• Tidak ada hasil yang ditemukan

7.1. Tahap Masukan (Input Stage)

Tahap masukan terdiri dari matriks EFE (External Factor Evaluation) dan

IFE (Internal Factor Evaluation). Tahap ini merupakan tahap awal dalam

merumuskan strategi setelah mengidentifikasi faktor-faktor eksternal dan internal.

7.1.1. Matriks EFE (External Factor Evaluation)

Berdasarkan identifikasi terhadap faktor-faktor strategis eksternal PO

Mekar Wangi diperoleh peluang (opportunities) dan ancaman (threats) yang

berpengaruh terhadap pemasaran produk bawang merah goreng. Faktor-faktor

strategis eksternal diperolah dari hasil wawancara dan pengisian kuesioner oleh

responden dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Pertanian, dan

Pesaing.

Setelah menentukan faktor-faktor strategis eksternal, dilakukan

pembobotan dengan menggunakan matriks pasangan berganda (paired

comparison matrix) untuk mendapatkan bobot dari masing-masing variabel

eksternal. Nilai pembobotan yang digunakan pada matriks EFE merupakan hasil

rata-rata dari lima responden yang dipilih. Pemberian peringkat (rating) dilakukan

oleh responden yang sama dan merupakan nilai rata-rata dari lima responden,

perhitungannya terdapat pada Lampiran 11. Nilai tertimbang diperoleh dari hasil

kali antara bobot dengan peringkat. Dengan memasukkan hasil identifikasi

peluang dan ancaman sebagai faktor eksternal, kemudian diberi bobot dan

Tabel 15. Matriks EFE (External Factor Evaluation)

Faktor Stratregis Eksternal Bobot Peringkat Nilai Tertimbang Peluang (Opportunities)

A. Otonomi daerah yang mendorong

kegiatan usaha menjadi kompetitif 0.095 3 0.285 B. Sektor agribisnis dan usaha kecil

akan mendominasi lapangan pekerjaan

0.095 3 0.285

C. Permintaan yang terus meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia

0.064 4 0.256

D. Pembinaan dan pelatihan bagi UKM

dari Disperindag 0.091 3 0.273

E. Perkembangan teknologi informasi 0.091 2 0.182 F. Bawang merah goreng sebagai

produk unggulan Kabupaten Kuningan

0.077 4 0.308

G. Kemajuan teknik pengolahan

makanan 0.091 3 0.273

Ancaman (Threats)

H. Kenaikan harga BBM 0.091 2 0.182

I. Fluktuasi harga bawang merah 0.1 2 0.2 J. Berdirinya perusahaan-perusahaan

sejenis 0.105 2 0.21

K. Perbedaan harga produk antar

perusahaan 0.1 2 0.2

Total 1 2.654

Berdasarkan hasil perhitungan matriks EFE, faktor strategis yang

adalah bawang merah goreng sebagai produk unggulan Kabupaten Kuningan

dengan nilai tertimbang 0.308. Karena bahan baku yang digunakan pada

umumnya bawang merah varietas Sumenep yang memiliki warna, rasa, dan aroma

yang khas. Faktor peluang tersebut harus lebih diperhatikan lagi bagi pemerintah

maupun bagi pelaku usaha atau industri bawang goreng terutama PO Mekar

Wangi agar tetap menjaga kualitas produk sehingga dapat diterima konsumen dan

dapat bersaing di pasar

Faktor eksternal yang menjadi ancaman bagi PO Mekar Wangi adalah

kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), ini dapat dilihat pada nilai

tertimbangnya yaitu sebesar 0.182. Hal ini harus menjadi perhatian bagi

pemerintah selaku penentu kebijakan dalam menetapkan kenaikan harga bahan

bakar minyak karena pada umumnya usaha-usaha kecil sangat tergantung dan

masih menggunakan bahan bakar minyak. Adanya kenaikan harga BBM, industri

disarankan untuk menggunakan bahan bakar gas dan setelah perusahaan

menggunakan bahan bakar gas ternyata harganya meningkat tajam dan menjadi

langka, hal tersebut menyebabkan perusahaan semakin kesulitan. Dampak lain

dari kenaikan harga BBM bagi industri adalah meningkatnya biaya produksi

sehingga produktivitas perusahaan menjadi berkurang.

