• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1 Kondisi geografis dan topograf

untuk menentukan skenario pengelolaan

UKURAN TAMBAHAN PENDUKUNG:

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1 Kondisi geografis dan topograf

Kota Semarang terletak antara garis 6°50' - 7°10' Lintang Selatan dan garis 109°35 - 110°50' Bujur Timur. Dibatasi sebelah Barat dengan Kabupaten Kendal, sebelah Timur dengan Kabupaten Demak, sebelah Selatan dengan kabupaten Semarang dan sebelah Utara dibatasi oleh Laut Jawa dengan panjang garis pantai meliputi 13,6 Km. Ketinggian Kota Semarang terletak antara 0,75 sampai dengan 348,00 di atas garis pantai. Salah satu kawasan pesisir kota semarang adalah Kelurahan Tanjung Mas yang secara administrasi terletak di Kecamatan Semarang Utara Kota Semarang Provinsi Jawa Tengah. Topografi kawasan ini secara keseluruhan memiliki tingkat kelerengan 0–2 % (BPS 2011).

Kondisi topografi tersebut terkait dengan kondisi pembentukkan lahan di wilayah pesisir Kelurahan Tanjung Mas. Dalam hal ini struktur tanah di wilayah pesisir tersebut mempunyai kelandaian 0 - 2 % bertekstur halus, berpasir (lempung pasir) yang mudah digali dan efektivitas tanah 9 cm ke atas. Struktur geologi wilayah tersebut merupakan dataran rendah dengan struktur geologi berupa struktur batuan endapan (alluvium) yang berasal dari endapan sungai sehingga mengandung pasir dan lempung (RTRWP Kota Semarang 2009).

4.1.2. Penggunaan lahan

Kelurahan Tanjung Mas memiliki luas 397,39 Ha dan ± 323,782 Ha diantaranya merupakan kawasan Pelabuhan Tanjung Mas beserta kawasan berikatnya. Kawasan berikat tersebut memiliki fungsi kawasan sebagai Pelabuhan Tanjung Mas, Peti Kemas, Industri, Pergudangan, Perkantoran, Perdagangan, Stasiun Kereta Api Tawang, Polder (Retaining Basin – Depan Stasiun Tawang). Kondisi ini memperkuat justifikasi bahwa aktivitas di kawasan tersebut didominasi aktivitas perkotaan wilayah pesisir (Gambar 14), sehingga tidak ada luasan lahan untuk sawah (RTRWP Kota Semarang 2009). Penggunaan lahan di Kelurahan Tanjung Mas tersaji pada Tabel 2.

Sebaran hutan bakau juga dapat ditemui di wilayah pesisir pantai atau di sekitar muara sungai. Namun, kawasan mangrove di Kelurahan Tanjung Mas hanya sedikit ditemui di kawasan Pelabuhan Tanjung Mas dan beberapa kawasan Kelurahan Tanjung Mas. Kawasan hutan mangrove terluas di Kota Semarang berada di Kecamatan Tugu (Kelurahan Tugurejo) seluas 17,08 Ha. Keragaman mangrove di

44

wilayah ini mengalami penurunan luasan dibandingkan dengan keragaman hutan mangrove pada tahun 2002. Luas kawasan hutan mangrove di Kota Semarang adalah 93,56 Ha (RTRWP Kota Semarang 2009).

Gambar 14. Peta penggunaan lahan di wilayah pesisir Kota Semarang (Sumber: Miladan 2009)

Tabel 2. Penggunaan lahan Kelurahan Tanjung Mas

No Penggunaan Lahan Luas (Ha) Prosentase (%)

1. Pekarangan, bangunan dan halaman sekitar

303,24 76,31

2. Lahan Kering Lainnya 43,94 11,06

3. Kolam/ Tambak 50,21 12,63

Luas seluruhnya 397,39 100

Sumber: Kecamatan Semarang Utara Dalam Angka (2011)

4.1.3. Kondisi sosial ekonomi masyarakat A. Kependudukan

Kelurahan Tanjung Mas terdiri atas 126 Rukun Tetangga (RT) dan 16 Rukun Warga (RW) dengan jumlah penduduk sebanyak 27.490 jiwa yang terbagi dalam 7.561 rumah tangga. Mata pencaharian penduduk Kelurahan Tanjung Mas antara lain adalah nelayan, pengusaha, buruh industri, buruh bangunan, pedagang, transportasi, pegawai

45

negeri sipil, ABRI, pensiunan dan jasa-jasa lainnya dan sebagian besar bekerja sebagai buruh industri (Tabel 3).

Tabel 3. Jumlah penduduk Kelurahan Tanjung Mas berdasarkan mata pencaharian tahun 2010

No. Mata Pencaharian Jumlah (orang) Prosentase (%)

1. Nelayan 2.345 15,55 2. industri/kerajina 12 0,08 3. Pengusaha 11 0,07 4. Angkutan 278 1,84 5. Buruh Industri 5.287 35,06 6. Buruh Bangunan 4.107 27,24 7. Perdagangan 560 3,71 8. PNS/TNI 921 6,11 9. Pensiunan 361 2,39 10. Jasa/lainnya 1.196 7,93 Total 15.078 100

Sumber: Kecamatan Semarang Utara dalam Angka (2011)

B. Aktivitas permukiman

Kawasan penelitian merupakan kawasan permukiman di wilayah pesisir Kota Semarang yang dibedakan menjadi kawasan permukiman nelayan dan permukiman perkotaan, yakni (RTRWP Kota Semarang 2009):

(a) Permukiman Nelayan.

