• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pronomina Kosong.

DAFTAR SINGKATAN DAN SIMBOL Singkatan

5.1 Temuan Penelitian

5.1.1 Hasil Pengukuran Masing-Masing Perangkat Gramatikal.

5.1.1.1 Pronomina Kosong.

Topik dalam bentuk pronomina kosong memiliki jarak referensi yang cukup dekat, tetapi untuk kemunculan topik dalam tiga klausa secara berturut- turut, mendapat cukup banyak gangguan dari topik lain dan topik juga tidak dipertahankan keberterusannya pada penyebutan selanjutnya. Penjabaran topik dalam bentuk pronomina kosong untuk masing-masing ukuran kesinambungan topik dapat dilihat dalam tabel dan uraian berikut ini :

Tabel 5.1 Pronomina Kosong

Ukuran Jumlah Token Nilai Nilai Rata-Rata

Jarak Referensi Kemungkinan Gangguan Keberterusan Topik 2264 2264 2264 3633 3925 3202 1.60 1.73 1.41

. Dari tabel 5.1 menunjukkan, jumlah keseluruhan token dalam bentuk pronomina kosong adalah 2264, nilai yang diperoleh untuk jarak referensi 3633,

rata-rata untuk jarak referensi adalah 3633: 2264 = 1.60. Nilai rata-rata untuk kemungkinan gangguan adalah 3925 : 2264 = 1.73. Nilai rata-rata untuk keberterusan topik adalah 3202 : 2264 = 1.41. Penghitungan yang lebih jelas masing-masing ukuran kesinambungan topik dalam bentuk pronomina kosong dapat dilihat pada ( lampiran 1 ). Berikut ini adalah hasil pengukuran pronomina kosong pada ketiga ukuran kesinambungan topik, yaitu JR, KG, dan KT

5.1.1.1.1 Jarak Referensi

Untuk jarak referensi, selisih antara nilai topik (3633) dengan jumlah kemunculannya (2264) tidak terpaut jauh dan nilai rata-rata yang dimiliki (1.60) cukup rendah. Artinya, dari rentang nilai 1-20 yang sudah ditentukan untuk jarak referensi, mayoritas jarak rujuk topik berkisar antara 1 dan 2 klausa, setiap topik pada umumnya mendapat nilai terkecil (1). Hal ini menunjukkan, topik dalam bentuk pronomina kosong dapat teridentifikasi dengan baik berdasarkan pengukuran jarak referensi. Selain itu, dari jumlah 2264 token, hanya 12 topik memperoleh jarak rujuk yang paling jauh, 8 topik merujuk pada pronomina definit dan 4 topik merujuk pada pronomina indefinit. Sebahagian besar topik, hanya memiliki jarak 1 klausa saja dan merujuk pada pronomina takrif dalam bentuk frasa kata nama, seperti Katik Alamsudin, si Bujang Salamat, Puti Andami Sutan

dan lain sebagainya. Pengukuran pronomina kosong pada jarak referensi dapat dilihat pada contoh berikut ini :

2. Ø [PK.JR1] pangganglah kini kumayan putiah PRO2TG-kau pangganglah sekarang kemenyan putih ‘ kau pangganglah sekarang kemenyang putih’

3. Ø [PK.JR1] asokilah rumah bakuliliang

PRO2TG-kau asapilah rumah sekeliling ‘ kau asapilah sekeliling rumah’

4. Ø [PK.JR1] asokilah surek nan pusako,

PRO2TG-kau asapilah surat PR-yang pusaka ‘ kau asapilah surat pusaka’

5. Ø [PK.JR1] bukaklah pintu katujuahnyo

PRO2TG -kau bukalah pintu ketujuhnya ‘ kau bukalah pintu ketujuh-tujuhnya’

Klausa 2 sampai dengan 5 masing-masing mendapat nilai 1 karena merujuk pada satu klausa sebelumnya. Topik yang dirujuk adalah pronomina takrif dalam bentuk frasa kata nama, yaitu si Kambang Alamsani. Dekatnya jarak rujuk topik menyebabkan topik sangat mudah teridentifikasi sehingga kesinambungan topik menjadi tinggi

