• Tidak ada hasil yang ditemukan

HADIS AHAD

Dalam dokumen Modul Hadis UN-XII MA (Halaman 74-78)

3. 4 Menentukan ciri hadis masyhur, azis atau gharib

HADIS AHAD

Dilihat dari segi jumlah atau jumlah sanad suatu hadis, maka para ulama membagi hadis ahad kepada tiga bagian, yaitu : hadis masyhur (hadis mustafidh), hadis ‗aziz, dan hadis gharib. Sebagaimana pernah disinggung pada bagian permulaan, ada juga ulama yang tidak menyamakan hadis masyhur dengan hadis mustafidh dan dengan demikian ulama tersebut membagi hadis ahad menjadi empat kelompok, yaitu : hadis mustafidh, hadis masyhur, hadis ‗aziz, dan hadis gharib.

a. Hadis masyhur ( hadis mustafidh )

Masyhur menurut bahasa berarti yang sudah tersebar atau yang sudah populer. Mustafidh menurut bahasa juga berarti yang telah tersebar atau tersiar. Jadi menurut bahasa, hadis masyhur dan hadis mustafidh sama-sama berarti hadis yang sudah tersebar atau tersiar. Atas dasar kesamaan dalam pengertian bahasa, para ulama juga memandang hadis masyhur dan hadis mustafidh sama dalam pengertian istilah ilmu hadis, atau dengan kata lain keduanya diberi batasan yang sama, yang berbunyi sebagai berikut :

ْْاْ ُثْيِدَْلَْا

ُْةَثَلا ثلاُْهاَوَرْىِذ لاْ ُثْيِدَلْْاْ َوُىْ)ْ ُ ْيِفَتْسُلمْاُْثْيِدَلْْاِْوَا(ُْرْوُهْشَلم

ِْرُتاَو ػتلاَْةَجَرَدْْلِصَيَْْلَِوُْرَػثْكَاَف

ْ

Hadis masyhur (hadis mustafidh) adalah hadis yang diriwayatkan oleh tiga orang rawi atau lebih, dan belum mencapai derajat hadis mutawatir.

Berdasarkan batasan tersebut, jumlah rawi hadis masyhur (hadis mustfidh) pada setiap tingkatan tidak kurang dari tiga orang, dan bila lebih dari tiga, maka jumlah itu belum mencapai jumlah rawi hadis mutawatir. Bila

Siap UN Hadis Keagamaan 75

sebuah hadis pada tingkatan pertama diriwayatkan oleh dua orang rawi, dan kemudian pada tingkatan-tingkatan selanjutnya diriwayatkan oleh dua orang rawi, maka hadis tersebut berdasarkan batasan di atas belum mencapai derajat hadis masyhur (hadis mustafidh).

Contoh hadis masyhur (mustafidh) adalah hadis berikut ini :

ْىراخبلاْهاور(ِْهِدَيَوِْوِناَسِلْْنِمَْفْوُمِلْسُلمْاَْمِلَسْْنَمُْمِلْسُمْلَاْ:ِْللهاُْؿْوُسَرَْؿاَق

)ىذمترلاوْملسمو

ْ

Artinya : Rasulullah saw bersabda, “Seorang muslim adalah orang yang kaum

muslimin tidak terganggu oleh lidah dan tangannya‖ (HR. Bukhari, Muslim

dan Tirmidzi)

Hadis tersebut di atas sejak dari tingkatan pertama (tingkatan sahabat-Nabi) sampai ke tingkat imam-imam yang membukukan hadis (dalam hal ini adalah Bukhari, Muslim, dan Turmudzi) diriwayatkan oleh tidak kurang dari tiga rawi dalam setiap tingkatan.

Menyinggung pendapat sebagian ulama yang membedakan hadis mustafidh dari hadis masyhur, menurut pendapat mereka hadis mustafidh adalah hadis yang diriwayatkan oleh empat orang rawi atau lebih dan belum mencapai derajat mutawatir, sedangkan hadis masyhur adalah hadis yang diriwayatkan oleh tiga orang rawi. Bila suatu hadis pada tingkatan pertama diriwayatkan oleh tiga orang rawi, kemudian pada tingkatan-tingkatan selanjutnya diriwayatkan oleh lebih dari tiga rawi, maka hadis tersebut tetap dipandang sebagai hadis yang diriwayatkan oleh tiga rawi, dan karenanya dikelompokkan ke dalam hadis masyhur. Bila hadis itu sejak dari tingkatan pertama sampai pada tingkatan terakhir diriwayatkan oleh para rawi yang tidak kurang dari empat orang pada setiap tingkatan, maka hadis itulah yang disebut sebagai hadis mustafidh. Demikianlah pendapat ulama yang membedakan hadis mustafidh dari hadis masyhur. Hadis tersebut diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim, dan Tirmidzi dengan berlainan sanadnya. Adapun gambaran sanadnya sebagai berikut:

