• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. TEMUAN DAN HASIL PENELITIAN

B. Kecenderungan Keberpihakan Harian Media

Dari analisis framing mengenai isu seputar aliran sesat al Qiyadah al Islamiyah pada harian Media Indonesia, pada lima edisi di atas, harian Media Indonesia terlihat mencoba untuk tidak memihak kepada pihak atau kelompok mana pun.

Seperti halnya penerbitan pers pada umumnya, harian Media Indonesia mengunggulkan kualitas dalam semua pemberitaan yang dipublikasikan kepada publik. Dengan memilih cara penyajian yang etis, moralis, dan intelektual. Harian ini benar-benar mengelola beritanya secara konseptual dan profesional walaupun orientasinya pada bisnis komersial.

Pada dasarnya dalam perspektif jurnalistik, setiap informasi yang disajikan kepada khalayak bukan saja harus benar, jelas, dan akurat, melainkan juga harus menarik, membangkitkan minat dan selera pembaca.145

Segala pemberitaan yang disajikan kepada khalayak sebisa mungkin harian Media Indonesia menghindari pola dan penyajian berita yang bersifat emosional frontal dalam pemberitaan aliran al Qiyadah al Islamiyah tersebut. Segala sesuatu dilihat menurut pandangan, aturan, norma, etika, dan kebijakan redaksi.

Harian ini memilih sebagai harian yang penyebaran persnya lebih banyak berkedudukan di Ibukota Negara. Wilayah sirkulasinya meliputi seluruh Provinsi

145

Drs. AS Haris Sumadiria M.Si, Jurnalistik Indonesia Menulis berita dan Feature,

atau setidaknya sebagian besar Provinsi yang berada dalam jangkauan sirkulasi melalui transportasi udara, darat, sungai, dan laut. Seperti kutipan wawancara sebagai berikut:

H

/<=

Dalam setiap pemberitaannya, harian Media Indonesia mencoba bersikap netral tanpa memihak kepada seseorang ataupun lembaga. Hal ini ditekankan dalam pemberitaannya seputar aliran sesat al Qiyadah al Islamiyah selama bulan Oktober dan November satu tahun silam. Dalam setiap beritanya, harian ini berusaha untuk menyajikan berita secara objektif.147 Dimana objektifitas merupakan nilai etika dan moral yang harus dipegang teguh oleh surat kabar dalam menjalankan profesi jurnalistiknya.

Pada tiap pemberitaannya, harian ini tidak ingin menunjukkan bahwa sempat ada keberpihakan kepada salah satu narasumber. Namun, hal ini terjadi karena memang data-data banyak didapat dari narasumber yang bersangkutan. Harian Media Indonesia tetap berpegang pada prinsipnya yang tidak ingin memihak kepada pihak atau kelompok mana pun. Dengan selalu mempublikasikan berita yang menarik khalayak pembaca dengan memperhatikan fakta apa yang telah dilihat dan didengar.

Setiap berita yang disuguhkan itu harus dapat dipercaya dan menarik perhatian pembaca, tidak menggangu perasaan dan pendapat mereka..Surat kabar

146

Wawancara pribadi dengan redaktur Harian Media Indonesia, Hapsoro Poetro, Senin 2 Juni 2007.

147 Ibid.

yang baik harus dapat menyajikan hal-hal yang sesuai fakta apa adanya, sehingga kebenaran isi berita yang disampaikan tidak menimbulkan tanda tanya.148

Dari kelima berita yang peneliti analisis, peneliti mendapatkan hasil bahwa harian Media Indonesia berusaha bersikap netral dalam setiap pemberitaan seputar aliran sesat al Qiyadah al Islamiyah. Meskipun terdapat dua berita yang dituliskan oleh harian Media Indonesia cenderung salah satu narasumber mendapat porsi yang yang lebih banyak bila dibandingkan dengan narasumber yang lainnya, namun kutipan yang diambil tidak terlihat secara eksplisit diberitakan oleh harian Media Indonesia.

Harian Media Indonesia sepertinya menyadari bahwa pers yang dibangun di atas pilar profesionalisme selalu mendapat tempat di masyarakat, melahirkan kebanggan, kecintaan, dan kehormatan bagi siapa pun para pelaku yang terlibat di dalamnya.