Aktivitas permukiman ini berkembang di wilayah pesisir Kota Semarang. Adapun yang menjadi ciri dari kawasan permukiman ini yakni pada umumnya ditandai dengan keberadaan TPI dan PPI serta berada di daerah-daerah muara sungai di pantai Kota Semarang. Adapun persebaran dari kawasan permukiman ini sangat terbatas seiring dengan perkembangan aktivitas perkotaan. Selain itu pula arah perkembangan ruang yang cenderung lebih terbatas akibat oleh morfologi pantai dan sebaran aktivitas industri.

(b) Permukiman Perkotaan.

Seiring dengan perkembangan dan pertumbuhan Kota Semarang muncul pusat- pusat permukiman di wilayah pesisir Kota Semarang. Pusat-pusat permukiman tersebut berkembang bersamaan dengan munculnya kawasan perdagangan. Dalam perkembangannya permukiman ini terkonsentrasi di ibukota kecamatan- kecamatan pesisir maupun di sekitar kawasan reklamasi Pantai Marina.

46

C. Aktivitas perekonomian

Aktivitas perekonomian Kelurahan Tanjung Mas yang tercata dalam Semarang dalam Angka (2011) tersaji pada Tabel 4.

Tabel 4. Sarana perekonomian di Kelurahan Tanjung Mas tahun 2010

No. Aktivitas Perekonomian Jumlah (Unit)

1. Pasar 2 2. Toko/warung/kios 94 3. Losmen/hotel 2 4. Koperasi 1 5. Industri besar/sedang 50 6. Industri kecil 27

7. Industri rumah tangga 14

Total 190

Sumber: Kecamatan Semarang Utara dalam Angka 2010 (2011)

Seiring dengan rencana tata Kota Semarang, pada wilayah pesisir Kelurahan Tanjung Mas berkembang aktivitas perekonomian berupa kegiatan industri, perdagangan dan jasa. Dalam hal ini aktivitas industri merupakan aktivitas yang paling dominan di wilayah pesisir tersebut. Hal ini diperkuat bahwa berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah, daerah tersebut fungsi primernya ditetapkan sebagai pengembangan aktivitas industri. Sedangkan untuk kegiatan-kegiatan perikanan yang merupakan basis kegiatan kepesisiran memiliki kecenderungan semakin berkurang seiring dengan perkembangan aktivitas perkotaan yang ada. Adapun berbagai aktivitas yang berkembang di wilayah pesisir kawasan tersebut dapat dirinci sebagai berikut ini (RTRWP Kota Semarang 2009).

(a) Industri

Aktivitas industri ini banyak berkembang di wilayah pesisir karena terkait dengan keberadaan jalur arteri primer Kota Semarang dan kemudahan akses dalam mendistribusikan barang melalui laut maupun udara. Perkembangan industri di wilayah pesisir tersebut saat ini mulai mendominasi ketimbang aktivitas pertanian dan perikanan yang ada.

(b) Perdagangan dan Jasa

Aktivitas perdagangan yang banyak berkembang di wilayah pesisir yakni berbentuk rumah makan dan sarana pendukung transportasi. Hal ini sebenarnya juga terkait dengan keberadaan aktivitas perindustrian di wilayah tersebut. Sedangkan untuk aktivitas jasa yang berkembang seperti halnya kantor

47

perusahaan, pelayanan perseorangan, jasa kemasyarakatan, reparasi atau bengkel kendaraan dan lain- lain.

4.1.4. Kondisi pasang surut

Pasang surut dianalisis menggunakan perhitungan admiralty untuk Perairan Semarang bulan September 2004-Maret 2005 yang dilakukan oleh Wirasatriya et al

(2006) diketahui tipe pasang surut di Perairan Semarang adalah campuran cenderung ganda. Hasil penelitian tersebut sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Adhitya (2003) dan Darmono (2003) yang juga mendapatkan tipe pasang perairan Semarang adalah campuran condong ke ganda melalui perhitungan admiralty. Hal ini berarti di Perairan Semarang terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari tetapi berbeda dalam tinggi dan waktunya. Pada Gambar 15 dan 16 terlihat bahwa perilaku pasut di Tanjung Mas cenderung datar (Lampiran 1). Tren kenaikan muka laut di Semarang menurut penelitian yang dilakukan Wirasatriya et al (2006) mengikuti pola linier dengan persamaan Y =4,8967 X - 9645,9 (R2 = 0,9636) dan nilai kenaikan rata- rata per tahun adalah 5,43 cm yang didasarkan pada kenaikan muka laut total yang dipengaruhi oleh penurunan tanah dan kenaikan muka laut global.