• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pondasi Langsung (Dangkal)

Dalam dokumen 2. Buku Konstruksi Bangunan_2 2013 (Halaman 178-193)

GLOSSARY Alur, Lubang yang memanjang pada sisi papan

Skema 13-16: Konstruksi Kuda-kuda Kayu

E. Konstruksi Plafon Kayu

1. Pondasi Langsung (Dangkal)

Pondasi langsung (Stahl) termasuk pondasi dangkal yang dipakai pada kondisi tanah baik dengan maksimal kedalaman tanah ± 2,00 m, dan bahan

bangunan yang sering digunakan adalah batu kali/belah, batu gunung, atau

beton tumbuk, batu bata, pondasi beton bertulang, pondasi pias, pondasi plat kaki, dan pondasi balok sloof. Lebar dasar pondasi dibuat lebih besar dari tebal dinding tembok di atasnya, hal tersebut dimaksudkan untuk memperkecil beban persatuan luas pada tanah dasar, karena daya dukung tanah dasar pondasi pada umumnya lebih kecil dari daya dukung pasangan badan pondasi. Untuk pondasi langsung yang menggunakan bahan batu kali, batu bata dan beton tumbuk, tampang badan pondasi membentuk bangun trapesium, hal tersebut dilakukan selain berguna bagi kestabilan kedudukan pondasi juga untuk efisiensi.

Pondasi langsung disebut orang juga jenis pondasi dangkal, karena pondasinya dipasang langsung dan dangkal pada kedalaman ± 1-1.5 m. Jenis pondasi langsung (dangkal) yang umum diantaranya adalah:

a) Pondasi Batu Kali. Jenis pondasi yang bahan dasarnya batu kali. b) Pondasi Umpak. Biasanya jenis pondasi ini digunakan pada rumah

adat, rumah kayu, atau rumah tradisional jaman dulu.

c) Pondasi Batu Bata. Jenis pondasi yang dibuat dengan bahan dasar batu bata. Dalam pemasangannya disusun sedemikian rupa sehingga dapat menahan berat bangunan yang ada di atasnya dan meneruskanya ke tanah.

d) Pondasi bor mini (Strauss Pile) e) Pondasi Telapak/ Footplat f) Pondasi beton/ sloof g) Dll

a). Pondasi Batu Kali

Batu kali dikenal bermacam bentuknya, masing masing daerah tentu jenis dan spesifikasinya berbeda pula. Batu kali bahan dasarnya, yang banyak dikenal orang adalah batu besar atau batu gunung yang dibelah. Namun lain daerah lain bentuk dan asalnya, kita kenal dulu jenis batu kali atau batu alam yang dapat dijadikan pondasi batu kali, jenis batu kali yang kita kenal antara lain;  Batu belah berasal dari batu bulat berukuran besar kemudian di pecah

menjadi bongkahan-bongkahan lebih kecil. Batu belah merupakan batu yang sangat baik untuk pondasi menerus dan pondasi umpak. Batu belah yang baik harus keras, padat bersih dan tidak lapuk.

 Batu Bulat; Batu bulat merupakan bahan yang banyak ditemui hampir disemua daerah di Indonesia. Batu bulat berasaldaribatu kali/sungai dan gunung. Cirri-cirinya bentuknya bulay berwarna abu-abu agak kehitaman. Batu bulat yang baik untuk pondasi adalah yang tidak terlalu besar, cukup keras, bersih dan tidak memperlihatkan tanda-tanda lapuk. Kelemahan batu bulat ini adalah karena bentuknya bulat menyebabkan tidak akan saling mencengkeram satu dengan yang lainnya ketika dipasang.

 Batu karang berwarna putih atau kuning muda. Batu ini berasal dari laut dan pantai. Batu karang yang baik mempunyai kepadatan pada patahannya, kuat, keras dan bersih tnpa garis-garis pelapukan. Pada saat

pemasangan batu karang harus dipilih yang sudah dibelah-belah agar satu sama lainya dapat mengikat

Gambar 14-1: Ragam Batu Kali Pekerjaan Memasang Pondasi Batu Kali (Belah)

Batu kali merupakan bahan konstruksi pondasi yang paling banyak igunakan, karena batu belah yang umumnya didapatkan dari batu kali tidak mengalami perubahan bentuk dan kualitas bila tertanam di dalam tanah. Persyaratan batu belah sebagai bahan konstruksi pondasi adalah batu tersebut mempunyai permukaan yang kasar, berukuran ± 25 cm, bersih dari segala kotoran. Batu belah yang permukaannya halus kurang baik dipakai sebagai bahan pondasi, sehingga harus dipecah terlebih dahulu agar didapatkatkan permukaan yang kasar. Demikian juga dengan batu belah yang berpori sebaiknya tidak digunakan untuk bahan konstruksi pondasi. Permukaan batu yang kasar akan membuat ikatan yang kokoh.

