• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbedaan al-Qur‟an, Hadis Qudsiy, dan Nabawi

Dalam dokumen Modul Hadis UN-XII MA (Halaman 103-112)

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN

1. Perbedaan al-Qur‟an, Hadis Qudsiy, dan Nabawi

Hadis Qudsiy tidak sama dengan al-Qur‘an. Ada beberapa perbedaan sebagaimana yang disebutkan Dr. Mahmud al-Thahan dalam Taysîr

Musthalah al-Hadîts sebagai berikut :

ِْفآرقلاَْْيَْػبوُْوَنيبُْؽْرفلا

ِْيليْاَمْاىُرَهْشأٌْةيْثكٌْؽْوُرفَْؾانى

:

ِْللهاْنمُْهانعمْ ُّيِسدقلاْ ُثيدلْاوْ، َلَاعتِْللهاْنعُْهانعموُْوُظفلْ َفآرقلاْ فأ

ملسوْويلعْللهاْيلصْبنلاِْدنعْنمُْوُظفلو

.

ْد بَعَػتُػيُْفآرقلاو

ُْثيدلْاوْ،وِتولاِتب

وِتِولاتبُْد بعَتُػيْلُّْيِسدقلا

.

ُّْيسدقلاُْثيدلْاوْ،ُرُػتاو تلاْوِتوُبثْفيْطَترشُيُْفآرقْلا

ُْرُػتاوتلاِْوتوبثْفيْطَترشُيْل

. ْ

Perbedaan antara Hadis Qudsiy dan al-Qur‘an banyak sekali yang paling terkenal adalah sebagai berikut :

a. al-Qur‘an lafal dan maknanya dari Allah sedang Hadis Qudsiy maknanya dari Allah dan lafalnya dari Nabi

Siap UN Hadis Keagamaan 104

b. al-Qur‘an dihitung beribadah membacanya sedang Hadis Qudsiy tidak dihitung ibadah membacanya

c. al-Qur‘an kepastiannya disyaratkan mutawâtir sedang Hadis Qudsiy tidak disyaratkan mutawâtir.

d. Al-Qur‘an semua ayat-ayatnya adalah mukjizat sedangkan Hadis Qudsiy tidak demikian halnya.

e. Al-Qur‘an ada ketentuan hukumnya seperti pantangan menyentuh bagi yang berhadats keciil dan pantangan membancanya bagi yang berhadats besar sedang Hadis Qudsiy tidak ada pantangannya.

f. Al-Qur‘an tidak boleh diriwayatkan dengan maknanya saja atau mengganti lafadz sinonimnya sedangkan Hadis Qudsiy bisa.

Secara umum al-Qur‟an dapat dibedakan dengan Hadis dengan beberapa perbedaan sebagai berikut ;

a. al- Qur‘an mu`jizat Rasul sedangkan Hadis bukan mau‘jizat sekalipun Hadis

Qudsiy.

b. Al-Qur‘an terpelihara dari berbagai kekurangan dan pendistorsian tangan orang-orang jahil (lihat QS. Al-Hijr/15 :9) tetapi terpeliharanya al-Qur‘an berarti pula terpeliharanya Hadis, karena Hadis pendamping al-Qur‘an yang menjelskan maknanya. Realita sejarah membuktikan adanya pemeliharaan Hadis seperti usaha-usaha para perawi Hadis dari masa ke masa dengan menghapal, mencatat, meriwayatkan, dan mengkodifikasikannya ke dalam berbagai buku-buku Hadis.

c. Al-Qur‘an seluruhnya diriwayatkan secara mutawâtir, sedangkan Hadis tidak banyak diriwayatkan secara mutawâtir. Mayoritas Hadis diriwayatkan secara

âhâd (individu, artinya tidak sebanyak periwayat mutawâtir ).

d. Kebenaran ayat-ayat al-Qur‘an bersifat qath`iy al-wurûd (pasti atau mutlak kebenarannya) dan kafir yang mengingkarinya. Sedangkan kebenaran Hadis kebanyakan bersifat zhanniy al-wurûd ( relatif kebenarannya) kecuali yang

