• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 PENGUMPULAN DATA

4.2. GAMBARAN UMUM LOKASI SURVEY

Berdasarkan panduan studi yang tertuang dalam TOR kegiatan, lokasi kegiatan survey adalah:

 Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan

 Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat

 Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah

 Kota Jayapura, Provinsi Papua

Deskripsi singkat masing-masing lokasi survey tersebut di atas akan diuraikan berikut ini.

Tabel 4.1.

Jadwal Pelaksanaan Survei Lapangan

No Lokasi Nama Instansi September Oktober

Minggu ke-4 Minggu ke-3 Minggu ke-4

24 25 26 15 16 17 18 19 20 24 25

1 Palembang Industri Semen: PT. Semen Baturaja

Pemerintah Daerah

o Bappeda Provinsi Sumsel

o Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Sumsel

PT Semen Baturaja

Distributor Semen Batu Raja

GAPENSI

2 Papua Pemerintah Daerah

o Bappeda Provinsi Papua

o Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Papua o Badan Pengelola Infrastruktur

o BKPM

o Dinas Perindustrian, Koperasi dan UKM

Distributor semen: o CV Cipta Jaya o CV Lianta Surya

No Lokasi Nama Instansi September Oktober

Minggu ke-4 Minggu ke-3 Minggu ke-4

24 25 26 15 16 17 18 19 20 24 25

KADIN Papua

Asosiasi Rekanan dan Distributor Papua

GAPENSI Papua

Real Estate Indonesia Papua

3 Palu Pemerintah Daerah

o Bappeda Provinsi SulTeng

o Dinas Pekerjaan Umum Provinsi SulTeng o Dinas Perhubungan SulTeng

o Dinas Perdagangan, Perindustrian Koperasi dan UKM

Distributor semen: o PT Hasjrat Abadi o CV Garindo

o PT Permata Indah Utama o Distributor Semen Bosowa

KADIN Sulteng

REI Sulteng

GAPENSI Kota Palu

PT Bumi Tadulako

PT Teman Property Indonesia

No Lokasi Nama Instansi September Oktober

Minggu ke-4 Minggu ke-3 Minggu ke-4

24 25 26 15 16 17 18 19 20 24 25

CV Surya Mahakam

4 Pontianak Pemerintah Daerah

o Bappeda Provinsi Kalbar

o Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalbar o Dinas Perindustrian Kalbar

4.2.1. Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan

Kota Palembang merupakan ibukota Provinsi Sumatera Selatan yang memiliki luas wilayah kurang lebih 400,61 km2. Kota Palembang secara geografis terletak antara 2o 52’ - 3 o 5’ Lintang Selatan dan 104 o 37’ - 104

o 52’ Bujur Timur dengan batas-batas wilayah: o Batas Utara: Kabupaten Banyuasin

o Batas Selatan: Kabupaten Ogan Komering Ilir o Batas Timur: Kabupaten Banyuasin

o Batas Barat: Kabupaten Banyuasin

Secara administratif, Kota Palembang terdiri dari 16 kecamatan dan 107 kelurahan. Posisi Kota Palembang jika ditinjau dalam konstelasi wilayah Provinsi Sumatera Selatan dapat dilihat pada peta Gambar 4.1.

Gambar 4.1.

Posisi Kota Palembang dalam Konstelasi Wilayah Provinsi Sumatera Selatan

Sumber : Bakosurtanal

Ditinjau dari demografi wilayahnya, Kota Palembang saat ini (tahun 2009) memiliki jumlah penduduk sekitar 1.438.000 jiwa dengan tingkat pertumbuhan 1,54% per tahun. Komposisi penduduk Kota Palembang didominasi oleh kelompok usia 15-64 tahun (69,12%).

Perekonomian Kota Palembang dapat dilihat dari PAD Kota Palembang. Pada tahun 2009, PAD Kota Palembang mencapai 165 Milyar rupiah. Sumbangan DAU pada tahun 2009 mencapai 689 Milyar rupiah. Sementara APBD Kota Palembang pada tahun yang sama mencapai 1,23 Trilyun rupiah.

