• Tidak ada hasil yang ditemukan

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis

Menurut Pambudy (1999), salah satu komponen utama dalam

penyeimbang struktur usaha nasional adalah mengembangkan pengusaha kecil

yang berorientasi produksi menjadi pengusaha-pengusaha kecil berorientasi bisnis

atau berwawasan wirausaha. Pengusaha-pengusaha kecil yang mampu mengikuti

peluang dan perubahan situasi sebagai faktor penentu kegiatan usahanya, terutama

perubahan situasi pasar yang mengarah pada pasar global. Pengusaha kecil akan

selalu dihadapkan pada berbagai kendala keterbatasan, khususnya keterbatasan

skala usaha, manajemen usaha, modal, teknologi, keterampilan berusaha, dan

pemasaran produk.

Menurut Wibowo (2008), cara untuk memperluas dan memperbesar pasar

yaitu dengan mengembangkan usaha yang sudah ada atau membeli perusahaan

lain. Upaya-upaya tersebut harus dikaitkan dengan kemampuan perusahaan dan

pengelola serta situasi pasar. Pengembangan usaha dapat dilakukan dengan

beberapa cara diantaranya penetrasi pasar, perluasan pasar, diversifikasi produk,

dan pengembangan produk.

a. Penetrasi pasar

Penetrasi pasar dilakukan dengan menjual jenis produk lama dalam jumlah

besar ke pasar yang lama, jika produksi ditingkatkan jumlahnya, produk tersebut

dapat diserap oleh pasar yang ada. Jika memang permintaan pasar yang dapat

memanfaatkannya. Jika tidak, berarti akan memberi peluang bagi pesaing untuk

memanfaatkan kesempatan tersebut. Maka dari itu, penelitian pasar perlu

dilakukan secara terus-menerus dan teratur.

b. Perluasan pasar

Strategi perluasan pasar berarti harus mencari wilayah pasar yang baru

untuk jenis produk yang lama. Perluasan pasar dapat merupakan upaya untuk

memasarkan kelebihan hasil produksi yang tidak terserap oleh pasar yang lama.

Perluasan pasar biasanya dimaksudkan untuk pengembangan perusahaan.

Langkah pertama dalam perluasan pasar yaitu menjajaki wilayah pasar yang

mungkin dapat dijangkau. Sementara itu semua sistem perusahaan dipersiapkan

untuk mendukung strategi tersebut jika dilaksanakan.

c. Pengembangan produk

Strategi pengembangan produk akan menyangkut pasar dan produk secara

langsung. Jika situasi pasar memungkinkan bagi produk yang baru, strategi

pengembangan produk dapat dilakukan. Produk yang ditawarkan bukanlah produk

yang lama tetapi produk baru atau produk yang diperbaharui. Dalam menetapkan

strategi ini bukan perkembangan hasil penjualan dari tahun ke tahun yang

digunakan untuk ramalan permintaan pasar karena termasuk jenis produk baru

atau diperbaharui. Semua perkiraan permintaan pasar harus didasarkan atas

informasi hasil penelitian pasar.

d. Diversifikasi produk

Diversifikasi Produk dan pasar bagaikan mendirikan perusahaan baru,

yaitu dengan produk dan pasar yang baru. Dalam strategi ini, perusahaan

demikian perusahaan mempunyai jenis produk lebih dari satu, sehingga

memerlukan perhatian sendiri terutama dalam sistem pemasarannya. Tidak setiap

wilayah pasar mempunyai kedudukan dan informasi yang sama.

e. Perluasan tingkat Nasional dan Internasional

Bagi perusahaan kecil perluasan tingkat nasional jauh lebih mudah dari

pada perluasan ke luar negeri, namun peluang pasar dalam negeri relatif terbatas

dan laju perkembangan pasar pun lebih lambat. Untuk menembus pasar luar

negeri bukan hal yang mudah dan persyaratannya juga tidak sederhana, minimal

harus ada jaminan kestabilan mutu yang tinggi.