Hasil analisis matriks EFE untuk peluang dan ancaman diperoleh total

nilai tertimbang sebesar 2.654, ini menunjukkan perusahaan bawang goreng PO

Mekar Wangi berada di atas rata-rata (2.50). Total nilai tertimbang 2.654

mengindikasikan bahwa perusahaan merespon dengan baik terhadap peluang dan

efektif mengambil keuntungan dari peluang yang ada saat ini dan meminimalkan

efek yang mungkin muncul dari ancaman eksternal.

7.1.2. Matriks IFE (Internal Factor Evaluation)

Setelah melakukan identifikasi terhadap faktor-faktor internal perusahaan,

selanjutnya dibuat matriks IFE yang berisi kekuatan dan kelemahan perusahaan.

Data diolah dengan membandingkan tingkat kepentingan relatifnya satu sama

lain, sehingga diketahui nilai faktor yang berpengaruh terhadap perusahaan.

Setelah itu nilai total faktor pada masing-masing variabel dibagi dengan nilai total

keseluruhan faktor yang diidentifikasi sehingga dihasilkan besar bobot yang

diperlukan.

Berdasarkan identifikasi terhadap faktor-faktor strategis internal, diperoleh

kekuatan (stregths) dan kelemahan (weaknesses) yang dimiliki perusahaan.

Faktor-faktor strategis internal diperolah dari hasil wawancara dan pengisian

kuesioner oleh responden dari pihak perusahaan yaitu pimpinan/pemilik

perusahaan dan bagian pemasaran. Pembobotan dilakukan dengan menggunakan

matriks pasangan berganda (paired comparison matrix) untuk mendapatkan bobot

dari masing-masing variabel internal. Bobot yang digunakan merupakan hasil

pembobotan rata-rata dari lima responden. Pemberian peringkat (rating) dilakukan

oleh responden yang sama, sehingga diperoleh nilai tertimbang dari faktor-faktor

strategis internal, peringkat yang digunakan merupakan peringkat rata-rata dari

lima responden dapat dilihat pada Lampiran 12. Dengan memasukkan hasil

identifikasi kekuatan dan kelemahan sebagai faktor internal strategis, kemudian

Tabel 16. Matriks IFE (Internal Factor Evaluation)

Faktor Stratregis Internal Bobot Peringkat Nilai Tertimbang Kekuatan (Stregths)

A. Komunikasi yang baik antara

pimpinan dan karyawan 0.055 4 0.22

B. Hubungan yang baik dengan

pemasok bahan baku 0.058 4 0.232

C. Ketersediaan SDM 0.061 3 0.183

D. Saluran distribusi yang pendek karena sistem penjualan direct selling

0.064 3 0.192

E. Modal usaha sendiri lebih besar

daripada modal pinjaman 0.080 3 0.24

F. Sarana transportasi yang tersedia 0.058 4 0.232 G. Kualitas produk terdiri dari tiga macam 0.054 3 0.162

Kelemahan (Weaknesses)

H. Jabatan rangkap 0.099 2 0.198

I. Bentuk usaha perorangan 0.106 2 0.212

J. Produksi tidak kontinyu 0.093 2 0.186

K. Promosi kurang maksimal 0.093 1 0.093

L. Pencatatan data dan keuangan

masih sederhana 0.099 2 0.198

M. Kemasan produk dari plastik 0.080 2 0.16

Total 1 2.508

Faktor internal strategis yang menjadi kekuatan bagi PO Mekar Wangi

yaitu modal usaha sendiri lebih besar daripada modal pinjaman dengan nilai

tersedianya sarana transportasi dengan nilai tertimbang 0.232. Dengan kekuatan-

kekuatan tersebut perusahaan dapat bersaing lebih mudah dari para pesaingnya.

