• Tidak ada hasil yang ditemukan

Membolehkan menggunakan hadis mursal apabila ada riwayat lain

Dalam dokumen Modul Hadis UN-XII MA (Halaman 149-161)

ساُنا شطفاف شطفا “Bahwa rasulullah saw keluar menuju ke Mekah pada tahun kemenangan

A. Pengertian hadis mursal

3. Membolehkan menggunakan hadis mursal apabila ada riwayat lain

yang musnad, diamalkan oleh sebagian ulama, atau sebagian besar ahli ilmu.

Abdul Majid Khon dalam bukunya Ulumul Hadis membedakan kehujahan hadis mursal kepada mursal shahabi, mursal tabi‘i dan mursal khafi.

Di kalangan ulama terdapat perbedaan ulama tentang kehujahan hadis

mursal tabi‟i, yaitu:

1.Hukumnya shahih dan dapat dijadikan hujjah, jika yang memursalkannya dapat dipercaya keadilan dan kedhabithannya. Dengan alasan orang tsiqah tidak mungkin memursalkan hadis kecuali dari orang tsiqah pula. Ini Pendapat imam Hanifah, malik, Ahmad.

2. Dha‘if tidak dapat dijadikan hujah, dengan alasan sifat-sifat perawi yang digugurkan tidak diketahui secara jelas. Diantara mereka yang berpendapat kedua adalah Muslim bin al-Hajjaj, Abu hatim, Al-Hakim, Ibnu As-sholah, An-Nawawi, dan Ibnu Hajar.

3. Dapat diterima dan dijadikan hujjah, dengan beberapa syarat menurut Imam as-Syafi‘I dan sebagian ahli ilmu. Syaratnya ada 4, yang 3 berkaitan dengan periwayat yang memursalkan hadis dan yang satu berkaitan dengan hadisnya, yaitu sebagai berikut:

a). Perawi yang memursalkan hadis seorang tabi‘in senior (kibar at-tabi‘in)

Siap UN Hadis Keagamaan 150

b). Perawi seorang tsiqah

c). Tidak menyalahi para huffazh yang amanah

d). syarat di atas ditambah salah satu dari 4 syarat berikut: (1). Hadisnya diriwayatkan melalui sanad yang lain

(2). Ada periwayatan lain secara mursal juga oleh ahli ilmu yang bukan pemursal pertama

(3). Sesuai dengan perkataan sahabat

(4). Atau sesuai dengan fatwa mayoritas ahli ilmu.

Mengenai kehujahan hadis mursal shahabi, para ulama juga terjadi

perbedaan pendapat, yaitu:

1. Pendapat jumhur muhadditsin: Mursal shahabi shahih, dan dapat dijadikan hujah, karena para shahabat semua bersifat adil dan periwayatan sahabat sangat langka dari tabi‘in. Jika mereka meriwayatkan dari mereka tentu menjelaskannya. Jika tidak menjelaskannya, pada dasarnya mereka mendengar dari sahabat lain, membuang nama sahabat tidak membahayakan.

2. Pendapat golongan ushuliyin, di antaranya Abu Ishaq al-Isfarayini; Tidak dapat dijadikan hujah, kecuali dapat dikatakan bahwa hadis tersebut diriwayatkan dari sahabat.

Adapun kehujahan mursal khafi, tergolong mardud dan dha‘if karena

tidak ada persambungan sanad atau di antara periwayat tidak bertemu langsung dengan si pembawa berita (ghair ittishal as-sanad)

Siap UN Hadis Keagamaan 151

Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!

