• Tidak ada hasil yang ditemukan

VI KAJIAN KEMITRAAN PETANI PADI SEHAT DESA CIBURUY DENGAN LEMBAGA PERTANIAN SEHAT DOMPET DHUAFA

6.2 Pelaksanaan Kemitraan

Pelaksanaan kemitraan melalui kegiatan distribusi beras SAE dan program pemberdayaan petani sehat tidak terlepas dari aturan-aturan yang ditetapkan untuk dilaksanakan oleh pihak yang terlibat, terutama LPS-DDR, petani mitra serta lembaga pertanian pedesaan yang terkait, yaitu Gapoktan Silih Asih dan KKT Lisung Kiwari. Berikut adalah aturan-aturan dalam kemitraan, yaitu :

1. LPS-DDR

a. LPS-DDR wajib memberikan bantuan biaya garap, sarana produksi selama satu musim dan sewa lahan selama satu tahun, yang nantinya menjadi asset dari KKT Lisung Kiwari dan Gapoktan Silih Asih yang nantinya akan digunakan oleh petani mitra kembali.

b. LPS-DDR memberikan pelatihan dan penyuluhan secara rutin satu minggu sekali.

c. LPS-DDR menyediakan pendamping yang dapat dihubungi dan ditemukan kapan saja.

d. LPS-DDR mengambil beras SAE ke KKT Lisung Kiwari dan melakukan pembayaran selambat-lambatnya satu minggu setelah pengambilan beras.

2. KKT Lisung Kiwari

a. KKT Lisung Kiwari akan mengelola penyediaan sarana produksi seperti benih, pupuk organik, pestisida nabati, dan segala kebutuhan petani, dimana penyediaan sarana produksi tersebut disediakan oleh pihak LPS-DDR dan dikelola oleh KKT Lisung Kiwari.

b. KKT Lisung Kiwari mengelola pemberian bantuan biaya garap kepada petani, dimana pemberian bantuan biaya garap diberikan pada awal kegiatan pemberdayaan oleh LPS-DDR yang pada akhirnya menjadi modal tetap KKT Lisung Kiwari. Oleh karena itu, kegiatan pemberian biaya garap dikelola oleh KKT Lisung Kiwari dengan harapan KKT Lisung Kiwari dapat secara mandiri mengusahakan pemberian bantuan

biaya garap kepada petani dengan perputaran modal tetap yang telah diberikan oleh LPS-DDR.

c. KKT Lisung Kiwari mengelola penyediaan lahan sewa kepada petani, dimana penyediaan lahan sewa diberikan oleh LPS-DDR pada awal kegiatan pemberdayaan berlangsung. LPS-DDR membayar sewa lahan selama satu tahun untuk 50 orang petani mitra dengan pembagian masing-masing petani mendapatkan 2.500 m². Pada tahun selanjutnya pengadaan lahan sewa diserahkan sepenuhnya oleh KKT Lisung Kiwari untuk mengelolanya.

d. KKT Lisung Kiwari membentuk kesepakatan dengan LPS-DDR untuk membayar gabah yang diterima dari petani dengan harga minimal Rp 200,00 lebih tinggi dari harga yang ditentukan pemerintah.

3. Gapoktan Silih Asih

Menggerakkan partisipasi petani mitra dalam kegiatan-kegiatan pelatihan, pembinaan dan penyuluhan melalui kelompok-kelompok tani yang ada. 4. Petani

a. Petani diwajibkan mengikuti SOP, petunjuk dan bimbingan teknis budidaya padi bebas pestisida dengan menggunakan pestisida nabati, pupuk organik dan sistem penanaman legowo.

b. Petani diwajibkan berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan kemitraan yang berlangsung. Hadir dalam setiap kegiatan atau acara yang diadakan selama kegiatan kemitraan.

c. Petani diwajibkan menyerahkan 60 persen hasilnya kepada koperasi, yang nantinya 60 persen hasilnya disebut tabungan untuk pengadaan sarana produksi, biaya garap, dan lahan sewa petani, sedangkan 40 persen sisanya dapat dibawa pulang oleh petani sebagai hasil dari usahataninya.

Berdasarakan aturan-aturan tersebut maka pelaksanaan dalam kemitraan ini berlangsung melalui 5 hubungan, yaitu kemitraan antara LPS-DDR dengan gapoktan, LPS-DDR dengan koperasi, LPS-DDR dengan petani, gapoktan dengan petani serta koperasi dengan petani.

