• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambar Sambungan Baja Profil

Dalam dokumen 2. Buku Konstruksi Bangunan_2 2013 (Halaman 79-85)

Gambar 11-20:Ukuran Batako Press (Diambil dari sampel produksi) Beberapa faktor yang menjadikan batako berkualitas, antara lain adalah;

B. Konstruksi Baja Profil Pada Bangunan

2. Sambungan Baja

2.2 Gambar Sambungan Baja Profil

Notasi sambungan menggunakan baut; Secara umum penempatan baut pada sambungan konstruksi baja dipasang dengan jarak-jarak dan digambar menggunakan simbol seperti di bawah ini, untuk lebih memperjelas, diberikan beberapa contoh gambar alat sambung dan bentuk sambungan pada baja profil.

Gambar 12-7: Sambungan Baut Baja

Ketentuan dan notasi gambar penempatan baut atau paku keling pada baja profil, perhatikan penampang profil gambar baja berikut ini.

Gambar 12-8: Sambungan Baja Profil (Foto)

Mengenai jarak baut atau paku pada suatu sambungan, tetap harus berdasarkan ketentuan dan syarat yang ada pada PPBBI pasal 8:2, yaitu : 1) Banyaknya baut yang dipasang pada satu baris yang sejajar arah gaya,

tidak boleh lebih dari 5 buah. Jarak antara sumbu buat paling luar ke tepi atau ke ujung bagian yang disambung, tidak boleh kurang dari 1,2 d dan tidak boleh lebih besar dari 3d atau 6 t (t adalah tebal terkecil bagian yang disambungkan).

Untuk pemasangan satu deret paku keeling yang menahan gaya normal (tarik / tekan ) dimana deretan paku keeling berada pada garis gerja gaya, ternyata untuk satu deret yang terdiri ≤ 5 buah paku keling masing-masing paku menahan gaya relatif sama. Jadi gaya normal yang harus ditahan dibagi sama rata oleh kelima paku keeling tersebut. Namun jika banyaknya paku keling dalam satu deret lebih dari 5 buah maka masing-masing paku keling menahan gaya yang besarnya mulai tidak sama rata. Oleh karena itu jika dalam perhitungan paku keling / baut dalam konstruksi ambungan ketemunya memerlukan lebih dari 5 buah paku/baut, maka harus dipasang dalam susunan 2 deret atau lebih.

sumbu dari 2 baut yang berurutan tidak boleh kurang dari 2,5 d dan tidak boleh lebih besar dari 7 d atau 14 t. Jika sambungan terdiri dari lebih satu baris baut yang tidak berseling, maka jarak antara kedua baris baut itu dan jarak sumbu ke sumbu dari 2 baut yang berurutan pada satu baris tidak boleh kurang dari 2,5 d dan tidak boleh lebih besar dari 7 d atau 14 t.

2,5 d < s < 7 d atau 14 t 2,5 d < u < 7 d atau 14 t 1,5 d < s1 < 3 d atau 6 t

3) Jika sambungan terdiri dari lebih dari satu baris baut yang dipasang berseling, jarak antara baris-baris buat (u) tidak bole kurang dari 2,5 d dan tidak boleh lebih besar dari 7 d atau 14 t, sedangkan jarak antara satu baut dengan baut terdekat pada baris lainnya (s2) tidak boleh lebih besar dari 7 buah.

d – 0,5 u atau 14 t – 0,5 u. 2,5 d < u < 7 d atau 14 t

Beberapa pedoman atau cara pemasangan Paku Keling, antara lain yaitu; 1) Plat yang akan disambung dibuat lubang, sesuai diameter paku keling

yang akan digunakan. Biasanya diameter lubang dibuat 1.5 mm lebih besar dari diameter paku keling.

2) Paku keling dimasukkan ke dalam lubang plat yang akan disambung. 3) Bagian kepala lepas dimasukkan ke dalam lubang plat yang akan

disambung.

