• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR PUSTAKA 79 LAMPIRAN

1.2. Kerangka Pemikiran

Pertanian lahan kering dibentuk oleh 2 komponen utama, yaitu komponen sosial dan komponen sumberdaya alam. Kedua komponen sub sistem tersebut saling berinteraksi dalam membentuk ekosistem pertanian lahan kering. Oleh karena itu, dalam mengkaji masalah lahan kering tidak dapat hanya dilakukan dari satu sisi, misalnya dari sub sistem biofisik tanpa memperhatikan sub sistem sosial dan sebaliknya. Isu pengelolaan sumberdaya lahan pertanian dan sosial-ekonomi yang rumit semakin memerlukan perhatian dan pendekatan antar disiplin ilmu yang melibatkan bidang-bidang biofisik, sosial-ekonomi dan pembuat keputusan.

Pada umumnya petani tanaman pangan di lahan kering kurang memperhatikan konservasi dalam pengelolaan lahan. Keadaan ini merupakan ancaman masa depan pengembangan tanaman pangan lahan kering di daerah Kalimantan Barat khususnya di Kecamatan Sungai Raya. Sebagian besar petani lahan kering di daerah tersebut masih mengandalkan komoditi pangan terutama untuk konsumsi keluarga, sedangkan usaha konservasi masih dianggap belum atau bahkan tidak perlu dilakukan.

Pengelolaan lahan secara umum menyangkut aspek iklim, fisiografi (bentang lahan), tanah, manusia, unsur teknologi dan perekonomian di daerah sekitarnya. Dengan demikian kegiatan pengelolaan sangatlah dipengaruhi oleh kemampuan dan kesesuaian lahan, tingkat sosial – ekonomi, dan tingkat teknologi yang dikuasai oleh masyarakat setempat. Berbagai konflik-konflik kepentingan dalam penggunaan dan pemanfaatan lahan pada akhirnya dapat menimbulkan permasalahan terhadap kerusakan lahan, seperti : erosi tanah, penurunan produksi pertanian, berkurangnya alternatif penggunaan lahan, pendangkalan/ sedimentasi pada sungai, kerusakan pada ekosistem perairan, bencana banjir dan kekeringan, serta tanah longsor.

Salah satu tujuan utama dari proses pengelolaan lahan adalah pencapaian hasil pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan secara optimal dan berkelanjutan. Untuk mencapai hasil tersebut di atas dan juga dalam rangka menjaga dan mempertahankan produktivitas lahan di perlukan perencanaan dan pengelolaan lahan secara tepat dan bijaksana, seperti : (1) perencanaan penggunaan lahan yang disesuaikan dengan kemampuannya, (2) tindakan- tindakan khusus konservasi tanah dan air, (3) menyiapkan lahan dalam keadaan olah tanah yang baik, (4) penggunaan sistim pergiliran tanaman yang tersusun baik, dan (5) penyediaan unsur hara yang cukup dan seimbang bagi tanaman (Karama dan Abdurrachman, 1993; Sitorus, 2003).

Usahatani di lahan kering berbeda dengan di lahan sawah. Usahatani di lahan kering sangat beragam sehingga permasalahan usahatani di lahan kering lebih rumit. Untuk pengembangan pertanian lahan kering perlu adanya perbaikan- perbaikan teknologi baik produksi, sosial maupun ekonomi yang sesuai dengan daya dukung lahannya. Pengembangan pertanian dewasa ini berorientasi pada peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani. Hal ini sejalan dengan upaya pengentasan kemiskinan. Di sisi lain tantangan yang dihadapi dalam pembangunan pertanian semakin kompleks, sementara kebutuhan akan produksi pertanian terus meningkat sejalan dengan laju pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan pendapatan. Hal ini mengindikasikan perlunya dilakukan kajian menyeluruh terhadap usahatani terpadu yang dijalankan oleh petani agar sumberdaya yang dimiliki dapat dialokasikan secara optimal.

Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah menyangkut pengembangan sistem usahatani secara optimal yang mampu memanfaatkan sumberdaya yang tersedia sehingga menghasilkan pendapatan maksimum bagi petani, serta meningkatkan lapangan pekerjaan, usaha konservasi dan akhirnya tercukupinya kebutuhan akan pangan. Selain itu, pendayagunaan lahan kering harus tetap memperhatikan keseimbangan lingkungan, sehingga bermanfaat bukan saja bagi kesejahteraan masyarakat pada masa sekarang tetapi juga harus tetap bermanfaat bagi generasi yang akan datang.

Pemanfaatan sumberdaya lahan pertanian perlu ditata dengan menentukan sistem produksi yang sesuai. Penilaian tingkat kesesuaian lahan dilakukan berdasarkan data dari lahan usahatani yang diamati. Setiap unit lahan memiliki sifat-sifat yang berbeda, sehingga hasil kesesuaian lahan pada setiap unit lahan digunakan sebagai pertimbangan untuk menetukan potensi satuan unit lahan petani tersebut.

Selain kondisi fisik lingkungan, keadaan sosial ekonomi petani juga merupakan faktor penyebab terhambatnya pengembangan usahatani. Pada umumnya petani lahan kering adalah petani miskin dengan pengusahaan lahan yang sempit dan bermodal rendah. Aspek sosial-ekonomi untuk mendukung pengembangan lahan pertanian perlu didukung oleh analisis usahatani untuk mengetahui kelayakan sehingga dapat mengurangi kemungkinan kegagalan.

Prinsip sistem usahatani berkelanjutan adalah sistem pertanian yang mengelola sumberdaya alam (lahan) secara efisien, yaitu arus manfaat sosial secara keseluruhan dari suatu bentuk pengelolaan yang maksimum dalam jangka panjang. Di dalam sistem usahatani, terkait beberapa sub-sistem yang sangat kompleks. Oleh karena itu, untuk menganalisisnya dibutuhkan pemahaman yang mendalam. Model optimasi bertujuan untuk mengoptimalkan aktivitas berdasarkan kendala-kendala sumberdaya yang ada agar dapat dicapai suatu tujuan terbaik.

Pendekatan sistem usahatani yang berkelanjutan diharapkan dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan untuk meningkatkan pendapatan petani, kecukupan pangan, mencegah terjadinya degradasi lahan dengan usaha konservasi serta mampu menciptakan lapangan pekerjaan. Dalam merencanakan teknologi

yang tepat perlu tetap mempertimbangkan keragaman karakteristik utama lahan kering pada masing-masing wilayah, karena lahan kering memiliki keragaman yang tinggi seperti keragaman aspek fisik, biologi, maupun sosial ekonomi dan budaya.

Hasil rakitan teknologi tersebut diharapkan bermanfaat bagi perencanaan dan pengendalian penggunaan lahan serta pengelolaan pertanian yang memiliki keunggulan dari segi teknis, ekonomi dan lingkungan. Secara ringkas kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan dengan bagan alir seperti tertera pada Gambar 1.

Gambar 1 : Kerangka Pemikiran

Alokasi

Sumberdaya

Optimal

Program Linier

Sosial – Ekonomi Petani - Modal - Tenaga kerja - Pasar - Input Kelayakan Fisik Evaluasi Kesesuaian Lahan Analisis Kelayakan Usahatani Peningkatan Pendapatan Kecukupan Pangan

Pengggunaan

Lahan Kering

Biofisik Lahan - Topografi wilayah - Kemiringan Lereng - Jenis Tanah - Curah Hujan - Vegetasi Peningkatan Lapangan Kerja Usaha Konservasi

Pengembangan

Usahatani Lahan Kering