• Tidak ada hasil yang ditemukan

GABCIKOVO-NAGYMAROS PROJECTS, ICJ REPORTS, 1997

Dalam dokumen Kumpulan Studi Kasus HI (Halaman 58-67)

Fakta-Fakta Hukum

1.Pihak yang terlibat dalam kasus ini adalah antara Hongaria dengan Slovakia.

2.Pada tahun 1977, Pemerintah Hongaria dan Cekoslovakia mengadakan perjanjian pembangunan dan operasi bendungan sungai Danube untuk kepentingan pembangkit listrik, proyek pengendalian banjir, dan untuk kepentingan pelayaran dimana proyek ini nantinya diharapkan dapat meningkatkan berbagai sektor kehidupan dari kedua negara seperti sektor ekonomi, pertanian, dan sebagainya.

September 1977 mengenai pembangunan pintu air di Gabcikovo dan Nagymaros, yang selanjutnya perjanjian ini diberi nama “Treaty 1977”.

4.Pada tanggal 13 Mei 1989, Pemerintah Hongaria menyatakan menunda pelaksanaan proyek tersebut hingga pada tanggal 27 Oktober 1989, Pemerintah Hongaria menghentikan proyek tersebut dengan alasan bahwa jika tindakan-tindakan operasional terus dilanjutkan terkait pelaksanaan proyek tadi, berdasarkan studi ilmiah dan alasan-alasan yang mengacu pada prinsip keseimbangan ekologis dalam jangka panjang, maka dapat mengakibatkan dampak yang sangat serius terhadap lingkungan di sekitar sungai Danube yang secara langsung maupun tidak langsung bergantung pada sungai Danube seperti kualitas air yang dibutuhkan bagi wilayah Budapest termasuk juga flora fauna yang ada di sekitar sungai..

5.Di lain pihak, Slovakia sebagai salah satu suksesor Cekoslovakia menolak adanya prinsip “ecological state of necessity” dalam kasus tersebut di tahun 1989 atau tahun-tahun yang berikutnya. Slovakia tidak menolak bahwa masalah ekologis akan timbul, namun hal tersebut menegaskan bahwa mereka dapat memperbaikinya dalam suatu tingkat yang luas. Itu mendasari suatu ketegangan bahwa tidak ada persetujuan yang dicapai dalam rangka menghormati operasi di Gabcikovo dan mengklaim bahwa ketakutan Hongaria hanya terkait pada kondisi operasi dari sebuah keadaan yang ekstrim.

6.Hongaria dan Slovakia kemudian membawa kasus ini ke Mahkamah Internasional dimana Mahkamah kemudian mengeluarkan Advisory Opinion terhadap penafsiran Treaty 1977 terkait dengan state ecological necessity.

Masalah Hukum

Masalah hukum yang kemudian terjadi adalah apakah tindakan Hongaria dengan menghentikan pembangunan dam di sungai Danube melanggar perjanjian internasional yang telah dibuat dengan Slovakia yaitu Treaty 1977?

Putusan Mahkamah Internasional

Dalam kasus ini, Mahkamah Internasional mengeluarkan dua putusan dimana yang pertama berupa Advisory Opinion mengenai penafsiran terhadap Treaty 1977 sehubungan

dengan alasan Hongaria mengenai state ecological necessity dalam kasus ini, dan Judgment pada tanggal 25 September 1997. Mahkamah yang beranggotakan Presiden Schwebel; Wakil Presiden Weeramantry; Hakim Oda, Bedjaoui, Guillaume, Ranjeva, Herczegh, Shi, Fleischhauer, Koroma, Vereshchetin, Parra-Aranguren, Kooijmans, Rezek; Hakim ad hoc Skubiszewski; dan Registrar Valencia-Ospina setelah melihat fakta-fakta di lapangan, memutuskan bahwa Hongaria dan Slovakia harus membuka lagi jalur perundingan untuk menyelesaikan kasus ini dengan prinsip itikad baik berdasarkan ketentuan dalam Treaty 1977 dan operasi bersama untuk dam di wilayah Slovakia harus dilaksanakan berdasarkan Treaty 1977, serta tiap pihak harus membayar ganti atas kerugian pihak lain dalam perjanjian. Adapun dalam Advisory Opinionnya, Mahkamah berpendapat bahwa alasan Hongaria menghentikan pembangunan dam dengan alasan state ecological necessity tidak dapat diterima sehingga Hongaria dianggap telah melanggar Treaty 1977.