1. Secara etimologi kata mursal berasal dari kata irsal, yang artinya…. a. Menguatkan

b. Membuang c. Melepaskan d. Meninggalkan e. Mengutus

2. Seorang tabi‘i mengatakan,‖rasulullah saw bersabda:……‖, adalah contoh…. a. Hadis mudallas

b. Hadis mursal c. Hadis dha‘if d. Hadis mu‘allaq e. Hadis muhkam

3. Hadis yang terputus sanadnya pada tingkatan shahaby (sahabat), sehingga dari tingkat tabi`iy langsung ditarik kepada nabi Muhammad saw tanpa menyebutkan generasi sahabat disebut……

a. Hadis mudallas b. Hadis mursal c. Hadis dha‘if d. Hadis mu‘allaq e. Hadis muhkam

4. Membolehkan berhujjah dengan hadis mursal secara mutlak. Ini adalah pendapat …. a. Imam Syafi‘i, Imam Hanafi, Imam Ahmad

b. Imam Hanifah, Imam Malik, Imam Ahmad c. Imam Hanifah, Imam Syafi‘I, Imam Hambali d. Imam Hanifah, Imam, Hambali, Imam Malik e. Imam Syafi‘I dan ulama ahli Ushul Hadis

5. Jumhur ulama ahli fiqih dan ahli ushul berpendapat bahwa berhujjah dengan hadis mursal adalah….

a. Membolehkan berhujjah secara mutlak b. Tidak membolehkan secara mutlak

Siap UN Hadis Keagamaan 152

c. Boleh jika hadisnya diriwayatkan melalui sanad yang lain d. Boleh karena perawinya seorang tsiqah

e. Boleh saja karena para sahabat adalah orang yang adil

6. Menurut Muslim bin al-Hajjaj, Abu Hatim, Al-Hakim, Ibnu As-sholah, An-Nawawi, dan Ibnu Hajar, bahwa kehujahan hadis mursal tabi‘i, adalah…

a. Dha‘if tidak dapat dijadikan hujah, dengan alasan sifat-sifat perawi yang digugurkan tidak diketahui secara jelas

b. Tidak dapat dijadikan hujah, kecuali dapat dikatakan bahwa hadis tersebut diriwayatkan dari sahabat.

c. Tergolong mardud dan dha‘if karena tidak ada persambungan sanad atau di antara periwayat tidak bertemu langsung dengan si pembawa berita

d. Hukumnya shahih dan dapat dijadikan hujjah, jika yang memursalkannya dapat dipercaya keadilan dan kedhabithannya

e. Boleh jika hadisnya diriwayatkan melalui sanad yang lain

7. Mengenai kehujahan hadis mursal shahabi, para ulama juga terjadi perbedaan pendapat. Menurut Jumhur Muhaddisin adalah…..

a. Tidak dapat dijadikan hujah, kecuali dapat dikatakan bahwa hadis tersebut diriwayatkan dari sahabat.

b. Shahih dan dapat dijadikan hujah, karena para shahabat semua bersifat adil dan periwayatan sahabat sangat langka dari tabi‘in

c. Tergolong mardud dan dha‘if karena tidak ada persambungan sanad atau di antara periwayat tidak bertemu langsung dengan si pembawa berita

d. Tidak membolehkan secara mutlak

e. Bisa dijadikan hujjah karena yang memursalkan hadis adalah seorang tabi‘in senior (kibar at-tabi‘in)

8. Menurut Imam as-Syafi‘i dan sebagian ahli ilmu, hadis mursal tabi‘i bisa diterima sebagai hujjah, dengan syarat sebagaimana berikut, kecuali….

a. Perawi yang memursalkan hadis seorang tabi‘in senior (kibar at-tabi‘in) Perawi seorang tsiqah

b. Tidak menyalahi para huffazh yang amanah c. Hadisnya diriwayatkan melalui sanad yang lain

d. Ada periwayatan lain secara mursal juga oleh ahli ilmu yang bukan pemursal pertama

Siap UN Hadis Keagamaan 153

9. Abu Ishaq al-Isfarayini berpendapat bahwa berhujjah dengan hadis mursal shahaby adalah…..

a. Tidak dapat dijadikan hujah, kecuali dapat dikatakan bahwa hadis tersebut diriwayatkan dari sahabat.