Faktor strategis internal yang merupakan kelemahan terbesar dari

perusahaan adalah promosi yang kurang maksimal, ditunjukkan dengan nilai

tertimbang 0.093. Promosi untuk meningkatan volume penjualan dapat dilakukan

melalui potongan penjualan dan diskon bagi konsumen yang membeli dalam

jumlah besar. Selain itu untuk mempromosikan produknya perusahaan juga dapat

memasang iklan, apabila kondisi keuangan yang dimiliki perusahaan dapat

mencukupi. Iklan merupakan salah satu cara untuk memperkenalkan produk yang

dihasilkan oleh perusahaan agar dapat diterima oleh masyarakat luas. Tanpa

adanya pengenalan produk terhadap masyarakat, maka produk akan sulit dikenal.

Hasil analisis matriks IFE untuk kekuatan dan kelemahan diperoleh total

nilai tertimbang berada pada rata-rata yaitu sebesar 2.508, ini mengindikasikan

posisi internal PO Mekar Wangi cukup kuat. Dengan kata lain perusahaan telah

dapat memanfaatkan kekuatan yang dimiliki untuk meminimalisasi

kelemahannya, meskipun belum sepenuhnya.

7.2. Tahap Pencocokan (Matching Stage)

Tahap pencocokan merupakan tahap kedua dalam proses perumusan strategi,

berfungsi untuk memadukan kekuatan dan kelemahan yang terdapat pada

perusahaan dengan peluang dan ancaman terhadap perusahaan dari lingkungan

eksternal. Alat analisis yang digunakan adalah Matriks IE (Internal-External) dan

Matriks SWOT (Strengths-Weaknesses-Opportunities-Threats), untuk

7.2.1. Matriks IE (Internal-External Matrix)

Kegunaan dari matriks IE adalah untuk mengetahui posisi perusahaan saat

ini. Pemetaan posisi perusahaan sangat penting dalam pemilihan strategi yang

ditetapkan. Hasil analisis matriks EFE diperoleh total nilai tertimbang sebesar

2.654 dan total nilai tertimbang dari matriks IFE sebesar 2.508, menempatkan

perusahaan pada sel V dalam matriks IE dapat dilihat pada Gambar 9. Strategi

terbaik yang dapat diterapkan adalah strategi jaga dan pertahankan, penetrasi

pasar dan pengembangan produk adalah dua strategi yang umum digunakan untuk

divisi tipe ini.

Total nilai IFE yang diberi bobot Kuat Rata-rata Lemah 3,0 - 4,0 2,0 - 2,99 1,0 – 1,99 4,0 3,0 2.508 2,0 1,0 Tinggi 3,0 – 4,0 3,0 Menengah 2.654 2,0 – 3,99 2,0 Rendah 1,0 – 1,99 1,0 I II III IV V VI VII VIII IX

Gambar 9. Analisis Matriks Internal-Eksternal (IE)

1) Strategi Penetrasi Pasar (Market Penetration)

Strategi penetrasi pasar yaitu usaha untuk meningkatkan pangsa pasar

untuk produk/jasa saat ini melalui upaya pemasaran yang lebih besar (David,

2006). Penetrasi pasar mencakup meningkatkan jumlah tenaga penjual,

T o ta l n il a i E F E y a n g d ib er i b o b o t

ekstensif, atau meningkatkan usaha publisitas. Untuk meningkatkan pangsa pasar

dapat dilakukan dengan merangsang pelanggan untuk membeli produk lebih

banyak melalui promosi penjualan seperti memberikan potongan penjualan dan

diskon untuk pembelian dalam jumlah yang lebih besar. Selain itu strategi yang

dapat dilakukan adalah memberikan pelayanan yang lebih baik, dengan menjaga

ketersediaan produk yang kontinyu, pengiriman tepat waktu dan sesuai pesanan,

serta menjaga kualitas produk yang baik.

