• Tidak ada hasil yang ditemukan

E. Manfaat Penelitian

2. Hakikat Permainan Monopoli a. Pengertian Permain Monopoli

Permainan monopoli adalah salah satu permainan papan paling terkenal di dunia. Tujuan permainan ini adalah untuk menguasai atau mengumpulkan kekayaan semua petak di atas papan melalui pembelian, penyewaan, dan pertukaran properti dalam sistem ekonomi yang disederhanakan.21

Permainan monopoli menurut husna adalah permainan yang menggunakan satu set peralatan monopoli yang terdiri dari papan permainan, bidak atau petak, dua buah dadu, kartu dana umum dan kesempatan, uuang-uangan, kartu pembelian tanah, serta rumah-rumahan yang berwarna hijau dan merah yang menandakan hotel.22

Jadi permainan monopoli adalah permainan papan yang di dalamnya terdapat petak dimana setiap pemain dapat membeli sesuai harga yang tertera dan didalam permainan monopoli meliputi bisnis properti yang berupa aset bangunan dan tanah. Permainan ini menggunakan bidak, dadu, kartu tanah mainan, serta uang mainan.

b. Sejarah Permainan Monopoli

Sebelum permainan monopoli muncul sudah ada permainan-permainan yang serupa, diantaranya adalah The Landlord’s Game yang diciptakan oleh Elizabeth Magie untuk mempermudah orang mengerti bagaimana tuan-tuan tanah memperkaya dirinya dan mempermiskin para penyewa. Megie memperkenalkan permainan ini di tahun 1904.23

Walaupun permainan ini sudah dipatenkan, tidak ada prosedur yang memproduksinya secara luas sampai tahun 1910 oleh The Economic Game Company

21

Agus N Cahyo, Gudang permainan Kreatif khusus asah otak kiri anak,(Jogjakarta: Flash Book 2011), hal.144

22

Husna. 100+ Permainan Tradisioal Indonesia Untuk Kreativitas, Ketangkasan, dan Kearaban.

(Yogyakarta: Andi) 2009

di New York. Di Britania Raya permainan ini diterbitkan pada tahun 1913 oleh The Newbie Game Company di London dengan nama Brer Fox an’Brer Rabbit.

Selain melalui penjualan, permainan ini juga tersebar dari mulut ke mulut dan variasi-variasi local juga mulai berkembang. Salah satunya adalah yang disebut Auction Monopoly atau kemudian disingkat menjadi Monopoly. Permainan ini kemudian dipelajari oleh Charles Darrow dan dipatenkan kemudian dijual olehnya kepada Parker Brothers sebagai penemuannya sendiri. Parker mulai memproduksi permainan ini secara luas pada tanggal 5 November 1935.24

c. Manfaat Monopoli

Manfaat dari permainan ini mampu mengasah kemampuan otak kiri anak atau siswa, bukan hanya di berikan pelajaran bagaimana menghitung dadu dan langkah, tetapi memperhitungkan sejumlah perhitungan ekonomi dan analisis sesuai kotak yang didapat.25 Hal tersebut dapat dilihat karena pada saat bermain monopoli tidak hanya diberi pelajaran bagaimana menghitung dadu dan cara melangkah saat sudah tau jumlah dadu yang sudah dilemparkan, tetapi juga memperhitungkan jumlah perhitungan ekonomi dan menganalisis sesuai kotak yang bisa didapatkan.

d. Peralatann Permainan Monopoli

Secara umum untuk memainkan Monopoli, dibutuhkan peralatan-peralatan seperti bidak-bidak untuk mewakili pemain, dua buah dadu yang berisi enam angka, kartu hak milik untuk setiap property, papan permainan dengan petak-perak yaitu; (22 tempat yang dibagi 8 kelompok berwarna dengan masing-masing warna memiliki dua atau tiga tempat, 4 stasiun kereta, 2 perusahaan yaitu perusahaan listrik dan air, dan petak-petak Dana Umum dan Kesempatan untuk memberikan perintah kepada pemain agar pemain mengambil kartu dan menjalankan perintah yang ada di dalam kartu Dana Umum atau Kesempatan), uang-uangan Monopoli, 32 rumah dan 12 hotel

24“ o opoli per ai a .ibid

25

15

yang terbuat dari kayu atau plastik yang biasanya rumah berwarna hijau sedangkan hotel berwarna merah, kartu-kartu Dana Umum dan Kesempatan.26