3.1.2. Analisis Lingkungan Eksternal

Analisis faktor eksternal menekankan pada identifikasi dan evaluasi tren

dan kejadian yang berada di luar kendali perusahaan. Analisis lingkungan

eksternal mengungkapkan peluang dan ancaman utama yang dihadapi perusahaan

sehingga manajer dapat memformulasikan strategi untuk mengambil keuntungan

dari peluang dan menghindari atau atau mengurangi dampak dari ancaman.

Menurut David (2006), kekuatan eksternal dapat dibagi menjadi lima

kategori besar, yaitu (1) kekuatan ekonomi; (2) kekuatan sosial, budaya,

demografi, dan lingkungan; (3) kekuatan politik, ekonomi, dan hukum; (4)

kekuatan teknologi; dan (5) kekuatan kompetitif. Analisis kompetitif adalah

pendekatan yang digunakan secara luas untuk mengembangkan strategi dalam

banyak industri dengan model lima kekuatan Porter. Hubungan antara kekuatan-

kekuatan ini dengan organisasi dapat dilihat pada Gambar 1. Tren dan kejadian

eksternal secara signifikan mempengaruhi semua produk, jasa, pasar, dan

Perubahan dalam kekuatan eksternal mengakibatkan perubahan dalam

permintaan konsumen untuk barang industri dan konsumsi serta jasa. Kekuatan

eksternal memengaruhi tipe produk yang dikembangkan, karakteristik dari strategi

segmentasi pasar dan positioning, tipe jasa yang ditawarkan, dan pilihan bisnis

yang ingin diakuisisi atau dijual. Kekuatan eksternal secara langsung

memengaruhi pemasok dan distributor. Identifikasi dan evaluasi peluang dan

ancaman eksternal memungkinkan perusahaan untuk mengembangkan misi bisnis

yang jelas, mendesain strategi untuk mencapai tujuan jangka panjang, dan

mengembangkan kebijakan untuk mencapai tujuan tahunan.

Gambar 1. Hubungan Antara Kekuatan Eksternal Kunci dan Organisasi Sumber: David, 2006

Faktor eksternal kunci ini dapat berubah seiring berjalannya waktu dan

berdasar industri. Hubungan baik dengan pemasok dan distributor sering kali Kekuatan ekonomi Kekuatan sosial, budaya, demografi, dan lingkungan Kekuatan politik, pemerintah, dan hukum Kekuatan teknologi Kekuatan kompetitif Pesaing Pemasok Distributor Kreditor Pelanggan Karyawan Komunitas Manajer Pemegang saham Serikat kerja Pemerintah Asosiasi dagang Kelompok kepentingan khusus Produk Jasa Pasar Lingkungan alam PELUANG DAN ANCAMAN ORGANISASI

menjadi faktor penting untuk kesuksesan. Variabel lain yang umum digunakan

mencakup pangsa pasar, keberagaman produk pesaing, ekonomi dunia, afiliasi

asing, keunggulan atas kepemilikan dan pelanggan besar, harga yang bersaing,

kemajuan teknologi, pergeseran populasi, tingkat suku bunga, dan penurunan

populasi.

a. Ekonomi

Faktor ekonomi memiliki pengaruh langsung terhadap kondisi dan strategi

perusahaan. Faktor ekonomi dapat membantu atau menghambat upaya mencapai

tujuan perusahaan dan menyebabkan keberhasilan ataupun kegagalan strategi

yang dapat berperan sebagai peluang ataupun ancaman karena dapat

mempengaruhi daya beli dan pola konsumsi masyarakat

b. Sosial, budaya, demografi, dan lingkungan

Perubahan sosial, budaya, demografi, dan lingkungan memiliki pengaruh

besar terhadap hampir semua produk, jasa, pasar, dan pelanggan. Organisasi kecil

ataupun besar berorientasi laba dan nirlaba dalam semua industri telah dikejutkan

dan ditantang oleh peluang dan ancaman yang berasal dari perubahan variabel

sosial, budaya, demografi, dan lingkungan. Tren sosial, budaya, demografi, dan

lingkungan membentuk cara masyarakat hidup, berproduksi, dan mengkonsumsi.