2) Strategi Pengembangan Produk (Product Development)

Strategi pengembangan produk adalah strategi yang mencari peningkatan

penjualan dengan memperbaiki atau memodifikasi produk/jasa saat ini (David,

2006). Pengembangan produk dapat dilakukan dengan menjaga dan meningkatan

kualitas produk serta penelitian dan pengembangan, guna meningkatkan daya

saing perusahaan. Untuk menjaga dan meningkatkan kualitas produk harus

didukung oleh Standard Operational Procedure (SOP) yang diterapkan dalam

perusahaan. Perusahaan harus menjaga kebersihan dalam seluruh kegiatan

produksinya agar produk yang dihasilkan lebih higienis dan berkualitas.

7.2.2. Matriks SWOT (Strengths-Weaknesses-Opportunities-Threats Matrix) Tujuan dari tahap pencocokan (matriks SWOT) adalah untuk

menghasilkan alternatif strategi yang layak, bukan untuk memilih strategi mana

yang terbaik. Tidak semua strategi yang dikembangkan dalam matriks SWOT

akan dipilih untuk implementasi. Empat tipe strategi yang disarankan yaitu

strategi SO (kekutan-peluang/strength-opportunities), strategi WO (kelemahan-

peluang/weaknesses-opportunities), strategi ST (kekuatan-ancaman/strength-

Faktor Internal

Faktor Eksternal

Kekuatan (Strengths-S)

1. Komunikasi yang baik antara pimpinan dan karyawan

2. Hubungan yang baik dengan pemasok bahan baku

3. Ketersediaan SDM 4. Saluran distribusi yang

pendek karena sistem penjualan direct selling

5. Modal usaha sendiri lebih besar daripada modal pinjaman

6. Sarana transportasi 7. Kualitas produk terdiri

dari tiga macam

Kelemahan (Weakness- W)

1. Jabatan rangkap

2. Bentuk usaha perorangan 3. Produksi tidak kontinyu

4. Promosi kurang

maksimal

5. Pencatatan data dan

keuangan masih

sederhana

6. Kemasan produk dari plastik

Peluang (Opportunities-O)

1. Otonomi daerah yang

mendorong kegiatan usaha menjadi kompetitif

2. Sektor agribisnis dan usaha kecil akan mendominasi lapangan pekerjaan

3. Permintaan yang terus meningkat seiring dengan

meningkatnya jumlah

penduduk Indonesia

4. Pembinaan dan pelatihan bagi UKM dari Disperindag 5. Perkembangan teknologi

informasi

6. Bawang merah goreng

sebagai produk unggulan Kabupaten Kuningan 7. Kemajuan teknik pengolahan

makanan

Strategi SO

1. Memperluas pasar untuk meningkatkan volume penjualan (S6,7 dan O3,5,6)

2. Diversifikasi produk dalam rasa seperti rasa asin dan pedas (S7 dan

O3,6,7) Strategi WO 1. Menjaga kontinuitas produksi untuk mengembangkan pasar (W3 dan O3,6,7)

2. Promosi secara ekstensif

untuk memperluas

wilayah pemasaran (W4

dan O3,5)

3. Merekrut karyawan dan meningkatkan kemampuan manajerial (W1,2,5 dan O1,2,4,5) 4. Memperbaiki kemasan produk (W6 dan O1,2,3,4,6,7) Ancaman (Threats-T) 1. Kenaikan harga BBM 2. Fluktuasi harga bawang

merah

3. Berdirinya perusahaan- perusahaan sejenis

4. Perbedaan harga produk antar perusahaan Strategi ST 1. Mempertahankan dan meningkatkan kualitas produk (S7 dan T3,4) 2. Mempererat kerjasama dengan sub sistem hulu dan sub sistem hilir (S2,4

dan T1,3,4) Strategi WT 1. Melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan (W2,6 dan T2,3,4)

Strategi SO

Strategi SO adalah strategi yang menggunakan kekuatan internal

perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal, dimana kekuatan internal

dapat memanfaatkan tren dan kejadian eksternal. Strategi yang dapat digunakan

yaitu memperluas pasar untuk meningkatkan volume penjualan. Perusahaan dapat

memperluas pasar dengan memanfaatkan perkembangan teknologi informasi

untuk mengetahui keadaan pasar dan menjaga kualitas produk sehingga

perusahaan dapat melakukan penetrasi pasar dengan mencari pelanggan-

pelanggan baru.

