• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KEDUDUKAN SAKSI INSTRUMENTER DALAM AKTA

A. Sejarah Perkembangan Notaris

2. Hak dan Kewajiban Saksi Akta dalam Akta Notaris

Hak dan kewajiban Notaris diatur dalam Pasal 16 UUJN. Hak dapat diartikan sebagai kewenangan atau kekuasaan dari orang atau badan hukum untuk berbuat sesuatu karena telah ditentukan dalam peraturan perundang-undangan atau kekuasaan yang benar atas sesuatu atau menuntut sesuatu.95

Kekuasaan merupakan kemampuan atau kewenangan dari seseorang atau badan hukum untuk mengurus atau menentukan sesuatu.96 Sedangkan kewajiban dapat diartikan sebagai sesuatu yang harus dilaksanakan oleh orang atau badan hukum atau Notaris di dalam melaksanakan kewenangannya.

Hak dan kewajiban seorang Notaris meliputi:97

1. Bertindak amanah, jujur, seksama, mandiri, tidak berpihak dan menjaga kepentingan pihak yang terkait dalam perbuatan hukum.

2. Membuat akta dalam bentuk minuta akta dan menyimpannya sebagai bagian dari Protokol Notaris

3. Melekatkan surat dan dokumen serta sidik jari penghadap para minuta akta 4. Mengeluarkan grosse akta, salinan akta atau kutipan akta berdasarkan minuta

akta

94Irenrera Putri, Tinjauan Yuridis Terhadap Perlindungan Karyawan Notaris sebagai Saksi Dalam Peresmian Akta, diakses dari http:/www.google.com/lib.ui.ac.id/file digital/131194-T, pada tanggal 25 Juli 2016.

95Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1989), hal. 292.

96Ibid., hal. 467.

97Salim HS, Op.Cit., hal. 43-44.

5. Memberikan pelayanan sesuai dengan ketentuan dalam undang-undang ini, kecuali ada alasan untuk menolaknya

6. Merahasiakan segala sesuatu mengenai akta yang dibuatnya dan segala keterangan yang diperoleh guna pembuatan akta sesuai dengan sumpah/janji jabatan, kecuali undang-undang menentukan lain

7. Menjilid akta yang dibuatnya dalam 1 (satu) bulan menjadi buku yang memuat tidak lebih dari 50 (lima puluh) akta, dan jika jumlah akta tidak dapat dimuat dalam satu buku, akta tersebut dapat dijilid menjadi lebih dari satu buku, dan mencatat jumlah minuta akta, bulan dan tahun pembuatannya pada sampul setiap buku

8. Membuat daftar dari akta protes terhadap tidak dibayar atau tidak diterimanya surat berharga

9. Membuat daftar akta yang berkenaan dengan wasiat menurut urutan waktu pembuatan akta setiap bulan

10. Mengirimkan daftar akta atau daftar nihil yang berkenaan dengan wasiat ke pusat daftar wasiat pada kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang hukum dalam waktu 5 (lima) hari pada minggu pertama setiap bulan berikutnya

11. Mencatat dalam repertorium tanggal pengiriman daftar wasiat pada setiap akhir bulan

12. Mempunyai cap atau stempel yang memuat lambang Negara Republik Indonesia dan pada ruang yang melingkarinya dituliskan nama, jabatan, dan tempat kedudukan yang bersangkutan

13. Membacakan akta di hadapan penghadap dengan dihadiri oleh paling sedikit 2 (dua) orang saksi, atau 4 (empat) orang saksi khusus untuk pembuatan wasiat di bawah tangan, dan ditandatangani pada saat itu juga oleh penghadap, saksi dan Notaris

14. Menerima magang calon Notaris, dan 15. Kewajiban menyimpan minuta akta.

Dalam syarat pembuatan akta, Notaris harus menghadirkan saksi instrumenter yang akan menyaksikan perbuatan hukum serta menandatangani akta setelah dibacakan Notaris di hadapan para pihak. Kehadiran saksi instrumenter dapat membuat akta tersebut menjadi akta autentik, sehingga jika terjadi masalah, saksi akan dapat memberikan keterangan bahwa perbuatan hukum yang disebutkan di dalam akta, benar terjadi.

Pada Pasal 5 Undang-undang Perlindungan Saksi dan Korban menjelaskan mengenai hak seorang saksi dalam tindak pidana, yaitu:98

a. Memperoleh perlindungan atas keamanan pribadi, keluarga dan harta bendanya, serta bebas dari ancaman yang berkenaan dengan kesaksian yang akan, sedang atau telah diberikannya,

b. Ikut serta dalam proses memilih dan menentukan bentuk perlindungan dan dukungan keamanan,

c. Memberikan keterangan tanpa tekanan d. Mendapat penerjemah

e. Bebas dari pertanyaan yang menjerat

f. Mendapatkan informasi mengenai perkembangan kasus g. Mendapatkan informasi mengenai putusan pengadilan h. Mengetahui dalam hal terpidana dibebaskan

i. Mendapat identitas baru

j. Mendapatkan tempat kediaman baru

k. Memperoleh penggantian biaya transportasi sesuai dengan kebutuhan l. Mendapat nasihat hukum, dan/atau

m. Memperoleh bantuan biaya hidup sementara sampai batas waktu perlindungan berakhir.

