BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Nama dan Sejarah Singkat Perusahaan/Lembaga
Sejarah penbentukan BAZNAS yang sebelumnya kita kenal dengan nama BAZIS dalam perkemabangannya lembaga pengelolaan zakat ini awalnya hanya diatur oleh Keputusan Presiden Nomor 07/POIN/10/1968 tanggal 31 Oktober 1968 tentang pengelolaan zakat rasional. Lembaga zakat saat itu hanya dilakukan terbatas di beberapa daerah saja seperti BAZIS OKI (1968), BAZIS Kaltim (1972), BAZIS Jawa Barat (1974) dan beberapa BUMN mendirikan lembaga zakat seperti BAMUISBNI (1968). Lahirnya Undang- Undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang pengelolaan zakat merupakan langkah awal pengelolaan zakat yang berlaku secara Nasional. Sebagai implementasi UU Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat, dibentuklah Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dengan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2001. Dalam Surat Keputusan ini disebutkan tugas dan fungsi BAZNAS yaitu untuk melakukan pengumpulan dan pendayagunaan zakat Dalam Undang- Undang tersebut diakui adanya dua jenis organisasi pengelola zakat yaitu Badan Amil Zakat (BAZ) yang dibentuk pememrintah dan Lembaga Amil Zakat (LAZ) yang dibentuk oleh masyarakat dan dikukuhkan oleh pemerintah. Adapun BAZ terdiri BAZNAS Pusat, BAZ Provinsi, BAZ Kota, BAZ Kecamatan.
Terbentuknya lembaga zakat yang berbadan hukum dan didukung dengan sosialisasi zakat yang dilakukan oleh lembaga zakat
45
di berbagai media berdampak pada peningkatan kesadaran masyarakat untuk berzakat melalui amil zakat. Sejak tahun 2002 total dana yang berhasil dihimpun BAZNAS dan LAZ mengalami peningkatan pada tiap tahunnya. Selain itu, pendayagunaan zakat juga semakin bertambah luas dan bahkan menjangkau sampai ke pelosok- pelosok negeri.
Pendayagunaan zakat mulai dilaksanakan pada lima program yaitu kemanusiaan, pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan dakwah.
Pada tanggal 27 Oktober 2011, DPR RI menyetujui Undang- Undang pengelolaan zakat pengganti Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999 yang kemudian diundangkan sebagai Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat pada tanggal 25 November 2011.
Undang Undang ini menetapkan bahwa pengelolaan ini menetapkan bahwa pengelolaan zakat bertujuan (1) meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan dalam pengelolaan zakat dan (2) meningkatkan manfaat zakat untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan penaggulangan kemiskinan. Untuk mencapai tujuan dimaksud, Undang Undang mengatur bahwa kelembagaan pengelola zakat harus terintegrasi dengan BAZNAS sebagai koordinator seluruh pengelolaan zakat, baik BAZNAS daerah maupun LAZ.
Dalam rangka pelaksanaan pengelolaan zakat di tingkat kab/ibukota maka dibentuklah Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten/Kota. Kota Makassar yang berada di provinsi sulewesi selatan juga telah didirikan badan pengelola zakat oleh pemerintah yaitu Badan Ami Zakat Nasional (BAZNAS) kota Makassar.
Sejak berdirinya pada tahun 2005, BAZNAS Kota Makassar
46
dahulunya bernama Badan Amil Zakat Infaq Dan Shadaqoh yang disingkat BAZIS kota Makassar. Kemudian mengacu pada peraturan Daerah kota Makassar Nomor 5 Tahun 2006 tentang pengelolaan zakat maka nama tersebut di ubah menjadi Badan Amail Zakat Daerah (BAZDA) kota Makassar. Karena perkembanga pengelolaan zakat dan perombakan yang dilakukan oleh pemerintah dengan diterbitkanya UU No 23 tahun 2011.
Sehingga pengelolaan zakat secara nasional juga harus perpedoman pada aturan tersebut. Sehingga pada tahun 2012 secara resmi nama Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) resmi dipakai dan melakukan berbagai penyesuaian dengan aturan UU No 23 tahun 2011.
Selain menerima zakat, BAZNAS juga dapat menerima infak, sedekah, dan dana sosial keagamaan lainnya. Pendistribusian dan pendayagunaan infak, sedekah, dan dana sosial keagamaan lainnya dilakukan sesuai dengan syariat Islam dan dilakukan sesuai dengan peruntukan yang diikrarkan oleh pemberi dan harus dilakukan pencatatan dalam pembukuan tersendiri.
