• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perangkat Framing Zhongdang Pan dan Gerald M.

BAB II. TINJAUAN TEORITIS

B. Framing

4. Perangkat Framing Zhongdang Pan dan Gerald M.

Model ini berasumsi bahwa setiap berita mempunyai frame yang berfungsi sebagai pusat dari organisasi ide. Frame ini adalah suatu ide yang dihubungkan dengan elemen yang berbeda dalam teks berita (seperti kutipan sumber, latar informasi, pemakaian kata atau kalimat tertentu) ke dalam teks secara keseluruhan.

Dalam pendekatan ini, perangkat framing dapat dibagi ke dalam empat struktur besar.47 Pertama, struktur sintaksis. Sintaksis berhubungan dengan bagaimana wartawan menyusun peristiwa – pernyataan, opini, kutipan, pengamatan atas peristiwa – ke dalam bentuk susunan umum berita. Struktur semantik ini dengan demikian dapat diamati dari bagan berita (lead yang dipakai, latar headline, kutipan yang diambil, dan sebagainya). Intinya, ia mengamati

46

Ibnu hamad, Agus Sudibyo, M. Qodari, Kabar-kabar Kebencian Prasangka di Media Massa, (Jakarta: ISAI, 2001), h. 69.

47

Eriyanto, Analisis Framing Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media. Pengantar Dr. Deddy Mulyana, M.A, (Yogyakarta: PT LKiS Pelangi Aksara, 2005), h. 255.

bagaimana wartawan memahami peristiwa yang dapat dilihat dari cara ia menyusun fakta ke dalam bentuk umum berita.

Kedua, struktur skrip. Skrip berhubungan dengan bagaimana wartawan mengisahkan atau menceritakan peristiwa ke dalam bentuk berita. Struktur ini melihat bagaimana strategi cara bercerita atau bertutur yang dipakai oleh wartawan dalam mengemas peristiwa ke dalam bentuk berita.

Ketiga, struktur tematik. Tematik berhubungan dengan bagaimana wartawan mengungkapkan pandangannya atas peristiwa ke dalam proposisi, kalimat atau hubungan antarkalimat yang membentuk teks secara keseluruhan. Struktur ini akan melihat bagaimana pemahaman itu diwujudkan dalam bentuk yang lebih kecil.

Keempat, struktur retoris. Retoris berhubungan dengan bagaimana wartawan menekankan arti tertentu ke dalam berita. Struktur ini akan melihat bagaimana wartawan memakai pilihan kata, idiom, grafik, dan gambar yang dipakai bukan hanya mendukung tulisan, melainkan juga menekankan arti tertentu kepada pembaca.

Keempat struktur tersebut merupakan suatu rangkaian yang dapat menunjukkan framing dari suatu media. Kecenderungan atau kecondongan wartawan dalam memahami suatu peristiwa dapat diamati dari keempat struktur tersebut. Dengan kata lain, ia dapat diamati dari bagaimana wartawan menyusun peristiwa ke dalam bentuk umum berita, cara wartawan mengisahkan peristiwa, kalimat yang dipakai, dan pilihan kata atau idom yang dipilih. Ketika menulis berita dan menekankan makna atas peristiwa, wartawan akan memakai semua

strategi wacana itu untuk meyakinkan khalayak pembaca bahwa berita yang dia tulis adalah benar. Pendekatan itu dapat dilihat ke dalam tabel berikut ini:

Tabel 2

Kerangka Framing Zhongdang Pan dan Gerald M. kosicki48

Struktur Perangkat Framing Unit yang Diamati

Sintaksis (Cara wartawan menyusun fakta)

1. Skema berita Headline, lead, latar informasi, kutipan, sumber, pernyataan, penutup. Skrip (cara wartawan mengisahkan fakta) 2. Kelengkapan Berita 5W + 1H Tematik (cara wartawan menulis fakta) 3. Detail

4. Maksud kalimat, hubungan 5. Nominalisasi antarkalimat 6. Koherensi 7. Bentuk Kalimat 8. Kata Ganti Paragraf, proposisi Retoris (cara Wartawan menekankan fakta) 9. Leksikon 10.Grafis 11.Metafora 12.Pengandaian

