• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dilarang mengutip dan memperbanyak tanpa izin tertulis dari Institut Pertanian Bogor, sebagian atau keseluruhan dalam bentuk apa pun, baik cetak, fotokopi, mikrofilm, dan sebagainya

DIANA. Evaluasi Kesesuaian Lahan Eksisting dan Optimasi Penggunaan Lahan Kering Berkelanjutan dengan Usahatani Tanaman Pangan Di Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Pontianak”. Dibawah bimbingan SANTUN R.P. SITORUS dan R. SUNSUN SAEFULHAKIM

Kalimantan Barat terdapat lahan kering seluas 1.588.711 ha yang belum dimanfaatkan. Dengan cukup besarnya lahan yang tersedia maka peluang untuk berinvestasi di Subsektor ini masih luas. Apabila potensi tersebut dapat dioptimalkan pemanfaatannya akan memberikan sumbangan yang cukup besar dalam peningkatan produksi pertanian. Pola usahatani dengan konsep pembangunan pertanian berkelanjutan sangat diperlukan karena memiliki keunggulan teknis, berimplikasi sosial, ekonomi, dan lingkungan. Tujuan dari penelitian ini adalah menginventarisasi berbagai macam pola penggunaan lahan kering yang terdapat di daerah penelitian termasuk komoditas yang diusahakan dan pola tanam dan pergiliran tanaman, mengevaluasi kesesuaian penggunaan lahan pada saat ini, menganalisis struktur input dan output serrta tingkat kelayakan usahatani dari berbagai pola pada tujuan 1, menyusun pola optimal penggunaan lahan untuk usahatani tanaman pangan lahan kering. Metode yang digunakan yaitu dengan menganalisis penggunaan lahan dan pola tanam, mengevaluasi kesesuaian lahannya dengan mencocokkan sifat fisik dan kimia lingkungan dari lahan usahatani yang ada dengan persyaratan tumbuh komoditi yang umum diusahakan oleh petani, dan menghitung tingkat kelayakan usahataninya, serta optimalisasi pola usahatani dengan program linier dengan fungsi tujuan memaksimumkan pendapatan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa petani mengusahakan lahan tegal/ladang dengan dua musim tanam dan tiga pola tanam yaitu monokultur padi, tumpangsari padi-jagung dan tumpang sari padi-ubi kayu., dengan kesesuaian lahannya sesuai marjinal (S3) untuk semua komoditi yang diusahakan. Sedangkan hasil analisis program linier pola tanam optimal menunjukkan hasil bahwa musim tanam satu dan musim tanam dua petani dianjurkan menanam padi. Jika petani menjalankan usahatani dengan pola optimal maka pendapatan yang dihasilkan akan meningkat. Pendapatan petani pertahun pada pola aktual sebesar Rp. 6,8 juta per tahun sedangkan pendapatan bila petani menjalankan dengan pola optimal maka hasil yang akan diperoleh sebesar Rp. 89 milyar per tahun.

Usage Optimization for Food Crops in Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Pontianak. Under supervision of SANTUN R.P. SITORUS dan R. SUNSUN SAEFULHAKIM

There are over one million underutilized marginal lands in Kalimantan Barat. Due to that the posibility to set investments in this sub sector is considerably high. Any effort to optimize the land will be greatly contribute to the intensification of farm productions. Farming systim with suitainability as a main objective is elemental for the reason of its implication in the context of social economic and environment. The purposes of this study are firstly to invent dryland use patterns, crops production including cropping patterns and crop rotations. Secondly, to evaluate the suitability of eksisting cropland. Thirdly, to analyze input-output structure of crops production and its feasibility, and fourthly, to foster an optimal model for dryland cropping system. Due to those, several methods are utilized ; including analysis of suitability based on physical and chemical characteristics of the existing land, analysis of crop production feasibility and optimation of farming system with linear programming method to attain highest revenue. The study reveals that farmers do cropping within two seasons and three farming patterns. Those are monoculturely paddy and mixed between corn and cassava which all are in marginally suitable (S3) land. Linear programming confirms that the optimal systems is paddy-paddy is more favorable for all season. The revenue from actual farming system is Rp. 6,8 millions per hectare per annum, but if farmers implement the optimal system then it is estimated that revenue will increse to the level of Rp 89 billions per hectare per annum.

Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala karunia- Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan September 2004 ini ialah penggunaan lahan, dengan judul “Evaluasi Kesesuaian Lahan Eksisting dan Optimasi Penggunaan Lahan Kering Berkelanjutan dengan Usahatani Tanaman Pangan Di Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Pontianak”.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Prof. Dr Ir Santun R.P. Sitorus selaku ketua komisi pembimbing dan Dr Ir R Sunsun Saefulhakim, M.Agr selaku anggota komisi pembimbing yang telah banyak memberi saran. Spesial terimah kasih untuk Ibunda yang selalu mendoakan keberhasilan anak-anaknya, juga Kakanda H. Syafruddin dan Hj. Gusfaily atas bantuan dana pendidikan. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Syafarudin W.G dari Kantor Kecamat Sungai Raya, Stap Stasiun Klimatologi Kecamatan Sungai Raya, serta petani di Kecamatan Sungai Raya yang telah membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terimakasih juga disampaikan kepada seluruh keluarga besar H. Tinaung dan H. Yakup, atas segala doa dan kasih sayangnya, dan kepada teman-teman di program studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan 2002 atas dukungan, saran dan bantuannya dalam penulisan tesis ini, serta Ikatan Keluarga Teluk Pakedai.

Akhir kata, penulis menerima segala saran dan kritik yang membangun demi perbaikan tulisan ini. Semoga tulisan ini dapat berguna.

Bogor, Februari 2007

Penulis dilahirkan di Teluk Pakedai pada tanggal 7 Januari 1975 sebagai anak ke sembilan dari sepuluh bersaudara dari Ayah H. Muhammad Kasim TN (almarhum) dan Ibu Hj. Badariyah.

Menamatkan Sekolah Dasar paeda tahun 92 di SD 38 (Pontianak). Tiga tahun kemudian menyelesaikan Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 5 Pontianak. Sekolah Menengah Atas diselesaikan tahun 1995 di Pontianak. Pada Tahun yang sama penulis melanjutkan ke Perguruan Tinggi Negeri Universitas Tanjungpura Pontianak pada Program Studi Ilmu Tanah. Sejak bulan Agustus 2002, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Pascasarjana di Institut Pertanian Bogor Program Studi Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan.

Puji dan sykur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia- Nya sehingga penelitian ini berhasil diselesaikan. Penelitian ini berjudul “Evaluasi Kesesuaian Lahan Eksisting dan Optimasi Penggunaan Lahan Kering Berkelanjutan dengan Usahatani Tanaman Pangan Di Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Pontianak”.

Dalam penulisan tesis ini, penulis mendapatkan banyak bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan pada:

1. Bapak Prof. DR Ir Santun R.P. Sitorus, selaku Ketua Komisi Pembimbing dan Bapak DR Ir R. Sunsun Saefulhakim, M.Agr selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah banyak memberi bantuan dan saran.

2. Yang tercinta Ayahanda H. Muhammad Kasim TN. (almarhum) dan Ibunda Hj. Badariyah.

3. Spesial teruntuk yang kusanyangi kakak-kakakku Hj. Misnariawati, H. Syafruddin, Hj. Dwi Sulastri, M. Taufik (almarhum), Kartinawati, Nurhayati, Kasdrianto dan ipar-iparku Hj. Gusfaily, Usman Ismail, Ya’ Samsuddin, Nuralinuddin, Jamalia, Agus (calon ipar), serta ponakan- ponakanku yang lucu-lucu Yeli, Nila, Devi, Rian, Mimin, Fahmi, Ihsan, Raka, Putri, Ita, Dhali, Nanda, Via, Adli dan Nina.

4. Spesial terimah kasih untuk Kakanda H. Syafruddin dan Hj. Gusfaily atas bantuan dana pendidikan utama, juga bantuan dana dari saudara-saudara yang lain.

5. Teruntuk paman-pamanku Ahmad, Rafid, Hamid, dan tante-tanteku Saenah, Fatimah, adek-adekku Linda, Iman, Herman, Devi, Asma, Iman, Uul, Mai, Ari, Uji, Im, Tai, Wi, Won Dedi, Tami, Hen, Fii, Adi, Yanti, Sar, ponakanku Fatih, Bang Dian, Bang Yanto, serta abang dan kakak sepupuku.