Sehingga, sebisa mungkin harian Media Indonesia menjauhi keberpihakan kepada siapa pun dalam setiap pemberitaannya dan berusaha meningkatkan ke- profesional-annya sebagai koran harian Nasional.

! "#$

148

Drs.AS Haris Sumadiria M.Si, Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feature,

(Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2006), Cetakan ke-2, h. 38.

149

Wawancara pribadi dengan redaktur Harian Media Indonesia, Hapsoro Poetro, Senin 2 Juni 2007.

BAB V PENUTUP Kesimpulan

Kehadiran surat kabar merupakan pengembangan suatu kegiatan yang sudah lama berlangsung dalam dunia diplomasi dan di lingkungan dunia usaha. Surat kabar pada masa awal ditandai oleh wujud yang tetap, bersifat komersial (dijual secara bebas), memiliki beragam tujuan (memberi informasi, mencatat, menyajikan hiburan, dan desas-desus), bersifat umum dan terbuka.

Dengan menggunakan analisis framing, maka dapat diketahui seperti apa pembingkaian yang dilakukan oleh sebuah perusahaan pers kepada khalayak dalam bentuk teks berita.

Berdasarkan analisis framing yang dilakukan terhadap harian Media Indonesia, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Dari kelima berita terdapat beberapa kesimpulan antara lain sebagai berikut:

Berita Pertama, Jenis lead yang dipakai termasuk ke dalam jenis statement lead (teras berita pernyataan). Selain itu, bila diamati berdasarkan 5W+1H. Lead ini termasuk ke dalam lead jenis where (teras berita di mana) yang menjelaskan letak kejadian ‘sweeping’ tersebut. Dalam pemberitaan tanggal 28 Oktober 2007 ini, Media Indonesia (MI) menggunakan bentuk kalimat induksi dan kalimat aktif.

Berita Kedua, Jenis lead yang digunakan dalam pemberitaan tanggal 31

pernyataan). Selain itu, bila diamati berdasarkan 5W+1H. Lead ini termasuk jenis lead who (teras berita siapa). Siapa yang ada dalam petikan lead dalam pemberitaan tersebut. Dari sisi bentuk kalimatnya, harian Media Indonesia memakai bentuk kalimat deduksi Dan Jenis kalimat yang digunakan adalah kalimat aktif dan pasif. Dengan pemakaian awalan (me-) dan (di-) yang cukup berimbang.

Berita Ketiga, Jenis lead diatas termasuk ke dalam jenis statement lead (teras berita pernyataan). Jenis lead berdasarkan 5W+1H nya adalah lead when (teras berita kapan). Penulisan kalimat dalam berita ini bersifat deduktif, Dalam berita ini 1 November 2007, kalimat yang digunakan bersifat pasif. Dalam berita yang ketiga ini, harian Media Indonesia memasukan sebuah foto tampak muka dari Kapolda Metro Jaya, Adang Firman. Dan ini adalah satu-satunya foto yang dipublikasikan oleh harian Media Indonesia selama pemberitaannya seputar aliran al Qiyadah al Islamiyah.

Berita Keempat, Lead yang digunakan oleh harian ini masih tetap

konsisten pada lead jenis pernyataan dan juga jenis lead when (teras berita kapan). Tanggal 7 November 2007 harian Media Indonesia menggunakan bentuk kalimat deduktif dan jenis kalimat aktif dan pasif. Dengan pemakaian awalan (me-) dan (di-) yang cukup berimbang dalam tiap kalimat dan paragrafnya.

Berita Kelima, Lead yang digunakan dalam pemberitaan tanggal 10 November 2007 ini adalah masih jenis teras berita pernyataan (Statement lead). Lead tersebut juga termasuk ke dalam jenis lead where (teras berita

di mana). Harian ini juga menggunakan kalimat Deduktif dan kalimat aktif dalam penulisannya kali ini.

Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa dalam penulisan isu aliran al Qiyadah al Islamiyah, harian Media Indonesia selalu menggunakan lead model pernyataan, dan bila dilihat dari 5W+1H yang dipakai antara lead when dan where. Juga bila dilihat dari bentuk penyajian kalimat, MI lebih sering menggunakan jenis kalimat deduktif, dimana pokok permasalahan di tulis lebih awal. Dan juga bersifat aktif dalam penulisannya.

