• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KERANGKA TEORITIS

2.1.5 Maladaptive Coping

Coping ini cenderung berkeinginan untuk melarikan diri, menyangkal, dan mendapat gangguan penurunan fisik dan mental. Hal ini lebih cenderung pada kerugian pada diri seseorang daripada menguntungkan bagi dirinya. Di sisi lain, bukti penelitian menunjukkan bahwa maladaptive coping menjadi efektif untuk menghadapi stressor yang singkat (bising, sakit, dan ketidaknyamanan prosedur medis). Secara kognitif, coping ini dapat berguna karena dapat memberikan seseorang untuk beristirahat secara psikologis dan kesempatan untuk lari dari tekanan konstan dari situasi stres (Carver et al., 1989). Tiga strategi coping yang termasuk dalam maladaptive coping, yaitu: (a) focusing on and venting of emotion; (b) behavioral disengagement; dan (c) mental disengagement.

Focusing on and venting of emotion. Strategi coping ini berupa

kecenderungan untuk memusatkan diri pada pengalaman yang membuat distress atau pada kekecewaaan yang dialami individu dan kemudian melampiaskan emosi-emosi tersebut. Respons ini kadang-kadang berfungsi dengan baik, misalnya ketika kematian orang yang dicintai. Individu menggunakan masa berkabung untuk melupakan rasa kehilangan yang dialaminya (Carver et al., 1989).

Dalam masa itu, individu tersebut melangkah maju, tidak lagi terpaku pada emosi-emosi yang dirasakannya. Individu menggunakan masa berkabung untuk mengakomodasi rasa kehilangan orang yang dicintai dan kemudian melangkah maju. Namun, memfokuskan diri pada emosi-emosi ini (khususnya dalam jangka waktu yang lama) dapat menghambat penyesuaian diri individu. Selain itu, hal tersebut akan mengganggu atau menghambat perhatian individu untuk

mengusahakan coping yang aktif dan keluar dari distress-nya (Carver et al., 1989).

Behavioral disengagement. Strategi coping ini dalam bentuk mengurangi usaha individu untuk mengatasi stressor, bahkan menyerah atau menghentikan usaha untuk mempertahankan tujuan yang terganggu oleh stressor yang muncul. Strategi ini mencerminkan adanya gejala helplessness yaitu ada rasa tidak berdaya, sehingga individu menyerah dan tidak lagi berusaha untuk mengatasi masalah yang dihadapinya. Jenis coping ini, biasanya terjadi pada sebagian besar orang yang kurang atau bahkan tidak percaya bahwa coping yang aktif akan berhasil menyesuaikan masalahnya (Carver et al., 1989).

Mental disengagement. Strategi ini adalah variasi dari behavioral

disengagement, dan merupakan bentuk lain dari tindakan menghentikan usaha coping yaitu dengan tidak memikirkan masalah yang dihadapinya. Mental disengagement dapat dilakukan dalam bentuk melakukan kegiatan untuk mengalihkan pikiran, melamun, atau berkhayal, tidur berlebihan ataupun terpaku menonton televisi sebagai cara untuk melarikan diri dari masalah. Jenis strategi ini merupakan kebalikan dari suppression of competing activities (Carver et al., 1989).

Dari 13 strategi coping stress yang diajukan oleh Carver et al., peneliti memakai enam strategi coping sebagai strategi coping stress yang ada pada pengembangan alat ukur coping stress untuk pelajar SMA ini. Keenam strategi tersebut, antara lain: (a) active coping yang berganti nama menjadi supporting activities; (b) planning; (c) suppression of competing activities; (d) positive appraisal; (e) turning to religion; dan (f) mental disengagement. Peneliti

mengambil salah satu contoh dari mental disengagement ini yaitu tidur, pengkonsumsian zat adiktif, menikmati media, dan displacement.

Selain dari Carver, Scheir, dan Weintraub, peneliti juga memakai teori dari Miner (1992, dikutip oleh Christina, 2007) sebagai landasan teori daripengambangan alat ukur coping stress untuk pelajar SMA. Miner (1992) membagi coping stress menjadi sepuluh jenis, antara lain: (a) acceptance; (b) meditasi; (c) praying; (d) psychological withdrawal; (e) planning ahead; (f) an appropriate phylosophy/positive reappraisal of life; (g) makan; (h) olahraga/latihan fisik/relaksasi; (i) social support; dan (j) actual withdrawal. Acceptance merupakan suatu keadaan saat individu menerima suatu hal/kondisi apa adanya. Individu tersebut tidak berusaha melawan tekanan. Meditasi merupakan salah satu usaha yang dilakukan individu untuk menenangkan dirinya dengan cara duduk dalam posisi nyaman, menutup kedua mata, mengistirahatkan otot, bernafas secara perlahan. Individu tersebut juga membersihkan pikiran yang membuatnya stres dan memusatkan pikirannya pada hal-hal yang disukainya.

Praying merupakan usaha yang dilakukan individu untuk melakukan hal-hal yang bersifat keagamaan, seperti: melakukan pujian dan penyembahan, mengucap syukur, dan melaksanakan ritual keagamaan lainnya. Psychological withdrawal merupakan usaha yang dilakukan individu untuk menghadapi tekanan dengan cara menjauhkan diri atau menarik diri dari realitas. Individu yang melakukan psychological withdrawal ini merasa dirinya secara psikologis tidak mampu mengatasi tekanan yang dialaminya. Individu yang melakukan psychological withdrawal ini cenderung untuk mengkonsumsi zat-zat adiktif yang dapat menghilangkan stresnya sementara, seperti: mengkonsumsi narkoba

(narkotika dan obat-obatan terlarang) dan minum-minuman alkohol (Miner, 1992).