6. Teman-teman di Pontianak Mus, Wahyu, Rifda, Ratna, Sari, Indah, Jimmy, Ayu, Iwan, Rini, Udin, Rudi, Iit, Azan, Dayat, Udin, Bang Mul,

7. Terima kasih spesial untuk Juki, Febi, Yuyun, Mas Elyun, Ruslan, K’Ita, P’ Basir, P’ Jamlis, P’ Ochid, Diana Yogya, Rafli, Novi, Mas Andre, Diding, Mas Hafis, M’ Ami, M’ Ning, Ester, Mas Kamal, Uci, Liza rekan- rekan keluarga besar PSL 2002 (ganjil dan genap), serta teman-teman Radar 6, Virandi, Q_Shop, pengajian kamis malam Aqwati Center dan Mas-mas Tri Mulia.

8. Terimah kasih juga Izal, Iyet, Da Hen dan Uni roza, serta kepada seluruh masyarakat Desa Teluk Pakedai (atas doanya).

9. Untuk bayangan seseorang yang selalu memberi inspirasi dan menemani hari-hariku.

Semoga hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat dan kontribusi dalam khasanah ilmu pengetahuan.

i Halaman DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR ... v DAFTAR LAMPIRAN... vi I. PENDAHULUAN ... 1 1.1. Latar Belakang ... 1 1.2. Kerangka Pemikiran... 4 1.3. Perumusan Masalah ... 8 1.4. Tujuan Penelitian ... 9 1.5. Manfaat Penelitian ... 10

II. TINJAUAN PUSTAKA... 10

2.1. Lahan dan Penggunaan Lahan ... 10 2.2. Usahatani Lahan Kering... 14 2.3. Usahatani Berkelanjutan ... 16 2.4. Pengembangan Usahatani Lahan Kering ... 18 2.5. Kendala Usahatani Lahan Kering ... 20 2.6. Struktur Klasifikasi ... 22 2.7. Optimasi Penggunaan Sumberdaya Lahan ... 26

III. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ... 28

3.1. Administrasi dan Geografis... 28 3.2. Penggunaan Lahan ... 29 3.3. Keadaan Topografi ... 31 3.4. Jenis Tanah... 32 3.5. Kondisi Iklim ... 32 3.6. Kependudukan ... 33 3.7. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat ... 35 3.8. Penguasaan Lahan... 36

ii

4.2. Bahan dan Alat... 37 4.3. Rancangan Penelitian ... 37 4.3.1. Analisis Penggunaan Lahan dan Pola Tanam ... 39 4.3.1.1. Tujuan Penelitian ... 39 4.3.1.2. Metode Pengumpulan Data ... 39 4.3.1.3. Variabel yang Diamati ... 39 4.3.1.4. Metode Analisis Data... 39 4.3.2. Analisis Kesesuaian Lahan ... 39 4.3.2.1. Tujuan Penelitian ... 39 4.3.2.2. Metode Pengumpulan Data ... 39 4.3.2.3. Variabel yang Diamati ... 40 4.3.2.4. Metode Analisis Data... 40 4.3.3. Penentuan Kualitas Lahan... 43 4.3.3.1. Tujuan Penelitian ... 43 4.3.3.2. Metode Pengumpulan Data ... 43 4.3.3.3. Variabel yang Diamati ... 44 4.3.3.4. Metode Analisis Data... 44 4.3.4. Analisis Usahatani... 44 4.3.4.1. Tujuan Penelitian ... 44 4.3.4.2. Metode Pengumpulan Data ... 45 4.3.4.3. Variabel yang Diamati ... 45 4.3.4.4. Metode Analisis Data... 45 4.3.5. Analisis Pola Usahatani Optimal ... 46 4.3.5.1. Tujuan Penelitian ... 46 4.3.5.2. Metode Pengumpulan Data ... 46 4.3.5.3. Variabel yang Diamati ... 46 4.3.5.4. Metode Analisis Data... 47

V. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 51

5.1. Penggunaan Lahan dan Pola Tanam ... 51 5.2. Evaluasi Kesesuaian Lahan... 55

iii

5.5. Pola Usahatani Optimal ... 72

VI. KESIMPULAN DAN SARAN... 77

6.1. Kesimpulan ... 77 6.2. Saran... 78

DAFTAR PUSTAKA ... 79 LAMPIRAN... 84

iv

Tabel Teks Halaman 1. Luas Lahan Berdasarkan Penggunaan di Kalimantan Barat ... 12

2. Luas Lahan Sawah dan Lahan Kering di Propinsi Kalimantan Barat... 13 3. Rataan Produksi Panen Padi dan Palawija di Kalimantan Barat dari Tahun

