• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fungsi Topik Sebagai Dan lain-lain

DAFTAR SINGKATAN DAN SIMBOL Singkatan

5.1 Temuan Penelitian

5.1.3 Tingkat Kesinambungan Fungsi Gramatikal Topik

5.1.3.2.3 Fungsi Topik Sebagai Dan lain-lain

Hasil pengukuran keenam bentuk topik yaitu PK, POK, PP, PT, PTT dan PR yang berfungsi sebagai Dan lain-lain pada kemungkinan gangguan, sebagai berikut:

Gambar 5.16. Grafik Kemungkinan Gangguan pada Dan Lain-lain 0 0 1.64 1.99 2 2 0 0.5 1 1.5 2 2.5 PK POK PP PT PTT PR KG

Topik dalam bentuk pronomina kosong dan pronomina orang ketiga yang berfungsi sebagai Dan Lain-lain, tidak terdapat pada kemungkinan gangguan. Terdapat dua bentuk topik yang memiliki nilai tertinggi (2), yaitu pronomina tak takrif, pronomina relatif dan pronomina tak takrif hampir mendekati nilai tertinggi (1.99). Ini berarti, setiap kemunculan topik mendapat gangguan dari topik lain, hanya satu topik yang memiliki nilai rendah (1) pada pronomina takrif, selebihnya mendapat nilai tinggi (2). Selanjutnya, topik dalam bentuk pronomina posesif memiliki nilai yang relatig tinggi (1.64), mayoritas kemunculannya juga mendapat gangguan dari topik lain Oleh karena itu, dapat dikatakan, untuk keberterusan topik, fungsi topik sebagai Dan lain-lain memiliki kesinambungan yang rendah, seperti contoh berikut ini :

108. pihak kapado Ganto Pamai [DLL.PT.KG.2] (10:3)

pihak kepada 3TG- Ganto Pamai ‘ beralih pada Ganto Pamai ’

109. Ø kaluah kasah dalam kulambu [DLL.PTT.KG.2] PRO3TG- dia keluh kesah dalam kelambu

‘dia berkeluh kesah dalam kelambu’

110. inyo nan sadang dalam sakik,

PRO3TG- dia yang sedang dalam sakit ‘dia yang sedang dalam keadaan sakit’

111 Ø sadang di tangah lawik basa [DLL.PTT.KG.2] PRO3TG- dia sedang di tengah laut besar

‘dia sedang di tengah laut luas’

112. Ø manganduang buah dalam tian, PRO3TG-dia AKT-kandung buah dalam penantian

‘dia mengandung buah penantian’

113. Ø mananti saat dalam rumah gadang nantun

[DLL.PT.KG.2]

PRO3TG-dia AKT-nanti saat dalam rumah gadang PT-itu ‘dia menunggu kelahiran dalam rumah besar itu’

Pada contoh di atas, fungsi topik sebagai Dan lain-lain dalam bentuk pronomina takrif dan pronomina tak takrif, masing-masing memiliki nilai tertinggi (2) untuk kemungkinan gangguan. Hal ini disebabkan, topik baru muncul pertama sekali sehingga jarak rujuk topik pada tiga klausa sebelumnya secara berturut- turut tidak dapat teridentifikasi. Jadi dapat disimpulkan, fungsi topik sebagai Dan Lain-lain, untuk kemungkinan gangguan memiliki kesinambungan topik yang rendah.

5.1.3.3 Keberterusan Topik

Pengukuran keberterusan topik pada masing-masing bentuk topik, yaitu PK, POK, PP, PT, PTT dan PR yang berfungsi topik sebagai subjek, sebagai objek langsung dan sebagai Dan lain-lain berpijak pada jarak penyebutan pertama

kedepannya. Menurut parameter yang dikemukakan Givon (1983), topik yang berfungsi sebagai subjek memiliki jarak penyebutan yang lebih panjang dibandingkan topik yang berfungsi sebagai non-subjek. Hasil pengukuran keenam bentuk topik yang masing-masing berfungsi sebagai subjek, sebagai objek langsung dan sebagai Dan Lain-lain dipaparkan satu-persatu secara lebih terperinci berikut ini:

5.1.3.3.1 Fungsi Topik Sebagai Subjek

Hasil pengukuran keenam bentuk topik yaitu PK, POK, PP, PT, PTT dan PR yang berfungsi sebagai subjek pada keberterusan topik, sebagai berikut :

Gambar 5.17. Grafik Keberterusan Topik pada Subjek

1.42 1.18 0.76 0.79 0.19 0.52 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 PK POK PP PT PR PTT KT

Topik dalam bentuk pronomina relatif yang berfungsi sebagai subjek pada keberterusan topik, memiliki nilai terkecil (0.19) dan topik dalam bentuk pronomina kosong memiliki nilai terbesar (1.42). Hal ini menunjukkan, untuk

kesinambungan topik tertinggi dan topik dalam bentuk pronomina relatif memiliki kesinambungan terendah.