Kata, idiom, gambar/ foto, grafik

Sintaksis. Dalam pengertian umum, sintaksis adalah susunan kata atau frase dalam kalimat, bagaimana kalimat (bentuk, susunan) yang dipilih. Dalam

48

Alex Sobur, M. Si, Drs, Analisis Teks Media (Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing), (Bandung: PT. Renaja Rosdakarya, 2006), Cet. Ke-4, h. 176.

wacana berita, sintaksis menunjuk pada pengertian susunan dari bagian berita - headline, lead, latar informasi, sumber, penutup – dalam satu kesatuan teks berita secara keseluruhan.

Headline merupakan aspek sintaksis dari wacana berita dengan tingkat kemenonjolan yang tinggi yang menunjukkan kecenderungan berita.49 Pembaca cenderung lebih mengingat headline yang dipakai dibandingkan bagian berita. Headline mempunyai fungsi framing yang kuat. Headline mempengaruhi bagaimana kisah dimengerti untuk kemudian digunakan dalam membuat pengertian isu dan peristiwa sebagaimana mereka beberkan.

Selain headline/judul, lead adalah perangkat sintaksis lain yang sering digunakan. Lead yang baik umumnya memberikan sudut pandang dari berita, menunjukkan perspektif tertentu dari peristiwa yang diberitakan.

Latar merupakan bagian berita yang dapat mempengaruhi makna yang ingin ditulis wartawan. Latar yang dipilih menentukan ke arah mana pandangan khalayak hendak dibawa. Latar dapat menjadi alasan pembenar gagasan yang diajukan dalam suatu teks.50 Latar merupakan bagian berita yang dapat mempengaruhi semantik (arti) yang akan ditampilkan.

Bagian berita lain yang penting adalah pengutipan sumber berita. Bagian ini dalam pengutipan berita dimaksudkan untuk membangun objektivitas – prinsip keseimbangan dan tidak memihak. Ia juga merupakan bagian berita yang menekankan bahwa berita yang ditulis oleh wartawan bukan pendapat wartawan semata, melainkan pendapat dari orang yang mempunyai otoritas tertentu.

49

Eriyanto, Analisis Framing Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, (Yogyakarta: PT LKiS Pelangi Aksara, 2005), h. 257.

50

Skrip. Laporan berita sering disusun sebagai suatu cerita. Hal ini karena dua hal. Pertama, banyak laporan berita yang berusaha menunjukkan hubungan, peristiwa yang ditulis merupakan kelanjutan dari peristiwa yang sebelumnya. Kedua, berita umumnya mempunyai orientasi menghubungkan teks yang ditulis dengan lingkungan komunal pembaca.51

Bentuk umum dari struktur skrip ini adalah pola 5W + 1H – who, what, when, where, why, dan how. Meskipun pola ini tidak selalu dapat dijumpai dalam berita yang ditampilkan, kategori informasi ini yang diharapkan diambil oleh wartawan untuk dilaporkan.

Skrip adalah salah satu strategi wartawan dalam mengkonstruksi berita: bagaimana suatu peristiwa dipahami melalui cara tertentu dengan menyusun bagian-bagian dengan urutan tertentu. Skrip memberikan tekanan mana yang didahulukan, dan bagian mana yang bisa kemudian sebagai strategi untuk menyembunyikan informasi penting.

Tematik. Bagi Pan dan Kosicki, berita mirip sebuah pengujian hipotesis: peristiwa yang diliput, sumber yang dikutip, dan pernyataan yang diungkapkan – semua perangkat itu digunakan untuk membuat dukungan yang logis bagi hipotesis yang dibuat. Struktur tematik dapat diamati dari bagaimana peristiwa itu diungkapkan atau dibuat oleh wartawan. Bagaimana fakta ditulis, kalimat yang dipakai, bagaimana menempatkan dan menulis sumber ke dalam teks berita secara keseluruhan.