5.1.1.1.2 Kemungkinan Gangguan

Untuk kemungkinan gangguan, selisih antara nilai topik (3925) dengan jumlah kemunculannya (2264) terpaut cukup jauh. Nilai rata-rata (1.73) yang diperoleh cukup tinggi. Artinya, dari rentang nilai 1-2 yang sudah ditentukan untuk kemungkinan gangguan, mayoritas topik mendapat nilai maksimal (2). Ini berarti, mayoritas kemunculan topik pada tiga klausa sebelumnya secara berturut- turut mendapat gangguan dari topik lain, sehingga rujukan topik sulit teridentifikasi berdasarkan pengukuran kemungkinan gangguan. Dari 3925 jumlah tokn 3925, hanya 598 topik yang kemunculannya pada lingkungan tiga klausa

topik khususnya dalam lingkungan tiga klausa berturut-turut selalu mendapat gangguan dari topik lain. Pengukuran pronomina kosong pada kemungkinan gangguan dapat dilihat pada contoh berikut ini:

6. denai surang nan balun tampak

PRO1TG-saya seorang PR-yang belum nampak ‘ saya sendiri yang belum datang ’

7. mandanga kato anak kanduang AKT-dengar kata anak kandung ‘ mendengar perkataan anak kandung ’

8. galak tasanyum mandeh Suto Suri

gelak ERG-senyum 3TG-ibu Suto Suri ‘ gelak tersenyum ibu Sutan Suto Suri ’ 9. lalu manjawab Ø [KG.2] maso itu

lalu AKT-jawab PRO3TG-dia saat itu ‘ lalu dia menjawab saat itu ’

Pada klausa (9), kemunculan pronomina kosong (Ø) pada lingkungan tiga klausa sebelumnya mendapat gangguan dari topik lain, yaitu anak kanduang pada klausa (7). Kemunculan topik-topik lain pada lingkungan tiga klausa sebelumnya sangat mengganggu kesinambungan topik, sehingga kesinambungannya menjadi rendah.

5.1.1.1.3 Keberterusan Topik

Untuk keberterusan topik, selisih antara nilai topik (3202) dengan jumlah kemunculannya (2264) tidak terpaut jauh dan nilai rata-rata (1.41) yang diperoleh cukup rendah Artinya, dari rentang nilai yang tidak terbatas, yaitu 0 +, yang sudah ditentukan untuk keberterusan topik, mayoritas topik mendapat nilai

terlalu penting, sehingga topik agak sulit teridentifikasi berdasarkan pengukuran keberterusan topik. Dari 2264 jumlah token, hanya 1 topik yang kemunculannya terus dipertahankan sampai 10 klausa secara berturut-turut. Topik ini merujuk pada tokoh utama dalam teks. Selebihnya, mayoritas kemunculan topik dalam bentuk pronomina kosong hanya dalam 2 klausa saja. Pengukuran pronomina kosong pada keberterusan topik dapat dilihat pada contoh berikut ini:

10. mamak Ø [PK.KT.10] ditawan bajak kuntuang

paman POS2TG-mu PAS-tawan bajak kuntung ‘ pamanmu ditawan bajak ’

11. Ø lah disabuahkan jo babi

POS2TG-mu sudah ERG-sebuah dengan babi ‘ pamanmu sudah disatukan dengan babi]

12. tangan Ø lah cando tangkai sanduak

tangan POS2TG-nya sudah seperti tangkai sendok ‘ tangannya sudah seperti tangkai sendok ’

13. jangguik Ø lah panjang hinggo pusek

Janggut POS3TG-nya sudah panjang hingga pusat ‘janggutnya sudah panjang hingga pusat ’

14. badan Ø tingga kulik pambaluik tulang, nan sakarang kini nangko

badan POS3TG-nya tinggal kulit pembalut tulang, yang sekarang sekarang ini

‘ badannya tinggal kulit pembalut tulang’ dan sakarang ini ’ 15. kaki Ø bapasung kaduonyo

kaki POS3TG-nya ERG-pasung keduanya ‘ kakinya berpasung keduanya ’

