• Tidak ada hasil yang ditemukan

6.1. Identifikasi Lingkungan Eksternal Perusahaan

Identifikasi faktor eksternal perusahaan bertujuan untuk mengembangkan

daftar peluang yang dapat memberi manfaat dan ancaman yang harus dihindari

perusahaan. Informasi mengenai faktor eksternal diperoleh melalui wawancara

langsung dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan serta Dinas Pertanian.

Faktor eksternal lainnya diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kabupaten

Kuningan. Untuk mengidentifikasi faktor eksternal, perusahaan harus mencari

informasi tentang tren ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan, politik,

pemerintah, hukum, dan teknologi.

6.1.1. Ekonomi

Faktor ekonomi dapat mempengaruhi daya beli dan pola konsumsi

masyarakat. Pada industri pengolahan dan perdagangan bawang merah goreng

terdapat kekuatan ekonomi yang berpengaruh dan perlu diperhatikan oleh pelaku

usaha diantaranya pertumbuhan ekonomi, pendapatan per kapita, dan pola

pembelanjaan konsumsi yang selalu berubah.

Perkembangan inflasi di Kabupaten Kuningan secara umum masih dapat

diimbangi dengan meningkatnya produksi disektor-sektor perekonomian.

Perkembangan inflasi dipengaruhi oleh faktor non regional yaitu faktor nasional

seperti naiknya TDL (listrik), BBM dan beberapa produk yang pusat

produktivitasnya masih dikuasai oleh pemerintah. Naiknya tarif dasar listrik dan

Penggunaan bahan bakar minyak masih cukup tinggi, karena belum seluruhnya

produksi menggunakan kompor gas. Sejalan naiknya tarif dasar listrik dan harga

BBM menyebabkan penurunan terhadap jumlah produksi karena biaya produksi

meningkat tajam.

6.1.2. Sosial, Budaya, Demografi, dan Lingkungan

Tren sosial, budaya, demografi, dan lingkungan membentuk tipe

konsumen yang berbeda, ini mengakibatkan kebutuhan akan barang dan jasa serta

strategi yang berbeda. Hal yang perlu mendapatkan perhatian adalah pola

konsumsi masyarakat pada saat ini, pada umumnya lebih menyukai menggunakan

produk yang praktis dan instan. Sehingga adanya produk bawang merah goreng

menjadi pilihan masyarakat yang mengubah pola konsumsinya menjadi lebih

praktis. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia dari tahun ke

tahun diharapkan permintaan masyarakat akan produk bawang merah goreng terus

meningkat.

Penduduk Kabupaten Kuningan secara keseluruhan adalah 1.102.354 jiwa,

tersebar di 32 kecamatan dengan kepadatan secara keseluruhan 986 jiwa/km2. Pada tingkat akademi dan universitas pencari kerja mengalami peningkatan karena

adanya peningkatan kualitas pendidikan bagi pencari pekerjaan di Kabupaten

Kuningan. Data pencari kerja yang terdaftar menurut jenis pendidikan yang

ditamatkan dapat dilihat pada Tabel 12.

Pertumbuhan penduduk dan tingkat pendidikan akan mempengaruhi

jumlah angkatan kerja, sedangkan jumlah lapangan kerja yang tersedia sangat

peluang karena jumlah penawaran tenaga kerja meningkat sehingga upah menjadi

rendah, selain itu dapat menjadi ancaman karena persaingan bisnis dengan

berwirausaha akan meningkat.

Tabel 12. Pencari Kerja Menurut Jenis Pendidikan yang Ditamatkan di Kabupaten Kuningan Tahun 2004-2007

Pendidikan yang

di tamatkan Jenis kelamin

Tahun

2004 2005 2006 2007 SD dan tidak tamat

SD Laki-laki 19,313 28 38 48 Perempuan 16,739 7 146 224 Jumlah 36,052 35 184 292 Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Laki-laki 8,038 87 182 176 Perempuan 5,669 78 110 237 Jumlah 13,707 165 292 413 Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) Laki-laki 9,299 1,850 1,602 2,779 Perempuan 7,484 1,257 1,007 1,718 Jumlah 16,783 3,107 2,609 4,497 Akademi/Sarjana Muda Laki-laki 675 265 243 289 Perempuan 465 498 381 426 Jumlah 1,140 763 624 715 Perguruan Tinggi/Universitas Laki-laki 860 716 514 667 Perempuan 571 606 379 493 Jumlah 1,431 1,322 893 1,160

Sumber: Kabupaten Kuningan dalam Angka, 2008.