Planning ahead merupakan usaha yang dilakukan individu untuk mengatasi tekanan dengan cara mengatur jadwal, menyusun prioritas, dan menghubungi pihak tertentu yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas. An appropriate phylosophy/positive reappraisal of life merupakan usaha yang dilakukan individu dalam mengatasi tekanan dengan cara berpikir positif mengenai kehidupan yang dijalaninya. Makan merupakan usaha yang dilakukan individu untuk mengatasi tekanan sebagai upaya untuk meningkatkan daya tahan tubuhnya dan juga sebagai pengalihan pikiran dan tindakan atas tekanan yang dialaminya (Miner, 1992).

Olahraga/latihan fisik/relaksasi merupakan usaha yang dilakukan individu untuk meningkatkan daya tahan tubuhnya dan membuat tubuhnya lebih relaks, sehingga individu tersebut mampu mengatasi tekanan yang dialaminya. Social support merupakan usaha yang dilakukan individu untuk mengatasi tekanan yang dialaminya dengan mencari dukungan dari lingkungan sosialnya, seperti: teman sebayanya, orang tua, guru ataupun ahli. Actual withdrawal merupakan usaha yang dilakukan individu untuk mengatasi tekanan yang dialaminya dengan cara melakukan tindakan keluar sementara ataupun selamanya dari lingkungan atau keadaan yang membuat dirinya merasa tertekan (Miner, 1992).

Strategi coping stress Miner yang peneliti pakai dalam penyusunan alat ukur coping stress untuk pelajar SMA ini berjumlah tiga strategi, antara lain: (a) makan; (b) social support yang berganti nama menjadi seeking social support dan peneliti modifikasi menjadi tiga jenis social support yaitu seeking social support (peer), seeking social support (parents), seeking social support (teacher);

(c) latihan fisik/relaksasi yang peneliti modifikasi menjadi body relaxation dan body massage. Selain dari strategi yang telah tersebut di atas yang berasal dari teori Carver, Scheir, dan Weintraub dan juga Miner, peneliti menambahkan strategi coping stress yaitu pengkonsumsian penambah stamina tubuh.

Berdasarkan beberapa jenis coping stress yang telah tersebut di atas, peneliti menyimpulkan bahwa coping stress memiliki 16 strategi. Peneliti memodifikasi subdimensi-subdimensi coping stress yang telah tersebut di atas, khususnya yang telah disampaikan oleh Carver, Scheir, & Weintraub (1989; dalam Schwarzer & Schwarzer, 1996) dan Miner (1992, dikutip oleh Christina, 2007). Hal ini disebabkan oleh pembagian strategi coping stress yang diajukan oleh Carver et al. dan Miner dapat mencakup keseluruhan pembagian yang diajukan oleh para ahli lain dan juga pembagian strategi coping stress yang diajukan oleh Carver et al. dan Miner cocok dengan partisipan yang digunakan oleh peneliti.

Coping stress tersebut terbagi menjadi dua kategori besar, antara lain: (a) problem-focused coping; dan (b) emotional-focused coping. Tiga strategi yang termasuk dalam problem-focused coping, yaitu: (a) supporting activities; (b) planning; dan (c) suppression of competing activities. Sebelas strategi yang termasuk dalam emotional-focused coping, yaitu: (a) seeking social support (peer); (b) seeking social support (parents); (c) seeking social support (teacher); (d) positive appraisal; (e) turning to religion, (f) menikmati media, (g) stretching/body relaxation; (h) tidur; (i) makan; (j) pengkonsumsian penambah stamina; dan (k) body massage. Ada dua strategi yang tidak termasuk dalam problem-focused coping danemotional-focused coping. Strategi tersebut, antara lain: (a) displacement; dan (b) pengkonsumsian zat adiktif.

Peneliti juga menemukan bahwa ada beberapa strategi yang telah tersebut di atas dapat diklasifikasikan menjadi kategori baru yang merupakan hasil turunan dari dua kategori besar. Hal ini disebabkan oleh adanya keterkaitan antara dua kategori besar tersebut. Seeking social support (peer), seeking social support (parents), dan seeking social support (teacher) termasuk dalam kategori emotional-focused coping, sekaligus problem-focused coping

.

Peneliti beranggapan bahwa individu yang mencari dukungan dari lingkungan sosialnya tidak hanya mendapat dukungan secara emosional, namun dapat juga memperoleh dukungan untuk dapat menyelesaikan masalahnya.

Stretching/body relaxation, tidur, makan, pengkonsumsian penambah stamina, dan body massage termasuk dalam kategori emotional-focused coping, namun jika dilihat seksama, kelima strategi ini juga dapat termasuk dalam physical-focused coping. Peneliti memandang bahwa individu melakukan usaha untuk mengatasi stresnya tidak hanya terfokus pada keadaan emosional, maupun penyelesaian masalahnya saja, tetapi juga terfokus pada keadaan fisiknya. Sebagaimana hal tersebut disampaikan oleh Cox (dalam Appley & Trumbull, 1986) mengenai sumber-sumber yang dapat memengaruhi individu dalam mengatasi stresnya. Selain itu, individu merespons stresnya tergantung dari dua komponen yang saling berhubungan, yaitu komponen psikologis dan komponen fisiologis (Sarfino, 2002). Oleh karena itu, strategi physical-focused coping stress juga penting bagi individu dalam mengatasi stresnya.

Dokumen terkait