1996 sampai dengan Tahun 2000... 15

4. Luas Tanam dan Rataan Produksi Padi dan Palawija Setahun Terakhir

di Kabupaten Pontianak ... 15

5. Jenis Tanah Tiap Kabupaten dan Kota di Kalimantan Barat ... 21 6. Jenis Masukan dan Kemungkinan Perbaikan yang Dapat Dilakukan

untuk Masing-masing Karakteristik Lahan... 25 7. Penggunaan Lahan di Kecamatan Sungai Raya Pontianak... 30 8. Kondisi Rataan Cuaca Daerah Penelitian pada Periode 1995-2005 ... 33 9. Data Kependudukan Menurut Desa di Kecamatan Sungai Raya... 34 10. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencahariannya di Kecamatan

Sungai Raya Tahun 2005 ... 39 11. Tujuan Penelitian, Data yang Dikumpulkan dan Analisis Data... 38 12. Karakteristik Lahan yang Digunakan untuk Evaluasi Kesesuaian Lahan

dan Metode Pengumpulan dan Pengukuran Data ... 43 13. Jenis dan Penggunaan Lahan Kering di Kecamatan Sungai Raya ... 51

14. Rata-rata Produksi Pertanian di 4 Desa Penelitian... 52 15. Data Rataan Sampel Hasil Evaluasi Kesesuaian Lahan di Lokasi

Penelitian... 56 16. Hasil Analisisi Komponen Utama... 63 17.Koefisien Fungsi Diskriminan Antar Kualitas Lahan... 63 18.Sebaran Kebutuhan Tenaga Kerja per ha untuk setiap Bulannya pada

Musim Tanam I di Kecamatan Sungai Raya... 65 19.Sebaran Kebutuhan Tenaga Kerja per ha untuk setiap Bulannya pada

Musim Tanam II di Kecamatan Sungai Raya... ... 65 20.Rata-rata Kebutuhan Tenaga Kerja per ha Tiap Tahunnya dari

Berbagai Pengusahaan Komoditi di Kecamatan Sungai Raya... 6 21.Rata-rata Kebutuhan Input Produksi untuk setiap Musim Tanam

v

di Kecamatan Sungai Raya ... 68 23.Jumlah Produksi Rata-rata Setiap Jenis Tanaman Per Musim Tanam

di Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Pontianak ... 69 24.Rata-rata Penerimaan Usahatan Setiap Pola Tanam di Kecamatan Sungai

Raya ... 70 25.Tingkat Pendapatan Bersih Setiap Pola Tanam di Kecamatan Sungai

Raya ... 71 26.Luas Penggunaan Lahan Hasil Optimasi ... 73 27.Sebaran Penggunaan Tenaga Kerja Hasil Optimasi ... 74 28.Penggunaan Modal Usahatani Hasil Optimasi ... 74 29.Kebutuhan Input Produksi Pola Usahatani Optimal ... 75 30.Produksi Komoditi Hasil Optimasi Tiap Musim Tanam ... 76

vi

Gambar Teks Halaman 1. Kerangka Pemikiran... 7

2. Peta Lokasi Penelitian ... 29 3. Peta Penggunaan Lahan ... 31 4. Diagram Alir Metode Penelitian ... 50 5. Pola Tanam Dihubungkan dengan Curah Hujan dan Evapotranspirasi ... 54

vii

Lampiran Teks Halaman 1. Nilai Faktor C dari Berbagai Tanaman dan Pengelolaan atau

Penggunaan Lahan ... 84 2. Nilai Faktor P dari Berbagai Tindakan Konservasi dan Pengelolaan

Tanaman... 85 3. Penilaian Ukuran Butir (M), Struktur Tanah dan Permeablitas Tanah

Untuk Digunakan Dalam Rumus (Hammer, 1978) ... 86

4. Kriteria Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Padi Gogo (Oryza sativa) ... 87 5. Kriteria Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Jagung (Zea mays) ... 88 6. Kriteria Evaluasi Kesesuaian Lahan Ubi Kayu (Manihot utilissima)... 89 7. Evaluasi Kesesuaian Penggunaan Lahan di Kecamatan Sungai Raya... 90

8. Kondisi Curah Hujan di Kecanmatan Sungai Raya (Nilai Erosivitas-R) .. 91 9. Faktor Erodibiltas Tanah (K) di Kecamatan Sungai Raya... 93 10. Nilai Kemiringan dan Panjang Lereng (LS) ... 94 11. Nilai Prediksi Erosi dan Erosi Yang Dapat Ditoleransikan (ETol)