Untuk melaksanakan tugasnya, BAZNAS dibiayai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Hak Amil. Sedangkan BAZNAS provinsi dan BAZNAS kabupaten/kota dibiayai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan Hak Amil, serta juga dapat dibiayai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
Berdasarkan kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi BAZNAS Kota Makassar sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan BAZNAS Nomor 3 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten/ Kota, disebutkan bahwa BAZNAS Kabupaten/
47
Kota mempunyai kedudukan sebagai lembaga pemerintah non struktural yang bersifat mandiri, dengan tugas melaksanakan pengelolaan zakat pada tingkat Kabupaten/ Kota dengan cara pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan zakat.
2. Visi dan Misi Organisasi
a. Visi BAZNAS Kota Makassar
“Makassar Kota Zakat, Berkah, dan Nyaman Untuk Semua”
Visi ini mengandung tiga pokok pikiran yang secara konseptual diarahkan pada aspek kewajiban membayar Zakat, Infak dan Sedekah atau sering singkat (ZIS), aspek pendistribusian dan pendayagunaan Zakat, Infak dan Sedekah untuk peningkatan kesejahteraan ummat, serta terciptanya tata kelola BAZNAS yang profesional yang ditandai dengan penggunaan sistem informasi teknologi, yaitu pada kata “Kota Zakat”, “Berkah”, “Nyaman” dan “Untuk Semua”, dalam suatu pengertian yang visioner:
1) “Kota Zakat” dimaksudkan adalah Kota Makassar yang memiliki potensi ummat yang mayoritas dan memadai. Diantaranya, potensi jumlah ummat islam dengan infrastuktur sosial ekonomi ummat yang ditandai dengan jumlah sarana dan prasarana peribadatan ummat islam yang menjanjikan kekuatan kultural Kota Makassar yang nyaman sekaligus religious.
2) “Berkah” adalah dimaksudkan adalah berkah bagi muzakki, amil, dan mustahik.
3) “Nyaman” dimaksudkan adalah mewujudkan peoses pengumpulan, pendistribusian, pendayagunaan zakat, infak dan
48
sedekah yang semakin transparan, akuntabel, efisien, dan efektif yang ditandai dengan tumbuhnyakepercayaan ummat untuk membayar zakat, infak dan sedekah sesuai dengan syriat islam.
4) “Untuk Semua” dimaksudkan adalah proses pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan zakat, infak dan sedekah dapat dinikmati dan dirasakan oleh Mustahik tanpa diskriminasi.
b. Misi BAZNAS Kota Makassar
1) Meningkatkan kesadaran muzakki berzakat, berinfak dan bersedekah. Melalui kewajiban zakat merupakan sarana paling utama untuk mengatasi kesenjangan antara yang kaya dan yang miskin dan mewujudkan jaminan sosial dalam Islam.
2) Mendistribusikan dan mendayagunakan zakat, infak, sedekah untuk meningkatkan kesejahteraan para mustahik melalui Makassar Taqwa, Makassar Sejahtera, Makassar Sehat, Makassar Cerdas dan Makassar Peduli.
3) Mewujudkan menajemen BAZNAS yang profeional dengan didukung Sistem Informasi Teknologi. Keberhasilan manajemen BAZNAS Kota Makassar sangat dipengaruhi oleh hasil kerja keras serta kontribusi positif dari pengurus. Dengan terciptanya manajemen BAZNAS yang efisien, transparansi dan akuntabel diharapkan administrasi dapat terselenggara secara efektif dan efisien yang didukung oleh sistem informasi.
49
3. Struktur Organisasi dan Job Description 1. Struktur Organisasi
Gambar 4.1 Struktur Organisasi
2. Job Description
Uraian Tugas Unsur Pelaksana BAZNAS Kota Makassar Periode 2015-2020.
a. Bidang Pengumpulan:
Penyusunan Strategi Pengumpulan Zakat;
1) Pelaksanaan Pengelolaan dan Pengembangan Data Muzaki;
2) Pelaksanaan Kampanye Zakat;
3) Pelaksanaan dan Pengendalian Pengumpulan Zakat;
4) Pelaksanaan pelayanan Muzaki;
5) Penyusunan pelaporan dan pertanggung jawaban pengumpulan zakat;
50
6) Pelaksanaan penerimaan dan tindak lanjut komplain atas layanan muzaki;
7) Koordinasi pelaksanaan pengumpulan zakat tingkat kab/kota;
8) Melaksanakan pelayanan dan memberi kemudahan kepada para muzaki.
b. Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan
Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan ZIS dan dana sosial keagaman lainnya: Bidang penditribusian dan pendayagunaan IS dipimpin oleh soerang kepala bidang dan dikordinir oleh wakil ketua II dari salah satu unsur komisioner yang mempunyai tugas sebagai berikut:
1) Melayani mustahik sesuai dengan program BAZNAS yang telah ditetapkan.