b. Shahih dan dapat dijadikan hujah, karena para shahabat semua bersifat adil dan periwayatan sahabat sangat langka dari tabi‘in

c. Bisa dijadikan hujjah karena yang memursalkan hadis adalah seorang tabi‘in senior (kibar at-tabi‘in)

d. Tergolong mardud dan dha‘if karena tidak ada persambungan sanad atau di antara periwayat tidak bertemu langsung dengan si pembawa berita

e. Tidak membolehkan secara mutlak

10. Adapun kehujahan hadis mursal khafi adalah……. a. Boleh asal hadisnya diriwayatkan dengan sanad lain

b. Tidak dapat dijadikan hujah, kecuali dapat dikatakan bahwa hadis tersebut diriwayatkan dari sahabat.

c. Shahih dan dapat dijadikan hujah, karena para shahabat semua bersifat adil dan periwayatan sahabat sangat langka dari tabi‘in

d. Bisa dijadikan hujjah karena yang memursalkan hadis adalah seorang tabi‘in senior (kibar at-tabi‘in)

e. Tergolong mardud dan dha‘if karena tidak ada persambungan sanad atau di antara periwayat tidak bertemu langsung dengan si pembawa berita

Siap UN Hadis Keagamaan 154

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN

6. Memahami bermacam-macam hadis ditinjau dari diterima dan ditolaknya sebagai hujjah

INDIKATOR

6.5. Menentukan ciri hadis mudallas

Pengertian Hadis Mudallas

Untuk membahas ciri-ciri hadis mudallas tentu tidak akan lepas dari pembahasan mengenai pengertian dan pembagian hadis mudallas itu sendiri. Secara bahasa mudallas artinya menutupi aib. Menurut Syaikh Mana‘ al Qaththan adalah menyembunyikan aib dalam hadis dan menampakan kebaikan pada dzahirnya.

Pembagian tadlis:

1. Tadlis Isnad, yaitu Hadis yang diriwayatkan oleh seorang rawi dari orang yang satu masa dengannya, yang sebenarnya dia tidak pernah mendengar darinya namun secara ekplisit disebutkan seolah-olah dia mendengar darinya.

Pengertian “meriwayatkan dari orang yang satu masa dengannya‖ adalah lebih umum dan signifikan dari pada pengertian “ia tidak pernah menemuinya” atau ―ia pernah menemuinya tetapi ia tidak mendengar darinya‖ atau ―ia mendengar

darinya tetapi bukan hadis itu yang didengar darinya.” Meriwayatkan hadis dari

orang yang satu masa dengannya tetapi ia tidak pernah bertemu, maka menurut Ibnu Hajar hadis yang diriwayatkannya itu disebut mursal al-khafi, demikian juga menurut Ibnu al-Shalah dan Imam al-nawawi. Seorang rawi meriwayatkan hadis itu dengan lafadz yang mengandung assima‟(mendengar secara langsung) atau yang sejenisnya agar orang mendengar bisa percaya bahwa ia memang mendengar hadis darinya. Contoh hadis tadlis isnad adalah hadis yang diriwayatkan oleh al-Hakim yang sanadnya bersandar pada Ali bin Khasram yang berkata, Ibnu Uyainah telah berkata kepada kami dari az Zuhri, lalu ditanyakan kepadanya apakah engkau mendengarkan dari Az Zuhri? Ia menjawab,‖tidak, bahkan tidak juga dari orang yang mendengarnya dari Az Zuhri. Telah menuturkan kepadaku abdul razak dari ma‘mar dari Az Zuhri.‖

Siap UN Hadis Keagamaan 155 Contoh tadlis isnad

Hadis yang diriwatkan oleh Ahmad, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah melalui jalan Abu Ishaq as-Subay‘i dari al-Barra bin Azib berkata. Rasul saw bersabda:

الشفتٚ ٌا مثل آًن شفغ لاا ٌاسفاصتٛف ٌاٛمتهٚ ًٍٛهسي ٍي اي

Tidak ada dari dua orang muslim yang bertemu kemudian bersalam-salaman kecuali diampuni bagi mereka sebelum berpisah

