• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Studi Reliabilitas Alat Ukur Coping Stress

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

4.4 Gambaran Studi Reliabilitas Alat Ukur Coping Stress

Berikut ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai gambaran studi reliabilitas test-retest pada alat ukur coping stress dengan selang waktu 17 hari untuk masing-masing strategi (lampiran 4 sampai dengan lampiran 19). Secara garis besar dapat dilihat pada tabel 11.

Tabel 11

Gambaran Test-retest Alat Ukur Coping Stress

Strategi r12

Supporting activities 0.752**

Suppression of competing activities 0.968**

Planning 0.835**

Seeking social support (peer) 0.763**

Seeking social support (parents) 0.855** Seeking social support (teacher) 0.824**

Turning to religion 0.756** Positive Appraisal 0.893** Menikmati Media 0.702** Tidur 0.950** Makan 0.959** Body massage 0.858** Body relaxation 0.855**

Pengkonsumsian penambah stamina tubuh 0.977**

Pengkonsumsian zat adiktif 0.717**

Displacement 0.978**

** korelasi dengan level signifikan 0.01 (2-tailed)

Dari tabel di atas diperoleh bahwa strategi suppression of competing activities, planning, seeking social support (parents), seeking social support (teacher), positive appraisal, tidur, makan, body massage, displacement, pengkonsumsian penambah stamina tubuh, dan body relaxation mempunyai konsistensi yang sangat baik karena strategi tersebut mempunyai skor di atas standar pembuatan alat ukur, yaitu 0.8 (Santoso, 1999).

Sedangkan, untuk strategi supporting activities, seeking social support (peer), turning to religion, pengkonsumsian zat adiktif, dan menikmati media memiliki konsistensi yang cukup baik karena strategi tersebut mempunyai korelasi di atas 0,5 (Santoso, 1999). Dari hasil yang diperoleh, 16 strategi dalam alat ukur coping stress sudah reliabel. Artinya, alat ukur coping stress memiliki hasil pengukuran

yang konsisten pada saat diukur dengan waktu yang berbeda. Dengan kata lain, alat ukur coping stress memiliki atau memenuhi kriteria reliabilitas test-retest. 4.5 Gambaran Studi Validitas Alat Ukur Coping Stress

Peneliti akan menjelaskan mengenai jenis-jenis validitas yang digunakan dalam pengembangan alat ukur coping stress. Ada empat jenis validitas yang digunakan dalam pengembangan alat ukur coping stress yaitu content validation, face validation, construct validation, dan criterion validation. Berikut ini peneliti akan jelaskan lebih lanjut.

4.5.1 Hasil Uji Validasi Isi (Content Validation Study)

Dalam pengembangan alat ukur coping stress, peneliti melakukan pengujian terhadap lima orang pakar. Kelima orang pakar tersebut adalah Ibu Henny E. Wirawan, M. Hum, Psi., Ibu Prof. Dr. Sjamsunuwijati Mar’at, Bapak Sandy Kartasasmita, M. Psi., Ibu Dr. Fransisca Iriani, dan Bapak Agoes Dariyo, M. Si., Psi. Hasil uji pakar menyatakan bahwa butir-butir yang ada dalam alat ukur coping stress adalah benar (dinyatakan valid) untuk mengukur strategi-strategi coping stress untuk pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA).

4.5.2 Hasil Uji Validasi Tampilan (Face Validation Study)

Dalam pengembangan alat ukur coping stress, peneliti melakukan face validation study terhadap lima subjek yang memiliki karakteristik yang telah ditentukan. Dari hasil pengujian tersebut, subjek dapat memahami pengerjaan pada alat ukur coping stress. Hal tersebut dapat dilihat ketika peneliti selesai memberikan petunjuk pengerjaan. Subjek tidak memberikan banyak pertanyaan mengenai cara pengerjaan kuesioner penelitian alat ukur coping stress. Subjek

merasa petunjuk maupun butir-butir yang ada pada kuesioner penelitian alat ukur coping stress dapat dimengerti. Hanya saja, subjek memberikan komentar bahwa butir yang ada terlalu banyak dan banyak butir yang diulang.

4.5.3 Hasil Uji Validasi Konstruk (Construct Validation Study)

Dalam pengembangan alat ukur coping stress, peneliti melakukan construct validation study. Seperti yang telah disebutkan di Bab II bahwa coping stress memiliki hubungan dengan health-risk behaviors (Schwarzer & Schwarzer, 1996), maka peneliti melakukan melakukan construct validation study untuk bukti konvergen (convergent evidence). Peneliti melakukan uji korelasi antara 16 strategi coping stress dengan respons stres secara fisik (lampiran 20).

Selain itu, dalam Bab II juga disebutkan bahwa tidak ada perbedaan penggunaan emotional-focused coping pada laki-laki dan perempuan (Nietzel, Bernstein, & Millich; 1991). Oleh karena itu, peneliti melakukan construct validation study untuk bukti diskriminan (discriminant evidence). Peneliti melakukan uji perbedaan dimensi emotional-focused coping berdasarkan jenis kelamin (lampiran 21). Gambaran construct validity alat ukur coping stress dapat dilihat pada tabel 12 dan tabel 13.