Siap UN Hadis Keagamaan 105

e. Al-Qur‘an redaksi (lafazh) dan maknanya dari Allah dan Hadis Qudsiy maknanya dari Allah redaksinya dari Nabi sendiri sesuai dengan maknanya. Sedang Hadis Nabawi berdasarkan wahyu Allah atau ijtihad yang sesuai dengan wahyu. Oleh karena itu haram meriwayatkan al-Qur‘an secara makna tanpa lafazh, dan boleh periwayatan secara makna dalam Hadis dengan persyaratan yang ketat.

f. Proses penyampaian al-Qur‘an melalui wahyu yang tegas (jaliy) sedang Hadis

Qudsiy melalui wahyu, atau ilham, dan atau mimpi dalam tidur

g. Kewahyuan al-Qur‘an disebut dengan wahyu matluw (wahyu yang dibacakan) sedang kewahyuan Sunah disebut wahyu ghayr matluw (wahyu yang tidak dibacakan) tetapi terlintas dalam hati secara jelas dan yakin kemudian diungkapkan Nabi dengan redaksinya sendiri.

h. Membaca al-Qur‘an dinilai sebagai ibadah setiap satu huruf pahalanya 10 kebaikan, sedang membaca Hadis sekalipun Qudsiy tidak dinilai ibadah kecuali disertai dengan niat yang baru.

i. Di antara Surah al-Qur‘an wajib dibaca dalam shalat seperti membaca Surah

al-Fâtihah yang dibaca pada setiap raka‘at. Sedangkan dalam Hadis tidak ada

yang harus dibaca dalam shalat sekalipun Qudsiy, bahkan tidak shalat seseorang yang menggantikan Surah al-Qur‘an dengan Hadis Qudsiy .

j. Haram menyentuh atau membawa mushahaf al-Qur‘an menurut sebagian pendapat) bagi yang ber-hadats baik hadats kecil maupun hadats besar (tidak bersuci).

Sedangkan perbedaan antara Hadis Qudsiy dan Hadis Nabawi di antaranya sebagai beriku :

a. Pada Hadis Nabawi Rasul saw menjadi sandaran sumber pemberitaan, sedang pada Hadis Qudsiy beliau menyandarkannya kepada Allah swt. Pada Hadis

Qudsiy, Nabi memberitakan apa yang disandarkan kepada Allah dengan

Siap UN Hadis Keagamaan 106

b. Pada Hadis Qudsiy Nabi hanya memberitakan perkataan atau qawliy sedang

pada Hadis Nabawi pemberitaannya meliputi perkataan/qawliy,

perbuatan/fi`liy, dan persetujuan/taqrîriy.

c. Hadis Nabawi merupakan penjelasan dari kandungan wahyu baik secara langsung ataupun tidak langsung. Maksud Wahyu yang tidak secara langsung, Nabi berijtihad terlebih dahulu dalam menjawab suatu masalah. Jawaban itu ada kalanya sesuai dengan wahyu dan adakalanya tidak sesuai dengan wahyu. Jika tidak sesuai dengan wahyu, maka datanglah wahyu untuk meluruskannya. Hadis Qudsiy wahyu langsung dari Allah swt.

d. Hadis Nabawi lafadz dan maknanya dari Nabi menurut sebagian pendapat, sedang Hadis Qudsiy maknanya dari Allah redaksinya disusun oleh Nabi. Hadis Qudsiy selalu menggunakan ungkapan orang pertama (dhamîr

mutakallim) : Aku (Allah)…Hai hamba-Ku…sedang Hadis Nabawi tidak

menggunakan ungkapan ini.

Diantara kitab Hadis Qudsy adalah Ittihaf As-Saniyah bi AHadis

Al-Qudsiyyah yang ditulis oleh Abdul Ra‘uf Al-Munawi. Didalamnya terdapat

Siap UN Hadis Keagamaan 107

ْنػمْ لػجوْ زػعِْوػ برْلَاُْهَدَنْسأوْملسوْويلعْللهاْىلصُْؿوس رلاُْوفاَضأْام

ِْيْػغ

ِْفآرقلا

ْ

1. Ungkapan diatas adalah definisi untuk ….. A. Al-Qur‘an B. Hadis Qudsi C. Hadis Nabawi D. Khobar E. Atsar 2.

....ْ:ْ لجوْ زعْللهاُْؿوقيْملسوْويلعْللهاْىلصُّْبنلاَْؿاَق

Ungkapan diatas adalah ciri untuk periwayatan …..