Abu Ishaq as-Subay‘i nama aslinya Amr bin Abdullah , dia seorang tsiqqah tapi disifati mudallis. Dia mendengar beberapa hadis dari al-barra bin Azib, tetapi dalam hal ini ia tidak mendengar daripadanya secara langsung, ia mendengar dari Abu dawud al-Ama yang matruk hadisnya, kemudian meriwayatkannya dari al-Barra bin Azib dan menyembunyikan Abu dawud al-Ama dengan ungkapan ‗an‘anah (sanadnya menggunakan kata ‗an= dari)

2. Tadlis taswiyah, adalah menghilangkan selain syaikhnya karena dia perawi yang dha‘if dan muda umurnya sehingga (seakan-akan) hadis tersebut diriwayatkan oleh orang yang tsiqah dari perawi yang tsiqah pula, kemudian hadis tersebut dihukumi shahih. Adapun orang yang sering melakukan tadlis adalah Baqiyah bin walid dan Walid bin muslim.

Ilal berkata, ―Aku mendengar bapakku, seraya menyebutkan hadis yang diriwayatkan Ishak bin Rahawaih dari Baqiyah, telah menuturkan kepadaku Abu Wahab Al-Asadi dan Nafi‘ bin Umar dari Ibnu Umar sebuah hadis yang berbunyi, “Janganlah kalian memuji keislaman seseorang sebelum kalian

mengetahui simpul pikirannya.‖ Dalam hadis ini Baqiyah menyebutkan Abu

Wahab dengan nama lainnya yang menggunakan julukan dan gelaran yang menisbahkan kepada Bani Asad agar ia tidak digugat.

Hadis tadlis taswiyah adalah jenis hadis tadlis yang paling buruk apabila dilakukan dengan sengaja. Ulama salaf menyebut tadlis taswiyah dengan sebutan

tadlis tajwid, karena dalam periwayatannya terdapat seorang rawi yang berusaha

memperbaiki sanad hadis itu dengan cara menghilangkan rawi yang lemah dan menetapkan rawi yang baik-baik saja.

Siap UN Hadis Keagamaan 156

3. Tadlis syuyukh, yaitu meriwayatkan hadis yang didengarnya dari gurunya, namun ia menyebut nama gurunya itu dengan menggunakan sebutan yang tidak popular, misalnya dengan menggunakan nama kuniyahnya, atau nisbatnya, atau sifatnya, dengan pertimbangan agar tidak diketahui dengan jelas identitas guru yang lemah, sehingga tertutup kelemahannya. Atau disengaja demikian supaya dirinya dianggap mempunyai banyak guru, misalnya pada suatu ketika ia mengatakan ―telah bercerita kepadaku Muslim‖, kemudian pada saat yang lain ia mengatakan ―telah bercerita kepadaku Abu al-Husein al-Qusyairi‖ dan pada ketika yang lain ia mengatakan “telah bercerita kepadaku Abu Hajjaj

al-Naisaburi”, maka dengan model seperti ini audiens mengira bahwa yang

disebutkan tadi adalah tiga orang, padahal yang disebutkan tadi sebenarnya adalah sifat-sifat dari satu orang saja. Atau ada kemungkinan gurunya masih muda, sehingga rawi merasa malu meriwayatkan hadis darinya, supaya hadis yang diriwayatkannya tidak dinilai nazil, kemudian dia menyebut gurunya dengan sifatnya yang dikenal, sehingga tidak tampak adanya nazil dalam sanadnya.

Ahmad Muhammad Syakir menambahkan macam-macam tadlis lain yaitu: a. Hadis tadlis taswiyah yang dibahas di atas

b. Hadis tadils „athf (mengikuti sebelumnya), seperti perkataan, ―Fulan dan fulan berbicara kepadaku/haddatsana fulan wa fulan‖ padahal ia tidak mendengar dari fulan yang kedua

c. Hadis tadlis sukut (diam), yaitu seperti perkataan

ذذثَُا

atau

سًؼَا

kemudian diam, dan berkata Hisyam bin ‗Urwah atau al A‘masy, maka seakan-akan ia mendengar dari keduanya padahal ia tidak mendengar dari keduanya. Tadlis ini disebut juga tadlis qatha‘ (memutus sanad).