2. Dalam setiap pemberitaannya, harian Media Indonesia mencoba bersikap netral tanpa memihak kepada seseorang ataupun lembaga. Hal ini ditekankan dalam tiap pemberitaannya seputar aliran al Qiyadah al Islamiyah selama bulan Oktober dan November satu tahun silam. Dalam setiap beritanya, Harian ini berusaha untuk menyajikan berita secara objektif. Dimana objektifitas merupakan nilai etika dan moral yang harus dipegang teguh oleh surat kabar dalam menjalankan profesi jurnalistiknya. Diantaranya adalah:

Berita Pertama, Pendapat satu tidak ditempatkan lebih utama dari pendapat lainnya. Di sini harian Media Indonesia bersikap netral pada pemberitaannya tanggal 28 Oktober 2007.

Berita Kedua, Pada pemberitaannya tanggal 31 Oktober 2007 ini, harian

Media Indonesia masih terlihat mencoba netral, namun terdapat penulisan pendapat dari ketua Presidium ICMI ditempatkan pada porsi yang lebih

besar. Wartawan memberikan tekanan yang didahulukan pada narasumber ICMI.

Berita Ketiga, Harian Media Indonesia menempatkan pendapat satu tidak

ditempatkan lebih utama dari pendapat lainnya. Pada tanggal 1 November 2007 ini, harian Media Indonesia bersikap netral kepada kedua narasumber karena porsi pemberitaan seimbang.

Berita Keempat, Tidak ada pendapat yang diutamakan dalam pemberitaan

tanggal 7 November 2007 ini. Harian Media Indonesia berusaha menunjukkan sikap netralnya dalam pemberitaannya kali ini. Dengan hanya menyajikan informasi dari fakta yang ada tanpa memihak kepada salah satu narasumber.

Berita Kelima, Harian Media Indonesia menempatkan porsi yang lebih

banyak kepada Polda Metro Jatim. Harian Media Indonesia terlihat seperti ingin tetap bersikap netral, namun dalam pemberitaannya tanggal 10 November 2007, dalam pemberitaannya terlihat porsi Polda Jatim lebih besar dalam pengambilan kutipannya.

Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa kecenderungan keberpihakan harian Media Indonesia terjadi jika pernyataan atau informasi yang didapat wartawan dari satu narasumber melimpah.

B. Saran

Melihat dari hasil analisis framing pada pemberitaan aliran al Qiyadah al Islamiyah di harian Media Indonesia di atas, maka penulis menyarankan:

1. Media massa memiliki ciri khas, yakni berkemampuan memikat perhatian khalayak secara serempak dan serentak. Karena itu, dalam menyusun strategi komunikasi sifat media yang akan digunakan harus benar-benar mendapat perhatian, karena erat sekali kaitannya dengan kalayak yang akan dituju. Sebab media massa dapat didokumentasikan, diulang kaji, dihimpun untuk kepentingan pengetahuan, dan dijadikan bukti otentik yang bernilai tinggi.

2. Kepada harian Media Indonesia agar senantiasa menyajikan berita yang bersifat objektif dalam setiap pemberitaannya. Tingkatkan terus semangat kejurnalistikan dan ke-profesionalitas-annya dalam mencari berita yang menarik untuk khalayak pembaca setianya.

3. Kepada para dosen Komunikasi, khususnya dosen-dosen yang ada di Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, agar semakin meningkatkan dan memperdalam kajian komunikasi untuk para mahasiswanya.

4. Bagi mahasiswa yang menyukai dunia jurnalistik, khususnya media cetak, diharapkan mengangkat karya-karya jurnalistik yang baik untuk menjadi sebuah acuan dan motivasi, begitu juga untuk para pekerja pers yang telah menekuni profesi ini.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, E. Zaenal dan S. Amran Tasai. Cermat Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. 1995. Jakarta: Akademika Pressindo. Edisi Baru. Cetakan Ke-1.

Badudu, JS. Inilah Bahasa IndonesiaYang Benar II. 1986. Jakarta: PT Gramedia. Birowo, M. Antonius Metode Penelitian Komunikasi. 2004. Yogyakarta:

Gitanyali

Bland, Michael, Alison Theaker, David Wragg. Seri Praktik PR Hubungan Media Yang Efektif. 2001. Jakarta: Penerbit Erlangga. Edisi Kedua.

Bungin, Burhan. Sosiologi komunikasi: Teori, Paradigma, dan diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat. 2007. Jakarta: Kencana. Cet. Ke2.