Dasar Pertimbangan Mahkamah Internasional

Mahkamah dalam putusannya di Advisory Opinion berpendapat bahwa dampak lingkungan yang disebutkan oleh Hongaria yang dijadikan alasan untuk menghentikan perjanjian tidak sesuai dengan prinsip rebus sic stantibus dimana untuk menghentikan perjanjian, dipelukan adanya perubahan keadaan yang mendasar. Dalam kasus Gabcikovo-Nagymaros ini, perubahan lingkungan yang terjadi tidak merubah struktur fisik sungai Danube secara menyeluruh sehingga dianggap bukan perubahan keadaan yang mendasar. Dalam putusannya pada tahun 1997, Mahkamah menyatakan bahwa :

1. Hongaria tidak berhak menghentikan dan meninggalkan proyek pembangunan dam yang berdasarkan Treaty 1977.

2. Cekoslovakia tidak berhak menggunakan solusi alternatif berupa Variant C yang diterapkan pada November 1991, namun tidak menyertakannya dalam operasi bulan Oktober 1992 sebagai instrument tunggal.

3. Pernyataan Hongaria tentang penghentian Treaty 1977 dan instrument tambahan 19 Mei 1992 tidak secara legal menghapus hak dan kewajiban Hongaria dimana Hongaria masih terikat pada kewajiban antar pihak dalam perjanjian.

Mahkamah berpendapat bahwa perkembangan norma baru dalam hukum lingkungan telah sesuai dengan ketentuan dalam perjanjian internasional mengenai lingkungan.

Analisis Kasus

Menurut kelompok kami, dalam kasus ini, putusan Mahkamah telah sesuai dengan prinsip hukum internasional dimana dalam hukum perjanjian internasional, penghentian perjanjian hanya dapat dilakukan oleh pihak-pihak dalam perjanjian apabila ada perubahan keadaan yang mendasar (rebus sic stantibus) yang diatur dalam pasal 62 Vienna Convention on the Law of Treaties yang menyatakan bahwa efek dari perubahan harus secara radikal merubah kewajiban negara pihak dalam perjanjian. Dalam kasus ini, perubahan lingkungan yang dikatakan Hongaria tidak mengubah kewajibannya terhadap Treaty 1977.

CASE CONCERNING AVENA & OTHER MEXICAN NATIONS, MEXICO

v. USA, ICJ, 2004

Fakta Hukum

1. Pihak yang bersengketa di dalam kasus ini adalah Meksiko melawan Amerika Serikat.

2. Pada tanggal 9 Januari 2003, Meksiko memutuskan untuk mengajukan masalah ini kepada ICJ, atas adanya pelanggaran terhadap Konvensi Jenewa dalam Consular Relations atas

banyaknya warga Meksiko yang divonis hukuman mati oleh pemerintah Amerika Serikat. 3. Meksiko dan Amerika Serikat adalah anggota dalam perjanjian Pasal 36 dari Vienna

Convention on Consular Relations, di mana VCCR ini merupakan perjanjian multilateral yang mengatur tentang akitivitas badan konsuler dari suatu negara antara negara pengirim dengan negara penerima. Salah satu kegiatan dari konsuler tersebut adalah perlindungan terhadap warga negara dari negara pengirim yang sedang berada dalam kasus kriminal yang terjadi di negara penerima.

4. Warga-warga Meksiko yang termasuk di dalam daftar pengadilan yang telah divonis hukuman mati diantaranya adalah kasus Mr. Cesar Roberto Fierro Reyna, Mr. Roberto Moreno Ramos, dan Mr. Osvaldo Torres Aguilera yang diadili dalam pengadilan Amerika Serikat.

5. Dalam kasus-kasus tersebut, mereka telah divonis hukuman mati oleh Pengadilan Amerika Serikat dan ini telah melanggar ketentuan dalam Konvensi Jenewa, dikarenakan sebelumnya para terdakwa tersebut tidak diperkenankan memperoleh bantuan konsuler dari negara asalnya atas proses peradilan yang dijalaninya.