Pada umumnya tampang lintang dari badan pondasi batu belah berbentuk trapesium dengan lebar sisi bagian atas paling sedikit 25 cm, sehingga idapatkan susunan batu yang kokoh. Sebelum dipasang, batu belah harus disiram air terlebih dahulu. Bila tanah dasar pondasi banyak mengandung air, maka sebelum pondasi dipasang harus disusun terlebih dahulu pasangan batu kosong yang diisi pasir pada rongga-rongganya. Dalam pemasangan konstruksi pondasi batu kali, yang dibutuhkan dalam pemasangannya adalah adalah; Batu belah (batu kali/guning), pasir pasang, dan semen PC (abu-abu).

Gambar 14-2: Pasangan Pondasi Batu Kali (Perspektif)

Gambar 14-4: Pasangan Pondasi Batu Kali (Potongan)

Bila kondisi lapisan tanah banyak mengandung air, maka sebelum badan pondasi dipasang terlebih dahulu disusun pasangan batu kosong yang diisi pasir pada rongga-rongganya. Susunan batu kosong tersebut dinamakan aanstamping, yang berfungsi sebagai drainase untuk mengeringkan air tanah yang terdapat di sekitar badan pondasi.

Beberapa kelebihan menggunakan pondasi batu kali, yaitu; a) Pelaksanaan pondasi mudah

b) Waktu pengerjaan pondasi cepat

c) Batu belah mudah didapat, (khususnya pulau jawa) Beberapa kekurangan menggunakan pondasi batu kali, yaitu;

 Batu belah di daerah tertentu sulit dicari

 Membuat pondasi ini memerlukan biaya besar

b). Pondasi umpak/setempat

Pondasi umpak dipasang di bawah setiap tiang-tiang penyangga. Tiang-tiang ini satu dan lainnya saling dihubungkan dengan balok-balok kayu yang dipasang dibagian bawah tiang yang juga untuk menumpu papan-papan lantainya, dan dibagian atas tiang yang menyatu dengan rangka atapnya. Pondasi jenis ini, umumnya dipakai pada bangunan sederhana yang terbuat dari rangka kayu dengan dindin dari papan, dan rumah rumah seperti ini, banyak kita temui di daerah pesisir pantai, atau di pedesaan. Pondasi umpak terbuat dari bahan-bahan ; Pasangan batu yang disusun meningkat, Cor beton tidak bertulang , dan Batu alam yang dibuat menjadi umpak.

c). Pondasi Batu Bata

Jenis pondasi yang dibuat dengan bahan dasar batu bata. Pemasangan bata sebagai pasangan rollag bata merupakan pondasi yang diaplikasikan untuk menopang berat beban. Pada saat ini pondasi rollag bata telah lama ditinggalkan, pemasangannya membutuhkan waktu yang lama serta tidak memiliki kekuatan yang bisa diandalkan. Pondasi ini tetap digunakanuntuk menahan beban ringan, misalnya pada teras, bangunan tanpa dinding, atau jalan setapak yang terbuka.

d). Pondasi Setempat (Telapak)

Pondasi setempat umumnya dibuat dengan kedalaman 1 sampai dengan 1,50 m dari permukaan tanah, atau lebih. Pondasi setempat ini juga dibuat untuk menahan kolom pada bangunan bertingkat. Jadi dia hanya menahan kolom, sedangkan beban untuk dinding-dinging bisa juga ditahan oleh balok, sloof pengikat ataupun pondasi menerus berbahan batu kali. Jadi untuk bangunan bertingkat, pondasi setempat ini adalah struktur utama. Semua beban dari bangunan yg diterima oleh kolom pendukung akan langsung ditumpukan pada pondasi setempat ini. Pada penerapan pondasi setempat ini, bisa juga didukung oleh pondasi menerus, tapi pondasi menerus batukali ini tidak

berfungsi sebagai pendukung beban keseluruhan bangunan, melainkan hanya untuk dinding-dinging atau tempat tumpuan sloof.

Salah satu bentuk pondasi setempat terbuat dari beton yaitu Pondasi telapak, pondasi ini adalah pondasi yang biasa digunakan untuk menumpu kolom bangunan, tugu, menara, tangki air, cerobong asap dan beberapa bangunan sipil lainnya. Pondasi ini berbentuk papan yang terbuat dari beton bertulang dan diletidakan di atas tanah pada kedalaman tertentu dengan dimensi dan ketebalan yang tertentu pula. Biasanya, pondasi ini dibuat dengan dimensi yang lebih besar daripada kolom diatasnya, Hal ini bertujuan agar beban yang diteruskan ke pondasi dapat disebarkan keluasan tanah yang lebih besar dibawahnya. Karena dimensi ukuran dari pondasi dibuat lebih besar daripada kolom diatasnya, maka secara fisik terlihat seperti telapk kaki atau sepatu kolom, sehingga pondasi ini bisa disebut juga sebagai pondasi kaki pelat atau “foot plate”.