2) Melakukaan pendataan mustahik.
3) Membuat kajian kelayakan pendistribusian sesuai dengan norma.
4) Membuat kalender kegiatan pendistribusian.
5) Melaksanakan pendistribusian dan pendayagunaan ZIS dan dana sosial kegaman lainnya seperti:
a) Makassar Taqwa
Bantuan pembagunan masjid/sarana kegamaan, pelatihan DAI, oprasional DAI, bantuan TPQ, dan kegiatan keagamaan.
b) Makassar Sejahtera (Pengurangan Pengangguran Dan Pelatihan Ketrampilan Serta Bantuan Dana Bergulir)
51
Peningkatan skiil mustahik dan bergulir pengadaan peralatan produktif, dana bergulir wirausaha mikro dan bergulir modal usaha perorangan/kelompok.
c) Makassar Sehat (Pelayanaan Kesehatan Gratis)
Pengonatan poli gratis, ambulance gratis, oprasi bibir sumbing, oprasi katarak, kesehatan fakir miskin, sunatan massal fakir miskin.
d) Makassar Cerdas (Pelayanan Pendidikan Gratis)
Bantuan beassiwa anak sekolah dan mahasiswa (S1 dan S2), bantuan sekolah madrasah/ponpes, bantuan penghapal al-quran (hafidz), pelatihan pengurusan jenazah muslim, pelatihan DAI, pelatihan manajemen pengelolaan masjid, pelatihan guru TK.
e) Makassar Peduli (Kemanusian/Jaminan Sosial Keluarga) Bantuan fakir miskin, bantuan sosial keagaman, bantuan bedah rumah fakir miskin, bantuan musaffir, bantuan mualaf, bantuan orang yang dililit hutang dan bantuan bencana fakir miskin.
c. Bagian Perencanaan, Keuangan Dan Laporan
Bagian perencanan, keuangan dan peloparan dipimpin oleh seorang kepala bidang bagian dan di koordinir oleh wakil ketuan III dari salah satu unsur komisioner yang mempunyai tugas sebagai berikut:
1) Merumuskan dan menyusun rencana strategi (RENSTRA).
52
2) Merumuskan dan menyusun rencana kerja dan anggaran tahunan (RKTA).
3) Pelaksanaan evaluasi tahunan dan lima tahun rencana pengelolaaln zakat, infak, sedekah, dan dana sosiak keagaman lainnya.
4) Menyusun laporan keuangan dan laporan akuntabilitas kinerjar BAZNAS.
d. Bagian administrasi, SDM dam Umum
Bagian administrasi, SDM dan umum dipimpin oleh seorang kepala bagian yang dikordinir oleh wakil ketua IV dari salah satu unsur komisioner yang mempunyai tugas sebagai berikut:
1) Penyusunan strategi pengelolaan amil BAZNAS kota 2) Pelaksanaan perencanaan amil BAZNAS kota 3) Pelaksanaan rekruitmen Amil BAZNAS kota 4) Pelaksanaan pengembangan Amil BAZNAS kota
5) Penyusunan renacana staretegi komunikasi dan hubungan masayarakat BAZNAS kota.
6) Pemberian rekomendasi pembukaan perwakilan LAZ bersakala provinsi kota.
e. Satuan Audit Internal
Satuan audit internal dipimpin oleh seorang auditior dan bertanggung jawab langsung kepada ketua BAZNAS yang mempunyai tugas sebagai berikut:
53
1) Penyiapan audit
2) Pelaksanaaan audir untuk tujuan tertentu atas pengugasan ketua BAZNAS kota.
3) Penyusun laporan hasil audit.
f. Tata Usaha Pimpinan
Tata usaha pimpinan dipimpin oleh seorang kepala tata usaha yang bertanggung jawab langsung dengan ketua yang mempunyai tugas sebagai berikut:
1) Menyelenggarkan pelayanan admistrasi umum BAZNAS kota.
2) Pelaksanaan pengelolaan kuangan BAZNAS kota.
3) Pelaksanaan sistem akuntasi BAZNAS kota.
B. Penghimpunan, Pendistribusian, dan Pendayagunaan Dana Zakat, Infaq,