16. tangan Ø bagalang rantai basi

tangan POS3TG-nya ERG-gelang rantai basi ‘ tangannya bergelang ratai besi ’

18. Ø nan luluih indak basalami

PRO3TG-dia yang lolos tidak ERG-salam ‘dia hilang tidak dicari ’

19. Ø nan hilang indak bacari

PRO3TG-dia yang hilang tidak ERG-cari ‘ dia hilang tidak dicari ’

20. Ø [KT 10] tagantuang indak tuan rateh PRO3TG-dia ERG-gantung tidak tuan retas ‘ dia tergantung tidak tuan putuskan ’

Pada klausa 10, pronomina kosong (Ø ) dalam bentuk pronomina posesif

mamakmu disebutkan secara berturut-turut pada klausa 11 sampai dengan klausa 20. Kemunculan topik secara berturut-turut ini menyebabkan topik mudah teridentifikasi dan kesinambunganpun menjadi tinggi. Skema hasil pengukuran topik dalam bentuk pronomina kosong sebagai berikut :

Gambar 5.1 Skema Hasil Pengukuran Pronomina Kosong

Jarak </> = < jarak lebih dekat, > jarak lebih jauh

Gangguan </> = < gangguan lebih sedikit, > gangguan lebih banyak Keberterusan </> = < tidak bertahan, > bertahan

Hasil Pengukuran Indikator Kesinambungan Topik Jarak Referensi Ukuran Kesinambungan Topik Tingkat Kesinambungan topik Tinggi Jarak < Banyak (1.73) Gangguan > Rendah Tidak Bertahan (1.41) Keberterusan < Rendah Dekat (1.60) Kemungkinan Gangguan Keberterusan Topik

jarak referensi sesuai dengan indikator kesinambungan topik karena hasil yang diperoleh cukup rendah. Artinya, jarak rujuk topik relatif dekat sehingga kesinambungan topik menjadi tinggi. Hasil pengukuran untuk kemungkinan gangguan juga tidak sesuai dengan indikator kesinambungan topik karena hasil yang diperoleh mendekati nilai maksimal (2) yang berarti hampir keseluruhan kemunculan topik mendapat gangguan dari topik lain sehingga kesinambungan topik menjadi rendah. Hasil pengukuran keberterusan topik juga tidak sesuai dengan indikator kesinambungan topik karena hasil yang diperoleh sangat rendah sedangkan nilai seharusnya adalah tinggi. Artinya, topik hampir tidak dipertahankan pada klausa berikutnya secara berturut-turut sehingga kesinambungan topik menjadi rendah.

Dari temuan ini dapat disimpulkan, topik dalam bentuk pronomina kosong dapat terindentifikasi dengan baik karena jarak rujuk topik cukup dekat tetapi untuk jarak rujuk pada 3 klausa secara berturut-turut topik mendapat gangguan dari topik lain dan topik juga tidak dipertahankan keberterusannya karena dianggap kemunculannya tidak terlalu penting..

5.1.1.2 Pronomina Orang Ketiga

Topik dalam bentuk pronomina orang ketiga memiliki jarak referensi yang cukup dekat, tetapi untuk kemunculan topik dalam tiga klausa secara berturut- turut, mendapat cukup banyak gangguan dari topik lain dan topik juga tidak dipertahankan keberterusannya pada penyebutan selanjutnya. Penjabaran topik

kesinambungan topik dapat dilihat dalam tabel dan uraian berikut ini :

Tabel 5.2. Pronomina Orang Ketiga

Ukuran Jumlah Token Nilai Nilai Rata-Rata

Jarak Referensi Kemungkinan Gangguan Keberterusan Topik 147 147 147 261 258 180 1.78 1.76 1.22