4) Dengan menggunakan alat atau mesin penekan (palu), tekan bagian kepala lepas masuk ke bagian ekor paku keling dengan suaian paksa. 5) Setelah rapat/kuat, bagian ekor sisa kemudian dipotong dan

dirapikan/ratakan.

6) Mesin/alat pemasang paku keling dapat digerakkan dengan udara, hidrolik atau tekanan uap tergantung jenis dan besar paku keling yang akan dipasang.

Gambar 12-9: Pemasangan Paku Keling

2.2.1 Sambungan Las

Sambungan las adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam atau logam paduan yang dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair. Dari definisi tersebut dapat dijabarkan lebih lanjut bahwa las adalah sambungan setempat dari beberapa batang logam dengan menggunakan energi panas. Dalam cara pengelasan yang digunakan kawat elektroda logam yang dibungkus dengan

fluks, bahwa busur listrik terbentuk di antara logam induk dan ujung elektroda. Karena panas dari busur ini maka logam induk dan ujung elektroda tersebut mencair dan kemudian membeku bersama. Proses pemindahan busur elektroda terjadi pada saat ujung elektroda mencair dan membentuk butir-butir yang terbawa oleh arus busur listrik yang terjadi. Bila digunakan arus listrik yang besar maka butiran logam cair yang terbawa menjadi halus, sebaliknya bila arusnya kecil maka butirannya menjadi besar.

Gambar 12-10 : Pemindahan Logam Cair

Metoda pengelasan diklasifikasikan berdasarkan metoda pemanasan untuk mencairkan logam pengisi serta permukaan yang disambung.

1) Electric Arc Welding : panas diaplikasikan oleh busur listrik antara elektroda las dengan benda kerja (lihat gambar di atas). Berdasarkan (1) aplikasi logam pengisi dan (2) perlindungan logam cair thd atmosfir, electric arc welding diklasifikasikan menjadi : a). Shielded Metal Arc welding (SMAW); b). Gas Metal Arc Welding (GMAW) c). Gas Tungsten Arc Welding (GTAW) d). Flux-cored Arc Welding (FCAW) dan e). Submerged Arc Welding (SAW).

2) Resistance Welding : arus listrik meng-generate panas dengan laju I2R, melalui kedua permukaan benda kerja yang disambung. Kedua benda di cekam dengan baik. Tidak diperlukan adanya logam pengisi atau shield, tetapi proses pengelasan dapat dilakukan pada ruang vakum atau dalam inert gas. Metoda pengelasan ini cocok untuk produksi masa dengan pengelasan kontinu. Range tebal material yang cocok untuk pengelasan ini adalah 0,004 s/d 0,75 inchi.

3) Gas Welding : umumnya menggunakan pembakaran gas oxyacetylene untuk memanaskan logam pengisi dan permukaan benda kerja yang

disambung. Proses pengelasan ini lambat, manual sehingga lebih cocok untuk pengelasan ringan dan perbaikan.

4) Laser beam welding : plasma arc welding, electron beam welding, dan electroslag welding : adalah teknologi pengelasan modern yang juga menggunakan metoda fusi untuk aplikasi yang sangat spesifik.

5) Solid state welding : proses penyambungan dengan mengkombinasikan panas dan tekanan untuk menyambungkan benda kerja. Temperatur logam saat dipanaskan biasanya dibawah titik cair material.

Sambungan las terdiri dari lima jenis dasar dengan berbagai macam variasi dan kombinasi yang banyak jumlahnya. Kelima jenis dasar ini adalah sambungan sebidang (butt), lewatan (lap), tegak (T), sudut (corner), dan sisi (edge), namun secara umum di dalam konstruksi baja bangunan, dikenal 2 macam yaitu; Las Tumpul dan Las Sudut, sebagai berikut :

a) Las Tumpul : adalah bentuk las sambungan memanjang atau melebar. b) Las Sudut : adalah bentuk las sambungan menyudut.

Dalam dokumen 2. Buku Konstruksi Bangunan_2 2013 (Halaman 79-85)

Dokumen terkait