• Tidak ada hasil yang ditemukan

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN

5.3 Gambaran Umum Kelembagaan Koperasi dan Kelompok Tani Desa Ciburuy

5.3.1 Kelembagaan Koperasi

Koperasi merupakan lembaga sosial ekonomi yang berbadan hukum. Koperasi merupakan soko guru perekonomian masyarakat Indonesia. Koperasi Kelompok Tani Lisung Kiwari (KKT Lisung Kiwari) merupakan salah satu bentuk lembaga sosial ekonomi yang hadir di tengah-tengah komunitas petani padi sawah di Desa Ciburuy. Lembaga ini berdiri dengan akta pendirian koperasi Nomor 518/03/BH/KPTS/Kankop/2005.

Berkembangnya KKT Lisung Kiwari ini tidak terlepas dari peranan Bapak H. Jaka selaku tokoh masyarakat, Bapak Edi selaku penyuluh pertanian Desa Ciburuy serta LPS DDR selaku pihak luar yang mendukung dalam pembentukan

KKT Lisung Kiwari ini. Awal pembentukan KKT Lisung Kiwari adalah pada tahun 2004, dengan jabatan ketua dipegang oleh Bapak Hari Koswara yang merupakan putra dari Bapak H. Jaka. Dalam posisinya sebagai anak dari tokoh masyarakat, Bapak Hari Koswara mampu menunjukkan kualitas dirinya dalam mengelola KKT Lisung Kiwari baik dalam hal pengelolaan keuangan maupun pengembangan jejaring kerjasama kemitraan. Bahkan dalam mengelola koperasi Bapak Hari Koswara menerapkan sistem komputerisasi dalam mekanisme penjualan dan pembelian barang di KKT Lisung Kiwari.

KKT Lisung Kiwari sangat berperan dalam sistem pertanian padi sehat Desa Ciburuy baik dalam sistem produksi maupun sistem pemasaran/distribusi. KKT Lisung Kiwari menyediakan segala macam input pertanian mulai dari sarana produksi, penyediaan sewa lahan hingga alat-alat yang digunakan untuk kepentingan produksi. Selain sebagai penyedia input pertanian, KKT juga sebagai lembaga penyedia pinjaman modal yang menyediakan fasilitas peminjaman uang tunai untuk modal biaya garap. Pada sistem pemasaran/distribusi KKT Lisung Kiwari berperan sebagai perantara antara komunitas petani dengan LPS DDR dan beberapa mitra yang lain dalam hal pemasaran padi sehat yang diproduksi oleh para petani sekitar.

Dalam hal sarana produksi, komunitas petani setempat dapat memenuhi kebutuhan input seperti pupuk secara mandiri, mengingat padi yang diusahakan adalah padi sehat sehingga petani dapat memenuhi kebutuhan sarana produksinya sendiri. Walaupun demikian penggunaan pupuk kimia masih digunakan dengan dosis yang minimal. Untuk memenuhi kebutuhan pupuk kimia KKT Lisung Kiwari menyediakannya. Petani dapat membeli secara langsung atau meminjam dahulu ke KKT Lisung Kiwari dan dibayarkan pada saat panen. Penggunaan pestisida kimia sudah tidak dianjurkan lagi sehingga KKT Lisung Kiwari menyediakan pestisida nabati dengan merk PASTI yang merupakan pestisida nabati keluaran LPS DDR. Sistem pembeliannya sama dengan pembelian pupuk.

Selain pupuk dan pestisida dalam hal penyediaan sarana produksi KKT Lisung Kiwari juga menjual benih-benih padi seperti varietas ciherang, bondoyudo, IR 64, hibrida, rojolele, conde, pandan wangi dan cibogo. Koperasi memperoleh benih-benih padi tersebut dari toko saprodi di Cigombong. Dengan

membeli di Koperasi petani tidak membutuhkan biaya transportasi, dapat meminjam dahulu dan keuntungan dari koperasi akan dibagikan kepada petani anggota dalam bentuk sisa hasil usaha (SHU).

Dalam hal penyediaan sewa lahan, KKT Lisung Kiwari juga menyediakan sewa lahan. Dalam penyediaan sewa lahan, KKT Lisung Kiwari bekerjasama dengan pemilik lahan di Desa Ciburuy. Input lain yang juga penting adalah alat- alat untuk produksi pertanian, salah satunya adalah alat untuk pembajakan. Untuk kebutuhan ini KKT Lisung Kiwari menyediakan jasa peminjaman traktor ataupun kerbau. Jasa peminjaman traktor adalah Rp 50.000,00 dan biaya jasa peminjaman kerbau adalah Rp 60.000,00.

Dalam hal peminjaman modal, petani padi sehat di Desa Ciburuy dapat dengan mudah mendapatkan pinjaman biaya garap dari KKT Lisung Kiwari. Proses pemberian pinjaman dilakukan dengan mudah dan cepat. Hanya diperlukan rekomendasi dari ketua kelompok tani untuk mendapatkan pinjaman, sehingga jika terjadi keterlambatan pembayaran ketua kelompoklah yang akan menjamin anggotanya. Kedisiplinan petani dalam melakukan pembayaran menjadi indikator petani untuk mendapatkan pinjaman selanjutnya. Sistem pembayarannya dilakukan setelah panen.