Jumlah keseluruhan token dalam bentuk pronomina orang ketiga adalah 147. Dari hasil pengukuran, diperoleh nilai untuk jarak referensi 261, untuk kemungkinan gangguan 258 dan untuk keberterusan topik 180. Nilai rata-rata untuk jarak referensi adalah 261: 147 = 1.78. Nilai rata-rata untuk kemungkinan gangguan adalah 258 : 147 = 1.76. Nilai rata-rata untuk keberterusan topik adalah 180 : 147 = 1.22. Penghitungan yang lebih jelas masing-masing ukuran kesinambungan topik untuk topik dalam bentuk pronomina orang ketiga dapat dilihat pada ( lampiran 2 ). Berikut ini adalah hasil pengukuran pronomina orang ketiga pada ketiga ukuran kesinambungan topik, yaitu JR, KG, dan KT

5.1.1.2.1 Jarak Referensi

Untuk jarak referensi, selisih antara nilai topik (261) dengan jumlah kemunculannya (147) tidak terpaut jauh dan nilai rata-rata yang dimiliki (1.78) cukup rendah. Artinya, dari rentang nilai 1-20 yang sudah ditentukan untuk jarak referensi, mayoritas jarak rujuk topik berkisar antara 1 dan 2 klausa, setiap topik pada umumnya mendapat nilai terkecil (1). Hal ini menunjukkan, topik dalam

pengukuran jarak referensi. Selain itu, dari 147 jumlah token hanya 5 topik yang memiliki jarak rujuk yang paling jauh, dua diantaranya merupakan topik yang baru diperkenalkan setelah melampaui 20 klausa sebelumnya. Kedua topik ini masing-masing merujuk pada frasa kata nama orang, yaitu Malin Cik Ameh dan

Nan Gondoriah. Pengukuran pronomina orang ketiga pada jarak referensi dapat dilihat pada contoh berikut ini:

21. balunlah inyo ka tabaluak

balunlah PRO3TG-dia akan terbekuk ‘ dia tidak akan terbekuk’

22. balunlah inyo ka tatawan

belumlah PRO3TG-dia akan ERG-tawan ‘ dia tidak akan tertawan ’

23. sadang dipanggang inyo tak hanguih

sedang ERG-panggang PRO3TG-dia tidak hangus ‘ sedang di panggang dia tidak hangus]

24. namun dirandam inyo tak basah

namun ERG-rendam PRO3TG-dia tidak basah ‘ dan direndam dia tidak basah ’

Topik dalam bentuk pronomina orang ketiga inyo di atas, masing-masing merujuk pada satu klausa sebelumnya. Jarak rujuk topik sangat dekat, hanya satu klausa sebelumnya, menyebabkan topik mudah teridentifikasi dan kesinambunganpun menjadi tinggi.

5.1.1.2.2 Kemungkinan Gangguan

Untuk kemungkinan gangguan, selisih antara nilai topik (258) dengan jumlah kemunculannya (147) terpaut cukup jauh. Nilai rata-rata (1.76) yang

untuk kemungkinan gangguan, mayoritas topik mendapat nilai maksimal (2). Ini berarti, mayoritas kemunculan topik pada tiga klausa sebelumnya secara berturut- turut mendapat gangguan dari topik lain, sehingga rujukan topik sulit teridentifikasi berdasarkan pengukuran kemungkinan gangguan. Selanjutnya, dari 147 jumlah token hanya 36 topik yang tidak mendapat gangguan dari topik lain pada lingkungan 3 klausa berikutnya berturut-turut dan dua diantaranya nyo, inyo

merujuk pada topik [-insan], yaitu nuri (burung). Pengukuran pronomina orang ketiga pada kemungkinan gangguan dapat dilihat pada contoh berikut ini:

25. Ø nan bagala Tuanku Haji Mudo

PK3TG-dia yang ERG-gelar PT-Tuanku Haji Muda ‘ dia bergelar Tuanku Haji Muda ’

26. kini Ø batarak di Gunuang Ledang

sekarang PK3TG-dia ERG-tapa di Gunung Ledang ‘ sekarang diabertapa di Gunung Ledang ’

27. Ø nan banamo Nangkodoh Rajo

PK3TG-dia yang ERG-nama Nangkodoh Rajo ‘ dia bernama Nangkodoh Rajo ’

28. inyo alah barumah tango

PRO3TG-dia sudah ERG-rumah tangga ‘ dia sudah berumah tangga ’

P ada klausa 28, pronomina orang ketiga inyo mendapat gangguan dari topik lain yaitu topik dalam bentuk Ø pada klausa 26 dan 25, sehingga kesinambungan topik menjadi rendah.