114. tasabuik kaba Anggun Nan Tongga (179:5)

PAS-sebut kabar 3TG-Anggun Nan Tongga ‘tersebut cerita Anggun Nan Tongga’

115. lah payah Ø [S.PK.KT 6] dek manurun, ka dalam lurah nantun sudah payah PRO3TG-dia karena AKT-turun ke dalam lurah PT- itu

‘sudah penat dia karena menurun ke dalam lurah’

116. Ø [S.PK.KT 5] manggapai urek kayu PRO3TG-dia AKT-gapai urat kayu

‘dia menggapai urat kayu’

117. Ø [S.PK.KT 4] bapacik di tali aka PRO3TG-dia AKT-pegang di tali akar

‘dia berpegang pada tali akar’

118. tabuang saruweh di paciak Ø [S.PK.KT 3] juo

tabung seruas PAS- pegang PRO3TG-dia juga ‘ bambu seruas dipegangnya juga ’

119. dek untuang takadia Allah, lai salamaik Ø [S.PK.KT 2] tibo di bawah

karena untung takdir Allah, sudah selamat PRO3TG-dia tiba di bawah

’karena takdir Allah, dia selamatsampai di bawah’ 120. baru sajo Ø [S.PK.KT 1] di bawah

baru saja PRO3TG-dia di bawah ‘baru saja dia di bawah’

121. Ø [S.PK.KT 0] tadanga buni ayia hilia, dalam lurah nan dalam nantun

PRO3TG-dia AKT-dengar bunyi air hilir, dalam lurah yang dalam PT- itu

pronomina kosong terus digunakan, sehingga kesinambungan topik menjadi tinggi untuk keberterusan topik. Subjek dalam bentuk pronomina indefinit, sebaliknya merupakan topik-topik baru. Kemunculannya juga hanya sesekali. Topik dianggap tidak terlalu penting hanya sebagai pelengkap cerita saja, seperti contoh berikut ini :

122. anggang[S.PTT.KT 0] nan pandai mangulindam, (62:3) enggang yang pandai AKT-gulindam ’burung enggang yang pandai bergurindam’

123. anak baruak [S.PTT.KT 0] pandai bakucapi

anak beruk pandai AKT-kecapi

’anak beruk pandai main kecapi’

124. anak musang [S.PTT.KT 0] panggaro ayam, sabuah pulo hanyo lai

anak musang pengusir ayam, sebuah pula hanya lagi ’anak musang pengusir ayam, satu buah lagi’

125. kancah [S.PTT.KT 0] nan batarawang, kuali yang AKT-terawang ‘kuali yang berterawang’

126. kain sarasah [S.PTT.KT.0] panjang tujuah

kain basahan panjang tujuah ’kain basahan panjang tujuh kaki’

127. cindai [S.PTT.KT.0] panjang tujuah baleh cindai panjang tujuh belas

’kain cindai panjang tujuh belas’

Pada klausa 122 sampai dengan klausa 127, subjek dalam bentuk pronomina tak takrif mendapat nilai 0, berarti topik tidak disebutkan dalam klausa berikutnya. Oleh karena itu, subjek dalam bentuk pronomina tak takrif memiliki kesinambungan topik yang rendah.

Hasil pengukuran keenam bentuk topik yaitu PK, POK, PP, PT, PTT dan PR yang berfungsi sebagai objek langsung pada keberterusan topik, sebagai berikut :

Gambar 5.18. Grafik Keberterusan Topik pada Objek Langsung

0 1.4 0.97 0.71 0.17 0.28 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 PK POK PP PT PR PTT KT

Topik dalam bentuk pronominal relatif yang berfungsi sebgai objek langsung, memiliki nilai terkecil (0.17) dan topik dalam bentuk pronomina orang ketiga memiliki nilai terbesar (1.40). Topik dalam bentuk pronomina kosong yang berfungsi sebagai objek langsung, tidak terdapat pada keberterusan topik. Hal ini menunjukkan, topik dalam bentuk pronomina orang ketiga yang berfungsi sebagai objek langsung memiliki kesinambungan topik tertinggi dan topik dalam bentuk pronomina relatif memiliki kesinambungan terendah.

128. urang tacangang juo maliek nyo [ OL.POK.KT.5] (186:5)

129. patuiklah Ø [ OL.PK.KT.4] tidak kanai mangana

patut lah PRO2JM-mereka tidak kena AKT-kenal ‘ patutlah mereka tidak saling mengenal ’

130. urang badunsanak [ OL.PTT. KT.3] alah baparang Orang AKT-saudara sudah AKT-perang ‘orang bersaudara sudah berperang’

131. samo kaba Ø[ OL.PK.KT.2] samo sati sama kaba PRO2JM-mereka sama sakti ‘ ceritanya sama-sama sakti mereka’

132. jaranglah urang ka tandiangan nyo [ OL.POK.KT.1] jaranglah orang jadi tandingan PRO3TG-dia

‘sulitlah orang jadi tandingan dia’

Pada klausa 104, objek langsung dalam bentuk pronomina orang ketiga untuk keberterusan topik, mendapat nilai 5 karena topik terus digunakan pada empat klausa berikutnya secara berturut-turut. Oleh karena itu, objek langsung dalam bentuk pronomina orang ketiga untuk keberterusan topik, memiliki kesinambungan topik yang tinggi.