Siap UN Hadis Keagamaan 76

b. Hadis ‗aziz

‗Aziz menurut bahasa, berati yang mulia atau yang kuat dan juga berati jarang. Hadis ‗aziz, menurut bahasa berati hadis yang mulia atau hadis yang kuat atau hadis yang jarang, karena memang hadis ‗aziz itu jarang adanya. Para ulama memberikan batasan sebagai berikut :

ُْهاَوَرْ ُثمٍْدِحاَوٍْةَقَػبَطْ ِفَِْفاَكْوَلَوِْفاَنْػثاُْهاَوَرْىِذّلاْ ُثْيِدَلْْاَْوُىُْزْػيِزَعلْاْ ُثْيِدَْلَْا

ٌْةَعاََجمَْكِلَذَْدْعَػب

ْ

Hadis „aziz adalah hadis yang diriwayatkan oleh dua orang rawi, kendati dua rawi itu pada satu tingkatan saja, dan setelah itu diriwayatkan oleh banyak rawi.

Berdasarkan batasan di atas, dapat dipahami bahwa bila suatu hadis pada tingkatan pertama diriwayatkan oleh dua orang dan setelah itu diriwayatkan oleh lebih dari dua rawi, maka hadis itu tetap saja dipandang sebagai hadis yang diriwayatkan oleh dua orang rawi, dan karena itu termasuk hadis ‗aziz. Contoh hadis ‗aziz adalah hadis berikut ini :

Nabi SAW

1. Abdullah bin Amr 2. Asy-Sya‘bi

3. Abdullah b. Abi Safar

4. Syu‘bah 5. Adam

1. Abu Musa 1. Abu Hurairah

2. Abu Burdah

3. Abu Burdah b.Abdullah b. Abi Burdah 4.Yahya 5. Sa‘id 2. Abu Shalih 3. al-Qa‘qa‘ 4. Ibnu Ajlan 5. al-Laits 6. Qutaibah BUKHARI MUSLIM TIRMIDZI

Siap UN Hadis Keagamaan 77

ْةفيزحْهاور(ِْةَماَيِقلْاَْـْوَػيَْفْوُقِبا سلاْ)ْاَيْػنُّدلاْ ِفِ(َْفْوُرِخَلْاُْنَْنحْ:ِْللهاُْاْوُسَرَْؿاَق

)ْةريرىْوباو

―Rasulullah saw bersabda, “Kita adalah orang-orang yang paling akhir (di

dunia) dan yang paling terdahulu di hari qiamat “ (HR. Hudzaifah dan Abu

Hurairah)

Hudzaifah dan Abu Hurairah yang dicantumkan sebagai rawi hadis tersebut adalah dua orang sahabat Nabi, walaupun pada tingkatan selanjutnya hadis itu diriwayatkan oleh lebih dari dua orang, namun hadis itu tetap saja dipandang sebagai hadis yang diriwayatkan oleh dua orang rawi, dan karena itu termasuk hadis ‗aziz.

Tidak setiap hadis yang termasuk hadis ‗aziz mempunyai derajat yang kuat, namun penamaan hadis yang diriwayatkan oleh dua orang rawi sebagai hadis ‗aziz (yang secara harfiah berarti hadis yang kuat atau mulia), boleh jadi didasarkan pada anggapan pokok bahwa hadis yang diriwayatkan oleh dua orang adalah kuat, dibading dengan hadis yang diriwayatkan oleh hanya satu orang rawi. Boleh jadi pula karena hadis demikian memang jarang adanya. Hadis tersebut diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dengan sanad-sanad yang tidak sama. Susunan sanad dari keduanya sebagai berikut:

Siap UN Hadis Keagamaan 78

Hadis tersebut memiliki dua sanad yang berbeda, maka dinamakan hadis aziz.

c. Hadis Gharib

Secara etimologi gharib berarti munfarid (menyendiri), atau

al-ba‟id ‟an aqarib (jauh dari karib kerabat). Sedangkan menurut

terminologi, hadis gharib adalah hadis yang diriwayatkan oleh satu orang rawi, tidak ada orang lain yang menceritakan selain dia

Nabi saw 1. Anas 2. Qatadah 3. Muhamad b. Ja‘far 4. Muhammad b. Mutsana 1. Abu Hurairah 2. al-`A‘raj 3. Abu Zinad 4. Syu‘aib 5. Abul Yaman BUKHARI

Dalam dokumen Modul Hadis UN-XII MA (Halaman 74-78)

Dokumen terkait