Indikator perekenomian Kota Palembang yang lainnya dapat dilihat dari PDRB-nya. PDRB Kota Palembang atas dasar harga konstan mengalami peningkatan dalam kurun waktu tiga tahun terakhir (2007-2009). Pada tahun 2007 PDRB atas dasar harga konstan sebesar 14,9 Trilyun rupiah, dan meningkat menjadi 16,9 Trilyun rupiah pada tahun 2009. PDRB/kapita atas dasar harga konstan pada tahun 2007 mencapai 10,75 juta rupiah dan meningkat menjadi 11,77 juta rupiah.

Perkembangan kesejahteraan penduduk Kota Palembang, ditinjau dari tingkat pendapatannya, selama 2008-2009 mengalami peningkatan dari Rp630.940 menjadi Rp633.020. Persentase pengeluaran masyarakat yang paling besar (di atas 50%) adalah pengeluaran untuk non-makanan.

Perkembangan pembangunan konstruksi di Kota Palembang selama 2007 hingga 2009 mengalami fluktuasi. Pada tahun 2007, nilai konstruksi terbesar adalah jenis konstruksi terbesar adalah jalan, jembatan, dan pelabuhan. Pada 2008, nilai kontruksi terbesar adalah bangunan tempat tinggal.

Tabel 4.2.

Nilai Konstruksi Menurut Kelompok Jenis Bangunan di Kota Palembang (Milyar Rp)

Uraian 2007 2008 2009

Bangunan Tempat tinggal dan non tempat tinggal

69,3 107,4 72,4

Bangunan PU untuk pertanian 13,2 11,5 2,4

Bangunan PU jenis Jalan, Jembatan, dan Pelabuhan

72,5 72,8 77,1

Bangunan dan instalasi listrik, gas, air minum dan komunikasi

31,5 13,3 1,3

Bangunan lainnya - - 5,0

4.2.2. Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat

Kota Pontianak merupakan ibukota Provinsi Kalimantan Barat yang memiliki luas wilayah kurang lebih 107,82 km2 atau sekitar 0,07% dari total luas wilayah Provinsi Kalimantan Barat. Kota Pontianak secara geografis terletak antara 0o 02’ 24’ - 0o 01’ 37” Lintang Selatan dan 109o

16’ 25” - 109o 23’ 04” Bujur Timur dengan batas-batas wilayah: o Batas Utara: Kabupaten Bengkayang dan Kabupaten Landak o Batas Selatan: Kabupaten Pontianak

o Batas Timur: Kabupaten Melawi o Batas Barat: Selat Karimata

Secara administratif, Kota Pontianak terdiri dari 6 kecamatan dan 29 kelurahan. Posisi Kota Palembang jika ditinjau dalam konstelasi wilayah Provinsi Sumatera Selatan dapat dilihat pada peta Gambar 4.2.

Gambar 4.2.

Posisi Kota Pontianak dalam Konstelasi Wilayah Provinsi Kalimantan Barat

Sumber : Bakosurtanal

Saat ini (2009), Kota Pontianak memiliki jumlah penduduk sebanyak 527.102 jiwa. Komposisi penduduk Kota Pontianak didominasi oleh kelompok usia 15-64 tahun (68,34%). Kepadatan penduduk secara rata-rata mengalami peningkatan dari 4.773 jiwa/km2 pada 2007 menjadi 4.889 jiwa/km2 pada 2009.