6.1.3. Politik, Pemerintah, dan Hukum

Kegiatan industri dan perdagangan sangat dipengaruhi oleh lingkungan

politik, pemerintah, dan hukum. Tindakan pemerintah seperti undang-undang dan

kebijakan-kebijakan dapat memperbesar peluang atau hambatan usaha atau

keduanya secara bersamaan. Banyak peraturan dapat membatasi pilihan strategi

sejumlah perusahaan, diantaranya kebijakan yang mengubah kondisi ekonomi,

undang-undang pajak dan sebagainya yang dapat menimbulkan ancaman bagi

Diberlakukannya Undang-Undang No 22 tahun 1999, tentang otonomi

daerah membuka peluang bagi pengembangan agribisnis di seluruh wilayah

Indonesia. Disamping itu, pemberlakuan otonomi daerah juga dapat menjadi

ancaman apabila pelaksanaannya tidak terkendali dalam arti pemerintah daerah

setempat sewenang-wenang meningkatkan target pendapatan asli daerah.

6.1.4. Teknologi

Perubahan teknologi dapat mengurangi atau menghilangkan hambatan

biaya antar perusahaan, menciptakan siklus produksi yang lebih pendek,

menciptakan kekurangan dalam keterampilan teknis serta menghasilkan

perubahan dalam nilai-nilai dan harapan karyawan, manajer, dan pelanggan.

Kemajuan teknologi dapat menciptakan keunggulan kompetitif baru yang lebih

baik dari keunggulan saat ini.

Organisasi yang secara tradisional memiliki biaya teknologi yang terbatas

pada apa yang dapat dibiayai setelah memenuhi kebutuhan keuangan dan

pemasaran segera membutuhkan perubahan dalam berpikir. Kemajuan teknologi

yang semakin cepat dapat menghapus bisnis yang tidak mampu bertahan, maka

dari itu manajemen teknologi adalah salah satu tangung jawab utama pembuat

strategi. Perusahaan harus menjalankan strategi yang memanfaatkan peluang

teknologi untuk mencapai keunggulan kompetitif yang berkelanjutan di pasar. PO

Mekar Wangi belum dapat memanfaatkan kekuatan teknologi seutuhnya, sehingga

proses produksi yang dilakukan masih cukup sederhana karena tingkat pendidikan

6.1.5. Kompetitif

Persaingan dalam hampir semua industri dapat dikatakan sangat tajam dan

kadang kala menyebabkan kebangkrutan. Identifikasi keunggulan pesaing perlu

diperhatikan, namun hal tersebut tidak dapat dilakukan dengan mudah karena

banyak perusahaan memiliki divisi yang berkompetisi dalam industri yang

bebeda. Menurut Porter (1980), kelima kekuatan persaingan akan menentukan

intensitas persaingan dan kemampulabaan dalam industri. Kekuatan yang paling

besar akan menentukan dan menjadi sangat penting dari sudut perumusan strategi.

1) Persaingan diantara perusahaan sejenis

Persaingan diantara perusahaan sejenis merupakan bentuk persaingan

untuk mendapatkan posisi dengan menggunakan taktik-taktik seperti persaingan

harga, perang iklan, introduksi produk, dan meningkatkan pelayanan atau jaminan

kepada pelanggan. PO Mekar Wangi terletak di Kecamatan Sindang Agung, yang

merupakan sentra produksi bawang merah goreng di Kabupaten Kuningan. Hal

ini menyebabkan tingkat persaingan yang sangat ketat diantara perusahaan-

perusahaan yang sejenis karena terdapat 19 home industry yang sejenis dengan

produk yang dihasilkan sama.