Darmanto. Membongkar Ideologi Di Balik Penulisan Berita Dengan Analisa Framing. 2004. makalah. Universitas Brawijaya

Effendi, Onong Uchjana, M.A. Prof Dinamika Komunikasi. 1986. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

______, Ilmu, Teori, dan Filsafat komunikasi. 2003. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti. Cet, ke-3.

Eriyanto. Analisis Framing Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media. Pengantar Dr. Deddy Mulyana, M.A. 2005. Yogyakarta: PT LKiS Pelangi Aksara.

Farihah, Ipah. Panduan Penelitian UIN Syahid JKT. 2006. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta dengan UIN Jakarta Press.

Hamad, Ibnu dan Agus Sudibyo, M. Qodari. Kabar-kabar Kebencian Prasangka di Media Massa. 2001. Jakarta: ISAI.

Ishwara, Luwi. Seri Jurnalistik Kompas: Catatan-catatan Jurnalisme Dasar. 2006. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.

Junaidi. Analisis Framing Film Berbagi Suami Karya Nia Dinata. 2007. Penelitian. Univ. Islam Jakarta.

Kusumaningrat, Hikmat dan Purnama Kusumaningrat. Jurnalistik Teori dan Praktik. Pengantar: Prof. Dr. M. Budyatna, M.A. 2006. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Marzuki. Metodologi Riset. Yogyakarta: BPFE- UII. 1995.

Mc Quail, Dennis. Teori Komunikasi Massa: Suatu Pengantar, Terjemahan Agus Dharma, dkk. 1996. Jakarta: Erlangga.

Muhtadi, Asep Saeful M. A, Drs. Jurnalistik Pendekatan Teori dan Praktik. 1999. Jakarta: Logos Wacana Ilmu. Cetkan Ke-2.

Nurgiyantoro, Burhan. Teori Pengkajian Fiksi. 2005. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Poespoprodjo. Logika Scientifika: Pengantar Dialektika Dan Ilmu. 1999. Bandung: Pustaka Grafika.

Rachmat, Jalaludin. Psikologi Komunikasi. 2004. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Edisi Revisi.

Rivers, William L, Bryce Mcintyre, Alison Work. Editorial. Penyunting: Dedy Djamaluddin Malik. 1994. Bandung Remaja Rosdakarya. Cetakan Pertama.

Romli, Asep Syamsul M. S.IP. Jurnalistik Praktis Untuk Pemula. 2005. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Salam, Prof. Dr. H. Syamsir MS dan Jaenal Arifin, M.Ag. Metodologi Penelitian Sosial. 2006. Jakarta: UIN Press.

Sobur, Alex M. Si, Drs. Analisis Teks Media (Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing). 2006. Bandung: PT. Renaja Rosdakarya. Cet, Ke-4.

Soejono Soekamto. Sosiologi Pengantar. 1987. Jakarta: PT Rajawali Pers.

Sudarsana, Gunawan. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan. 2007. Yogyakarta: Indonesia Tera. (lihat kamus besar bahasa Indonesia (2002).

Sudibyo, Agus. Politik Media dan Pertarungan Wacana. Yogyakarta. LKiS. 2001.

Sumadiria, AS Haris M.Si, Drs. Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature Panduan Praktis Jurnalis Profesional. 2006. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Cet. Ke-2.

______, Jurnalistik Indonesia; Menulis Berita dan Feature Panduan Praktis Jurnalis Profesional. Bandung: Simbiosa Rekatama Media 2006.

Sutrisno Hadi. Metodologi Research. (Yogyakarta; Andi Offset. 1983).

Strentz, Herbert. Reporter dan Sumber Berita Persekongkolan Dalam Mengemas dan Menyesatkan Berita. 1993. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Tebbel, John. Karier Jurnalistik. Penyadur: Dean Praty Rahayuningsih. 2003. Semarang: Dahara Prize.

Referensi lain:

Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. 1988. Depdikbud

http://Ekawenats.blogspot.com/2006/12/priming-framing-agenda-setting.html.

Http://oliviadwiayu.wordpress.com/2007/01/11/teori-agenda-setting.

www.mediaindonesia.com.

Dokumen company profile Media Indonesia. Profil Struktur Redaksional

Wawancara dengan Hapsoro Poetro, Redaktur Media Indonesia pada 2 Juni 2008, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.