5.1.1.2.3 Keberterusan Topik

Untuk keberterusan topik, selisih antara nilai topik (180) dengan jumlah kemunculannya (147) tidak terpaut jauh dan nilai rata-rata topik (1.22) cukup

ditentukan untuk keberterusan topik, mayoritas topik mendapat nilai terkecil (1). Hal ini berarti, kemunculan topik secara berturut-turut dianggap tidak terlalu penting, sehingga topik agak sulit teridentifikasi berdasarkan pengukuran keberterusan topik. Selain itu, dari 147 jumlah token hanya 2 topik yang dianggap penting sehingga kemunculannya tetap dipertahankan dalam 4 klausa secara berturut-turut. Kedua topik ini masing-masing merujuk pada frasa kata nama yang sekaligus merupakan tokoh utama dalam teks tersebut, yaitu Anggun Nan Tongga

dan Puti Gondoriah. Selebihnya kemunculan topik berkisar antara 0 dan 1 klausa saja. Pengukuran pronomina orang ketiga pada keberterusan topik dapat dilihat pada contoh berikut ini:

29. sabab Nan Tongga alah lahia, sebab 3TG-Nan Tongga sudah lahir ‘ sebab Nan Tongga sudah lahir ’

30. Ø kan pambangkik batang tarandam,

PRO3TG-dia akan ERG-bangkit batang terendam ‘ dia untuk penolong orang yang susah ’

31. Ø kan pahapuih malu di kaniang

PRO3TG-dia akan ERG-hapus malu di kening ‘ dia untuk penghapus malu ’

32. Ø untuak panjapuik dagang nan hilang PRO3TG-dia untuk ERG-jemput dagang PR-yang hilang ‘ dia untuk pencari orang yang hilng ’

Topik Anggun Nan Tongga pada klausa 29, disebutkan dalam empat klausa secara berturut-turut dalam bentuk pronomina kosong. Kemunculan topik secara berturut-turut ini menyebabkab kesinambungan topik tinggi. Selanjutnya hasil pengukuran pronomina orang ketiga dapat dilihat pada skema berikut ini :

Jarak </> = < jarak lebih dekat, > jarak lebih jauh

Gangguan </> = < gangguan lebih sedikit, > gangguan lebih banyak Keberterusan </> = < tidak bertahan, > bertahan

Dari skema hasil pengukuran kesinambungan topik di atas dapat dilihat hasil pengukuran pronomina orang ketiga untuk jarak referensi sesuai dengan indikator kesinambungan topik karena hasil yang diperoleh cukup rendah sehingga kesinambungan topik menjadi tinggi. Hasil pengukuran untuk kemungkinan gangguan tidak sesuai dengan indikator kesinambungan topik karena hasil yang diperoleh cukup tinggi sedangkan nilai seharusnya adalah rendah sehingga kesinambungan topik menjadi rendah. Hasil pengukuran keberterusan topik juga tidak sesuai dengan indikator kesinambungan topik karena hasil yang diperoleh cukup rendah sedangkan nilai seharusnya adalah tinggi sehingga kesinambungan topik menjadi rendah.

Dari temuan ini dapat disimpulkan, topik dalam bentuk pronomina orang ketiga dapat terindentifikasi dengan baik karena jarak rujuk topik relatif dekat tetapi untuk jarak rujuk pada 3 klausa secara berturut-turut topik mendapat

Hasil Pengukuran Indikator Kesinambungan Topik Jarak Referensi Ukuran Kesinambungan Topik Tingkat Kesinambungan topik Tinggi Jarak < Banyak (1.76) Gangguan > Rendah Tidak Bertahan (1.22) Keberterusan < Rendah Dekat (1.78) Kemungkinan Gangguan Keberterusan Topik

karena dianggap kemunculannya tidak terlalu penting.

Dokumen terkait