‘ULUM DESA BUNAR JASINGA BOGOR
B. HadisTentang Mandi Taubat
Rangkain psikoterapi yang dilakukan di Pesantren Manbauʻl ʻUlum diawali dengan mandi taubat. Dalam panduan psikoterapi Pondok Pesantren Manba‟ul um dan hasil wawancara penelit dengan pihak pesantren, tidak disebutkan hadis tertentu yang mendasari mandi taubat ini, namun dalam pelacakan hadis-hadis nabi secara umum ditemukan hadis yang mensyaratkan adanya mandi taubat, yaitu hadis nabi yang
menceritakan bahwa nabi memerintahkan seseorang yang mau masuk Islam untuk mandi terlebih dahulu, walaupun dalam hadis tersebut tidak dicantumkan bahwa mandi sebelum masuk Islam ini merupakan mandi taubat, namun hampir semua orang yang melakukan mandi taubat mengambil dalil dari hadis perintah madi bagi orang yang akan masuk Islam ini, berikut penelitian hadis mandi taubat yang akan diteliti dari dua segi yaitu dari segi kualitas sanad hadis dan kualitas matan hadis.
1. Pelacakan Hadis Mandi Taubat
Redaksi hadis tentang perintah mandi adalah:
ِثَك ُنْب ُدَّمَُمَ اَنَ ثَّدَح
ِهيدَج ْنَع ٍْيَْصُح ِنْب َةَفيِلَخ ْنَع ُّرَغَْلْا اَنَ ثَّدَح ُناَيْفُس اَنَرَ بْخَأ ُّيِدْبَعْلا ٍير
ِسَتْغَأ ْنَأ ِنَِّرَمَأَف َم َلاْسِْلْا ُديِرُأ َمَّلَسَو ِوْيَلَع ُوَّللا ىَّلَص َِّبَِّنلا ُتْيَ تَأ َلاَق ٍمِصاَع ِنْب ِسْيَ ق
ٍءاَِِ َل
ٍرْدِسَو
61Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Katsir Al ʼAbdi telah mengabarkan kepada kami Sufyan telah menceritakan kepada kami Al-Aghar dari Khalīfah bin Ḥuṣain dari kakeknya, Qais bin 'Āṣim dia berkata; Saya pernah menemui Nabi saw. untuk masuk Islam, maka beliau memerintahkanku untuk mandi dengan air dan daun bidara.
Hadis mandi taubat ini dilacak dalam kitab-kitab hadis dengan melalui tiga tahap, yaitu tahap pertama dengan menggunakan metode tema hadis, metode perawi pertama dan metode matan hadis. Metode tema hadis dilakukan dengan mencari hadis tertentu dalam kitab pelacakan tema hadis, dalam hal ini tema yang dicari adalah tema mandi, tema ini dilacak dalam kitab Miftah Kunuz
al-Sunnah yang dikarang oleh A.J Wensink. Pelacakan hadis melaluli kitab ini
61 Abū Dāwud Sulaymān ibn al-„Asy‟āts al-Sajistānī, Sunan Abī Dāwud (Beirūt: Dār al-Kitāb al-„Ilmiah, t.t.), juz 1, h. 236
dengan membuka kitab dengan indeks gain (غ) dan mencari kata al-guslu. Terdapat banyak tema dalam al-guslu, diantaranya adalah mandi haid, mandi
junub, mandi mayit, mandi hari jumat dll.62 Pelacakan hadis dengan
menggunakan metode ini tidak ditemukan tema mandi taubat, ataupun tema mandi ketika masuk Islam.
Cara selanjutnya yang diguakan dalam pelacakan hadis adalah metode perawi pertama, perawi yang di cari dalam hadis ini adalah Qays bin A‟ṣim dalam kitab Musnad Aḥmad ibnu Ḥanbal, karena kitab musnad ini disusun sesuai dengan sahabat atau perawi pertama, hasil dari pelacakan perawi pertama ini, diteukan lah hadis tentang mandi ketika masuk Islam yang diindikasikan sebagai mandi taubat, redaksi hadis akan dicantumkan pada bagian yang akan datang.