Tabel 12

Gambaran Construct Validity Berdasarkan Convergent Evidence

Strategi r12

Body relaxation -0.146**

** korelasi dengan level signifikan 0.01 (2-tailed)

Berdasarkan uji korelasi antara 16 strategi coping stress dan respons stres secara fisik dengan Spearman, menunjukkan tingkat alpha 0.01; skor rata-rata

strategi body relaxation (M=5.3316, SD=1.85952), dan skor rata-rata respons stres secara fisik (M= 3.7748, SD= 2.68040). Hasil pengukuran strategi body relaxation dalam coping stress dengan hasil pengukuran respons stres secara fisik menunjukan bahwa adanya hubungan negatif yang signifikan, r=-0.146, p=0.004<0.01. Semakin tinggi skor body relaxation dalam coping stress, maka semakin rendah skor respons stres secara fisik.

Tabel 13

Gambaran Construct Validity Berdasarkan Discriminant Evidence

Rata-rata

Coping Z p

Stress Laki-laki Perempuan

Seeking social support (peer) 192.15 191.78 -0.032 0.974 Seeking social support (teacher) 198.54 182.02 -1.441 0.149 Seeking social support (parents) 191.65 192.53 -0.076 0.939 Turning to religion 188.76 196.92 -0.718 0.473 Positive Appraisal 193.06 190.39 -0.237 0.812 Menikmati Media 192.25 191.62 -0.056 0.955 Tidur 192.71 190.92 -0.158 0.874 Makan 183.96 204.22 -1.772 0.076 Body massage

185.02 202.60 -1.539 0.124 Body relaxation 206.93 169.31 -3.293 0.001 Pengkonsumsian penambah stamina 194.22 188.63 -0.489 0.625 tubuh

Berdasarkan uji perbedaan emotional-focused coping berdasarkan jenis kelamin dengan Mann-Whitney menunjukkan bahwa ada perbedaan secara signifikan antara laki-laki dan perempuan dalam penggunaan emotional-focused coping pada strategi body relaxation, Z=-3.293, p=0.001<0.05. Secara umum, dapat dikatakan bahwa construct validation study berdasarkan bukti diskriminan terbukti.

4.5.4 Hasil Uji Validasi Kriteria (Criterion Validation Study)

Dalam pengembangan alat ukur coping stress, peneliti menggunakan criterion validation jenis predictive validation. Tujuannya adalah untuk melihat apakah skor yang diperoleh subjek dari alat ukur coping stress dapat meramalkan tingkat stres di waktu yang akan datang (lampiran 22). Gambaran criterion validity alat ukur coping stress dapat dilihat pada tabel 14.

Tabel 14

Gambaran Criterion Validity

Strategi r12 p

Seeking social support (teacher) 0.122* 0.017

Menikmati Media -0.101* 0.048

Body relaxation -0.120* 0.018

Displacement 0.122* 0.017

* korelasi dengan level signifikan 0.05 (2-tailed)

Berdasarkan analisis metode Spearman correlation pada tingkat alpha 0.05; skor rata-rata strategi seeking social support (teacher) (M=3.6475, SD=2.26018), dan rata-rata tingkat stres (M=9.4071, SD=5.35616). Hasil pengukuran strategi seeking social support (teacher) dalam coping stress berhubungan dengan tingkat stres, r=0.122,p<0.05. Semakin tinggi skor strategi seeking social support (teacher), maka semakin tinggi skor tingkat stres. Hal ini berarti strategi seeking social support (teacher) dapat meramalkan tingkat stres.

Berdasarkan analisis metode Spearman correlation pada tingkat alpha 0.05; skor rata-rata strategi menikmati media (M=6.7389, SD=1.27798), dan rata-rata tingkat stres (M=9.4071, SD=5.35616). Hasil pengukuran strategi menikmati media dalam coping stress berhubungan dengan tingkat stres, r=-0.101,p<0.05.

Semakin tinggi skor strategi menikmati media, maka semakin rendah skor tingkat stres. Hal ini berarti strategi menikmati media dapat meramalkan tingkat stres.

Berdasarkan analisis metode Spearman correlation pada tingkat alpha 0.05; skor rata-rata strategi body relaxation (M=5.3316, SD=1.85952), dan rata-rata tingkat stres (M=9.4071, SD=5.35616). Hasil pengukuran strategi body relaxation dalam coping stress berhubungan dengan tingkat stres, r=-0.120, p<0.05. Semakin tinggi skor strategi body relaxation, maka semakin rendah skor tingkat stres. Hal ini berarti strategi body relaxation dapat meramalkan tingkat stres.

Berdasarkan analisis metode Spearman correlation pada tingkat alpha 0.05; skor rata-rata strategi displacement (M=4.1906, SD=2.78604), dan rata-rata tingkat stres (M=9.4071, SD=5.35616). Hasil pengukuran strategi displacement dalam coping stress berhubungan dengan tingkat stres, r=0.122, p<0.05. Semakin tinggi skor strategi displacement, semakin tinggi skor tingkat stres. Hal ini berarti strategi displacement dapat meramalkan tingkat stres.

Dokumen terkait