Strategi lain yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah diversifikasi

produk dalam rasa yang bervariasi seperti rasa asin dan pedas. Diversifikasi

produk dapat dilakukan dengan memanfaatkan kemajuan dalam teknik

pengolahan makanan dengan mempertahankan kualitas dari produk itu sendiri.

Semakin banyak pilihan yang ditawarkan kepada konsumen diharapkan akan

semakin banyak permintaan dari konsumen dan dapat meningkatkan kepuasan

konsumen.

Strategi WO

Strategi WO bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan

memanfaatkan peluang eksternal. Strategi yang dapat digunakan perusahaan

adalah menjaga kontinuitas produksi untuk mengembangkan pasar. Produksi

secara berkesinambungan dapat dilakukan dengan adanya ketersediaan bahan

baku bawang merah sehingga ketika produk yang dihasilkan maksimal maka

produk yang ditawarkan akan semakin tinggi dan dapat mengembangkan wilayah

mendukung untuk mencapai hal tersebut sehingga perusahaan diharapkan dapat

memanfaatkan peluang yang ada di masa yang akan datang.

Terdapat beberapa strategi lain yang dapat diterapkan oleh perusahaan

yaitu promosi secara ekstensif, merekrut karyawan dan meningkatkan kemampuan

manajerial, dan memperbaiki kemasan produk. Strategi-strategi tersebut dapat

dilakukan dengan memanfaatkan peluang-peluang yang ada seperti kemajuan

teknologi informasi, kemajuan teknik pengolahaan makanan, dan lain-lain.

Promosi secara ekstensif dilakukan untuk memperkenalkan produk kepada

masyarakat secara luas sehingga produk dapat dikenal dan dapat meningkatkan

permintaan konsumen. Perekrutan karyawan dilakukan untuk mengisi posisi yang

sesuai sehingga masing-masing divisi dapat melaksanakan tugas dan

tanggungjawabnya secara jelas. Dengan peningkatan kemampuan manajerial

diharapkan perusahaan dapat melakukan pencatatan pembukuan sesuai dengan

sistem akuntasi, sehingga dapat mengetahui laporan laba rugi untuk periode

tertentu dan jumlah asset yang dimiliki oleh perusahaan.

Strategi ST

Strategi ST adalah strategi yang menggunakan kekuatan perusahaan

untuk menghindari atau mengurangi pengaruh dari ancaman eksternal. Strategi

yang dapat digunakan oleh perusahaan yaitu mempertahankan dan meningkatkan

kualitas produk dan mempererat kerjasama dengan sub sistem hulu maupun

dengan sub sistem hilir. Kualitas produk yang terdiri dari kualitas A, B, dan C

dapat dimanfaatkan perusahaan untuk menghindari ancaman dari perusahaan-

sebagai penyalur produk yang dihasilkan maka dari itu harus terjalin kerjasama

yang baik untuk menjaga kualitas dan kontinuitas produksi serta kelangsungan

kegiatan usahanya.

Strategi WT

Strategi WT adalah taktik defensif yang diarahkan pada pengurangan

kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal. Strategi yang dapat

digunakan oleh perusahaan adalah melakukan kegiatan penelitian dan

pengembangan terhadap produk yang dihasilkan untuk dapat bersaing dengan

perusahaan-perusahaan sejenis. Tingkat persaingan yang semakin kompetitif

seharusnya dapat menstimulasi perusahaan yang bergerak di bidang industri.

Penelitian dan pengembangan dapat dilakukan melalui kerjasama antara industri

dengan instansi pemerintah ataupun dengan instansi pendidikan untuk dapat

menghasilkan produk yang bervariasi (diversifikasi produk). Sehingga perusahaan

dapat meminimalisasi kelemahan yang dimiliki dan menghindari ancaman dari

lingkungan eksternal.