Tren baru menciptakan tipe konsumen yang berbeda, ini mengakibatkan

kebutuhan akan barang dan jasa serta strategi yang berbeda.

c. Politik, pemerintah, dan hukum

Pemerintah negara federal, bagian, lokal, dan asing adalah pembuat

Faktor politik, pemerintah, dan hukum dapat menjadi peluang atau ancaman

utama untuk perusahaan kecil maupun besar.

d. Teknologi

Kekuatan teknologi menggambarkan peluang dan ancaman utama yang

harus dipertimbangkan dalam formulasi strategi. Kemajuan teknologi dapat

memengaruhi produk, jasa, pasar, pemasok, distributor, pesaing, pelanggan,

proses produksi, praktik pemasaran, dan posisi kompetitif perusahaan secara

dramatis. Kemajuan teknologi dapat menciptakan pasar baru, yang menghasilkan

penciptaan produk baru dan produk yang lebih baik, perubahan posisi biaya

kompetitif dalam suatu industri, dan membuat produk dan jasa saat ini menjadi

ketinggalan zaman.

e. Kompetitif

Berdasarkan pendekatan organisasi industrial, faktor eksternal (industri)

lebih penting dari faktor internal dalam perusahaan yang ingin mencapai

keunggulan kompetitif. Keunggulan kompetitif ditentukan oleh positioning

kompetitif di dalam industri. Mengumpulkan dan mengevaluasi informasi tentang

pesaing merupakan hal yang penting untuk keberhasilan formulasi strategi.

Menurut Porter (1980), persaingan dalam suatu industri berakar pada

struktur ekonomi yang mendasarinya dan berjalan di luar perilaku pesaing-pesaing

yang ada. Keadaan persaingan dalam suatu industri tergantung pada lima kekuatan

persaingan pokok, dapat dilihat pada Gambar 2. Tujuan strategi bersaing untuk

suatu unit usaha (business unit) dalam sebuah industri adalah menemukan posisi

dalam industri tersebut di mana perusahaan dapat melindungi diri sendiri dengan

tekanan tersebut secara positif. Kelima kekuatan persaingan secara bersama-sama

menentukan intensitas persaingan dan kemampulabaan dalam industri.

Ancaman masuknya pendatang baru

Kekuatan tawar- Kekuatan tawar-

menawar pemasok menawar pembeli

Ancaman produk atau jasa pengganti

Gambar 2. Kekuatan-Kekuatan yang Mempengaruhi Persaingan Industri

Sumber: Porter, 1980.

1) Persaingan diantara perusahaan sejenis, pada umumnya merupakan

kekuatan terbesar dalam lima kekuatan kompetitif. Strategi yang

dijalankan oleh perusahaan dapat berhasil jika perusahaan memberikan

keunggulan kompetitif dibanding strategi yang dijalankan perusahaan

pesaing.

2) Ancaman pendatang baru, pendatang baru pada suatu industri membawa

kapasitas baru, keinginan untuk merebut bagian pasar, serta sumber daya Pendatang baru

potensial

Para pesaing industri

Persaingan diantara perusahaan yang ada

Pemasok Pembeli

yang besar. Mengakibatkan harga menjadi turun atau biaya membengkak

sehingga mengurangi kemampulabaan.

3) Tekanan dari produk pengganti (subtitute product), semua perusahaan dalam industri bersaing, dalam arti yang luas dengan industri-industri yang

menghasilkan produk pengganti. Produk pengganti membatasi laba

potensial dari industri dengan menetapkan harga baku (ceiling price) yang

dapat diberikan perusahaan dalam industri. Semakin menarik alternatif

harga yang ditawarkan oleh produk pengganti, semakin ketat pembatasan

laba industri.