A. Al-Qur‘an B. Hadis Qudsi C. Hadis Nabawi D. Khobar E. Atsar

3. Hadis dengan ciri disandarkan oleh Rasulullah SAW dari Allah, dimana Hadis tersebut tidak bersumber dari ucapan, perbuatan, atau ketetapan nabi sendiri. Hadis semacam ini dinamakan Hadis ….

A. Marfu‘ B. Mauquf C. Maqthu‘ D. Qudsi E. Muttashil

4. Lafadz yang disandarkan kepada Allah SWT, diperoleh oleh nabi melalai ilham dan boleh diriwayatkan dengan maknanya saja disebut Hadis….

Siap UN Hadis Keagamaan 108 A. Masyhur B. Shahih C. Qudsi D. Mutawatir E. Aziz

5. Sandaran Hadis Qudsi adalah …. A. Nabi Muhammad SAW B. Allah swt

C. Sahabat D. Tabi‘in

E. Tabi‘it Tabi‘in

6. Yang menyandarkan Hadis Qudsi adalah. ... A. Nabi Muhammad SAW

B. Allah swt C. Sahabat D. Tabi‘i

E. Tabi‘it Tabi‘in

7. Kualitas Hadis Qudsi adalah …. A. Shahih

B. Hasan C. Dha‘if

D. Bergantung persyaratan yang terpenuhi E. Maqbul

8. Manakah yang bukan termasuk perbedaan antara Hadis Qudsiy dan al-Qur‘an?....

A. al-Qur‘an lafal dan maknanya dari Allah sedang Hadis Qudsiy maknanya dari Allah dan lafalnya dari Nabi

B. al-Qur‘an dihitung beribadah membacanya sedang Hadis Qudsiy tidak dihitung ibadah membacanya

Siap UN Hadis Keagamaan 109

C. al-Qur‘an kepastiannya disyaratkan mutawâtir sedang Hadis Qudsiy tidak disyaratkan mutawâtir.

D. Al-Qur‘an semua ayat-ayatnya adalah mukjizat sedangkan Hadis Qudsiy tidak demikian halnya.

E. Al-Qur‘an boleh diriwayatkan dengan maknanya saja atau mengganti lafadz sinonimnya sedangkan Hadis Qudsiy tidak boleh. 9. Manakah yang bukan termasuk perbedaan antara Hadis Qudsiy dengan

Hadis Nabawi?....

A. Pada Hadis Nabawi Rasul saw menjadi sandaran sumber pemberitaan, sedang pada Hadis Qudsiy beliau menyandarkannya kepada Allah swt. B. Pada Hadis Qudsiy Nabi hanya memberitakan perkataan atau qawliy

sedang pada Hadis Nabawi pemberitaannya meliputi qawliy, fi`liy, dan

taqrîriy.

C. Hadis Qudsiy semuanya diriwayatkan secara mutawatir sedangkan Hadis Nabawi tidak demikian

D. Hadis Nabawi merupakan penjelasan dari kandungan wahyu baik secara langsung ataupun tidak langsung sedang Hadis Qudsiy wahyu langsung dari Allah swt.

E. Hadis Nabawi lafadz dan maknanya dari Nabi menurut sebagian pendapat, sedang Hadis Qudsiy maknanya dari Allah redaksinya disusun oleh Nabi.

10. Kitab Hadis Qudsy ― Al- Ittihaf As-Saniyah bi Al-AHadis Al-Qudsiyyah” yang ditulis oleh Abdul Ra‘uf Al-Munawi didalamnya terdapat sekitar berapa buah Hadis? ….

A. 172 buah Hadis B. 272 buah Hadis C. 372 buah Hadis D. 732 buah Hadis E. 722 buah Hadis

Siap UN Hadis Keagamaan 110

BAB V

Klasifikasi Hadis berdasarkan tempat penyandarannya atau dari sumber beritanya atau segi yang menyampaikannya ada tiga yaitu Hadis marfu‘, Hadis mauquf dan Hadis maqthu‘.

