• Tidak ada hasil yang ditemukan

Komoditas paprika mulai dibudidayakan di Desa Pasirlangu sejak tahun 1996 oleh tiga orang petani perintis, yaitu Bapak Sutardi, Bapak Deden Wahyu, dan Bapak Kusnadi. Mereka merupakan petani lapang yang menanam sayur- sayuran seperti tomat, labu, dan burkol. Namun, perekonomian pada saat itu sedang tidak stabil yang disebabkan oleh rendahnya harga sayur-sayuran. Dengan

modal pengetahuan dari majalah Trubus, mereka mencoba membudidayakan

paprika. Penanaman paprika pertama kalinya dilakukan sebanyak 100 tanaman secara otodidak, dengan membuat campuran pupuk sendiri. Pupuk racikan tersebut masih digunakan oleh petani-petani paprika di Desa Pasirlangu hingga saat ini, yang lebih dikenal dengan pupuk AB Mix lokal atau Tenso (Deden Wahyu, komunikasi pribadi).

Di awal penanaman sempat mengalami kerugian, dimana hama yang menyerang tanaman paprika belum diketahui cara pengendaliannya dan hasil

47 panen tidak dapat terjual karena belum memiliki pasar. Akhirnya mereka melakukan kunjungan ke Saung Mirwan di Bogor untuk mengetahui cara pembudidayaan dan pemasaran hasil panen. Teknik pembudidayaan paprika yang telah diperoleh, ditularkan kepada masyarakat Desa Pasirlangu dengan harapan dapat mengembangkan paprika secara serius. Tiga orang petani perintis tersebut mendirikan sebuah kelompok tani, yaitu Kelompok Tani Mitra Sukamaju. Kelompok tani ini merupakan kelompok tani paprika pertama yang terdapat di Desa Pasirlangu (Deden Wahyu, komunikasi pribadi).

Bapak Deden Wahyu yang termasuk dalam petani perintis paprika, pernah tergabung dalam Kelompok Tani Mitra Sukamaju. Setelah cukup menguasai ilmu budidaya paprika dan pemasarannya, Pak Deden Wahyu memilih keluar dari kelompok tani untuk menjadi petani mandiri. Dengan menggunakan modal sendiri dan berbekal ilmu yang telah didapat, beliau mengawali usahanya dengan

membuat satu unit greenhouse seluas 450 m2 dan jumlah populasi 1.500 tanaman.

Dalam memenuhi persediaan sarana produksi dilakukan kerjasama dengan PT Joro dan Buana Tani.

Pertengahan tahun 1997, Saung Mirwan mengekspor paprika ke Taiwan, melihat peluang pasar yang bagus, Pak Deden Wahyu mencoba mengirim paprika ke Saung Miwan dan diterima. Setelah berhasil memasarkan paprika ke Saung Mirwan, Pak Deden Wahyu ditawari kerjasama oleh Saung Mirwan dan diberikan pinjaman modal sebesar sepuluh juta rupiah melalui Bank NSP. Modal tersebut

dimanfaatkan untuk membuat satu unit greenhouse lagi.

Kelompok tani paprika “Dewa Family” terbentuk karena adanya gagasan dan inisiatif Pak Deden Wahyu mengajak saudaranya membudidayakan paprika dengan sistem kerjasama. Pada tanggal 13 Desember 1997 terbentuklah kelompok tani paprika “Dewa Family” yang diketuai oleh Pak Deden Wahyu, hingga saat

ini. Nama “Dewa Family” diambil dari singkatan nama Pak Deden Wahyu, dan

karena kelompok tersebut awalnya beranggotakan keluarga. Tujuan dari

pembentukan kelompok tani paprika “Dewa Family” adalah agar kelompok tani

ini dapat menyejahterakan anggota kelompok dan membuat lapangan kerja bagi masyarakat sekitar. Hal tersebut dicapai melalui penanaman paprika yang sesuai Standard Operational Procedures (SOP), adanya pengendalian hama terpadu

48

(PHT) dan penerapan Good Agricultural Practices (GAP) seperti pembukuan

yang baik.