Motivasi pembuatan tadlis.

Motivasi yang mendorong tadlis syuyukh ada 4: 1. Lemahnya guru atau tidak tsiqah

2. Meninggalnya lebih akhir dibandingkan dengan guru guru lain yang sekelompok 3. Usia gurunya lebih muda dibandingkan dengan perawi yang meriwayatkan

hadisnya

4. Banyak riwayatnya untuk mengesankan gurunya banyak, sementara ia tidak suka menyebut-nyebut nama gurunya dengan satu bentuk.

Siap UN Hadis Keagamaan 157

Motivasi yang mendorong tadlis isnad ada 5:

1. Supaya dikira derajat sanadnya tinggi (memberikan pemahaman isnad ‗ali/isnad yang sedikit perawinya)

2. Terlewatinya bagian hadis yang berasal dari syaikh yang didengarnya, karena banyaknya.

3. 3), 4) dan 5) adalah 3 motivasi pertama yang terdapat pada tadlis syuyukh.

Derajat hadis mudallas

Dari tiga macam tadlis di atas maka tadlis taswiyah adalah seburuk-buruk tadlis, kemudian tadlis isnad, dan yang paling ringan adalah tadlis syuyukh dan kesemuanya dikategorikan hadis dha‘if. Imam as-Suyuthi dalam kitab alfiyah mengatakan:

“Hadis tadlis isnad ialah hadis yang diriwayatkan dari orang yang satu masa dengannya selama dia tidak meriwayatkannya dengan menggunakan kata “anna/bahwasanya”, dan semuanya (hadis tadlis isnad) adalah tercela, sebagian ulama bahkan menilai orang yang melakukannya, walau hanya sekali saja adalah cacat,sejelek-jelek hadis tadlis adalah tadlis tajwid, sedang yang dinamakan hadis tadlis taswiyah ialah menggugurkan rawi yang bukan gurunya dan menetapkan seperti gurunya, seperti dengan menggunakan kata”‟an/dari”. Perbuatan seperti itu sudah pasti dicacat.Adapun tingkatan hadis tadlis dibawahnya ialah tadlis syuyukh, yaitu meriwayatkan dengan menyebutkan sifat-sifat gurunya yang tidak dikenal karena dianggap lemah/cacat, kecil, atau supaya dianggap banyak gurunya. Maka, menurut pendapat sebagian ulama hal yang demikian itu termasuk cacat, namun lebih ringan dari sebelumnya.”

Kitab Hadis mudallas

1. At tabyin li Asma‘ al Mudallisin karya al-Khatib al-Baghdadi

Siap UN Hadis Keagamaan 158

Pilihlah salah satu jawaban yang paling sesuai! 1. Secara bahasa mudallas berarti….

a. Menutupi aib b. Membuka aib c. Menghilangkan aib d. Samar-samar

e. Menghilangkan sanad

2. Menyembunyikan aib dalam hadis dan menampakan kebaikan pada dzahirnya adalah pengertian hadis mudallas menurut…..

a. Ibnu Hajar al-Asyqalani b. Manna‘ qaththan c. Mushthafa al-Maraghi d. Ibnu Katsir

e. Ibnu Abdil Barr

3. Hadis yang diriwayatkan oleh seorang rawi dari orang yang satu masa dengannya, yang sebenarnya dia tidak pernah mendengar darinya namun secara ekplisit disebutkan seolah-olah dia mendengar darinya adalah pengertian …. a. Hadis mursal al-Jali

b. Hadis mudallas c. Hadis tadlis isnad d. Hadis tadlis syuyukh e. Hadis muhkam

4. Menurut Ibnu Hajar, Ibnu al-Shalah, dan Imam al-Nawawi, meriwayatkan hadis dari orang yang satu masa dengannya tetapi ia tidak pernah bertemu, maka hadis tersebut dinamai dengan…..

a. Hadis mutassil b. Hadis mu‘allaq c. Hadis mrsal al-Jali d. Hadis mursal al-khafi e. Hadis musnad