133. kini denai nak balayia (46:4)

sekarang PRO1TG-saya hendak AKT-layar ‘sekarang saya hendak berlayar’

134. Ø maharungi lawik nan gadang [ OL.PR.KT.0]

PRO1TG-saya AKT-harung laut yang besar ‘saya mengharungi laut besar’

135. Ø mancari mamak nan batigo [ OL.PR.KT.0]

PRO1TG-saya AKT-cari paman yang bertiga ‘saya mencari paman yang bertiga’

Pada klausa 132 dan 135, objek langsung dalam bentuk topik pronomina relatif, masing-masing mendapat nilai (0) karena topik baru diperkenalkan dan

itu, objek langsung dalam bentuk pronomina relatif memiliki kesinambungan topik yang rendah.

5.1.3.3.3 Fungsi Topik Sebagai Dan Lain-lain

Hasil pengukuran keenam bentuk topik yaitu PK, POK, PP, PT, PTT dan PR yang berfungsi sebagai Dan Lain-lain pada keberterusan topik, sebagai berikut : Gambar 5.19. Grafik Keberterusan Topik pada Dan Lain-lain

0 0 1.17 0.34 0.09 0.2 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 PK POK PP PT PTT PR KG

Topik dalam bentuk pronomina orang ketiga dan pronomina kosong yang berfungsi sebagai Dan lain-lain tidak terdapat pada keberterusan topik. Nilai terkecil dimiliki oleh topik dalam bentuk pronomina tak takrif (0.09) dan nilai terbesar dimiliki oleh topik dalam bentuk pronomina posesif (1.17). Nilai rata-rata tidak terpaut jauh satu sama lainnya. Oleh karena itu, dapat dikatakan, fungsi topik sebagai Dan Lain-lain memiliki kesinambungan topik yang sangat rendah. Topik dalam bentuk pronomina posesif memiliki kesinambungan topik yang sedikit lebih tinggi dari yang lainnya, seperti contoh berikut ini :

137. barenaian paluah di badan Ø [DLL.PK.KT.2] berpercikan peluh di badan POS3TG-nya ’berpercikan keringat dibadannya’

138. raso ka tabang nyawo di badan Ø [DLL.PK.KT.1] rasa akan terbang nyawa di badan POS3TG-nya ‘seperti akan melayang nyawa di badannya’

Pada klausa 136 sampai dengan klausa 138, fungsi topik sebagai Dan lain- lain, dalam bentuk pronomina posesif memiliki nilai keberterusan topik (3) dan topik terus disebutkan dalam bentuk pronomina kosong secara berturut-turut dalam dua klausa berikutnya. Ini berarti, kemunculan topik dianggap cukup penting sehingga topik dapat teridentifikasi dengan mudah.

Gambar 5.20. Grafik Tingkat Kesinambungan Fungsi Gramatikal Topik 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 S 5.78 1.84 0.96 OL 13.35 1.97 0.38 DLL 15.34 1.98 0.21 JR KG KT

Untuk jarak referensi, subjek memiliki nilai terkecil (5.78) dan Dan lain- lain memiliki nilai terkebesar (15.34). Untuk kemungkinan gangguan, subjek memiliki nilai terkecil (1.84) dan Dan lain-lain memiliki nilai terbesar (1.98). Selanjutnya, untuk keberterusan topik, subjek memiliki nilai terbesar (0.96) dan

Dan lain-lain memiliki nilai terkecil (0.21). Dari ketiga fungsi topik, subjek memiliki kesinambungan tertinggi karena memiliki nilai rata-rata jarak referensi terkecil dan, nilai rata-rata kemungkinan gangguan terkecil dan nilai rata-rata keberterusan topik terbesar. Sebaliknya, fungsi topik sebagai Dan lain-lain

memiliki kesinambungan terendah karena memiliki nilai rata-rata jarak referensi terbesar, nilai rata-rata kemungkinan gangguan terbesar dan nilai rata-rata

kesinambungan terendah kedua, karena masing-masing nilai rata-rata jarak referensi dan kemungkinan gangguan besar, sedangkan nilai rata-rata keberterusan topik relatif kecil. Berdasarkan hasil temuan ini, dapat disimpulkan fungsi topik sebagai subjek memiliki kesinambungan tertinggi dan fungsi topik sebagai Dan lain-lain memiliki kesinambungan terendah dalam KKM.

Dokumen terkait