Perekonomian Kota Pontianak dapat dilihat dari PAD-nya. Pada tahun 2009, PAD Kota Pontiank mencapai 65,85 Milyar rupiah. Sumbangan DAU pada tahun 2009 mencapai 404,24 Milyar rupiah. Sementara APBD Kota Pontianak pada tahun 2009 mencapai 701,27 Milyar rupiah. Indikator perekenomian Kota Pontianak yang lainnya dapat dilihat dari

PDRB-nya. PDRB Kota Pontianak atas dasar harga konstan mengalami peningkatan dalam kurun waktu tiga tahun terakhir (2007-2009). Pada tahun 2007 PDRB atas dasar harga konstan sebesar 5,7 Trilyun rupiah, dan meningkat menjadi 6,3 Milyar rupiah pada tahun 2009. PDRB/kapita atas dasar harga konstan pada tahun 2007 mencapai 11,00 juta rupiah dan meningkat menjadi 11,88 juta rupiah pada tahun 2009. Secara rata-rata, pertumbuhan ekonomi Kota Pontianak 5% per tahun selama 2007-2009.

Pengeluaran mayoritas penduduk Kota Pontianak (42%) per bulan pada tahun 2009 hampir mencapai satu juta rupiah. Proporsi pengeluaran penduduk Kota Pontianak yang terbesar adalah untuk non-makanan, yakni sekitar 52% dari total pengeluaran. Angka tersebut mengalami penurunan dari tahun sebelumnya, yaitu sekitar 57,8%.

4.2.3. Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah

Kota Palu, sebagai ibukota Provinsi Sulawesi Tengah, memiliki luas wilayah kurang lebih 395,06 km2. Secara geografis, Kota Palu terletak antara 0o36” - 0o56” Lintang Selatan dan 119 o45” - 121 o 1” Bujur Timur, tepat berada di bawah garis Katulistiwa dengan ketinggian 0 - 700 meter dari permukaan laut. Batas-batas administratif Kota Palu adalah:

o Sebelah Utara : Kecamatan Tanantovea, Kab. Donggala o Sebelah Selatan : Kecamatan Marawalo dan Sigi Biromaru

o Sebelah Timur : Kecamatan Parigi, Kab. Parigi Mouting dan Kecamatan Tanantovea, Kab. Donggala

o Sebelah Barat : Kecamatan Finembani, Kecamatan Kinovaro, Kecamatan Marawola, Kab. Donggala

Secara administratif, Kota Palu terdiri dari 4 kecamatan, yaitu: Kecamatan Palu Barat, Kecamatan Palu Selatan, Kecamatan Palu Timur, dan Kecamatan Palu Utara, serta memiliki 43 kelurahan. Posisi Kota Palu

dalam konstelasi wilayah Provinsi Sulawesi Tengah dapat dilihat pada peta Gambar 4.3.

Gambar 4.3.

Posisi Kota Palu dalam Konstelasi Wilayah Provinsi Sulawesi Tengah

Sumber : Bakosurtanal

Penduduk Kota Palu pada tahun 2008 mencapai 309.032 jiwa dengan kepadatan penduduk rata-rata 782 jiwa/km2. Komposisi penduduk Kota Palu ditinjau dari kelompok usianya, hampir 70% didominasi oleh kelompok usia muda (0-34 tahun). Angka ketergantunan pada tahun 2008 sebesar 0,4, artinya setiap 100 penduduk usia produktif (15-64 tahun) menanggung 40 penduduk usia non produktif (0-14 tahun) dan 65 tahun ke atas.

Perekonomian Kota Palu, ditinjau dari PAD-nya, pada tahun 2008 mencapai 489,82 Milyar rupiah. Sumber penerimaan terbesar berasal dari dana perimbangan yang tercatat sebesar 436,49 Milyar rupiah (89,11% dari total PAD). Indikator perekenomian Kota Palu yang lainnya dapat dilihat dari PDRB-nya. PDRB Kota Palu atas dasar harga konstan mengalami peningkatan dalam kurun waktu empat tahun terakhir (2005-2008). Pada tahun 2005 PDRB atas dasar harga konstan sebesar 1,9 Trilyun rupiah, dan meningkat menjadi 2,4 Trilyun rupiah pada tahun 2008. PDRB/kapita atas dasar harga konstan pada tahun 2005 mencapai 6,52 juta rupiah dan meningkat menjadi 7,66 juta rupiah. Perkembangan pembangunan konstruksi di Kota Palu tidak terlepas dari perkembangan harga semen Tonasa. Selama 2004 hingga 2008, perkembangan harga semen Tonasa mengalami kenaikan setiap tahunnya. Pada tahun 2004, harga semen Tonasa di Kota Palu sebesar Rp26.855 dan pada tahun 2008 mengalami peningkatan hampir dua kali lipat, yaitu sebesar Rp50.488.