7.3. Tahap Keputusan (Decision Stage)

Tahap ini merupakan tahap yang ke tiga yaitu Matriks Perencanaan Strategi

Kuantitatif (Quantitative Strategic PlanningMatrix-QSPM) adalah teknik analisis

yang didesain untuk menentukan daya tarik relatif dari alternatif tindakan yang

layak. Alternatif strategi yang dihasilkan dari matriks SWOT yang dapat

diterapkan oleh perusahaan, selanjutnya diprioritaskan dengan menentukan daya

tarik relatif dari berbagai strategi berdasarkan seberapa jauh faktor keberhasilan

Proses pengolahan pada matriks QSP dimulai oleh pemilik/pimpinan PO

Mekar Wangi sebagai pengambil keputusan di perusahaan, dengan

membandingkan apakah faktor-faktor eksternal dan internal berpengaruh terhadap

daftar strategi yang akan dipilih. Semakin tinggi Total Nilai Daya Tarik (TAS)

maka semakin menarik alternatif strategi tersebut sebagai prioritas strategi untuk

dilaksanakan PO Mekar Wangi. Alternatif strategi dari hasil pengolahan dengan

matriks SWOT yaitu:

1. Memperluas pasar untuk meningkatkan volume penjualan (S6,7 dan O3,5,6) 2. Diversifikasi produk dalam rasa yang bervariasi seperti rasa asin dan pedas

(S7 dan O3,6,7)

3. Menjaga kontinuitas produksi untuk mengembangkan pasar (W3 dan O3,6,7) 4. Promosi secara ekstensif untuk menmperluas wilayah pemasaran (W4 dan

O3,5)

5. Merekrut karyawan dan meningkatkan kemampuan manajerial (W1,2,5 dan O1,2,4,5)

6. Memperbaiki kemasan produk (W6 dan O1,2,3,4,6,7)

7. Mempertahankan dan meningkatkan kualitas produk (S7 dan T3,4)

8. Mempererat kerjasama dengan sub sistem hulu dan sub sistem hilir (S2,4 dan T1,3,4)

9. Melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan (W2,6 dan T2,3,4)

Berdasarkan pengolahan QSPM, diperoleh prioritas strategi yang dapat

dijalankan PO Mekar Wangi berdasarkan penjumlahan TAS yang terbesar. Hasil

pengolahan QSPM dapat dilihat pada Lampiran 13. Terdapat tiga prioritas yang

1. Promosi secara ekstensif untuk mengembangkan pasar (nilai TAS = 5.402).

2. Mempererat kerjasama dengan sub sistem hulu dan sub sistem hilir (nilai

TAS = 5.296).

3. Mempertahankan dan meningkatkan kualitas produk (nilai TAS = 5.172).

Hasil pengolahan QSPM, strategi yang menjadi prioritas untuk dapat

diterapkan oleh PO Mekar Wangi adalah melakukan promosi secara ekstensif

untuk memperluas wilayah pemasaran. Diantaranya memberikan potongan

penjualan dan diskon untuk pembelian dalam jumlah besar serta memberikan

pelayanan yang baik bagi semua konsumen. Prioritas yang kedua yaitu

mempererat kerjasama dengan sub sistem hulu dan sub sistem hilir, sehingga

dapat menjaga stabilitas kegiatan usahanya. Prioritas yang ketiga adalah

mempertahankan dan meningkatkan kualitas produk, semakin banyak perusahaan

sejenis sebagai pesaing dan semakin berkembangnya teknologi menuntut

perusahaan untuk menghasilkan produk yang berkualitas untuk dapat bertahan dan

bersaing di pasar. Untuk menjaga kualitas produk dapat dilakukan dengan

menggunakan bahan baku yang berkualitas baik dan menjaga kebersihan dalam

kegiatan produksinya.

7.4. Keterbatasan Hasil Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan dengan hasil yang dicapai akan sangat

subjektif tergantung pada tingkat persepsi dari responden. Penggunaan sumber

data yang mengandalkan data primer dan sekunder yang terbatas dalam

mengidentifikasi faktor-faktor eksternal, kurang bisa menggambarkan keadaan

Dokumen terkait