4) Kekuatan tawar menawar pembeli, pembeli bersaing dengan industri

dengan cara memaksa harga turun, tawar-menawar untuk mutu yang lebih

tinggi dan pelayanan yang lebih baik, serta berperan sebagai pesaing satu

sama lain dengan mengorbankan kemampulabaan industri.

5) Kekuatan tawar menawar pemasok, pemasok dapat menggunakan

kekuatan tawar-menawar terhadap para peserta industri dengan

mengancam akan menaikkan harga atau menurunkan mutu produk atau

jasa yang dibeli. Pemasok yang kuat dapat menekan kemampulabaan

industri yang tidak mampu mengimbangi kenaikan harganya.

3.1.3. Analisis Lingkungan Internal

Menurut David 2006, lingkungan internal merupakan kekuatan dan

kelemahan perusahaan pada area fungsional bisnis, termasuk manajemen,

pemasaran, keuangan/akuntasi, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan,

menjadi kompetensi yang unik. Kompetensi yang unik (distinctive competencies)

adalah kekuatan perusahaan yang tidak dapat dengan mudah disamakan atau ditiru

oleh pesaing.

a. Manajemen

Fungsi manajemen terdiri dari lima aktivitas dasar yaitu perencanaan,

pengorganisasian, pemberian motivasi, pengelolaan staf, dan pengendalian.

Perencanaan dapat memiliki pengaruh yang positif terhadap kinerja organisasi dan

individu. Perencanaan memungkinkan organisasi mengidentifikasi dan

memanfaatkan peluang eksternal dan meminimalkan pengaruh ancaman eksternal.

Pererencanaan mencakup pengembangan misi, peramalan kejadian dan tren masa

depan, penetapan tujuan, dan pemilihan strategi yang akan dijalankan.

b. Pemasaran

Pemasaran dapat digambarkan sebagai proses mendefinisikan,

mengantisipasi, menciptakan, serta memenuhi kebutuhan dan keinginan

pelanggan atas barang dan jasa. Ada tujuh fungsi pemasaran, yaitu analisis

pelanggan, penjualan produk/jasa, perencanaan produk dan jasa, penetapan harga,

distribusi, riset pemasaran, dan analisis peluang. Pemahaman terhadap fungsi

pemasaran membantu penyusun strategi mengidentifikasi dan mengevaluasi

kelemahan pemasaran.

c. Keuangan/akuntansi

Kondisi keuangan sering dianggap sebagai satu ukuran terbaik untuk

posisi kompetitif dan daya tarik keseluruhan suatu perusahaan. Menentukan

kekuatan dan kelemahan keuangan suatu organisasi merupakan hal yang penting

David (2006), fungsi keuangan/akuntansi terdiri atas tiga keputusan, yaitu

keputusan investasi, keputusan pendanaan (pembiayaan), dan keputusan dividen.

d. Produksi/operasi

Fungsi produksi/operasi dari suatu bisnis terdiri atas semua aktivitas yang

mengubah input menjadi barang dan jasa. Manajemen produksi/operasi

berhubungan dengan input transformasi, dan output yang bervariasi antar industri

dan pasar.

e. Penelitian dan pengembangan

Perusahaan yang menjalankan strategi pengembangan produk khususnya

harus memiliki orientasi litbang yang kuat. Litbang dalam organisasi memiliki

dua bentuk dasar: (1) litbang internal, dimana organisasi menjalankan departemen

litbangnya sendiri, (2) kontrak litbang, dimana perusahaan merekrut peneliti

indipenden atau agen indipenden untuk mengembangkan produk spesifik.

f. Sistem informasi manajemen

Informasi menghubungkan semua fungsi bisnis menjadi satu dan

menyediakan dasar untuk semua keputusan manajerial, ini merupakan fondasi dari

semua organisasi. Informasi menunjukkan sumber utama dari kekuatan atau

kelemahan kompetitif manajemen. Mengevaluasi kekuatan dan kelemahan sistem

informasi perusahaan adalah dimensi yang penting dalam menjalankan audit

internal.

