II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Gambaran Umum Bawang Merah
Di Indonesia bawang merah dibudidayakan oleh petani di daerah dataran
rendah hingga tinggi. Daerah sentra pengembangan bawang merah terdapat di DI
Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Jambi, Bengkulu, Lampung, Jawa Barat,
Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa
Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, dan Irian
Jaya. Sentra produksi di Pulau Jawa antara lain berada di Kabupaten Malang,
Nganjuk, Probolinggo, Kediri, Tegal, Brebes, Wates, Cirebon, Kuningan, dan
Majalengka9.
Dalam sistematika tumbuh-tumbuhan (taksonomi), kedudukan tanaman
bawang merah diklasifikasikan sebagai berikut:
Divisi : Spermathophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas : Monocotyledonae Ordo : Liliales Famili : Liliaceae Genus : Allium
Spesies :Allium ascolanicum L.
Terdapat beberapa varietas bawang merah diantaranya Bima Brebes,
Medan, Keling, Maja Cipanas, Sumenep, Kuning, Kuning Gombong, dan
Bangkok. Varietas Sumenep merupakan kultivar lokal yang diperkirakan berasal
9
dari daerah Sumenep (Madura). Varietas ini cocok ditanam di dataran rendah,
medium ataupun tinggi. Karakteristik dari varietas ini adalah jumlah anakan 7-14
per rumpun, daun berbentuk silindris atau bulat dan berlubang dengan umur panen
sekitar tiga bulan setelah tanam tergantung pada lokasi penanaman.
Pemanfaatan bawang merah sebagai bahan pangan didukung oleh zat gizi
yang terkandung didalamnya. Menurut catatan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, kandungan gizi dalam 100 g umbi bawang merah meliputi 39 kalori,
1,5 g protein, 0,3 g lemak, 0,2 g karbohidrat, 36 mg kalsium, 40 mg fosfor, 0,8 mg
zat besi, 0,03 mg vitamin B1, 2 mg vitamin C, dan 88 g air. Bawang merah
dimanfaatkan sebagai bahan pangan dalam bentuk segar, bumbu masakan, atau
bentuk bahan kering.
a. Syarat tumbuh
Tanaman bawang merah dapat ditanam di dataran rendah maupun dataran
tinggi, yaitu pada ketinggian 0-1.000 m dpl. Meskipun demikian ketinggian
optimalnya adalah 0-400 m dpl. Secara umum tanah yang tepat ditanami bawang
merah ialah tanah yang bertekstur remah, sedang sampai liat, berdrainase baik,
memiliki bahan organik yang cukup, dan pH-nya antara 5,6-6,5. Syarat lain,
penyinaran matahari minimum 70 persen, suhu udara harian 25-32°C, dan
kelembapan nisbi sedang 50-70 persen.
b. Persiapan tanam
Bibit bawang merah diperbanyak dengan umbi yang diambil dari tanaman
yang sudah cukup tua yaitu sekitar 70 hari (masa penyimpanan 2,5-4 bulan) Pada
umur tersebut pertumbuhan calon tunas dalam umbi sudah penuh. Umbi
kisut dengan warna yang mengilap. Untuk satu hektar lahan membutuhkan sekitar
600-800 kg bibit. Penanaman Bawang merah paling baik ditanam saat musim
kemarau dengan syarat air cukup untuk irigasi, awal tanam pada bulan April/Mei
setelah musim panen padi atau pada bulan Juli/Agustus.
Membuat bedengan-bedengan pada lahan dengan ukuran 1,2-1,8 m,
diantara bedengan dibuat parit yang lebarnya 40-50 cm, dan kedalaman parit
antara 50-60 cm. Parit berfungsi untuk pemasukan air ataupun pengeluaran air
yang berlebihan. Sebelum penanaman sawah dikeringkan, kemudian tanah diolah
dan dihaluskan, pengolahan manual perlu 2-3 kali. Bila pH lahan kurang 5,5,
tambahkan kapur dolomit atau kaptan sebanyak 1-1,5 ton/ha minimal 2 minggu
sebelum tanam. Selesai pengolahan tanah dilanjutkan dengan penanaman, jarak
tanam 20 x 15 cm atau 15 x 15 cm. Bibit yang akan ditanam dipotong (dirompes)
ujungnya. Pemotongan ujung bibit berfungsi untuk memecahkan masa dormansi
bibit.
c. Pemeliharaan
Penyiraman perlu diperhatikan dalam budidaya bawang merah. Tanaman
ini tidak menyukai banyak hujan, tetapi kebutuhan airnya banyak. Pada saat
musim kemarau penyiraman dilakukan setiap hari pada waktu pagi dan sore sejak
ditanam hingga satu minggu sebelum panen. Sejak awal tanam hingga tanaman
bawang merah berumur dua minggu, gulma tumbuh dengan cepat sehingga
mengganggu pertumbuhan bawang merah, untuk itu perlu dilakukan tindakan
penyiangan secara manual, baik dengan mencabut langsung atau memakai kored.
Tanaman bawang merah membutuhkan pupuk organik dan pupuk
ton/ha, diberikan sebelum tanam pada saat melakukan pengolahan. Pupuk organik
yang dibutuhkan adalah TSP sebanyak 150-200 kg/ha, pupuk ini akan tercampur
dengan pupuk kandang. Pupuk tambahan berupa 300 kg Urea dan 200 kg KCl/ha,
diberikan dengan cara larikan/barisan saat tanaman berumur 10-15 hari.
d. Hama dan Penyakit
Bawang merah disukai oleh ulat daun (Laphygma exigua) dan hama bodas
(Thrips tabaci). Serangan kedua hama ini sering menyebabkan ujung daun
terpotong dan daun menjadi terkulai, larvanya merusak umbi dalam masa
penyimpanan. Hama yang agak mirip ulat daun ialah Spodoptera exigua, gejala
serangannya terlihat pada pinggiran dan ujung daun berupa bekas gigitan.
Pencegahannya dilakukan dengan menggunakan Bayrusil 250 EC yang
mengandung bahan aktif kuinalfos atau Azodrin 15 WSC yang mengandung bahan
aktif monokrotofos, dosisnya 2 ml/1 lt air.
Penyakit bercak ungu yang disebabkan oleh jamur Alternaria porri, gejala
serangan dimulai dari daun berupa bercak-bercak putih kelabu, kemudian daun
berubah menjadi cokelat dan mengering. Dari daun serangan berlanjut ke umbi,
sehingga umbi berair, berubah menjadi kekuningan dan akhirnya cokelat
kehitaman. Pencegahannya dilakukan dengan menyemprotkan Difolatan 4F
dengan dosis 2 cc/lt air.
e. Panen dan Pasca Panen
Bawang merah di dataran rendah lebih cepat memasuki masa panen
dibandingkan dengan yang di dataran tinggi. Ciri tanaman siap panen ialah leher
batang mengeras dan daun menguning, mencapai 70-80 persen dari jumlah
tanaman diikat menjadi satu pada bagian daunnya untuk mempermudah
penanganan selanjutnya. Umbi diangkut dengan cara mengangkat ikatannya.
Bawang merah yang telah dipanen, dijemur untuk mendapatkan kadar air
umbi 80 persen namun tidak dijemur langsung di bawah sinar matahari (disimpan
di tempat terlindung). Kemudian umbi disimpan di gudang dengan cara
menggantungkan ikatan-ikatan pada suhu ruang penyimpanan 25-30° C dengan
kelembapan nisbi 60-70 persen. Penyimpanan pada gudang yang dingin dan
lembap dapat menurunkan kualitas bawang merah yang disimpan.