Tabel 4.3.

Rata-rata Harga Semen Tonasa di Kota Palu (Rp)

Tahun Harga

2004 26.855

2005 29.000

2007 33.968

2008 50.488

Sumber: BPS Kota Palu , 2009

4.2.4. Kota Jayapura, Provinsi Papua

Kota Jayapura merupakan ibukota Provinsi Papua dengan luas wilayah kurang lebih 940 km2. Secara geografis, Kota Jayapura terletak antara 1o27’ - 3o49’ Lintang Selatan dan 137 o27’ - 141o41’ Bujur Timur. Batas-batas administratif Kota Jayapura adalah:

o Sebelah Utara : Lautan Pasifik

o Sebelah Selatan : Distrik Arso, Kab. Keerom o Sebelah Timur : Papua New Guinea

o Sebelah Barat : Distrik Depapre, Kab. Jayapura

Secara administratif, Kota Jayapura terdiri dari 5 Distrik (setingkat kecamatan), yaitu: Mara Tami, Heram, Abepura, Jayapura Selatan, dan Jayapura Utara, serta terdiri dari 24 kelurahan dan 15 kampung. Posisi Kota Jayapura dalam konstelasi wilayah Provinsi Papua dapat dilihat pada peta Gambar 4.4.

Berdasarkan data BPS Kota Jayapura, jumlah penduduk Kota Jayapura pada tahun 2009 telah mencapai 242.225 jiwa dengan kepadatan tertinggi di wilayah Distrik Jayapura Selatan, yaitu 1.485 jiwa/km2. Struktur demografi Kota Jayapura didominasi oleh kelompok usia 15-64 atau usia produktif.

Perekonomian Kota Jayapura, ditinjau dari PAD-nya, pada tahun 2009 mencapai 42,99 Milyar rupiah. Sumber penerimaan terbesar berasal dari pajak daerah (19,93 Milyar rupiah) disusul retribusi daerah (18,06 Milyar rupiah). Dana Penyesuaian dan Otonomi khusus untuk Kota

Jayapura mencapai 105,06 Milyar rupiah, sementara untuk DAU tercatat sebesar 335,19 Milyar rupiah dan DAK sebesar 56,17 Milyar rupiah. Indikator perekenomian Kota Jayapura juga dapat dilihat dari kondisi PDRB Kota Jayapura. PDRB Kota Jayapura atas dasar harga konstan mengalami peningkatan dalam kurun waktu empat tahun terakhir (2007-2010). Pada tahun 2007 PDRB atas dasar harga konstan sebesar 2,19 Trilyun rupiah, dan meningkat menjadi 3,37 Trilyun rupiah pada tahun 2010. PDRB/kapita Kota Jayapura pada tahun 2007 mencapai 18,67 juta rupian, dan meningkat menjadi 31,20 juta rupiah pada tahun 2010.

Gambar 4.4.

Posisi Kota Jayapura dalam Konstelasi Wilayah Provinsi Papua

Sumber : Bakosurtanal

Pertumbuhan ekonomi Kota Jayapura pada tahun 2010 sebesar 7,93%. Angka ini mengalami penurunan dari tahun-tahun sebelumnya. Sektor bangunan merupakan sektor dengan pertumbuhan paling tinggi yaitu sebesar 19,99%.

Dokumen terkait