3.1.4. Perumusan Strategi

Teknik perumusan strategi yang penting dapat diintegrasikan ke dalam

tahap input. Tahap 2 disebut tahap pencocokan, berfokus pada menciptakan

alternatif strategi yang layak dengan mencocokkan faktor eksternal dan internal

kunci. Tahap 3 disebut tahap keputusan, melibatkan strategi tunggal yaitu matriks

perencanaan strategis kuantitatif atau Quantitative Strategic Planning Matrix

(QSPM). QSPM menggunakan input dari Tahap 1 untuk mengevaluasi secara

objektif alternatif-alternatif strategi yang layak dan dengan demikian memberikan

dasar tujuan untuk memilih diantara alternatif strategi di tingkat korporasi.

1) Tahap input

Tahap input terdiri atas Matriks EFE, Matriks IFE, dan Matriks CPM. Alat

input membutuhkan penyusun strategi untuk menguantifikasi secara subjektif

selama tahap awal dari proses perumusan strategi. Membuat keputusan kecil

dalam matriks input berhubungan dengan tingkat penting relatif dari faktor

internal dan eksternal memungkinkan penyusun strategi untuk menghasilkan dan

mengevaluasi alternatif strategi dengan lebih efektif. Penilaian intuitif yang baik

selalu dibutuhkan untuk menentukan bobot dan peringkat yang sesuai.

2) Tahap pencocokan

Strategi kadang-kadang didefinisikan sebagai pencocokan yang dibuat

suatu organisasi antara sumber daya dan keterampilan internalnya dengan peluang

dan risiko yang diciptakan oleh faktor eksternal. Tahap pencocokan dari kerangka

kerja perumusan strategi terdiri atas lima teknik yang dapat digunakan, yaitu

Matriks SWOT, Matriks SPACE, Matriks BCG, Matriks IE, dan Matriks Grand

Strategy. Alat ini bersandar pada informasi yang diturunkan dari tahap input untuk

internal. Mencocokkan faktor keberhasilan kunci internal dan eksternal adalah

kunci untuk menghasilkan alternatif strategi yang layak secara efektif.

3) Tahap keputusan

Analisis dan intuisi memberikan dasar untuk membuat keputusan

perumusan strategi. Teknik pencocokkan mengungkapkan alternatif strategi yang

layak. Banyak dari strategi ini kemungkinan diajukan oleh manajer dan karyawan

yang berpartisipasi dalam aktivitas analisis dan pilihan strategi. Strategi tambahan

yang dapat dihasilkan dari analisis pencocokan dapat didiskusikan dan

ditambahkan ke dalam daftar pilihan alternatif yang layak.

Gambar 3. Kerangka Kerja Analitis untuk Perumusan Strategi Sumber: David, 2006

TAHAP 1: TAHAP INPUT (INPUT STAGE)

TAHAP 2: TAHAP PENCOCOKAN (MATCHING STAGE)

TAHAP 3: TAHAP KEPUTUSAN (DECISION STAGE)

Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (Eksternal Factor

Evaluation-EFE)

Matriks Profil Kompetitif (Competitive Profile Matrix-CPM) Matriks Evaluasi Faktor Internal (Internal Factor Evaluation-IFE) Matriks Evaluasi Tindakan dan Posisi Strategi (Strategic Positioningand Action Evaluation- SPACE) Matriks Boston Consulting Group (BCG) Matriks Internal- Eksternal (IE) Matriks Strategi Besar (Grand Strategy) MatriksFaktor Kekuatan- Kelemahan- Peluang- Ancaman (Strength- Weakness- Opportunities- Threats-SWOT)

Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif (Quantitative Strategic Planning Matrix-QSPM)

Dokumen terkait