Pelacakan hadis selanjutnya dilakukan dengan menggunakan metode matan hadis, beberapa matan hadis seperti kata asgala, sidrin, aslama, dilacak
dalam kitab Mu‟jam, kata-kata asgala63
, sidrin64, aslama65 memberikan
informasi yang sangat banyak tentang hadis hadis yang memiliki matan yang terdiri dari tiga kata kunci tersebut, akan tetapi hanya terdapat tiga hadis serupa sebagaimana yang akan dicantumkan nanti.
Begitulah tiga metode yang dilakukan dalam pelacakan hadis mandi taubat, dari hasil pelacakan tersebut tedapat beberapa hadis serupa, yaitu hadis
62
A.J Wensink , Miftah Kunuz al-Sunnah , h. 371-375
63 AJ.Wensink, al-Mu„jām al-Mufaḥras lī Alfaẓ al-Ḥadīts (Leiden: E. J Briil, 1967), juz 1, h. 153. 64 AJ.Wensink, al-Mu„jām al-Mufaḥras lī Alfaẓ al-Ḥadīts , juz 4, h. 178.
yang diriwayatkan oleh Abū Dāwud, Ibnu Mājah, An-Nasaī dan Aḥmad bin Ḥanbal, berikut hadis hadis tersebut:
Hadis Riwayat An-Nasa‟ī
اَنَرَ بْخَأ
يرَغَلْا ِنَع ُناَيْفُس اَنَ ثَّدَح َلاَق َيََْيُ اَنَ ثَّدَح َلاَق ٍّىِلَع ُنْب وُرْمَع
-
ِحاَّبَّصلا ُنْبا َوُىَو
-
ُِّبَِّنلا ُهَرَمَأَف َمَلْسَأ ُوَّنَأ ٍمِصاَع ِنْب ِسْيَ ق ْنَع ٍْيَْصُح ِنْب َةَفيِلَخ ْنَع
-ملسو ويلع للها ىلص
َو ٍءاَِِ َلِسَتْغَ ي ْنَأ
ٍرْدِس
66Hadis Riwayat Imam Aḥmad bin Ḥanbal
ْب ِةَفيِلَخ ْنَع يرَغَلْا ِنَع ُناَيْفُس اَنَ ثَّدَح ِنَْحَّْرلا ُدْبَع اَنَ ثَّدَح ِبَِأ ِنَِثَّدَح ِوَّللا ُدْبَع اَنَ ثَّدَح
ِن
ُِّبَِّنلا ُهَرَمَأَف َمَلْسَأ ُوَّنَأ ٍمِصاَع ِنْب ِسْيَ ق ِهيدَج ْنَع ٍْيَْصُح
-ملسو ويلع للها ىلص
-
َلِسَتْغَ ي ْنَأ
ٍرْدِسَو ٍءاَِِ
67Skema dari ketiga hadis serupa di atas adalah:
66 Abū „Abdurraḥmān Aḥmad ibn Syu„aib al-Nasā‟ī, Sunan al-Kubrā (Beirūt: Dār al-Kitāb al-„Ilmiah, 1991), juz 1, h. 109.
للها لوسر
مِصاَع ِنْب ِسْيَ ق
)(
نْيَصُح ِنْب َةَفيِلَخ
رَغَْلْا
ناَيْفُس
(
161
)
ريِثَك ُنْب ُدَّمَحُم ( 223 ُ)ىيحي
(
198
)
ِنَمْحَّرلا ُدْبَع ( 198 )دواد وبأ
(
202
)
لبنح نب دمحأ ( 241 ))215 (ئاسنلا
يلع نب ورمع ( 249 )2. Analisa Sanad Hadis 1) Qays bin „Āṣīm
Qays bin „Āṣīm bin Sunān bin Khālid at-ṭamimī as-Sa‟adī, ia juga dikenal dengan nama Abu „Alī, ia adalah sahabat rasulullah, ia adalah seorang sahabat yang hidup dan beriman pada masa nabi, komentar Ibnu
Ḥajar terhadapnya adalah pernyataan bahwa ia adalah seorang sahabat68
, dan setiap sahabat Nabi disepakati keadilannya. Ia tinggal dan menetap di Baṣrah, tidak dapat diketahui tahun wafatnya. Diantara murid muridnya adalah Ḥasan al-basrī, Hakīm bin Qays bin Aṣīm, Khalīfah bin Ḥuṣain dan Syu‟bah.
2) Khalīfah bin Ḥuṣain bi Qays.
