• Tidak ada hasil yang ditemukan

Papan Triplek/ Multiplek

Dalam dokumen 2. Buku Konstruksi Bangunan_2 2013 (Halaman 60-66)

Gambar 11-20:Ukuran Batako Press (Diambil dari sampel produksi) Beberapa faktor yang menjadikan batako berkualitas, antara lain adalah;

7. Dinding Partisi

7.3 Papan Triplek/ Multiplek

Papan Multiplek dibuat dari serutan kayu yang dilapiskan secara vertical dan horizontal secara berselangseling antar lapisan, dan antar lapisan tersebut di press dengan tekanan tertentu dan di lem. Dalam proses pembuatannya

masing-masing lapisan pada triplek maupun multiplek telah mengalami pengeringan yang sempurna dan telah difumigasi, sehingga menjadikan papan triplek/multiplek tahan terhadap rayap dan hewan pemakan kayu lainnya dan tidak mudah mengalami pelapukan.

Berikut ini adalah beberapa karakteristik Papan Triplek/ Multiplek, yaitu:

1)

Ketahanan terhadap air;

Papan Triplek/Multiplek bila dibiarkan tanpa pelapis tidak akan tahan terlalu lama di tempat yang berair, namun bila hanya tersiram untuk jangka waktu yang tidak terlalu lama, triplek /multiplek lebih bertahan daripada papan gypsum standar. Bila direndam dalam air dalam waktu yang cukup lama maka papan akan mengelupas tiap lapisannya, dan melapuk. Namun dengan pelapisan yang baik partisi triplek/multiplek dapat digunakan untuk ruang yang lembab seperti sebagai partisi toilet.

2) Akustik; Papan Multiplek memiliki tingkat reduksi yang cukup bagus tergantung juga ketebalannya dan mudah dibentuk, sehingga papan multiplek cocok ruang yang memerlukan pengaturan tata suara seperti gedung konser.

3) Ketahanan Terhadap Api; Sifat bahan dasar kayu sebagai penghantar api, kayu olahan multiplek sebaiknya dihindarkan untuk partisi ruang-ruang yang kontak langsung dengan api seperti dapur, dan laboratorium penggunaan multiplek untuk partisi ruang yang retan terhadap api dapat diatasi dengan penggunaan bahan pelapis yang tahan api.

Dari segi pemasangan papan multiplek lebih fleksibel dan mudah dibentuk manjadi model apapun, pemasangan tidak memerlukan tenaga ahli khusus. Rangka untuk menyokong papan multiplek juga bisa terbuat dari kayu maupun rangka metal. Kelebihan dari pemasangan multiplek adalah bahan yang mudah dibentuk menjadi bentuk apapun, dan sisa maupun bongkaran bisa dimanfaatkan lagi tanpa terlalu banyak kerusakan.

Dari soal harga saat ini harga bahan bangunan berbahan dasar bahan kayu relatif lebih mahal saat ini. Harga tiap lembar multiplek dipengaruhi oleh tebal dan tekstur kayu yang dipakai. Bahan triplek/ multiplek sangat fleksibel karena bisa dibongkar pasang tanpa banyak merusak bahan, dan bahan masih bisa

digunakan lagi, hal ini menjadikan bahan ini lebih ekonomis untuk jangka panjang bila memang partisi sering di bongkar pasang.

Penggunaan dinding partisi semakin meningkat seiring dengan meningkatnya kebutuhan perumahan dan perkantoran yang tidak hanya mempertimbangkan faktor biaya dan waktu yang dihabiskan dalam membangun suatu bangunan.Dinding partisi ini diharapkan mampu menjawab kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat di sektor real.Sementara ini dinding partisi merupakan hasil dari pengembangan teknologi yang tepat guna.Dimana perkembangan teknologinya selalu meningkat sejalan dengan inovasi produsen dinding partisi.

A. Pendahuluan

Pad bab terdahulu kita telah membahas tentang baja sebagai bahan bangunan. Dimana bahwa baja merupakan sauatu bahan konstruksi yang

GLOSSARY

AISC, adalah American Institute of Steel Construction berupa Manual of Steel Construction.