Uraian di atas memberikan kesimpulan bahwasannya saksi akta atau dapat dikatakan saksi intrumenter juga memiliki hak yang sama seperti ketentuan hak untuk saksi dan korban yang tertera di Undang-undang Perlindungan Saksi dan Korban tersebut. Sebagaimana diketahui, bahwa dalam memberikan keterangan mengenai akta yang terjerat kasus hukum, Saksi Instrumenter yang ikut serta dalam lalu lintas hukum atau ikut serta dalam perbuatan hukum di dalam akta, juga harus dilindungi keselamatannya jika terjadi ancaman. Perlindungan tersebut memang tidak terlalu jelas untuk saksi akta atau saksi instrumenter. Namun sesuai dengan ketentuan undang-undang tersebut, jelas bahwa setiap orang yang dijadikan sebagai saksi,

98Pasal 5 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Perlindungan Saksi dan Korban.

mendapatkan perlindungan terhadap keterangan yang ia berikan selama kesaksian itu bukan merupakan kesaksian palsu.

Sebagai orang yang cakap dalam memberikan kesaksian, saksi wajib untuk memenuhi beberapa kewajiban sebagai berikut:99

a. Kewajiban mengadap.

Jika diperlukan dalam sidang pengadilan, Hakim dapat memanggil

saksi untuk hadir dalam sidang pengadilan. Dan apabila orang yang dipanggil sebagai saksi tersebut adalah orang yang cakap untuk menjadi saksi, maka yang dipanggil tersebut harus memberikan kesaksian di muka Hakim.100Jika tidak hadir, maka akan terkena sanksi sebagaimana disebutkan dalam Pasal 140 HIR, yaitu bahwa saksi harus membayar biaya yang telah dikeluarkan dan harus dipanggil satu kali lagi atas dasar biaya sendiri.

b. Kewajiban untuk bersumpah

Dalam suatu perkara kewajiban saksi untuk mengucap sumpah atau janji merupakan syarat mutlak untuk suatu kesaksian. Jadi, sebelum memberikan keterangan, saksi wajib mengucap sumpah atau janji menurut cara agamanya masing-masing, bahwa ia akan memberikan keterangan yang sebenarnya dan tidak lain daripada yang sebenarnya.101

99 Teguh Samudera, Hukum Pembuktian Dalam Acara Perdata, (Bandung: Penerbit P.T.

Alumni, 2004), hal. 70-72.

100 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, diterjemahkan oleh R.Subekti, (Jakarta: Pradnya Paramita, 1990), Pasal 1909.

101Teguh Samudera, Op.Cit., hal. 70-72.

Pengucapan sumpah adalah merupakan syarat mutlak untuk kesaksian. Hal ini diatur dalam Pasal 1911 KUHPerdata dan Pasal 160 ayat (3) KUHAP. Kecuali pada tingkat penyidikan, saksi diperiksa “tanpa disumpah”.102

Pada Pasal 1911 KUHPerdata, berbunyi: “Tiap saksi diwajibkan, menurut cara agamanya, bersumpah atau berjanji bahwa ia akan menerangkan apa yang sebenarnya.” Sedangkan pada Pasal 160 ayat (3) KUHAP berbunyi : “Sebelum memberi keterangan, saksi wajib mengucapkan sumpah atau janji menurut cara agamanya masing-masing, bahwa ia akan memberikan keterangan yang sebenarnya dan tidak lain daripada yang sebenarnya.”

c. Wajib memberikan keterangan yang benar.

Sebagai seorang saksi yang memberikan keterangan dalam suatu persidangan, haruslah memberikan keterangan yang benar. Hal ini diatur dalam Pasal 148 HIR.

Jika tidak, maka saksi akan disanderakan atas perintah hakim, sampai saksi tersebut memenuhi kewajibannya.

Kewajiban saksi ada 3 yaitu:103

1. Memenuhi panggilan 2. Mengangkat sumpah

3. Memberikan keterangan yang benar.

102M. Yahya Harahap, Pembahasan Permasalahan Dan Penerapan KUHAP, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hal. 142.

103 Bambang sugeng A.S., dan Sujayadi, Hukum Acara Perdata Dokumen Litigasi Perkara Perdata, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), hal. 72

Ada orang-orang yang dapat diminta dibebaskan dari kewajiban menjadi saksi, yaitu:104

1. Mereka yang mempunyai hubungan keluarga 2. Mempunyai hubungan darah menurut garis lurus

3. Mereka yang karena jabatannya, pekerjaan, kedudukan diharuskan menyimpan rahasia yang berhubungan dengan jabatan, pekerjaan dan kedudukannya.

C. Syarat-Syarat Menjadi Saksi Dalam Akta Notaris dan Saksi Dalam