Khalīfah bin Ḥuṣain bi Qays adalah seorang tabi‟in kalangan pertengahan, ia pernah berguru kepada beberapa sahabat dan tabi‟in, diantara gurunya adalah Ali bin Abī Ṭalīb, Ḥuṣain Bbin Qays, Qays bin
Aṣim dan Abī Nasr al-Sa‟adī. Khalīfah bin Ḥuṣain bi Qays hidup dan
tinggal di basrah, Al-Aghar bin Ṣabāh pernah berguru kepadanya. Menurut An-Nasā‟ī ia adalah seorang yang tsiqah, Ibnu Ḥibban juga
memberikan predikat tsiqah kepada beliau69.
3) Al-Aghar bin Ṣabāh
Al-Aghar bin Ṣabāh ia hidup pada masa Ṣigāri at-Tābi‟īn. Ia pernah berguru kepada Khalīfah bin Ḥuṣain bi Qays, dan diantara
68 Ibnu Hajar, Tahdzîbu Tahdzîb, h. 324
murid-muridnya adalah Abu Syaibah, Sufyān dan Qays bin Rabi‟.
Menurut Ibnu Hajar ia adalah seorang yang tsiqah.70
4) Sufyān
Nama lengkapnya adalah Sufyān bi Sa‟īd bin Masrūq ats-Sūrī, ia meninggal pada tahun 161 H. Ia hidup dan menetap di Kūfah, selama masa hidupnya ia pernah berguru kepada Ibraḥīm bin Abdu al-A‟lā, Ibraḥīm bin „Aqabah, Isrāīl Abī Mūsā, Ismāīl bin Abī khālīd, Al-Aghar
bin Ṣabāh, Ayūb bin Mūsā dll. Kemudian ilmu yang didapat dari
banyaknya guru yang ia jumpai ia juga membagi-bagikan ilmu yang ia dapat, diantara murid-murid nya adalah Aḥmad bin Abdillāh bin Yūnus, Isḥāk bin Yusuf, Muḥammad bin katsīr al-‘Abdī, Muawiyah bin
Ḥisyām, Yaḥyā, Adurraḥman dll.71
Ibnu Ḥajar memberikan komentar terhadapnya bahwa ia adalah seorang Imām ḥujjah, dengan kata lain sebagai seorang perawi hadis ia adalah seorang yang adil dan dapat
dipercaya.72
5) Muḥammad bin katsīr al-„Abdī
Muḥammad bin katsīr al-„Abdī adalah seorang ulama hadis dimana yang banyak mengumpulkan serta mengajarkan hadis kepada ulama dan para pencari hadis yang hidup di masanya, ia meninggal pada tahun 223 H. diantara ulama yang menjadi gurunya adalah: Ibrāḥīm bin Nāfi‟, Ismā‟īl bin „Iyās, Sufyān bin Sa’īd ats-Sūrī, Sulayman bin Katsīr,
70 Ibnu Hajar, Tahdzîbu Tahdzîb, h. 764
71 Jamāl al-Dīn Abī al-Hajaj Yūsuf al-Mizī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā‟ al-Rijāl, h. 654
Syu‟bah bin Ḥajjāj, Ja‟far bin Sulaymān dll., dan di antara murid-muridya adalah Imam al-Bukhārī, Abū Dāwud, Abdullah bin Abdurraḥman,
Aḥmad bin Ḥanbal, Muadz bin Mutsanna dll. 73 Ibnu ḥajar meberikan
Predikat tsiqah kepada Muḥammad bin katsīr al-„Abdī ini.74
6) Abū Dāwud
Nama lengkap Abū Dāwud adalah Sulayman ibn al-ʼAsy„ats ibn Ishāq ibn Basyīr ibn Syidād al-ʼAzdī al-Sijistānī. Dia seorang muhaddis kota Baṣrah. Dilahirkan pada tahun 202 H. dan meninggal pada 275 H. Gurunya, Qutaybah ibn Sa„īd, Aḥmad ibn Ḥanbal, Isḥaq ibn Rahawaih, Musaddad bin
Musarhad, dan lainnya.75 Al-Dzahabi menyebut „Abdullāh ibn Maslamah
sebagai salah satu guru Abū Dāwud.76
Sebagai ahli hadis, kapasitas beliau tidak perlu diragukan. Ibnu Ḥibban menilai orang yang ḥafiẓ, Abū Dawūd adalah salah satu pemimpin dunia fiqih, ilmu dan hafalan. Dia ahli ibadah,
wara‟, dan kuat hafalannya. Dia mengumpulkan hadis, menyusun kitab, dan
membersihkan dari hadis lemah.”77 Abū Bakar al-Khalāl: Abū Dāwud
adalah seorang yang unggul pada zamannya. Mūsā ibn Hārūn: Abū Dāwud diciptakan di bumi untuk hadis. Abū Dāwud bertemu dengan Musaddad
seperti diinformasikan oleh al-Dzahabi.78 Keduanya tinggal di Baṣrah.