ANSI, adalah American National Standards Institute ASTM, adalah American Society for Testing and Materials

Baja Pelat; Yaitu baja berupa pelat baik pelat lembaran maupun pelat strip dengan tebal antara 3 mm s.d 60 mm

Baja Profil; Yaitu baja berupa batangan dengan penampang berprofil dengan berbagai bentuk tertentu, dengan panjang pada umumnya 6 meter namun dapat dipesan di pabrik dengan panjang sampai 15 meter.

Baja Beton; Yaitu baja yang digunakan untuk penulangan / pembesian beton (untuk konstruksi beton). Pada umumnya berbentuk batangan / lonjoran dengan berbagai macam ukuran diameter, panjang 12 meter Daktilitas, yaitu sifat regangan tarik

Homogenitas, adalah memiliki sifat yang sama ke segala arah penampang, atau bersifat homogeny

PPBBI, adalah singakatan Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia.

Sambungan Titik Buhul (Simpul); Sambungan ini merupakan sambungan yang menyatukan beberapa batang baja menjadi satu pada titik suhul (Simpul) atau titik pertemuan.

lazim digunakan dalam struktur bangunan, karena kekuatan yang tinggi dan ketahanan terhadap gaya luar yang besar maka baja ini juga telah menjadi bahan pilihan untuk konstruksi bangunan gedung bertingkat. Dan juga telah menjelaskan bentuk penampang melintang I dan H biasanya digunakan untuk elemen-elemen besar yang membentuk balok dan kolom pada rangka struktur. Bentuk kanal dan siku cocok untuk elemen-elemen kecil seperti lapisan tumpuan sekunder dan sub-elemen pada rangka segitiga. Bentuk penampang persegi, bulat, dan persegi empat yang berlubang dihasilkan dalam batasan ukuran yang luas dan digunakan seperti halnya pelat datar dan batang solid dengan berbagai ketebalan. Baja dalam teknik konstruksi bangunan gedung terdapat dalam bermacam-macam bentuk sebagai berikut :

1) Baja Pelat; Yaitu baja berupa pelat baik pelat lembaran maupun pelat strip dengan tebal antara 3 mm s.d 60 mm. Baja Pelat Lembaran terdapat dengan lebar antara 150 mm s.d 4300 mm dengan panjang 3 s.d 6 meter. Sedangakan Baja Pelat Strip biasanya dengan lebar≤ 600 mm dengan panjang 3 s.d 6 meter. Permukaan baja pelat ada yang polos dan ada yang bermotif dalam berbagai bentuk motif. Namun untuk keperluan konstruksi pada umumnya digunakan baja pelat yang polos rata dengan lebar dapat dipotong sendiri sesuai dengan kebutuhan.

2) Baja Profil; Yaitu baja berupa batangan (lonjoran) dengan penampang berprofil dengan bentuk tertentu dengan panjang pada umumnya 6 meter (namun dapat dipesan di pabrik dengan panjang sampai 15 meter. Adapun bentuk-bentuk profil penampang baja dapat ilihat/dipelajari dalam buku Daftar-Daftar Untuk Konstruksi Baja (daftar baja lama ) dan Tabel Profil Konstruksi Baja (daftar baja yang baru ). Dalam daftar baja lama terdapat profil INP, Kanal, DIN, DiE, DiR, DiL, ½ INP, ½DIN, Profil T, Profil L (baja siku s ama kaki dan tidak sama kaki ), batang profil segi empat sama sisi, dan batang profil bulat, juga daftar paku keling, baut, dan las. Sedangkan daftar baja yang baru profil INP, DIN, DiE, DiR, DiL, ½INP, ½ DIN, batang profil segi empat sama sisi, batang profil bulat, daftar paku keling, baut, dan las tidak

Piles, Structural Tees, Profil Kanal, Profil Siku (sama kaki dan tidak sama kaki), Daftar Faktor Tekuk, Light Lip Channels, Light Channel, Hollow Structural Tubings (profil tabung segiempat ), Circular Hollow Sections (profil tabung bulat), serta tabel-tabel pelengkap lainnya. Kedua daftar baja tersebut di atas masih tetap digunakan kedua-duanya karena saling melengkapi satu sama lain.