6. Tidak hanya dalam ketiga kasus itu saja saja, masih terdapat sekitar 52 kasus yang berhubungan langsung dengan pelanggaran terhadap isi dari Pasal 36 VCCR tentang Consular Relations tersebut yang mengakibatkan Meksiko memutuskan untuk mengajukan kasus ini kepada ICJ.

7. Amerika Serikat tidak memberitahukan kepada warga negara Meksiko yang mereka tahan bahwa mereka memiliki hak untuk memperoleh bantuan konsuler dari negara asalnya dan tidak memberikan mereka kesempatan untuk melakukan hal tersebut dan tetap menjalankan proses peradilan sesuai dengan yurisdiksi yang dimiliki Amerika Serikat.

8. Selain itu, Amerika Serikat juga tidak memberikan informasi kepada pemerintah Meksiko mengenai pengadilan yang dilakukan terhadap warga Meksiko yang mereka tahan sebelum pada akhirnya diketahui oleh pemerintah Meksiko itu sendiri dan apapun tindakan dari badan konsuler dari Meksiko untuk membantu warga negaranya di Amerika Serikat, Amerika Serikat tetap menjalankan proses peradilannya sesuai dengan yurisdiksinya dan putusan yang dikeluarkan dari proses peradilan tersebut diantaranya adalah vonis hukuman mati.

Permasalahan Hukum

1. Apakah tindakan Amerika Serikat dalam tidak memberitahukan detensi yang dilakukannya terhadap 51 warga Meksiko mengenai hak mereka atas Consular Relations telah melanggar

ketentuan dalam Pasal 36 Paragraf 1 (b) dari Vienna Convention on Consular Relations pada tanggal 24 April 1963?

2. Apakah tindakan Amerika Serikat dalam tidak memberitahukan detensi yang dilakukannya terhadap 49 warga Meksiko kepada badan konsuler Meksiko sehingga mencegah adanya bantuan dari badan tersebut telah melanggar ketentuan dalam Pasal 36 Paragraf 1 (b) dari Vienna Convention on Consular Relations pada tanggal 24 April 1963?

3. Apakah tindakan Amerika Serikat dalam tidak memberikan kesempatan terhadap 49 warga Meksiko yang merea tahan untuk menghubungi negara asalnya telah melanggar ketentuan dalam Pasal 36 Paragraf 1 (a) dan paragraf 1(c) dari Vienna Convention on Consular Relations pada tanggal 24 April 1963?

4. Apakah tindakan Amerika Serikat dalam mencegah pemerintahan Meksiko dalam menyusun legal representation atas 34 warga Meksiko yang diadili di Amerika Serikat telah melanggar ketentuan dalam Pasal 36 Paragraf 1 (c) dari Vienna Convention on Consular Relations pada tanggal 24 April 1963?

5. Apakah tindakan Amerika Serikat dalam tidak memberikan kesempatan untuk dilakukannya review dan pengkajian kembali atas putusan terhadap Mr. Cesar Roberto Fierro Reyna, Mr. Roberto Moreno Ramos, dan Mr. Osvaldo Torres Aguilera telah melanggar ketentuan dalam Pasal 36 Paragraf 2 dari Vienna Convention on Consular Relations pada tanggal 24 April 1963?

Putusan Mahkamah Internasional

Pada tanggal 31 Maret 2004, ICJ mengeluarkan keputusan sebagai berikut.

1. Dengan hasil voting 14 berbanding 1, bahwa tindakan Amerika Serikat dalam tidak memberitahukan detensi yang dilakukannya terhadap 51 warga Meksiko mengenai hak mereka atas Consular Relations telah melanggar ketentuan dalam Pasal 36 Paragraf 1 (b) dari Vienna Convention on Consular Relations pada tanggal 24 April 1963.

2. Dengan hasil voting 14 berbanding 1, bahwa tindakan Amerika Serikat dalam tidak memberitahukan detensi yang dilakukannya terhadap 49 warga Meksiko kepada badan konsuler Meksiko sehingga mencegah adanya bantuan dari badan tersebut telah melanggar ketentuan dalam Pasal 36 Paragraf 1 (b) dari Vienna Convention on Consular Relations pada tanggal 24 April 1963.