Pada Unit Lahan di Daerah Penelitian ... 95 12. Hasil Analisis Tanah Pada Unit Lahan di Daerah Penelitian... 96 13. Bagian Data Input yang digunakanan untuk Model Linier Programming

Struktur Program Komputerisasi dengan GAMS di Kecamatan Sungai

Raya ... 97

14. Hasil Analisis Optimasi Usahatani Tanaman Pangan di Kecamatan Sungai

2.1. Lahan dan Penggunaan Lahan

Tanah dan lahan merupakan dua istilah yang berbeda. Tanah diartikan sebagai suatu benda alami heterogen yang terdiri atas komponen-komponen padat, cair dan gas, yang mempunyai sifat dan perilaku yang dinamik. Adapun istilah lahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah lingkungan fisik yang terdiri dari iklim, relief, tanah, air dan vegetasi serta benda yang ada diatasnya sepanjang ada pengaruhnya terhadap penggunaan lahan. Termasuk di dalamnya juga hasil kegiatan manusia di masa lalu dan sekarang (Sitorus, 2003).

Sedangkan Lichfied dan Darin-Drabkin (1980) dalam Saefulhakim (1994), menyatakan bahwa dari segi geografi fisik, lahan didefinisikan sebagai terra firma

yang merupakan tempat pemukiman dan ditntukan oleh kualitas fisiknya. Karena setiap bidang lahan adalah : (1) lokasi tetap, (2) tidak dapat dipindahkan, (3) tidak bertambah atau berkurang (kecuali reklamasi), dimana tanah yang hilang karena tererosi tidak dapat digantikan sehingga kebijaksanaan lahan harus berorientasi pada konservasi.

Dari pengertian ekonomi, lahan merupakan sumberdaya yang tidak hanya sebagai terra firma, namun juga kandungan mineral, air disekitarnya, flora dan

fauna yang yang hidup diatasnya, cahaya, udara dan lain-lain. Pengertian ini lebih luas dari pengertian geografi fisik diatasnya (Lichfied dan Darin-Drabkin, 1980)

dalam (Saefulhakim, 1994).

Dalam literatur ekonomi, lahan dipandang sebagai suatu sumberdaya, yaitu sumberdaya lahan (Barlowe, 1978) dalam (Saefulhakim, 1994). Dalam pengertian ini, lahan dipandang sebagai komoditas yang dapat menghasilkan barang dan jasa untuk dikonsumsi sehingga memiliki biaya, nilai dan harga.

Lahan memiliki pengertian yang lebih luas dari tanah, walaupun dalam banyak hal kata tanah sering digunakan dalam makna yang setara. Lahan merupakan matrik dasar kehidupan manusia dan pembangunan (Saefulhakim, 1997), karena hampir semua aspek dari kehidupan manusia dan pembangunan, baik langsung maupun tidak langsung berkaitan dengan permasalahan lahan (Saefulhakim dan Nasoetion, 1999a).

Mengingat fungsi lahan yang demikian penting, maka manusia harus membangun hubungan yang saling menguntungkan antara manusia dan lahan, sehingga lahan dapat digunakan dengan sebaik-baiknya. Agar tercapai hubungan tersebut, harus dilakukan berbagai upaya agar penggunaan lahan sesuai dengan kemampuannya (Hardjowigeno, 1983). Menurut Sitorus (1996) penggunaan lahan (land use) merupakan setiap bentuk campur tangan (intervensi) manusia terhadap lahan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya baik material maupun spiritual.

Penggunaan lahan merupakan proses yang dinamis, perubahan yang terus menerus sebagai hasil perubahan pola dan besarnya aktivitas manusia sepanjang waktu, sehingga masalah yang berkaitan dengan lahan merupakan masalah yang kompleks (Saefulhakim dan Nasoetion, 1995b).