Keanggotan kelompok tani paprika “Dewa Family” bersifat bebas. Artinya tidak hanya dari dalam keluarga, petani non keluarga pun dapat bergabung asalkan berkomitmen untuk memajukan kelompok tani bersama-sama. Jumlah anggota kelompok tani dari awal pembentukkan tidak tetap, ada yang masuk dan

keluar. Hingga tahun 2012, jumlah anggota kelompok tani paprika “Dewa

Family” sebanyak 12 orang, terdiri dari 6 orang petani berasal dari keluarga termasuk ketua dan 6 orang petani dari luar keluarga. Setiap anggota yang

tergabung memiliki greenhouse masing-masing. Total luas areal bangunan

greenhouse yang dimiliki kelompok tani adalah seluas 5,12 hektar dengan jumlah

47 unit greenhouse, termasuk empat unit yang dilengkapi irigasi tetes.

Saat ini kelompok tani paprika “Dewa Family” telah mengantongi berbagai penghargaan seperti Penghargaan Ketahanan Pangan Adhikarya Pangan Nusantara Tahun 2011 dari Presiden RI, Kelompok Tani Berorientasi Pasar Ekspor Hortikultura Tahun 2011 dari Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, Kelompok tani sebagai Pelaku Usaha Agribisnis dalam Prestasi dan Prakarsanya Mengembangkan Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura di Jawa Barat Tahun 2011 dari Gubernur Jawa Barat, dan Kelompok tani atas prestasi dan prakarsanya di Bidang Hortikultura dalam mendukung Pemantapan Ketahanan Pangan Tahun 2011 tingkat Nasional dari Bupati Bandung Barat. Selain itu, kelompok tani sering menerima kunjungan dari luar kota atau luar negeri untuk dijadikan sebagai lahan percobaan.

5.2.2. Struktur Organisasi Kelompok Tani

Pembentukan struktur organisasi dan pembagian kerja dilakukan secara sederhana dan selalu berkoordinasi dengan ketua kelompok. Uraian pekerjaan beserta tugasnya masing-masing sebagai berikut:

1) Bendahara dan Sekretaris. Bendahara dan sekretaris saling berhubungan untuk

mengurus administrasi kelompok tani mulai dari pencatatan paprika yang masuk dan keluar setiap harinya, mencatat penghasilan yang diperoleh, melakukan pembayaran hasil panen kepada petani, mengawasi dan

49 menetapkan harga paprika di tingkat petani sesuai dengan harga pasar, dan membuat proposal jika dibutuhkan.

2) Bagian produksi bertanggung jawab untuk mengontrol dan mengawasi setiap

greenhouse pada penanaman awal, ketika terjadi serangan hama, hingga panen, serta memprediksi jumlah produksi paprika yang akan dipanen setiap hari.

3) Divisi pascapanen bertanggung jawab untuk menyortir paprika yang masuk ke

gudang dan mengelompokkan berdasarkan ukuran dan grade, hingga

mengemasi ke dalam kontainer untuk pengiriman. Kegiatan ini dibantu oleh pekerja yang sudah selesai pekerjaannya. Sehingga, setiap pekerja diharuskan

untuk bisa melakukan penyortiran dan grading.

4) Divisi Sarana Produksi, bertanggung jawab untuk mencatat pengeluaran input

produksi setiap petani. Kelompok tani paprika “Dewa Family” memiliki sebuah kios yang menyediakan sarana produksi pertanian (saprotan), sehingga petani dapat membeli segala kebutuhan produksi dengan mudah.