3. Dengan hasil voting 14 berbanding 1, bahwa tindakan Amerika Serikat dalam tidak memberikan kesempatan terhadap 49 warga Meksiko yang merea tahan untuk

menghubungi negara asalnya telah melanggar ketentuan dalam Pasal 36 Paragraf 1 (a) dan paragraf 1(c) dari Vienna Convention on Consular Relations pada tanggal 24 April 1963. 4. Dengan hasil voting 14 berbanding 1, bahwa tindakan Amerika Serikat dalam mencegah

pemerintahan Meksiko dalam menyusun legal representation atas 34 warga Meksiko yang diadili di Amerika Serikat telah melanggar ketentuan dalam Pasal 36 Paragraf 1 (c) dari Vienna Convention on Consular Relations pada tanggal 24 April 1963.

5. Dengan hasil voting 14 berbanding 1, bahwa tindakan Amerika Serikat dalam tidak memberikan kesempatan untuk dilakukannya review dan pengkajian kembali atas putusan terhadap Mr. Cesar Roberto Fierro Reyna, Mr. Roberto Moreno Ramos, dan Mr. Osvaldo Torres Aguilera telah melanggar ketentuan dalam Pasal 36 Paragraf 2 dari Vienna Convention on Consular Relations pada tanggal 24 April 1963.

6. Dengan hasil voting 14 berbanding 1, bahwa Amerika Serikat berkewajiban untuk melakukan persiapan yang selayaknya dalam menyediakan bantuan untuk review dan pengkajian kembali atas putusan dan vonis terhadap warga negara Meksiko dengan tetap memperhatikan pelanggaran hak yang telah Amerika Serikat lakukan dalam Pasal 36 VCCR.

7. Mengambil komitmen dari Amerika Serikat untuk memastikan implementasi yang mereka lakukan dengan berdasarkan pada kewajibannya dalam Pasal 36 paragraf 1(b) dari Konvensi Jenewa tersebut, dan komitmen ini harus disesuaikan dengan permintaan dari Meksiko untuk adanya garansi dan asuransi danri non-repetisi.

8. Apabila beberapa warga negara Meksiko harus divonis beberapa hukuman tanpa adanya perlindungan hak mereka dalam Pasal 36 paragraf 1(b) dari VCCR yang juga sudah ditinjau dalam pemeriksaannya, Amerika Serikat harus menyediakan bantuan dalam review dan pengkajian kembali supaya dapat dihasilkan keputusan yang tidak bertentangan dengan ketentuan dalam konvensi tersebut.

Dasar Pertimbangan Putusan Mahkamah

1. Amerika Serikat menyatakan bahwa dalam permintaan yang diberikan oleh Meksiko untuk mengatasi permasalahan ini tidak dapat diterima sebab ini menandakan bahwa Meksiko meminta ICJ sebagai badan pengadilan yang mengatasi masalah kriminal. Akan tetapi, putusan yang diberikan oleh ICJ hanyalah berupa saran dan provisional measures, supaya Amerika Serikat harus menyediakan bantuan untuk melakukan review dan pengkajian kembali seperti dalam putusan ICJ dalam kasus LaGrand.

2. Amerika Serikat menyatakan bahwa tindakan Meksiko untuk melakukan perlindungan diplomatik kepada warga negaranya yang telah melakukan tindakan kriminal tidak dapat

diterima. Akan tetapi, dalam Pasal 3 paragraf 1(b) disebutkan bahwa Meksiko memang memiliki hak untuk melakukan hal tersebut sebagai suatu keadaan khusus dalam hak suatu negara dan hak individu. Oleh karena itu, pendapat dari Amerika Serikat tersebut tidak dapat diterima.

3. Amerika Serikat juga menyatakan bahwa tindakan perlidnungan diplomatik dari Meksiko tersebut tidak berpengaruh bagi warga Meksiko yang ditahan di Amerika yang memiliki dua kewarganegaraan. Akan tetapi, ICJ menyatakan bahwa dengan berdasarkan pada Pasal 36 VCCR tersebut, Meksiko tetap memiliki kewenangan untuk melakukan hal tersebut sehingga tindakan dari Meksiko tersebut dapat dibenarkan.