Hadis Marfu‟

a. Pengertian

Marfû` dari segi bahasa berasal dari ٌع ُْٕف ْشَي ٕٓف اًؼفس ُغَفشٚ َغَفس diartikan ―yang diangkat‖ atau ―yang ditinggikan‖. Hadis dinamakan marfû` dalam arti terangkat menjadi tinggi derajatnya karena disandarkan kepada Rasulillah saw. Menurut istilah sebagian Ulama Hadis memberikan definisi sebagai berikut :

ْ ِلػعفلاْوأْ ِؿْوػَقلاْنِمْملسوْويلعْللهاْىلصْبنلاْلَاَْفْيِضُأْيِذ لاُْثيدلْاَْوى

ْوأ

ِْريرقتلا

―Marfû‟ adalah Hadis yang disandarkan kepada Rasulillah saw baik berupa

perkataan, perbuatan atau persetujuan”.

Dalam definisi ini memperjelas posisi Hadis Marfû‘ adalah yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW baik sanadnya bersambung atau terputus, seperti Hadis Mursal, Muttashil, dan Munqathi` dan baik yang menyandarkan itu seorang sahabat atau seorang tabi‘i.

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN

5. Memahami hadis berdasarkan tempat penyandarannya atau dari sumber beritanya.

INDIKATOR

Siap UN Hadis Keagamaan 111

b. Macam-macam Hadis Marfu‟

Menurut Prof. Dr.TM. Hasbi ash-Shiddieqy, para ahli Hadis membagi

Hadist marfû‟ kepada :

1. Marfu‟ sharih (marfu haqiqy) yaitu di-marfû’-kan secara tegas

Hadis yang di-marfu‘kan kepada Nabi SAW dengan sharih adalah Hadis yang tegas-tegas dikatakan oleh seorang sahabat bahwa Hadis tersebut didengar atau dilihat dan atau disetujui dari Rasulullah SAW.

Misalnya perkataan seorang sahabat : “Aku mendengar Rasulullah saw

bersabda begini atau Aku melihat Rasulullah saw berbuat begini dan atau Saya berbuat di hadapan Rasulullah saw begini.

Contoh dalam kitab al-Jam‟u Bayna al-Shahîhayn al-Bukhari wa Muslim 1/41 :

َْؿاقَْةعْيِبَرِْنْبْ ِسِباعِْةياوِرْْنِم

ْ

َْرمُعْ ُتْيأَر

ْ

ُْملعأْْ نِإْ ُؿوُقَػيوَْرجلْاُْل بَقُػي

ْ ُّرضَتْلوُْعفنَتْاَمٌْرجَحْ ِك نأ

للهاْ َؿوسرْ ُتيأرْ نِأَْلْوَل

ْ

ْويلعْللهاْىلص{

َْرمُعْ َلَْوَمَْمَلْسأِْةياورْنمْيراخبلاُْوجَرخأْدقوِْكُتْل ػبقْامِْكُل ػبقُيْ}ملسو

َْرمُعْْنَع

)ويلعْقفتم(

ْ

Dari riwayat Abis bin Rabi‟ah berkata : Aku melihat Umar mencium Hajar Aswad dan berkata : “Sesungguhnya aku mengetahui bahwa engkau adalah batu tidak dapat member manfaat dan tidak dapat membahayakan. Jikalau bahwa aku tidak melihat Rasulillah saw menciummu aku tidak menciummu”. Hadis ditakhrij oleh al-Al-Bukhari dari riwayat Aslam maula Umar dari Umar.

Hadis Marfu‟ Sharih ( Marfu‟ Haqiqy) dibagi tiga yaitu: 1. Marfu qauly

Siap UN Hadis Keagamaan 112

“Telah bersabda Rasulullah SAW sesungguhnya orang yang beriman itu

terhadap sesamanya, sama dengan keadaan batu tembok, satu dengan yang lain saling mengikat‖ (HR.Al-Bukhari, Muslim, At-Tirmidzi, dan

An-Nasa‘i).

2. Marfu‟ Fi‟ly

Seperti perkataan Anas ra:

Bahwa Nabi SAW membetulkan shaf-shaf kami apabila kami akan sholat. Maka setelah shaf itu lurus, barulah Nabi bertakbir”

Dalam dokumen Modul Hadis UN-XII MA (Halaman 103-112)

Dokumen terkait