Sistem pemasaran atau distribusi beras SAE merupakan salah satu kegiatan KKT Lisung Kiwari. Dalam distribusi beras SAE KKT Lisung Kiwari bekerjasama dengan beberapa lembaga seperti LPS-DDR, Koperasi PMI Bogor, Koperasi Oryza Sativa, Pensiunan Unilever, Agro Pest Indoraya, Koperasi STPP Cinagara Bogor. Kerjasama yang dijalin didukung dengan adanya kontrak atau kesepakatan pemesanan beras SAE secara rutin. Salah satu contohnya adalah dengan pihak LPS-DDR yang memasarkan paling besar beras SAE dikarenakan adanya keterikatan modal dan peran LPS-DDR yang mendukung pertanian padi sehat di Desa Ciburuy. Kerjasama distribusi dengan LPS-DDR tertuang dalam bentuk MoU.

5.3.2 Kelembagaan Kelompok Tani

Pembentukan kelompok tani di Desa Ciburuy sejak tahun 1978 dipelopori oleh Bapak H. Jaka. Pada tahun 2002 kelompok tani di Desa Ciburuy sudah mulai terbina. Pada tahun 2002 terdapat 6 kelompok tani yang akhirnya membentuk

suatu gapoktan, yaitu Gapoktan Silih Asih yang diketuai oleh Bapak H. Ahmad Zakaria atau yang biasa dipanggil Bapak H. Jaka. Pada tahun 2002 seiring dengan terbentuknya Gapoktan Silih Asih, petani yang tergabung di dalamnya bekerjasama dengan Lembaga Pertanian Sehat Dompet Duafa Republika mulai megusahakan padi sehat, yaitu usahatani padi yang mengarah ke pertanian organik, yang dalam teknologi budidayanya mengurangi penggunaan pupuk kimia dalam produksi tetapi penggunaan pestisida kimia digantikan dengan pestisida nabati.

Adanya kerjasama antara kedua pihak ini untuk mendefinisikan pentingnya membudidayakan padi sehat dan pentingnya jaminan pasar serta jaminan ketersediaan produk dalam menunjang pertanian padi sehat. Dalam hal ini dirumuskanlah SOP produksi hingga pasca panen, mekanisme distribusi hingga sistem pembayaran.

Selain hubungan dengan pihak luar, hubungan antara petani pun dalam konteks internal terjalin dengan baik. Para petani anggota gapoktan pun mengaku banyak informasi dan pengalaman yang dapat dibagi antar petani dalam penerapan sistem produksi. Selain itu, dengan adanya kelompok tani dapat mempermudah petani untuk mendapatkan segala kebutuhan mereka dalam kegiatan budidaya hingga distribusi padi sehat. Hal ini menjadi sebuah motivasi tersendiri bagi petani untuk bergabung dalam sebuah kelompok.

Gapoktan Silih Asih merupakan gabungan kelompok tani yang tidak hanya terdiri dari kelompok tani pangan saja. Namun kelompok ini juga terdiri dari kelompok-kelompok yang mengusahakan pertanian secara luas. Terdapat 11 kelompok tani yang tergabung dalam Gapoktan Silih Asih, enam kelompok merupakan kelompok yang bergerak di bidang tanaman pangan (Silih Asih I, Silih Asih II, Lisung Kiwari, Manunggal Jaya, Saung Kuring, Tubas Inti), kelompok perikanan (Silih Asih Fish Farm), kelompok wanita tani (Montekar), kelompok pemuda tani (Taruna Tani Silih Asih), kelompok kebun dan kelompok ternak (Saluyu, Bibilintik).

Dalam menjalankan Gapoktan, Bapak H. Jaka menerapkan fungsi manajer pengendali mutu. Ketua kelompok tani diberi tanggungjawab sebagai manajer

pengendali mutu. Setiap minggunya ada pertemuan rutin untuk evaluasi mengenai perkembangan terkait kondisi anggota dan penerapan budidaya padi sehat.

Kegiatan seperti ini difasilitasi oleh ketua gapoktan. Sumber pendanaan untuk kegiatan ini disisihkan dari kas gapoktan. Untuk setiap pertemuan ada dana untuk “uang pengganti transportasi” kepada para ketua kelompok sebesar Rp 50.000,00 setiap bulannya serta memfasilitasi perlengkapan kegiatan seperti buku, alat tulis, buku panduan, buku kendali budidaya padi sehat, SOP. Setiap minggunya ketua akan melaporkan hal-hal sebagai berikut: (1) luas garapan total pada masing-masing blok tanam; (2) luas lahan yang ditanami padi sehat; (3) jenis varietas padi yang sedang ditanam; (4) tanggal sebar benih; (5) tanggal tanam bibit padi; (6) kebutuhan sarana produksi; (7) catatan hasil panen dan pemasaran. Selain ada kegiatan pertemuan rutin, ada beberapa kegiatan yang dilakukan seperti adanya pelatihan-pelatihan pupuk atau kunjungan ke instansi-instansi yang berhubungan dengan pertanian padi sehat.