51

Secara keseluruhan unit yang dianalisis pada struktur tematik adalah tema sebuah cerita. Tema (theme), menurut Stanton dan Kenny adalah makna yang dikandung oleh sebuah cerita.52

Ada beberapa elemen yang dapat diamati dari perangkat tematik ini. Diantaranya adalah koherensi: pertalian atau jalinan antarkata, proposisi atau kalimat. Dua buah kalimat atau proposisi yang menggambarkan fakta yang berbeda dapat dihubungkan dengan menggunakan koherensi. Sehingga fakta yang tidak berhubungan sekalipun dapat menjadi berhubungan ketika seseorang menghubungkannya.

Detail merupakan strategi bagaimana wartawan (komunikator) mengekspresikan sikapnya dengan cara yang implisit. Sikap yang dikembangkan oleh wartawan kadang kala tidak perlu disampaikan secara terbuka, tetapi detail bagaimana yang dikembangkan dan mana yang diberitakan.53 Detail merupakan elemen yang berhubungan dengan kontrol informasi yang ditampilkan seseorang.

Koherensi adalah pertalian atau jalinan antarkata, atau kalimat dalam teks. Dua buah kalimat yang menggambarkan fakta yang berbeda dapat dihubungkan sehingga tampak koheren. Sehingga fakta yang tidak berhubungan sekalipun dapat menjadi berhubungan.

Ada beberapa macam koherensi. Pertama, koherensi sebab-akibat. Proposisi atau kalimat satu dipandang akibat atau sebab dari proposisi lain. Kedua, koherensi penjelas. Proposisi atau kalimat satu dilihat sebagai penjelas

52

Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2005), h. 67.

53

Eriyanto, Analisis Framing Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, Pengantar Dr. Deddy Mulyana, M.A, (Yogyakarta: PT LKiS Pelangi Aksara, 2005), h. 238.

Proposisi atau kalimat lain. Ketiga, koherensi pembeda. Proposisi atau kalimat satu dipandang kebalikan atau lawan dari proposisi atau kalimat lain.54

Dalam elemen ini juga terdapat bentuk kalimat. Bentuk kalimat merupakan sesuatu yang berhubungan dengan cara berpikir logis. Kata Ganti adalah elemen untuk memanipulasi bahasa dengan menciptakan suatu komunitas imajinatif. Kata ganti merupakan alat yang dipakai oleh komunikator untuk menunjukkan di mana posisi seseorang dalam wacana.

Proposisi menurut Poespoprodjo (1999) adalah suatu penuturan yang utuh. Atau ungkapan keputusan dalam kata-kata, atau juga manifestasi luaran dari sebuah keputusan.55 Proposisi juga merupakan rancangan usulan, ungkapan yang dapat dipercaya, disangsikan, disangkal, atau dibuktikan benar tidaknya.56

Dalam struktur ini, gaya bahasa juga mendapat perhatian dalam pengkajiannya. Gaya bahasa atau majas adalah pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu, keseluruhan ciri bahasa sekelompok penulis sastra dan ciri khas dalam menyatakan pikiran dan perasaan baik secara lisan maupun tertulis.57

Retoris. struktur retoris dari wacana berita mengambarkan pilihan gaya atau kata yang dipilih oleh wartawan untuk menekankan arti yang ingin ditonjolkan oleh wartawan. Wartawan menggunakan perangkat retoris untuk membuat citra, meningkatkan kemenonjolan pada sisi tertentu dan meningkatkan gambaran yang diinginkan dari suatu berita. Struktur retoris dari wacana berita

54

Ibid. h. 263.

55

Poespoprodjo, Logika Scientifika: Pengantar Dialektika dan Ilmu, (Bandung: Pustaka Grafika, 1999), h. 170.

56

Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), Depdikbud.