2) Ancaman pendatang baru

Ancaman masuknya pendatang baru ke dalam industri tergantung pada

rintangan masuk yang ada, digabung dengan reaksi dari para pesaing yang sudah

ada yang dapat diperkirakan oleh pendatang baru. Dalam industri bawang goreng,

ancaman masuknya pendatang baru sangat besar karena untuk memulai usaha

tersebut tidak memerlukan keahlian yang khusus dengan modal tidak terlalu besar

kapan saja untuk memperebutkan peluang pasar yang ada sehingga menjadi

ancaman bagi perusahaan. Perusahaan yang sudah ada harus mampu merumuskan

strategi untuk bertahan atau mencegah masuknya pendatang baru.

3) Tekanan dari produk pengganti (subtitute product)

Produk pengganti membatasi laba potensial dari industri dengan

menetapkan harga baku (ceiling price) yang dapat diberikan oleh perusahaan

dalam industri. Semakin menarik alternatif harga yang ditawarkan oleh produk

pengganti maka semakin ketat pembatasan laba industri. Bawang merah goreng

merupakan produk non subtitusi, akan tetapi adanya campuran produk dari ubi

penting untuk diperhatikan. Harga bawang goreng yang menggunakan campuran

ubi menjadi lebih murah dari pada harga bawang goreng yang asli.

4) Kekuatan tawar menawar pembeli/konsumen.

Pembeli/konsumen yang membeli produk dalam jumlah yang besar,

memiliki kekuatan tawar-menawar yang memengaruhi intensitas persaingan

dalam suatu industri. Konsumen PO Mekar Wangi yaitu pedagang-pedagang

pengecer dan pabrik abon. Perusahaan memberikan garansi terhadap

pembeli/konsumen yang produknya mengalami kerusakan dengan mengganti

produk yang baru dalam batas waktu tertentu. Hal ini dilakukan untuk

menyeimbangkan kekuatan tawar menawar pembeli/konsumen.

5) Kekuatan tawar menawar pemasok

Kekuatan tawar menawar pemasok memengaruhi intensitas persaingan

dalam industri, khususnya ketika ada sejumlah besar pemasok tidak menghadapi

produk pengganti lain yang dijual kepada perusahaan. Pemasok bahan baku utama

Cirebon. Hubungan yang terjalin dengan pemasok sampai saat ini masih sangat

baik karena penentuan harga dan cara pembayaran dapat dilakukan berdasarkan

kesepakatan kedua belah pihak.

6.2. Identifikasi Faktor Internal Perusahaan

Identifikasi faktor internal perusahaan harus dilakukan seiring dengan

identifikasi faktor eksternal perusahaan. Identifikasi terhadap faktor internal

dilakukan melalui wawancara langsung dengan pemilik/pemimpin perusahaan dan

bagian pemasaran, karena memerlukan data dan informasi tentang operasi

manajemen, pemasaran, keuangan/akuntansi, produksi/operasi, penelitian dan

pengembangan, dan sistem informasi manajemen.

6.2.1 Manajemen

Terdapat lima fungsi manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian,

pemberian motivasi, pengelolaan staf, dan pengendalian.

1) Perencanaan, adalah proses cara yang paling efektif untuk mencapai tujuan

yang diharapkan, dan menyiapkan bagaimana mengatasi kesulitan yang tidak

diharapkan dengan sumber daya yang cukup. Maka dari itu perencanaan

sangatlah penting bagi satu individu maupun perusahaan karena dapat

menentukan cara menjalankan pekerjaan dengan efisien. Perencanaan pada PO

Mekar Wangi belum tersusun dengan baik karena tidak tertulis sehingga tidak

dapat dilaksanakan secara sistematis. Tanpa adanya perencanaan secara

tertulis, perusahaan akan mengalami kesulitan dalam mengukur dan

mengevaluasi kinerja karyawan sehingga tidak dapat mengetahui tercapai

2) Pengorganisasian menetukan tugas dan tanggungjawab masing-masing

sumber daya manusia dalam melakukan kegiatan usaha. Pengorganisasian di

PO Mekar Wangi sudah terlaksana dengan baik akan tetapi masih terjadi

ketidakjelasan tugas dan tanggungjawab antara masing-masing bagian, karena

keterbatasan jumlah tenaga kerja yang profesional.