3) Baja Beton; Yaitu baja yang digunakan untuk penulangan / pembesian beton (untuk konstruksi beton). Pada umumnya berbentuk batangan / lonjoran dengan berbagai macam ukuran diameter, panjang 12 meter. Terdapat baja tulangan berpenampang bulat polos, juga baja tulangan yang diprofilkan.

Baja memiliki kekuatan tarik yang tinggi, jauh lebih tinggi dibanding beton, bila diberi gaya tarikan terus menerus hingga melewati batas elastisitasnya, baja akan mengalami regangan yang cukup besar sebelum benar-benar runtuh. Pengertian elastisitas menjelaskan bahwa struktur baja, saat mengalami stress yang hebat semisal gempa bumi tidak akan langsung rubuh. Biasanya akan meregang dulu (miring), baru kemudian bila gaya sudah melebihi batas kritis, baru bangunan tersebut akan runtuh, hal ini memberi kesempatan bagi penghuni gedung untuk menyelamatkan diri. Kondisi struktur seperti ini, beda dengan beton biasa yang akan langsung runtuh bila gaya melebihi batas kritisnya. Baja sering digunakan sebagai struktur utama bangunan karena memiliki beberapa keunggulan, antara lain yaitu:

1) Mempunyai kekuatan yang tinggi meski berukuran lebih kecil (colume kecil) dibanding beton. Sehingga dapat mengurangi ukuran struktur, serta mengurangi beban sendiri, dan jauh lebih berat dibandingkan beton.

2) Homogenitas tinggi. Baja bersifat homogen, sehingga kekuatannya merata.

3) Keawetan tinggi. Baja akan tahan lama bila perawatan yang dilakukan terhadapnya sangat baik. Misalnya, rutin mengecat permukaan baja agar terhindar dari korosi.

4) Bersifat elastis. Baja berperilaku elastis sampai tingkat tegangan yang cukup tinggi. Baja akan kembali ke bentuk semula asalkan gaya yang terjadi tidak melebihi batas elastisitas baja.

5) Daktilitas baja cukup tinggi. Selain mampu menahan tegangan tarik yang cukup tinggi, baja juga akan mengalami regangan tarik yang cukup besar sebelum runtuh.

6) Kemudahan pemasangan dan pengerjaan. Penampang baja bisa dibentuk sesuai yang dibutuhkan. Penyambungan antar elemen pada struktur baja juga mudah, hanya tinggal memasangkan baut atau bisa menggunakan las, sehingga akan mempercepat kegiatan proyek. Beberapa kelemahan baja sebagai struktur, antara lain, yaitu;

1) Pemeliharaan rutin. Baja membutuhkan pemeliharaan khusus agar mutunya tidak berkurang. Konstruksi baja yang berhubungan langsung dengan udara atau air harus dicat secara periodik.

2) Baja akan mengalami penurunan mutu secara drastis bahkan kerusakan langsung karena temperatur tinggi. Misalnya saat terjadi kebakaran.

3) Baja memiliki kelemahan tekuk pada penampang langsing. Sekarang ini, banyak juga yang memanfaatkan baja ringan sebagai sistem rangka atap.

Selain murah, ringan, dan pengerjaannya mudah, baja juga lebih awet. Baja sudah banyak menggantikan peran kayu dalam konstruksi. Jaman kayu sebagai atap mungkin sudah hampir punah. Mengingat hutan-hutan di seluruh Indonesia sudah dibabat habis oleh para penebang kayu. Bisa-bisa hutan kita akan gundul semua bila kita terus menggunakan kayu sebagai bahan bangunan.

Dalam dokumen 2. Buku Konstruksi Bangunan_2 2013 (Halaman 60-66)

Dokumen terkait