• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sambungan Dengan Perekat

Dalam dokumen 2. Buku Konstruksi Bangunan_2 2013 (Halaman 113-123)

GLOSSARY Alur, Lubang yang memanjang pada sisi papan

A. Sambungan Kayu

1. Alat-Alat Penyambung Kayu

1.3 Sambungan Dengan Perekat

Bila dibandingkan dengan alat sambung yang lain, perekat/lem termasuk alat sambung yang bersifat getas, bagian-bagian kayu keruntuhan sambungan dengan alat sambung perekat/lem terjadi tanpa adanya peristiwa pelelehan Alat sambung perekat/lem umumnya digunakan pada struktur balok susun, atau produk kayu laminasi (glue laminated timber). Sambunagn dengan perekat/lem berlainan dengan sambungan paku, baut dan pasak. Bagian-bagian kayu tidak disambung pada titik-titik, melainkan pada bidang-bidang, sehingga mempunyai kekakuan yang jauh lebih tinggi. Kekakuan tersebut merugikan dalam sambungan rangka batang, karena timbulnya tegangan-tegangan sekunder yang besar. Akan tetapi untuk balok-balok tersusun,sambungan dengan perekat lebih menguntungkan.

Jenis perekat (lem) untuk kayu ditinjau dari bahan pembuatanya antara lain, adalah;

1) Bahan perekat yang berasal dari hewani, seperti Albumen, Casein, Shellac, Lilin lebah dan Kak (Animal Glue).

2) Bahan perekat yang berasal dari tumbuhan adalah Damar Alam, Arabic Gum, Protein, Starch, Dextrin, dan Karet Alam. Beberapa bahan perekat yang berasal dari mineral adalah Silicate, Magnesia, Litharge, Bitemen,dan Asphalt.

3) Bahan pereket sintetis berasal dari Elastomer, Thermoplastic, dan Thermosetting. Beberapa bahan perekat yang berasal dari Elastomer adalah Poly Chloropene, Poly Urethane, Silicon Rubber, Polisoprene, Poly Sulphide, dan Butyl Rubber. Beberapa bahan perekat yang berasal dari Thermoplastic adalah Ethyl Cellulose, Poly Vinyl Acetate, Poly Vinyl Aalcohol, Poly Vinyl Chloride, Poly Acrylate, dan Hotmelt. Beberapa bahan perekat yang berasal dari Thermosetting adalah Urea Formaldehyde, Epoxy Polyamide, dan Phenol Formaldehyde

Berikut adalah penjelasan mengenai jenis lem sebagai bahan perekat kayu yang banyak di kenal di pasaran.

Casein; Casein adalah zat protein yang terdapat dalam susu hewan (sapi) sebagai hasil samping dari perusahaan keju. Larutan casein dalam bentuk pasta banyak digunakan pada penempelan label kertas ke botol gelas. Keistimewaan dari lem casein ini ialah hasil penempelannya bersifat tahan

terhadap kelembaban dan juga tehan terhadap air, sehingga jika botol terendam didalam air kertas lem tidak akan lepas artinya lem casein ini tahan terhadap air.

Starch dan Dextrin; Starch atau kanji adalah hasil dari tumbuhan, contoh yang kita jumpai ialah terbuat dari tepung tapioka. Bahan ini sudah dikenal sejak dahulu sebagai bahan lem, ialah dengan cara memasaknya dengan air. Dextrin adalah hasil modifokasi secara kimia dari kanji. Kedua bahan ini digunakan pada pembuatan kantong kertas, kotak-kotak karton, dan lain-lain. Poly Vinyl Acetate; Poly vinyl acetate atau disingkat PVAc adalah suatu resin (polymer) dari hasil polimerisasi di mana sebagai bahan monomernya adalah vinyl acetate. Lem jenis ini banyak di gunakan untuk keperluan indoor furniture atau mebel untuk keperluan dalam ruangan, Untuk pemakaian luar ruangan produk lem putih PVAc juga sangat bagus setelah mendapat penambahan hardener yang membuatnya semakin kuat tanpa retak. Lem ini bisa di gunakan untuk semua material yang mempunyai permukaan berpori. Sifat dasarnya elastis dan bisa menyesuaikan terhadap perubahan cuaca (Weather Reactance). Keistimewaan produk ini adalah tidak memiliki glue line yang terlihat karena saat lem ini mengering dia berwarna bening, Lem ini juga elastis sehingga permukaan sambungan yang bergerak atau mengalami penyusutan minor tidak pecah, kelemahannya waktu pengeringan yang relatif lama.