3) Pemberian motivasi, sebagai proses memengaruhi orang untuk mencapai

tujuan tertentu. Pimpinan perusahaan memberikan motivasi terhadap

karyawannya dengan memberikan insentif, bagi karyawan yang menjaga

loyalitas dan bekerja dengan baik.

4) Pengelolaan staf, mencakup aktivitas perekrutan, wawancara, pengujian,

penyeleksian, pengorientasian, pelatihan, pengembangan, pengevaluasian,

pengkompensasian, pendisiplinan, dan pemecatan karyawan. Pengelolaan staf

belum diterapkan di perusahaan karena bentuk usahanya masih usaha

perorangan sehingga struktur organisasinya masih sederhana.

5) Pengendalian terdiri atas penetapan standar kerja, mengukur kinerja individu

dan organisasi, membandingkan kinerja aktual dengan standar kinerja yang

direncanakan, dan melakukan tindakan korektif. Pengendalian pada

perusahaan belum terlaksana dengan baik karena tidak terdapat data yang

lengkap mengenai kegiatan produksi/operasinya, sehingga pengendalian untuk

evaluasi strategi yang dijalankan tidak dapat dilakukan.

6.2.2 Pemasaran

Ada tujuh fungsi dasar pemasaran, yaitu:

Perusahaan selalu berusaha memenuhi apa yang menjadi keinginan-keinginan

dari konsumennya seperti ukuran kemasan dan kualitas yang bervariasi,

sehingga loyalitas konsumen tetap terjaga.

2) Penjualan produk/jasa, implementasi strategi yang berhasil biasanya

bergantung pada kemampuan organisasi untuk menjual beberapa produk atau

jasa. Penjualan produk pada PO Mekar Wangi lebih difokuskan kepada

pelanggan-pelanggan tetap, tanpa diikuti pencarian peluang-peluang pasar

sehingga perusahaan belum dapat memanfaatkan pasar-pasar yang berpotensi.

3) Perencanaan produk dan jasa penting khususnya ketika perusahaan melakukan

pengembangan produk atau diversifikasi. Perencanaan produk belum dapat

dilaksanakan sepenuhnya oleh perusahaan, karena keterbatasan sumber daya

manusia profesional yang tidak mendukung.

4) Penetapan harga, pembuat strategi harus memandang harga dari perspektif

jangka pendek dan jangka panjang, karena pesaing dapat meniru perubahan

harga dengan relatif mudah. Penetapan harga pada PO Mekar Wangi

ditetapkan berdasarkan biaya produksi dan harga bahan baku. Maka dari itu

fluktuasi harga bawang merah sebagai bahan baku sangat berpengaruh

terhadap laba yang dihasilkan perusahaan.

5) Distribusi mencakup pergudangan, saluran distribusi, cakupan distribusi,

tingkat dan lokasi persediaan, alat transportasi, dan penjual partai besar. PO

Mekar Wangi menjual produknya melalui pedagang-pedagang pengecer dan

memasok ke pabrik-pabrik abon sebagai bahan pelengkap. Distribusi produk

dapat berjalan baik karena adanya dukungan dari sarana transportasi yang

6) Riset pemasaran adalah pengumpulan, pencatatan, dan analisis data secara

sistematis tentang masalah yang berkaitan dengan pemasaran barang dan jasa.

Riset pemasaran belum dapat dilakukan sepenuhnya oleh PO Mekar Wangi

karena pencatatan data dari kegiatan produksi dan penjualan belum sesuai

dengan sistem akuntansi, sehingga data tidak terkumpul dan tidak dapat

dianalisis.