6.2.1 Pelaksanaan Kemitraan LPS-DDR dengan Gapoktan Silih Asih

Pada awal kegiatan kemitraan berlangsung, kemitraan antara LPS-DDR dengan petani padi di Desa Ciburuy dikelola oleh gapoktan. LPS-DDR berperan sebagai lembaga penyedia pelayanan kemitraan berupa pengadaan input produksi, pembinaan, pendampingan, hingga pendistribusian beras, sedangkan pihak gapoktan mengelola seluruh pelayanan kemitraan dari pihak LPS-DDR untuk disalurkan kepada petani. Namun setelah terbentuknya KKT Lisung Kiwari, Gapoktan Silih Asih hanya mengelola pembinaan, penyuluhan dan pelatihan yang diberikan oleh LPS-DDR.

Gapoktan Silih Asih mengelola kegiatan tersebut dengan menggerakkan partisipasi petani mitra dalam kegiatan-kegiatan pelatihan, pembinaan dan penyuluhan melalui kelompok-kelompok tani yang ada. Materi dalam kegiatan pelatihan, pembinaan dan penyuluhan sepenuhnya dikelola oleh pihak LPS-DDR secara langsung dengan bekerjasama dengan dinas-dinas terkait seperti Dinas Pertanian, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Koperasi dibantu dengan PPL setempat. Pelaksanaan dalam kemitraan antara LPS-DDR dan gapoktan ini tidak ada aturan mengikat secara tertulis pernyataan peran masing-masing pihak berdasarkan hasil kesepakatan bersama antara pihak LPS-DDR dan gapoktan

6.2.2 Pelaksanaan Kemitraan LPS-DDR dengan KKT Lisung Kiwari

Kemitraan antara LPS-DDR dengan KKT Lisung Kiwari setiap pelaku memiliki peran masing-masing. Pihak LPS-DDR berperan sebagai lembaga penyedia pelayanan kemitraan yang berupa pengadaan sarana produksi, bantuan biaya garap, bantuan lahan sewa hingga pemasaran. Dalam pelaksanaanya, kemitraan ini melalui sebuah lembaga yaitu koperasi. Hal ini dilakukan untuk mengoptimalkan fungsi dari lembaga tersebut.

Aturan-aturan yang berlaku dalam kemitraan ini disepakati secara bersama-sama antara pihak LPS-DDR dan KKT Lisung Kiwari terutama dalam kegiatan pendistribusian beras SAE dengan dibentuknya sebuah MoU mengenai pendistribusian beras, dimana pihak KKT Lisung Kiwari akan menyediakan 8-10 ton beras dengan kriteria kualitas yang ditentukan setiap bulannya untuk didistribusikan oleh LPS-DDR, dan pihak LPS-DDR berkewajiban membayar

beras yang sudah diambilnya maksimal satu minggu setelah pengambilan beras dari KKT Lisung Kiwari.

Aturan-aturan lain yang terdapat dalam kemitraan antara KKT Lisung Kiwari dan LPS-DDR adalah kesepakatan dalam hal kegiatan pengelolaan kegiatan pemberdayaan yang diberikan oleh LPS-DDR. Namun aturan dalam kegiatan pemberdayaan ini dibentuk oleh pihak LPS-DDR dan ketua gapoktan saja yang selanjutnya akan disebarluaskan kepada petani mitra melalui kegiatan sosialisasi.

6.2.3 Pelaksanaan Kemitraan LPS-DDR dengan Petani Padi Desa Ciburuy

Petani sebagai salah satu pelaku dalam kemitraan berperan sebagai produsen padi bebas pestisida, sekaligus objek dari kemitraan ini, sedangkan LPS- DDR berperan sebagai penyedia pelayanan kemitraan. Dalam pelaksanaannya, LPS-DDR tidak berhubungan langsung dengan petani mitra. Hanya beberapa kegiatan dari kemitraan saja yang memerlukan interaksi langsung antara LPS- DDR dengan petani mitra, yaitu kegiatan pendampingan, serta kegiatan pembinaan, pelatihan dan penyuluhan. Selebihnya, seluruh kegiatan kemitraan baik pemasaran dan pengelolaan kegiatan pemberdayaan petani akan berhubungan dengan lembaga-lembaga perwakilan petani yaitu gapoktan dan koperasi.

Dalam kegiatan pendampingan, pihak LPS-DDR menyediakan pendamping yang mendampingi petani mitra selama kegiatan kemitraan berlangsung. Pendamping diharapkan dapat menjadi wakil dari LPS-DDR sehingga apapun keluhan atau permasalahan yang terjadi selama kegiatan kemitraan berlangsung dapat diselesaikan dengan dibantu oleh para pendamping yang ditugaskan oleh LPS-DDR. Pendamping diharapkan untuk berada atau melakukan kontrol ke lokasi dimana kemitraan berlangsung, setiap hari. LPS-DDR bekerjasama dengan lembaga-lembaga terkait seperti Dinas Pertanian, Dinas Koperasi, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, PPL dan penyuluh swakarsa desa dalam pemberian materi untuk kegiatan pembinaan, pelatihan dan penyuluhan yang dilakukan setiap satu minggu sekali.

