aspek retorisnya berita itu yang dipakai adalah retorika aliran ini adalah sesat seperti yang ditulis wartawan pada 3 paragraf terakhir.

"1. # 2 . - 3 4 5 5 - .

Dengan menuliskan pendapat dari Anggota Komisi Pendidikan MUI Kabupaten Bogor. Hal itulah yang ingin ditekankan terhadap teks berita itu sehingga pembaca merasa yakin dengan keberadaan Abdul Salam di tengah- tengah masyarakat awam bisa membawa kesesatan.

a. Leksikon (pemilihan kata)

Leksikon menandakan bagaimana seseorang melakukan pemilihan kata atas berbagai kemungkinan kata yang tersedia. Dalam pemberitaan ini ada beberapa kata yang digunakan oleh wartawan untuk menguatkan idenya, seperti men-sweeping, bukti-bukti, gubuk, wangsit, Konon, dan mengklaim.

Pada dasarnya, kata-kata tersebut biasa digunakan dalam istilah sehari- hari. men-sweeping yang berarti melakukan penyergapan, bukti-bukti adalah kata yang juga dipakai dalam sebuah penyelidikan hukum, juga kata-kata gubuk, wangsit, konon, dan mengklaim yang biasa digunakan oleh orang-orang tertentu yang sesuai dengan ilmunya.

Tabel 6

Framing Edisi 28 Oktober 2007

“Warga 'Sweeping' Vila Pengajian Al Qiyadah”

Frame 1: ‘Sweeping’ Terhadap Kelompok Al Qiyadah.

Struktur Variabel

Headline:

Warga ‘Sweeping’ Vila Pengajian Al Qiyadah.

Pernyataan yang menguraikan hal yang berkaitan dengan judul terdapat pada bagian tengah tulisan.

Lead:

Bogor (Media): Warga men-sweeping dua vila di kawasan wisata Gunung Salak Endah, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, karena menduga menjadi pusat kegiatan Al Qiyadah Al Islamiyah.

Jenis lead diatas termasuk ke dalam jenis statement lead (teras berita pernyataan). Selain itu, bila diamati berdasarkan 5W+1H. Lead ini termasuk ke dalam lead jenis where (teras berita di mana) yang menjelaskan letak kejadian ‘sweeping’ tersebut.

Latar Informasi:

Pemimpin Al Qiyadah mengaku sebagai rasul yang terakhir juga mengubah syahadat.

Latar informasi yang dipakai oleh Harian Media Indonesia selaras dengan judul yang dipakai.

Kutipan:

Ahmad selaku pengurus RW setempat mengungkapkan dua vila milik Abdul Salam itu sering dipakai untuk pengajian.

Ditulis kutipan tidak langsung. Sumber:

Pengurus RW setempat Pernyataan:

Anggota Komisi Pendidikan MUI Kabupaten Bogor Tatang Haitami berpendapat ajaran kelompok tersebut menyimpang dari syariat Islam.

Merupakan pernyataan yang memperkuat berita. Sintaksis

Penutup:

Kelompok tersebut menganggap saat ini zaman jahiliyah atau fase makiyah....Al Qiyadah Al Islamiyah adalah murtad.

Harian Media Indonesia menempatkan alasan warga melakukan sweeping di vila pengajian al Qiyadah al Islamiyah menjelang akhir tulisan, yang kemudian disusul pendapat Anggota Komisi Pendidikan MUI Kabupaten Bogor, Tatang Haitami yang menyatakan ajaran kelompok tersebut menyimpang dari syariat Islam (murtad).

Who:

Warga Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor. What:

Vila pink milik Abdul Salam di sweeping warga sekitar. When: -

Where:

Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor. Why:

Kelompok tersebut menyimpang dari ajaran syariat Islam. Skrip

How:

Warga mendatangi vila Abdul Salam dan melaporkan ke Komisi Pengkajian dan Pengembangan MUI.

Pendapat satu tidak ditempatkan lebih utama dari pendapat lainnya. Di sini harian Media Indonesia terkesan netral kepada kedua belah pihak karena porsi pemberitaan seimbang.

Detail:

Pertama, ditemukan detail pernyataan Anggota Komisi Pendidikan MUI Kabupaten Bogor, tatang Haitami. Yang dijelaskan secara singkat namun langsung kepada intinya. Kedua, sudah cukup jelas masyarakat mana yang menjadi objeknya karena memang dijelaskan pada bagian leadnya. Ketiga, berita tersebut lebih mengarah pada pencitraan al Qiyadah al Islamiyah.

Koherensi:

Ada pertalian antara kalimat pada bagian terakhir dan sebelumnya dari berita. Itu merupakan koherensi sebab-akibat. Tematik

Bentuk Kalimat:

Harian Media Indonesia menggunakan bentuk kalimat induksi yang menguraikan inti berita pada akhir kalimat, setelah sebelumnya diuraikan pada awal kalimat. Dari kalimat yang digunakan oleh harian Media Indonesia termasuk ke dalam kalimat aktif, karena pada setiap kalimat mau pun paragrafnya, harian ini lebih cenderung menggunakan awalan (me-).

(1). Citra kelompok al Qiyadah al Islamiyah yang menyimpang dari syariat Islam. (2). Alasan warga sekitar men-sweeping vila pimpinan al Qiyadah al Islamiyah karena mengaku sebagai rasul yang terakhir juga mengubah kalimat Syahadat. (3). Dengan menganggap Alquran tinggal tulisan karena rohnya telah dicabut. Membuktikan bahwa pengikut al Qiyadah al Islamiyah adalah murtad.

Kata:

Ditemukan beberapa kata seperti: men-sweeping, bukti-bukti, gubuk, wangsit, Konon, dan mengklaim.

Idiom: - Foto: - Retoris

Grafis: -

Harian Media Indonesia menggunakan Pemakaian klaim yuridis (yang berhubungan dengan hukum) dan otoritas keilmuan untuk mendukung pendapat atau gagasannya dalam pemberitaannya.