7) Analisis peluang melibatkan evaluasi terhadap biaya, manfaat, dan risiko yang

berhubungan dengan keputusan pemasaran. Perusahaan belum dapat

memanfaatkan peluang sepenuhnya terutama dalam pelaksanaan pemasaran

produk, karena penjualan produk hanya dilakukan pada pelanggan-pelanggan

tetap saja tanpa adanya promosi ke pasar-pasar yang memiliki potensi besar.

6.2.3 Keuangan/Akuntansi

Modal merupakan variabel yang sangat penting dalam menjalankan suatu

kegiatan usaha terkait dengan bagaimana perusahaan mendapatkan modal usaha,

melakukan investasi, penggunaan pembiayaan usaha, dan perhitungan keuntungan

yang ingin dicapai. Modal PO Mekar Wangi adalah modal perseorangan milik H.

Ebo Bukhori. Pencatatan keuangan di perusahaan dibuat sangat sederhana, hanya

mencakup penjualan dan penerimaan yang bersifat sementara pada jangka waktu

yang sangat singkat. Perusahaan belum menerapkan pencatatan keuangan yang

sesuai dengan sistem akuntasi. Ini merupakan kelemahan bagi perusahaan karena

perhitungan keuntungan atau kerugian perusahaan sulit untuk diketahui, sehingga

dapat menjadi hambatan dalam menetukan perencanaan kegiatan produksi

6.2.4 Produksi/Operasi

Dalam mengatur dan mengoordinasikan sumber-sumber daya, manajemen

produksi/operasional perlu membuat keputusan-keputusan yang berhubungan

dengan upaya-upaya untuk mencapai tujuan. Agar barang dan jasa-jasa yang

dihasilkan sesuai dan tepat seperti yang diharapkan yaitu tepat mutu (kualitas),

tepat jumlah (kuantitas), dan tepat waktu dengan biaya rendah. Perusahaan selalu

berusaha menjaga kualitas produknya dengan cara mendapatkan bahan baku yang

bermutu tinggi dan memanfaatkan fasilitas produksi secara optimal.

Bahan baku bawang merah goreng yang dipilih adalah varietas Sumenep

karena menghasilkan kualitas produk yang baik dari segi warna yang kuning agak

kecoklatan ataupun kandungan airnya yang tidak terlalu banyak dibandingkan

dengan varietas lain. Selain itu wilayah Kuningan cocok untuk budidaya bawang

merah varietas Sumenep, sehingga kebutuhan bahan baku 60 persen dari wilayah

Kuningan dan 40 persen dari luar Kuningan seperti Majalengka, Cirebon, dan

Bandung. PO Mekar Wangi memerlukan bahan baku bawang merah sekitar 25 ton

per bulan, dengan bawang merah goreng yang dihasilkan sekitar 9-10 ton

(rendemen 38-40 %).

6.2.5 Penelitian dan Pengembangan

Penelitian dan pengembangan dapat merupakan keunggulan bersaing,

karena memiliki fungsi sebagai berikut:

a) Penelitian dan pengembangan menciptakan produk baru atau produk yang

ditingkatkan baik model, fungsi, manfaat yang dapat diperoleh sehingga dapat

b) Penelitian dan pengembangan juga ditujukan untuk meningkatkan efisiensi

proses operasional perusahaan sehingga mampu mencapai keunggulan biaya

yang dapat memperbaiki kebijakan laba atau marjin laba.

Produk PO Mekar Wangi telah mendapat Sertifikasi Produk Pangan

Industri Rumah Tangga (SPP-IRT) dan sertifikasi halal dari MUI. Akan tetapi

sampai saat ini perusahaan belum melakukan penelitian untuk pengembangan

produk baik yang dilakukan sendiri (internal) maupun kontrak litbang. Hal ini

merupakan bentuk kelemahan perusahaan yang dapat menyebabkan produk yang

dihasilkan kurang berkembang baik dari segi kualitas maupun variasi produk.