Penggunaan lahan dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok besar yaitu : (1) penggunaan lahan pertanian; dan (2) penggunaan lahan bukan pertanian. Untuk keberhasilan penggunaan dan pemanfaatan lahan diperlukan perencanaan pengembangan sumberdaya lahan dengan baik. Menurut Soil Survey Staff dalam Adiningsih (1996), perencanaan penggunaan lahan pada dasarnya adalah inventarisasi dan penilaian keadaan (status), potensi dan pembatas- pembatas dari suatu daerah setempat atau dengan orang-orang yang menaruh perhatian terhadap daerah tersebut, terutama dalam menentukan kebutuhan mereka serta aspirasi dan keinginan pada masa mendatang. Menurut Hardjowigeno dan Widiatmaka (2001), perencanaan penggunaan lahan merupakan rencana pemanfaatan lahan di suatu daerah agar lahan dapat digunakan secara optimal, yaitu memberikan hasil yang tertinggi dan tidak merusak lahan dan lingkungan. Tabel 1 menunjukkan luas lahan yang terdapat di empat Propinsi di Kalimantan menurut penggunaannya.

Perencanaan penggunaan lahan memberikan petunjuk atau pengarahan dalam proses pengambilan keputusan untuk penggunaan lahan sehingga lebih efisien dan menguntungkan bagi manusia dan penggunaan masa yang akan datang (Jones dan Davies dalam Sitorus 1989). Oleh sebab itu, perencanan penggunaan lahan bertujuan untuk : (1) mencegah penggunaan lahan yang salah tempat dalam mengupayakan terciptanya penggunaan lahan yang optimal, (2) mencegah adanya

salah urus yang menyebabkan lahan rusak dalam mengupayakan penggunaan lahan yang berkesinambungan, (3) mencegah adanya tuna kendali dalam mengupayakan penggunaan lahan yang senantiasa diserasikan oleh adanya kendali, (4) menyediakan lahan untuk keperluan pembangunan yang terus meningkat, dan (5) memanfaatkan lahan sebesar-besarnya untuk kemakmuran manusia (Sandi 1984; Silalahi, 1985 dalam Sitorus, 1989).

Tabel 1 : Luas Penggunaan Lahan di Kalimantan Kalimantan No. Jenis Penggunaan

Barat (ha) Tengah (ha) Selatan (ha) Timur (ha) 1 Pekarangan (Lahan untuk bangunan

dan halaman)

251.388 194.246 165.675 186.743 2 Lahan tegal/kebun 427.632 150.400 217.405 137.419 3 Lahan ladang/huma 258.987 248.739 153.225 147.492 4 Lahan pengembalaan/padang rumput 23229 128.720 246.128 30.737 5 Rawa-rawa (yang tidak ditanami) 217.672 588.530 201.023 820.123

6 Tambak 4.056 3.682 8.423 38.670

7 Kolam/tebat/empang 18.263 3.560 2.905 11.468 8 Lahan sementara tidak ditanami 1.803.154 1.518.680 784.703 1.292.376 9 Lahan kayu-kayuan/hutan rakyat 1.432996 327.231 247.603 758.814 10 Perkebunan 1.743.188 975.934 480.044 585.000 11 Sawah 374.711 247.502 307.492 542.00 12 Hutan Negara 7.411.103 878.100 960.503 770.973 Sumber : Badan Pusat Statistik (2000)

Makin tinggi tingkat kegiatan manusia, makin tinggi pula kebutuhan manusia akan lahan, baik dalam arti peningkatan luas penggunaan lahan maupun dalam jenis dan intensitas penggunaannya. Jenis-jenis penggunaan lahan di luar perkotaan secara umum dapat dibagi atas : (1) hutan, meliputi hutan lebat, hutan satu jenis dan hutan belukar; (2) perkebunan; (3) kebun, terdiri dari kebun campuran dan kebun sayur; (4) tegalan dan ladang; (5) sawah satu kali setahun; (6) sawah dua kali setahun; dan (7) perkampungan, termasuk kampung, kuburan dan lainnya.

Dalam menentukan perencanaan penggunaan lahan haruslah disesuaikan atau tergantung dari kemampuan sumberdaya lahan itu sendiri untuk dapat diusahakan bagi suatu penggunaan tertentu. Untuk mendukung suatu kegiatan usahatani haruslah diketahui potensi dari sumberdaya lahan itu sendiri serta tindakan-tindakan konservasi yang diperlukan agar memberikan hasil yang baik secara berkesinambungan. Fungsi utama dari perencaanaan penggunaan lahan adalah untuk memberikan petunjuk atau pengarahan dalam proses pengambilan keputusan tentang penggunaan lahan sehingga sumberdaya lahan dan lingkungan tersebut ditempatkan pada penggunaan yang paling menguntungkan/efisien bagi manusia, dan dalam waktu yang bersamaan juga mengkoservasikannya untuk penggunaan pada masa yang akan dating (Dent, 1978; Jones dan Davies, 1983

dalam Sitorus, 1989).