Siap UN Hadis Keagamaan 159

5. seorang rawi yang berusaha memperbaiki sanad hadis itu dengan cara menghilangkan rawi yang lemah dan menetapkan rawi yang baik-baik saja, seolah-olah hadis yang diriwayatkannya berasal dari gurunya yang tsiqah, adalah merupakan ciri dari….

a. Hadis tadlis syuyukh b. Hadis mauquf c. Hadis tadlis taswiyah d. Hadis mursal al-jali e. Hadis maqthu‘

6. Ulama salaf memberi nama terhadap suatu hadis dengan istilah tadlis tajwid. Hadis tadlis yang dimaksud adalah….

a. Tadlis syuyukh b. Tadlis taswiyah c. Tadlis isnad d. Tadlis ‗athf e. Tadlis sukut

7. Di bawah ini yang bukan merupakan alasan diriwayatkannya hadis tadlis syuyukh adalah….

a. Perawi mahir dalam meriyatkan hadis sehingga dia dimunculkan hadis dengan sanad yang berbeda-beda

b. Lemahnya guru atau tidak tsiqah

c. Meninggalnya lebih akhir dibandingkan dengan guru guru lain yang sekelompok

d. Usia gurunya lebih muda dibandingkan dengan perawi yang meriwayatkan hadisnya

e. Banyak riwayatnya untuk mengesankan gurunya banyak, sementara ia tidak suka menyebut-nyebut nama gurunya dengan satu bentuk.

8. Perawi yang sering melakukan tadlis adalah…. a. Baqiyah bin walid dan Walid bin muslim. b. Abu Wahab Al-Asadi

c. Nafi‘ bin Umar d. Ishak bin Rahawaih e. al-Barra bin Azib

Siap UN Hadis Keagamaan 160

9. Seorang perawi meriwayatkan hadis dengan mengatakan “haddatsana fulan wa

fulan‖ padahal ia tidak mendengar dari fulan yang kedu. Demikian adalah contoh

hadis tadlis…. a. Tadlis syuyukh b. Tadlis taswiyah c. Tadlis isnad d. Tadlis ‗athf e. Tadlis sukut

10. At tabyin li Asma‟ al Mudallisin adalah sebuah kitab hadis tadlis yang merupakan karya tokoh ahli hadis yaitu…..

a. al-Khatib al-Baghdadi b. Ibnu Hajar

c. As-Suyuthi d. Ibnu al-Shalah e. Al-Nawawi

Siap UN Hadis Keagamaan 161

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN

7. Memahami Ilmu Jarh wa Ta

‟dil

INDIKATOR

7.1 Menentukan ciri tajrih

PENGANTAR

Sebelum kita membahas tentang ciri-cii tajrih, ada baiknya kita mengetahui apa itu jarh wa ta‟dil. Jarh menurut ulama muhadddisin ialah

sifat seorang rawi yang dapat mencatatkan keadilan dan kehafalannya. Dan yang dimaksud dengan men-jarh atau men-tajrih seorang rawi berarti menyifati seorang rawi dengan sifat-sifat yang dapat menyebabkan kelemahan atau tertolak apa yang diriwayatkannya. Jarh atau tajrih dalam pengertian bahasanya adalah melukai tubuh atau yang lainnya dengan menggunakan benda tajam pisau, pedang dan lain-lainnya. Dan luka yang disebabkan pisau itu dinamakan “jarah”, sedang menurut istilah jarh adalah menampakkan sifat pada rawi yang dapat menyebabkan hilangnya keadilan atau kedhabitannya, sehingga periwayatannya menjadi gugur, lemah, atau tertolak.

Ta‟dil menurut bahasa adalah menyamaratakan, mengimbangi sesuatu

dengan yang lain dan menegakkan keadilan atau berlaku adil. Menurut istilah ialah mengidentifikasi perawi dengan sifat-sifat yang dipandang orang tersebut adil, yang menjadi puncak penerimaan riwayat.

Dalam dokumen Modul Hadis UN-XII MA (Halaman 149-161)

Dokumen terkait