informasi para ulama bahwa di antara gurunya adalah Musaddad, seperti
73 Jamāl al-Dīn Abī al-Hajaj Yūsuf al-Mizī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā‟ al-Rijāl, h. 439.
74
Ibnu Hajar, Tahdzîbu Tahdzîb, h. 398
75 Syam al-Dīn Muḥammad ibn Aḥmad ibn „Utsmān al-Dzahabī, Siyar A‟lam al-Nubala, jilid 13, h. 212.
76 Jamāl al-Dīn Abī al-Ḥajāj Yūsuf al-Mizī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā‟ al-Rijāl, juz 25, h. 314-315. Lihat juga: Syam al-Dīn Muḥammad ibn Aḥmad ibn „Utsmān al-Dzahabī, Tarīkh al-Islām, jilid 5, h. 610.
77 Muḥammad ibn Ḥibbān ibn Aḥmad Abī Ḥātim al-Tamīmī al-Bustī, al-Tsiqāt, juz 8, h. 282. Lihat juga: Syam al-Dīn Muḥammad ibn Aḥmad ibn „Utsmān al-Dzahabī, Siyar A‟lam al-Nubala, jilid 13, h. 212.
disebut di atas. Redaksi riwayat yang digunakan adalah haddatsana yang menunjukkan pertemuan langsung (muttasil). Dengan demikian, riwayat Abū Dāwud dari Musaddad dihukumi muttasil.
7) Yaḥyā bin Sa‟īd
Nama lengkapnya adalah Yaḥyā bin Sa‟īd bin Farūkh al-Qaṭān at-Tamimī, ia wafat tahun 198 H . diantara guru-gurunya ialah Asāmah bin Zaid, Tsābit bin „Amārah, Ismā‟īl bin Abī Khālid, Ja‟far bin Muḥammad bin „Alī, Ḥasan bin Dzakwān, Sufyān bin Tsūrī, Syu‟bah bin Ḥajjāj dll. Ia juga mempunyai banyak murid diantaranya adalah: Aḥmad bin Tsābit, Aḥmad bin Ḥanbal, Basyar bin Ḥakam, „Abdurraḥman bin „Amar, A’mru
bin Alī as-Shayrifī.79 Ibnu Ḥajar memberikan gelar tsiqah kepadanya.80 8) „Amru bin „Alī
Nama lengkapnya ialah „Amru bin „Alī bin Baḥr bin Kunaiz, ia meninggal pada tahun 249 H., diantara muridnya ialah Ismā‟īl bin Aliyah, Basyar bin Mufaṣal, Khālid bin Ḥārits, Abdu al-Azis bin Khathab, Yaḥyā
bin Sa’īd al-Qaṭān, Abī Bakr al-Ḥanafī dll. Dan banyak para ulama hadis
terkemuka mengambil hadis darinya, diantaranya adalah: Al-Bukhārī, Muslim, Abū Dāwud, An-Nasā’ī, Ibnu Mājah dll. Menurut Ibnu Ḥajar ia
adalah seorang yang tsiqah dan juga Hāfizh.81
9) An-Nasā‟ī
79 Jamāl al-Dīn Abī al-Hajaj Yūsuf al-Mizī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā‟ al-Rijāl,, h. 274
80 Ibnu Hajar, Tahdzîbu Tahdzîb, h. 316
Bernama lengkap Aḥmad ibn Syu„aib ibn „Alī Sinān ibn Baḥr ibn Dīnār, Abū „Abd al-Raḥmān al-Nasā‟ī. Kuniyah beliau adalah Abū „Abd Raḥmān Nasāī Qāḍī. Beliau adalah penyusun kitāb Sunan
al-Nasā‟ī.