Tabel 2 menunjukkan bahwa berdasarkan luasnya, lahan kering yang tersedia di Kalimantan Barat sangat potensial untuk pengembangan pertanian baik pertanian tanaman, perkebunan dan hortikultura dengan mempertimbangkan karakteristik tanah dan agroklimatnya dalam pemilihan komoditas yang akan dikembangkan. Maka dari itu perlunya suatu perencanaan penggunaan lahan yang tepat dan memberikan hasil yang optimal tanapa merusak lahan.

Tabel 2. Luas Lahan Sawah dan Lahan Kering di Propinsi Kalimantan Barat

No. Kabupaten dan Kota di Kalimantan Barat Lahan Sawah (ha) Lahan Kering (ha) Jumlah (ha) 1 Sambas 93.443 1.092.212 1.229.600 2 Pontianak 98.361 1.383.745 1.187.120 3 Sanggau 50.402 1.734.296 1.830.200 4 Ketapang 77.125 3.281.809 3.580.900 5 Sintang 29.664 3.159.624 3.227.900 6 Kapuas Hulu 25.630 2.928.289 2.984.200 7 Kota Pontianak 86 10.693 10.700 Jumlah 374.711 13.560.668 13.965.379 Sumber : Potensi Investasi Subsektor Tanaman Pangan dan Hortikultur di Kalimantan Barat,

Disperta Propinsi Kalimantan Barat (2000).

Pada tingkat usahatani, perencanaan penggunaan lahan akan mengemukakan kemungkinan yang paling sesuai dari bentuk pertanian dan pola tanam yang cocok, ditinjau dari keadaan lahan dan keberadaan petani itu sendiri. Sebagai langkah terakhir adalah merencanakan system pertanian yang paling

sesuai dengan keadaan lahan di dalam kerangka pembatas ekonomi pemakai lahan atau petani. Hal ni mencakup tata ruang seperti penentuan letak lahan pertanian, padang rumput, jalan, penyediaan air, saluran drainase, dan sebagainya.

2.2. Usahatani Lahan Kering

Usahatani yang harus dikembangkan pada suatu daerah harus diarahkan pada pola usahatani terpadu yang dapat meningkatkan produksi, pendapatan, kesempatan kerja dan sekaligus mempertahankan produktivitas lahan dan menstabilkan kelestarian lingkungannya. Dalam meningkatkan produktivitas usahataninya bukan saja ditujukan untuk menghasilkan komoditas pangan bagi keluarganya, tetapi juga dapat menghasilkan surplus secara menyeluruh di daerah pertanian yang dikembangkan, sehingga usahataninya bukan lagi usahatani subsisten tetapi usahatani komersial yang menetap (Suryatna et al., 1982).

Soewardi (1977) menjelaskan bahwa suatu usahatani adalah bentuk pemanfaatan sumberdaya dengan tujuan ganda dan berimbang. Seleksi jenis tanaman didasarkan pada suatu pemenuhan keseluruhan tujuan dengan memperhatikan skala prioritas. Usahatani tersebut merupakan suatu sistem yang di dalamnya terdiri dari hamaparan-hamparan usahatani yang saling terkait dan berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan, yaitu keuntungan yang maksimal, sesuai dengan jumlah sumberdaya yang tersedia dan kemampuan petani dalam mengelolanya.

Jones dan Egli (1984) mengemukakan bahwa usahatani yang baik untuk dikembangkan di suatu daerah harus merupakan usahatani yang memberikan keuntungan yang tinggi, sesuai dengan sumberdaya yang tersedia dan kemampuan petani dalam mengelolanya. Dengan demikian usahatani yang dilaksanakan tersebut harus sesuai dengan jumlah tenaga kerja yang tersedia. Agar dalam usahanya memperoleh keuntungan maksimal atau merupakan pola usahatani yang optimal, maka harus merupakan suatu sistem yang berinteraksi, baik antar komponen usahanya maupun dengan keadaan sosial-ekonomi petani dan lingkungannya. Apabila pola usahatani ini berjalan demikian, maka diharapkan dapat memberikan keuntungan maksimal secara berkesinambungan dalam jangka panjang, sehingga merupakan pola usahatani yang mantap dan menetap.