Gambar 14-6: Pondasi Tapak (Telapak)

Pondasi Tapak atau pondasi telapak, atau dikenal juga dengan sebutan Pondasi Cakar Ayam, biasanya dipakai untuk membuat bangunan yang

memiliki beban tetap yang berat, seperti rumah tinggal, ruko, dan perkantoran, pondasi ini dipasang persis dibawah kolom, atau didesain menerus kolom.

e) Pondasi Sloof

Sloof adalah konstruksi balok beton yang dipasang memanjang, dan biasanya dipasang sebagai pengikat dan penahan pasangan dinding, baik pasangan bata merah, batidako, atau bahan dinding lainnya yang berada diatasnya. Beton sloof bekerja melindungi dinding pasangan bata sehingga kuat, tidak retidak, dan juga mengikat keseluruhan bangunan. Ada beberapa pengertian tentang Sloof dari mulai pengikat, penahan, serta pengkaku, itu semua memanglah fungsi dari sloof. Namun dari salah satu buku menjelaskan bahwa Sloof itu adalah struktur bangunan yang berada di atas pondasi. Fungsi dari sloof ini adalah

1) Menahan beban dari dinding sekaligus meratidakan beban yang diterima oleh pondasi dan dilimpahkan ke tanah.

2) Sebagai pengunci dinding apabila terjadi gaya lateral atau gaya horizontal yang diakibatkan oleh gempa supaya dinding tersebut atau struktur tersebut ruksak atau tidak mengalami roboh

Gambar 14-7: Dimensi Sloof

Pada kenyataan ada juga orang membuat sloof bukan diatas pondasi batu kali atau pondasi tertentu, sloof dipasang diatas tanah, tetapi sebaiknya dibuat di atas tanah keras. Sloof tersebut biasa disebut orang sloof gantung, tentu disini sloof tersebut berfungsi sebagai pondasi langsung, dan sekalgius Sloof

gantung adalah struktur bangunan yang berfungsi sebagai pengikat antar pondasi.

Gambar dan Notasi Pondasi

Pada setiap gambar rencana sebuah pondasi umumnya akan digambarkan: 1. Denah bangunan

2. Pandangan depan dan pandangan samping 3. Penampang memanjang dan melintang

Dari gambar denah bangunan dan gambar potongan melintang maupun memanjang akan diketahui macam pondasi yang direncanakan akan tetapi biasanya belum begitu jelas sehingga diperlukan suatu gambar penjelas pondasi yang terdiri atas:

a. Gambar denah pondasi b. Gambar penampang pondasi

Gambar-gambar ini dapat dibuat dengan mudah kalau gambar rencana yang bersangkutan telah disetujui oleh ahli konstruksi sebab ada kalanya ukuran bentuk dan macam pondasinya dirubah oleh ahli konstruksi, karena keadaan tanah yang kurang sesuai dengan rencana pondasi atau karena sebab lain. Pondasi untuk bangunan dapat dibuat dari bermacam-macam konstruksi tergantung dari berat beban di atasnya, macam tanah dan sebagainya. Konstruksi pondasi selain berhubungan erat dengan beban yang diterima dan sifatsifat tanah juga tergantung pula dari macam bahan yang akan digunakan. 1) Pondasi pasangan batu kali

2) Pondasi menerima beban langsung dari tembok teras, emperan, tembok sebelah luar, tembok sebelah dalam dan lain-lain.

3) Pondasi pasangan batu kali di atas jalur beton bertulang 4) Pondasi beton bertulang

5) Pondasi beton tumbuk

6) Pondasi tidak langsung atau pondasi atas tiang 7) Pondasi pasangan batu merah

8) Pondasi menerima beban langsun dari tembok teras, emperan, tembok sebelah luar, tembok sebelah dalam atau lain-lain.

9) Pondasi pasangan batu merah di atas jalur beton bertulang yang jenisnya pondasi pasangan batu kali di atas jalur beton.

Untuk selanjutnya pada penggambaran pondasi diperlukan gambar penjelas pondasi yang terdiri dari :

 Gambar denah pondasi, pada bagian ini yang perlu digambar adalah : a. Tebal dinding (lebar sloof beton)

b. Lebar pondasi bagian atas c. Lebar pondasi bagian bawah

d. Lebar pasangan batu kali kosongan e. Kolom beton

 Keterangan yang perlu dicantumkan antara lain: a. Ukuran jarak antara dinding dalam meter b. Ukuran kolom dalam cm

c. Ukuran lebar atas/bawah pondasi dalam cm d. Ukuran balok sloof dalam cm

e. Tempat-tempat potongan untuk penampang yang akan dibuatkan gambar penjelas diberi tanda dengan nomor atau juga dengan tanda huruf.

f. Skala yang dipakai umumnya 1 : 100.

 Gambar penampang pondasi pada bagian ini yang perlu dicantumkan adalah :

a. Ukuran dalamnya pondasi

b. Ukuran lebar dari bagian pondasi (dengan ukuran bagian atas, tengah, bawah dalam cm).

c. Keterangan-keterangan lapisan pasir urug, tanah urug, muka tanah, lantai tegel, pasangan batu, berikut tanda-tanda pengasirannya. d. Nomor penjelas.

Dalam dokumen 2. Buku Konstruksi Bangunan_2 2013 (Halaman 178-193)

Dokumen terkait