57

Gunawan Sudarsana, Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan, (Yogyakarta: Indonesia Tera, 2007), h. 61. (lihat kamus besar bahasa Indonesia (2002)).

juga menunjukkan kecenderungan bahwa apa yang disampaikan tersebut adalah suatu kebenaran.58

Ada beberapa elemen struktur retoris yang dipakai oleh wartawan. Yang paling penting adalah leksikon, pemilihan, dan pemakaian kata-kata tertentu untuk menandai atau menggambarkan peristiwa. Suatu fakta umumnya terdiri atas beberapa kata yang merujuk pada fakta. Leksikon merupakan kosa kata; kamus yang sederhana; daftar istilah dalam suatu bidang disusun menurut abjad dan dilengkapi dengan keterangannya; komponen bahasa yang memuat semua informasi tentang makna dan pemakaian kata dalam bahasa; kekayaan kata yang dimiliki suatu bahasa.59

Dalam arti lain, leksikon dapat diartikan sebagai tersusunnya uraian atau pandangan sehingga bagian-bagiannya berkaitan satu sama lain; keselarasan yang mendalam antara bentuk dan isi; hubungan logis antara bagian-bagian karangan atau antara kalimat-kalimat dalam satu paragraf, daya tarik antara molekul- molekul untuk menghindarkan terpisahnya bagian-bagian bila ada kekuatan dari luar.60Kalimat adalah satuan bahasa terikat dalam wujud lisan ataupun tulisan yang mengungkapkan pikiran yang utuh.61

Selain leksikon, dalam struktur retoris juga ada idiom yang berarti bentuk bahasa berupa gabungan kata yang makna katanya tidak dapat dijabarkan dari mana unsur gabungan (misal: “kambing hitam” yang berarti ‘orang yang dipersalahkan’; kebiasaan khusus dalam suatu bahasa. Dalam ensiklopedia jilid 3 dikatakan, “idiom adalah kekhususan bentuk bahasa; segala ungkapan, susun –

58

Ibid. h. 264.

59

Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), Depdikbud.

60

Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), Depdikbud, h. 449.

61

E. Zaenal Arifin dan S. Amran Tasai, Cermat Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Akademika Pressindo, 1995), Edisi Baru, Cetakan Ke-1, h. 78.

kata yang tidak menyimpang dari kaidah tata bahasa pada umumnya. Idiom juga meliputi segala ungkapan, rangkaian kata, serta susun – kata yang menunjukkan kekhususan dalam suatu bahasa sehingga membedakannya dengan bahasa-bahasa lain; idiom biasanya tidak diterjemahkan.62

Selain lewat kata, penekanan pesan dalam berita itu juga dapat dilakukan dengan menggunakan unsur grafis. Grafis merupakan bagian untuk memeriksa apa yang ditekankan atau ditonjolkan (yang berarti dianggap penting) oleh seseorang yang dapat diamati dari teks. Eleman grafis ini muncul dalam bentuk foto, gambar atau tabel untuk mendukung gagasan atau untuk bagian lain yang tidak ingin ditonjolkan.

Dalam wacana berita, grafis ini biasanya muncul lewat bagian tulisan yang dibuat lain dibandingkan tulisan lain. Pemakaian huruf tebal, huruf miring, pemakaian garis bawah, huruf yang dibuat dengan ukuran lebih besar. Termasuk di dalamnya adalah pemakaian caption, raster, grafik, gambar, tabel untuk mendukung arti penting suatu pesan.

Elemen grafis itu juga muncul dalam bentuk foto,gambar, dan tabel untuk mendukung gagasan atau untuk bagian lain yang tidak ingin ditonjolkan. Elemen grafik memberikan efek kognitif, ia mengontrol perhatian dan ketertarikan secara intensif dan menunjukkan apakah suatu informasi itu dianggap penting dan menarik sehingga harus dipusatkan atau difokuskan.

Dalam elemen yang keempat ini juga terdapat unsur metafora. Yakni pesan tidak hanya disampaikan lewat teks atau bahasa formal, tetapi juga kiasan,

62

JS Badudu, Inilah Bahasa Indonesia Yang Benar II, (Jakarta: PT Gramedia, 1986), h. 29.

ungkapan dan metafora yang dimaksudkan sebagai ornamen atau bumbu yang dapat dipakai untuk memperkuat pesan utama.

C. Konseptualisasi Berita