Gurunya, Qutaybaḥ ibn Sa„īd, Isḥāq ibn Rahawaih, Abū Kuraib, Maḥmūd ibn Ghaylan, Muḥammad ibn Basyar, Aḥmad ibn Nasr al-Naysābūrī, Abī Syu„aib Ṣāliḥ ibn Ziyād al-Sūsī dan lainnya. Muridnya, Abū Bisyr Dawlabi, Abū „Alī Ḥusain Naysabūri, Ibn Sunni, al-Tabarani, Ibrāhī ibn Isḥāq, Abū Sa‟īd ibn Aḥmad ibn Muḥammad ibn Ziyād ibn al-„Arābī, Abū al-Qāsim Sulaymān dan lainnya.
Maslamah menilai beliau orang yang tsiqah, Manṣūr bin Ismā„īl dan al-Ṭawi berkata “beliau adalah salah seorang imam kaum muslimin”. Ibn al-Qaṭān mengatakan “beliau adalah seorang ulama ahli hadis”. Abū Sa„īd
ibn Yunūs mengatakan, “Dia adalah seorang imām, ḥafīẓ, dan tsabat.82
Dalam meriwayatkan hadis ini, Al-Nasa‟ī menggunakan redaksi
akhbarana yang berarti mendengar langsung. Mendengar langsung berarti
meniscayakan pertemuan dia dengan gurunya. Pertemuan ini diperkuat dengan informasi para ulama bahwa al-Nasa‟ī berguru pada Muḥammad ibn Basyar. Dengan demikian, al-Nasa‟ī dari Muḥammad ibn Basyar diperoleh secara muttasil (bertemu langsung).
10) A‟bdu ar-Raḥman
82
Jamāl al-Dīn Abī al-Hajaj Yūsuf al-Mizī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā‟ al-Rijāl, juz 1, h. 328. Lihat juga; „Alā‟ al-Dīn Muflathā ibn Qulīj ibn „Abdullāh al-Bakjarī al-Ḥanafī, Ikmāl Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā‟ al-Rijāl, juz 1, h. 57. Lihat juga; Syam al-Dīn Muḥammad ibn Aḥmad ibn „Utsmān al-Dzahabī, Siyar A‟lām al-Nubalā‟, juz 14, h. 125. Lihat juga: Syam al-Dīn Muḥammad ibn Aḥmad ibn „Utsmān al-Dzahabī, Tarīkh al-Islām, jilid 7, h. 61.
Nama lengkapnya ialah „Abdurraḥman bin Maḥdī bin Ḥasan bin Abdurraḥman al-„Anbirī. Ia wafat pada tahun 198 H. diatara guru-gurunya ialah: Isrā‟īl bin Yūnus, Aswād bin Syaybān, Sufyān bin Tsūrī, Salīm bin Ḥayyan, Syu‟bah bin Ḥajjāj dll., sedangkan murid-muridnya ialah Aḥmad bin Ibrāḥīm, Aḥmad bin Ḥanbal, Ahmad bin Sunān, Ismā‟īl bin Mas‟ūd Mujāhid bin Mūsā dll. Ibnu Ḥajar memberika predikat tsiqah kepada perawi hadis ini.
11) Aḥmad bin Ḥanbal83
3. Analisa Matan Hadis
Pada dasarnya tidak ada hadis secara pasti yang menyebutkan tentang mandi taubat, hadis yang dianalisa ini disebut sebagi dalil tentang mandi taubat karena nabi memerintahkan mandi kepada seseorang yang akan masuk Islam, masuk Islam berarti meninggalkan semua kekafiran dengan ikrar syahadat, kesamaannya dengan mandi taubat adalah mandi yang dimaksudkan dengan mandi sebelum bertaubat dimana bertaubat adalah upaya sepenuh hati untuk meninggalkan segala keingkaran dan kemunafikkan layaknya meninggalkan kekafiran, yang semuanya itu adalah tindak ketidakpatuhan.
Hasil wawancara di pesantren Manbaʻul ʻUlum diinformasikan bahwa setiap orang pasti mempunyai dosa dan diwajibkan bertaubat yang diawali dengan mandi taubat, dimana tatacara mandi sama seperti mandi junub biasa, yang berbeda hanyalah niatnya saja.
83 Lihat Bab III h. 44
Ayat al-Quran banyak sekali yang menyebutkan tentang perintah bertaubat, begitupun hadis rasulullah akan tetapi tidak ada yang berkaitan dengan mandi taubat.