4. Amerika Serikat juga menyakan bahwa Meksiko juga memiliki kesalahan, sebab Meksiko walaupun mengetahui adanya ketentuan dalam Pasal 36 VCCR tersebut tetapi mereka tidak segera memberitahukannya kepada Amerika Serikat atau terlambat dalam pemberitahuannya. ICJ menyatakan bahwa Meksiko sebelum telah melakukan beberapa tindakan yang menarik perhatian dari Amerika Serikat mengenai pelanggarannya terhadap Pasal 36 Konvensi terebut sehingga pendapat dari Amerika Serikat ini tidak dapat diterima. Selain itu, tindakan Meksiko dalam kasus ini semuanya berdasarkan pada Pasal 36 VCCR sehingga tindakan-tindakan tersebut dapat dibenarkan.

5. Berdasarkan pada Pasal 36 paragraf 1(b) VCCR, Amerika Serikat seharusnya memiliki kewajiban untuk memberitahukan pemerintah Meksiko dan konsulernya atas proses pengadilan yang sedang dilakukan oleh negara-negara bagian Amerika Serikat. Akan tetapi, karena Amerika Serikat tidak melakukan kewajiban tersebut maka Amerika Serikat telah melanggar isi dari ketentuan tersebut.

6. Tindakan Amerika Serikat yang seharusnya memberitahukan pengadilan yang sedang mereka laksanakan tanpa adanya jeda waktu, atau dengan kata lain harus dilakukan pada saat itu juga telah melanggar ketentuan dalam Pasal 36 paragraf 1(b) dari Konvensi Jenewa.

7. Untuk pemberian solusi terbaik dalam penanganan kasus ini, maka putusan yang dikeluarkan ICJ merupakan suatu saran kepada Amerika Serikat untuk memeriksa dan mengkaji kembali putusan yang telah mereka keluarkan kepada warga negara Meksiko yang mereka tahan, dan menyediakan fasilitas agar adanya bantuan dari konsuler Meksiko terhadap warga negaranya.

Analisis Putusan

mempengaruhi suatu proses peradilan dalam suatu negara apabila di dalam proses peradilan tersebut ada keterkaitannya dengan negara yang lain. Hal ini dapat terlihat dalam bagaiman suatu ketentuan dalam Pasal 36 dalam Vienna Convention on Consular Relations dapat mempengaruhi proses peradilan di Amerika Serikat terhadap warga negara Meksiko yang mereka tahan.

2. Ketentuan dalam Pasal 36 Konvensi Jenewa tersebut dapat mempengaruhi pengadilan di Amerika Serikat sebab di dalam ketentuan tersebut disebutkan bahwa Meksiko berhak mengirimkan bantuan berupa Consular Relations atau bantuan berupa konsuler kepada warga negaranya yang sedang diadili di Amerika Serikat.

3. Pelanggaran yang dilakukan oleh Amerika Serikat pada dasarnya dikarenakan dalam putusan yang mereka keluarkan kepada warga negara Meksiko yang mereka adili, itu dilakukan tanpa adanya pemberitahuan kepada pemerintah Meksiko mengenai proses pengadilan yang mereka lakukan dan adanya usaha yang secara tidak langsung menghambat dilakukannya bantuan konsuler ini.

4. Dari kasus ini, dapat dilihat bahwa apabila suatu perjanjian internasional dapat mempengaruhi bagaimana proses hukum dari suatu hal berlangsung. Dalam konvensi ini, dirumuskan tentang keberadaan suatu Consular Relations yang memiliki peran untuk membantu suatu warga negara yang sedang memiliki permasalahan hukum di negara lain. Ini mengakibatkan bagi negara yang berwenang untuk menjalankan yurisdiksinya yang terikat di dalam perjanjian tersebut harus menyediakan fasilitas untuk dilakukannya bantuan secara konsuler ini bagi negara yang warga negaranya sedang dalam permasalahan hukum tersebut.

5. Dikarenakan pelanggaran yang dilakukan oleh Amerika Serikat sebatas baru menjatuhkan vonis untuk dilakukannya hukuman mati, belum sampai pada tingkat eksekusi, maka ICJ memberikan kesempatan kepada Amerika Serikat untuk memeriksa dan mengkaji kembali putusan yang mereka keluarkan tersebut dan saat ini dalam pelaksanaannya harus ada keterlibatan dari konsuler Meksiko sebagai upaya pemenuhan hak dari warga negara Meksiko yang sedang diadili tersebut.

Dalam dokumen Kumpulan Studi Kasus HI (Halaman 58-67)