6.2.6 Sistem Informasi Manajemen

Kegunaan sistem informasi manajemen (SIM) untuk memperbaiki kinerja

suatu perusahaan dengan memperbaki kualitas keputusan manajerial. Dengan

adanya SIM diharapkan perusahaan dapat mengikuti perubahan yang terjadi untuk

dapat bertahan dan bersaing di pasar. SIM belum dapat dilaksanakan oleh PO

Mekar Wangi karena bentuk usaha masih perorangan sehingga struktur organisasi

masih sederhana dan tingkat pendidikan sumber daya manusia yang masih

terbatas.

6.3. Analisis Faktor Eksternal dan Internal Perusahaan

Hasil identifikasi terhadap lingkungan eksternal dan internal digunakan

untuk menyusun matriks External Factor Evaluation (EFE) dan matriks Internal

Factor Evaluation (IFE). Setelah mengidentifikasi faktor-faktor eksternal dan

kekuatan dan kelemahan yang dapat mempengaruhi strategi yang dijalankan

perusahaan.

6.3.1. Analisis Faktor Eksternal (Peluang dan Ancaman)

Analisis faktor eksternal dilakukan untuk mengetahui peluang dan

ancaman yang dihadapi perusahaan. Pengelompokkan faktor-faktor eksternal

dapat dilihat pada Tabel 13. Faktor-faktor eksternal yang merupakan peluang dan

ancaman bagi PO Mekar Wangi, diantaranya:

A. Otonomi daerah yang mendorong kegiatan usaha menjadi kompetitif. Dengan

diberlakukannya otonomi daerah, pemerintah memberikan kebebasan kepada

seluruh masyarakat untuk melakukan kegiatan usaha/industri sesuai dengan

prosedur yang berlaku. Harapannya agar masyarakat dapat meningkatkan

pendapatan dan meningkatkan kesejahteraan hidupnya, serta dapat berperan

aktif dalam meningkatkan pendapatan daerah.

B. Sektor agribisnis dan usaha kecil akan mendominasi lapangan pekerjaan,

semakin meningkatnya jumlah penduduk secara otomatis dapat mendorong

kebutuhan pangan yang terkait dengan agribisnis untuk terus meningkat

sehingga memberikan peluang terbukanya lapangan pekerjaan.

C. Permintaan yang terus meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah

penduduk Indonesia. Jumlah penduduk yang terus meningkat dapat

meningkatkan jumlah permintaan akan kebutuhan barang dan jasa. Ini

merupakan peluang bagi industri apabila perusahaan dapat bersaing dengan

perusahaan-perusahaan lain dalam memenuhi kebutuhan konsumen.

D. Pembinaan dan pelatihan bagi UKM dari Disperindag, Disperindag

dan pelatihaan bagi kegiatan usaha kecil menengah agar dapat

mengembangkan kegiatan usahanya. Selain itu juga dapat memberikan

informasi-informasi dan bantuan berupa alat yang menunjang kegiatan

produksinya. Disperindag telah memberikan satu unit alat untuk mengemas

bawang goreng kepada PO Mekar Wangi pada tahun 2004 (Lampiran 7).

E. Perkembangan teknologi informasi merupakan peluang bagi perusahaan.

Kemajuan teknologi diantaranya penggunaan telpon seluler dalam bidang

komunikasi, sehingga dapat membantu perusahaan dalam mendapatkan

informasi lebih cepat mengenai harga ataupun ketersediaan bahan baku dari

pemasok. Selain itu perusahaan juga dapat meningkatkan kerja sama yang

lebih baik lagi dengan para pelanggannya.

F. Bawang merah goreng sebagai produk unggulan Kabupaten Kuningan.

Menurut Disperindag (2008), industri di Kabupaten Kuningan pada umumnya

didominasi oleh industri makanan, terdapat 63 komoditi industri agro salah

satunya adalah bawang goreng. Bawang goreng dari Kabupaten Kuningan

menggunakan bahan baku utama bawang merah varietas Sumenep sehingga

kualitas produk yang dihasilkan lebih baik dari warna, aroma, dan rasanya.

G. Kemajuan teknik pengolahan makanan, merupakan peluang bagi pelaku

industri untuk dapat menghasilkan produk dengan kualitas yang lebih baik dan

dapat bersaing di pasar. Untuk mengikuti perkembangan kemajuan teknologi

tersebut diperlukan karyawan-karyawan yang memiliki keahlian khusus,

sehingga perusahaan dapat mengadopsi kemajuan teknologi.