Urea Formaldehide; Urea Formaldehyde lebih banyak dipakai dibanding yang lainnya. Urea Formaldehyde banyak dipakai pada pembuatan plywood. Pada pemakaiannya kadang-kadang dicampur dengan tepung terigu untuk menjadikan hasil perekatan fleksibel. Resin dicampur dengan hardener di dalam air kemudian ditambahkan tepung terigu sebagai pengisi dan kemudian zat katalis. Adukan ini disebarkan ke permukaan lapisan kayu dengan rol spreader. Lapisan-lapisan kayu tipis (vinir) yang telah dispread dengan lem urea ini kemudian disusun lapis tiga (triplek) dan dipres dengan dipanaskan dengan steam selama 4 sampai 7 menit, dengan temperature atau suhu dari steam antara 125 derajat hingga 140 derajat Celcius

Lem Epoxy; Jenis Lem Perkat Kayu ini adalah yang paling banyak di gunakan, perekat ini terdiri dari 2 komponen utama yaitu Resin dan Hardener. Sifatnya mengisi permukaan / komponen yang di sambung. memiliki tekstur yang keras dan sangat kuat tahan air dan bahan kimia serta tahan temperatur yang relatif tinggi. Pengeringan campuran lem ini bisa mencapai 100 menit sebelum kemudian mengeras sempurna dan tidak dapat di gunakan lagi, Jika kita terlalu banyak membuat campuran maka akan sanngat tidak ekonomis. Kekurangan dari bahan lem perekat kayu epoxy adalah memiliki "glue line" atau bekas lem yang cukup terlihat dan juga sifat kerasnya yang justru menjadi bumerang karena jika permukaan komponen yang di sambung bergerak sedikit saja maka lem akan pecah (retak). untuk aplikasi luar ruangan (Outdoor Furniture ) mungkin kurang cocok jika menggunakan bahan perekat ini.

Lem Busa (Polyurethane); Disebut lem busa karena saat sudah kering lem ini berbentuk busa atau foam. Lem ini berbahan dasar synthetic Polyurethane yang kuat dan tahan terhadap cuaca. Banyak di gunakan sebagai perekat sambungan Finger Joint dan butt joint, sifanya yang weather reactance dan mengisi rongga yang kosong pada sambungan. Kekurangannya adalah kekuatan yang kurang untuk aplikasi pada struktur konstruksi.

Lem Super (cyanocrylate adhesive); lem ini sebagai lem berbentuk cairan bening dengan glue line menyesuaikan residu bahan yang direkatkannya. Lem ini hanya diaplikasikan pada finishing produk mebel yang memerlukan perbaikan dengan hanya sedikit waktu tersedia. Lem ini bisa mengering dalam waktu beberapa detik saja.

Gambar 13-4 : Sambungan Kayu Dengan Perekat 2. Sambungan Kayu Memanjang

Perhatikan bagian-bagian bangunan di sekitarmu, kamu sudah mengenal komponen, seperti kuda-kuda, lantai, pintu, tiang, dan seterusnya yang terbuat dari kayu. Perhatikan juga apakah kayu-kayu yang terpasang tersebut tidak semuanya utuh ?, tentu ada bagian–bagian yang disambung. Dibandingkan dengan bahan bangunan yang lain, kayu mempunyai sifat yang khas yaitu kekuatannya besar, kenyal, ulet, keras, dan mudah dikerjakan. Selain itu kayu mudah terbakar, tidak tahan lembab, mudah lapuk, dan dapat berubah bentuknya. Pemakaian kayu sebagai bahan bangunan didasarkan pada tingkat keawetan dan kekuatannya. Karena kayu merupakan bahan bangunan alam, maka dari pohonnya kayu dapat dibentuk berbagai macam ukuran yang berupa balok, dan papan. Di perdagangan ukuran kayu umumnya sudah tertentu antara lain : (ukuran dalam satuan cm)

 6/12 ; 6/10 ; 8/12 ; 10/10 ; 15/15, disebut balok

 2/15 ; 2/20 ; 3/25 ; 3/30 ; 4/40, disebut papan

 4/6 ; 5/7 , disebut usuk atau kaso

 2/3 ; 3/4 , disebut reng

 1/3 ; 1/4 ; 1/6, disebut plat

Keterbatasan panjang kayu yang ada diperdagangan, maka untuk suatu konstruksi kayu yang panjang diperlukan adanya sambungan kayu. Pengertian sambungan kayu adalah dua batang kayu atau lebih yang saling disambungkan satu sama lain sehingga menjadi satu batang kayu yang

panjang. Pengertian hubungan kayu adalah dua batang kayu atau lebih yang saling dihubungkan satu sama lain pada satu titik tertentu sehingga menjadi satu bagian konstruksi. Perlu diperhatikan syarat-syarat hubungan kayu, antara lain : dibuat sesederhana mungkin tapi kokoh, hindari menakik kayu yang dalam, perhatikan penempatan sambungan, harus tahan terhadap gaya yang bekerja padanya, konstruksi sambungan dibuat yang pas, jangan menggunakan kayu yang cacat. Pada prinsipnya sambungan kayu dapat dibagi menjadi tiga macam yaitu ; 1) Sambungan kayu ke arah memanjang, 2) Sambungan kayu ke arah melebar, dan 3) Sambungan kayu ke arah menyudut.Selain tiga macam sambungan kayu tersebut di atas, masih ada lagi dua sambungan lain yaitu sambungan bersusun dan sambungan dengan pengunci. Sambungan kayu ke arah memanjang ada dua macam yaitu memanjang ke arah mendatar (misalnya sambungan bibir lurus, sambungan bibir lurus berkait, sambungan bibir miring, sambungan bibir miring berkait), dan ke arah tegak (misalnya sambungan takikan lurus, sambungan mulut ikan, sambungan takikan lurus rangkap, sambungan purus lurus).

Dalam dokumen 2. Buku Konstruksi Bangunan_2 2013 (Halaman 113-123)

Dokumen terkait