Seluruh aturan dan peranan masing-masing pihak disampaikan pada saat sosialisasi program. Kesepakatan tertulis antara LPS-DDR dan petani mitra tidak ada. Hal ini dikarenakan, petani sudah tergabung dalam suatu wadah yaitu

koperasi dan gapoktan. Seperti yang diungkapkan Karwan (1997) dalam Supadi (2004) untuk bermitra petani harus memiliki kelembagaan kelompok yang dibentuk secara resmi atau kelompok berbadan hukum, dengan kata lain petani harus bergabung dalam wadah koperasi atau gapoktan.

6.2.4 Pelaksanaan Kemitraan KKT Lisung Kiwari dengan Petani padi Desa Ciburuy

Kemitraan yang berlangsung antara LPS-DDR dan petani Desa Ciburuy melalui kelembagaan yang mewadahi petani seperti koperasi. Dalam kemitraan ini, koperasi dan gapoktan berperan sebagai pengelola kegiatan kemitraan dari LPS-DDR. Pelaksanaan kemitraan antara petani padi Desa Ciburuy dengan koperasi, yaitu :

1. Pengadaan sarana dan prasarana produksi

Sarana produksi yang diperlukan dalam usahatani padi dan difasilitasi oleh LPS-DDR melalui koperasi adalah lahan, bibit, pupuk, pestisida, dan modal. Pengadaan sarana produksi tersebut adalah dengan cara sebagai berikut :

a. Pengadaan lahan sewa

Lahan yang digunakan untuk menanam padi bebas pestisida merupakan lahan sewa, yang disewakan LPS-DDR selama satu tahun untuk petani mitra, masing-masing sebesar 2.500 m². Dalam pengadaan lahan sewa ini akan dikelola oleh KKT Lisung Kiwari dengan melayani penyediaan sewa lahan tahun berikutnya kepada petani mitra.

b. Pengadaan bibit, pupuk, pestisida

Dalam pengadaan bibit, pupuk dan pestisida petani akan difasilitasi oleh LPS-DDR melalui KKT Lisung kiwari, dimana LPS-DDR akan menyediakan kebutuhan-kebutuhan tersebut dan petani dapat mendapatkannya di KKT Lisung Kiwari.

c. Pengadaan bantuan modal

Dalam hal pembiayaan, sesuai kesepakatan pada saat sosialisasi, LPS- DDR akan memberikan bantuan modal berupa uang disesuaikan

dengan kebutuhan dari masing-masing petani. Pemberian modal ini akan difasilitasi oleh KKT Lisung Kiwari.

2. Pemasaran

Kegiatan pemasaran dilakukan secara bersama-sama antara petani, koperasi dan LPS-DDR. Pada kegiatan pemasaran ini petani akan menyerahkan hasil panennya kepada koperasi. Kegiatan ini sering dikenal dengan aturan 60:40, dimana petani diwajibkan menjual 60 persen hasil panennya kepada koperasi yang nantinya disebut dengan tabungan petani, sedangkan 40 persen hasil merupakan bagian petani. Tabungan sebesar 60 persen tersebut nantinya digunakan petani untuk pengadaan sewa lahan selanjutnya, pengadaan sarana produksi dan biaya garap musim berikutnya. Bagi pihak koperasi berkewajiban membayar hasil yang dijual petani dengan harga minimal Rp 200,00 lebih tinggi dari harga yang ditetapkan pemerintah, selain itu koperasi berkewajiban membayarkan hasil penjualan gabah petani secara tunai setelah gabah dijual ke koperasi.

6.2.5 Pelaksanaan Kemitraan Gapoktan Silih Asih dengan Petani padi Desa Ciburuy

Pelaksanaan kemitraan yang terjadi antara gapoktan dan petani adalah kemitraan dalam hal kegiatan usahatani. Untuk kegiatan usahatani, prosedur budidaya padi dilaksanakan sesuai SOP yang telah ditentukan dalam kemitraan. Pengelolaan usahatani ini akan dibantu oleh masing-masing ketua kelompok yang dikelola dalam sebuah gabungan kelompok tani (Gapoktan Silih Asih). Petani diwajibkan menanam padi sesuai SOP produksi bebas pestisida. Selain itu dalam pengelolaan usahatani, petani diwajibkan mengikuti kegiatan pembinaan, penyuluhan dan pelatihan yang dikelola oleh gapoktan.