Penempatan pekerjaan tersebut dilakukan oleh ketua kelompok dengan pertimbangan kemampuan dan jenjang pendidikan, dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Struktur Organisasi Kelompok Tani Paprika “Dewa Family”

Sumber: Kelompok Tani Paprika “Dewa Family”, 2012

Kurang lebih terdapat 10 orang pekerja yang bertugas mengurus kelompok tani. Pekerja berasal dari masyarakat sekitar. Baik pekerja lapang atau pengurus

Ketua Kelompok

Deden Wahyu A.

Sekretaris

Nia Herlina

Bag. Sarana Produksi

Iwan Setiawan

Bag. Pascapanen

Rohman, Arif, Tedi

Bag. Produksi Kusnadi Pengadaaan Paprika Edi danNur Bendahara Cumarni

50 kelompok tani diberikan pelatihan terlebih dahulu agar memiliki keterampilan dan keahlian dalam menangangi tanaman paprika hidroponik. Selain jenis pekerjaan yang telah disebutkan, terdapat supir dan juru masak untuk menunjang kegiatan. Pekerja berhak makan pagi dan siang yang telah disediakan. Hal ini dilakukan ketua kelompok untuk mengefisienkan waktu bekerja, sehingga pada waktu istirahat para pekerja tidak harus pulang kerumah masing-masing. Fasilitas juga diberikan bagi setiap pekerja, seperti bonus di akhir bulan jika penjualan paprika

diatas rata-rata, tunjangan hari raya (THR), dan tempat tinggal (kost) bagi pekerja

yang rumahnya jauh.

Jadwal kerja yang berlaku dimulai pada hari Minggu sampai hari Jumat, dan hari Sabtu libur. Jam kerja dimulai pada pukul 07.00 WIB sampai 15.00 WIB dengan waktu istirahat pada pukul 12.00 WIB sampai 13.00 WIB, sehingga jam kerja yang berlaku adalah 7 jam kerja per hari (1 HKP = 7 jam kerja), namun untuk tenaga kerja wanita bekerja 5 jam per hari (1 HKW = 5 jam kerja). Pada hari Sabtu seluruh kegiatan bertani hampir tidak ada, kecuali kegiatan yang rutin dilakukan, dikarenakan tidak ada pemesanan paprika dan memberikan waktu istirahat bagi para pekerja.

5.2.3. Sarana dan Prasarana yang Dimiliki Kelompok Tani

Sarana dan prasarana merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan atau penunjang dalam mencapai tujuan organisasi. Tersedianya sarana dan prasarana yang cukup dan berkualitas sangat dibutuhkan dalam penyelengaraan kegiatannya.

Sarana dan prasarana penunjang yang dimiliki Kelompok tani paprika “Dewa

Family”, antara lain:

1) Kios sarana produksi pertanian (Saprotan) berlokasi di Jalan Pasirlangu, Desa

Pasirlangu, Kecamatan Cisarua. Kios yang buka dari pukul 07.00 hingga 16.00 ini menjual segala kebutuhan produksi paprika mulai dari bahan-bahan

pembuatan greenhouse (plastik UV, paku, kawat, paralon, dan lain

sebagainya), benih, obat-obatan pertanian, pupuk, hingga alat pertanian seperti handsprayer, backsprayer, alat irigasi tetes. Para petani anggota atau non

anggota dapat membeli kebutuhan input produksi di kios ini. Keuntungan bagi

51 membayar di muka, namun ada suatu perjanjian pemotongan biaya sesuai pengambilan barang ketika pembayaran hasil panen.

2) Gudang penyimpanan paprika. Gudang terletak bersebelahan dengan kios

saprotan. Pembuatan gudang dua lantai ini atas bantuan Kementerian Pertanian Indonesia melalui Dinas Pertanian Jawa Barat yang dilengkapi

dengan cool storage atau lemari pendingin berukuran 36 m3. Selain

dimanfaatkan sebagai tempat sortasi dan grading dan penyimpanan paprika,

juga sebagai sekretariat kelompok tani paprika “Dewa Family” di lantai atas

gedung ini.

Dokumen terkait