H. Kenaikan harga BBM, menurut responden dari Disperindag merupakan

kegiatan produksi PO Mekar Wangi karena kegiatan produksinya masih

menggunakan bahan bakar minyak (minyak tanah). Hal ini menyebabkan

biaya produksi meningkat sehingga produk yang dihasilkan perusahaan

menjadi berkurang.

I. Fluktuasi harga bawang merah, harga bawang merah yang selalu berubah

merupakan ancaman bagi kegiatan industri bawang goreng karena

berpengaruh langsung terhadap keuntungan yang diperoleh perusahaan.

J. Berdirinya perusahaan-perusahaan sejenis merupakan ancaman bagi

perusahaan. Kegiatan produksi untuk menghasilkan bawang goreng cukup

sederhana dan dapat dilakukan oleh siapa saja, sehingga terdapat banyak

industri yang sama di lokasi sekitar. Perusahaan-perusahaan tersebut

merupakan pesaing langsung bagi PO Mekar Wangi baik dari harga, kualitas,

maupun target pasar karena produk yang dihasilkan sama. Perusahaan sejenis

yang menjadi pesaing tidak hanya berasal dari Jawa Barat tapi dari Jawa

Tengah terutama Brebes dan Sulawesi Tenggara yang menghasilkan kualitas

produk yang lebih baik. Produk pesaing yang berasal dari Sulawesi memiliki

keunggulan dalam kualitas karena tidak menggunakan campuran tepung

tapioka dan menggunakan kemasan dari plastik yang lebih tebal sehingga

dapat menjaga kualitas produk dan harga jual produk lebih mahal.

K. Perbedaan harga produk antar perusahaan, terdapat 19 home industry bawang

goreng dengan harga jual produk yang berbeda-beda secara langsung

merupakan ancaman bagi PO Mekar Wangi apabila harga perusahaan lain

Tabel 13. Peluang dan Ancaman yang Dihadapi Perusahaan PO Mekar Wangi

Faktor Eksternal Peluang Ancaman

Ekonomi

Kenaikan harga BBM Fluktuasi harga bawang merah

Sosial, Budaya, Demografi, dan Lingkungan

Permintaan yang terus meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia

Sektor agribisnis dan usaha kecil akan mendominasi lapangan pekerjaan

Politik, Hukum, dan Pemerintah

Otonomi daerah yang mendorong kegiatan usaha menjadi kompetitif

Pembinaan dan pelatihan bagi UKM dari Disperindag

Teknologi

Perkembangan teknologi informasi

Kemajuan teknik pengolahan makanan

Kompetitif

Bawang merah goreng sebagai produk unggulan Kabupaten Kuningan Berdirinya perusahaan- perusahaan sejenis Perbedaan harga produk antar perusahaan

6.3.2. Analisis Faktor Internal (Kekuatan dan Kelemahan)

Analisis faktor internal dilakukan untuk mengetahui kekuatan dan

kelemahan yang dihadapi perusahaan. Beberapa variabel mengenai kekuatan dan

terkait diantaranya pemilik/pimpinan perusahaan dan bagian pemasaran dapat

dilihat pada Tabel 14. Faktor-faktor internal yang merupakan kekuatan dan

kelemahan bagi PO Mekar Wangi, diantaranya:

A. Komunikasi yang baik antara pimpinan dan karyawan merupakan kekuatan

bagi perusahaan untuk menjaga kelangsungan produksi atas dasar kepercayaan

dan kekeluargaan sehingga dapat mengurangi atau mencegah terjadinya moral

hazard.

B. Hubungan yang baik dengan pemasok bahan baku merupakan kekuatan untuk

dapat menjaga ketersediaan dan kestabilan harga bahan baku dari pemasok

sehingga perusahaan dapat terus berproduksi.

C. Ketersediaan SDM di lingkungan sekitar adalah kekuatan bagi perusahaan,

Dokumen terkait