Dalam permainan monopoli yang digunakan oleh guru sebagai media pembelajaran terdapat peralatan-peralatan seperti bidak-bidak untuk mewakili pemain, dua buah dadu, selembar kertas yang sudah disediakan bersamaan dengan permainan monopoli untuk menuliskan hasil uang yang sudah didapat pada permainan monopoli.

e. Penggunaan Permainan Monopoli sebagai Media Pembelajaran

Pada umumnya orang barmain monopoli sekedar untuk mencari hiburan semata, akan tetapi seiring dengan pengetahuan penuli selama ini tentang ketertarikan siswa terhadap pelajaran IPS, dimana jarang siswa yang menyatakaan pelajaran favoritnya adalah pelajaran IPS.

Dari hasil observasi yang peneliti lakukan beberapa siswa menyatakan bahwa IPS pelajaran yang membosankan, hal ini menyebabkan IPS menjadi siswa agak malas untuk belajar. Bagi sebagian siswa sekolah menengah pertama (SMP) mengeluhkan soal pelajaran IPS. Mereka menganggap IPS sebagai pelajaran yang sulit untuk diingat (hapal). Terlebih lagi bila mereka mendapatkan nilai di bawah rata-rata. Yang memiliki niat akan lebih tekun belajar, kembali hilang semangat untuk belajar.

Jika keadaan ini dibiarkan dan terus berlanjut hingga ke jenjang pendidikan berikutnya. Maka, sepanjang masa pendidikan meraka akan menganggap IPS adalah pelajaran yang membosankan karena terlalu banyak materi yang harus di hapal.oleh karena itu, penulis mencoba mengubah pemrmainan monopoli yang biasa dimaikan

26“Mo opoli Per ai a ibid

anak-anak menjadi permaina IPS, dimana dengan bermain monopoli IPS siswa dapat bermain sambil belajar IPS.

Dengan sedikit perubahan, penulis menemukan permainan monopoli IPS yang dapat dijadikan media dalam pembelajaran IPS. Permainan ini bisa digunakan pada pokok bahasan Perekonomian Indonesia yang dirancang untuk mengenalkan kepada siswa terhadap akuntansi dan tabungan perbankan.

Dengan harapan agar anggapan siswa tentang pelajaran IPS yang sulit dan membosankan menjadi IPS itu pelajaran yang menyenangkan. Sejauh mana keberhasilan permainan ini dalam mengubah pola pikir siswa tentang IPS yang sulit dan membosankan, penulis juga ingin melihat, bagaimana motivasi siswa dalam mempelajari IPS dengan menggunakan permainan IPS.

Permainan monopoli yang akan di gunakan adalah sebuah permainan monopoli yang menjelaskan tentang pelajaran IPS mengenai materi ekonomi yang di dalamnya terdapat materi pelajaran akuntansi, dalam permainan monopoli ini terdapat petak yang mengaharuskan pemain untuk membeli suatu barang atau menjualnya, bekerja untuk mendapatkan uang, membantu orang lain, dan memberi sumbangan kepada orang yang membutuhkan. Bentuk permainan monopoli yang akan digunakan adalah sebagai berikut:

17

Gambar 2.2 Permainan Monopoli

3. Hakikat motivasi belajar a. Pengertian Motivasi Belajar

Istilah motivasi berasal dari kata kerja Latin movere (menggerakkan). Ide tentang pergerakan ini tercermin dalam ide-ide common sense mengenai motivasi, seperti sebagai sesuatu yang membuat diri kita memulai pengerjaan tugas, menjaga diri kita tetap mengerjakannya, dan membantu diri kita menyelesaikannya. Motivasi adalah suatu proses diinisiasikannya dan dipertahankannya aktivitasnya yang diarahkan pada pencapaian tujuan.27

27Dale H.Schunk, Paul R. Pintrich, Judith L. Meece, “Motivasi dala Pe didika (Jakarta: PT. INDEKS,2012) edisi bahasa indonesia edisi ketiga, h. 6

Menurut schunk (1995) motivasi dapat mempengaruhi apa yang kita pelajari, kapan kita belajar, dan bagaimana cara kita belajar.28 Menurut Mc.Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengen munculnya feeling dan di dahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.29

Ada banyak teori yang menjelaskan tentang motivasi, salah satu teori yang terkenal kegunaannya untuk menerangkan motivasi siswa yaitu yang di kembangkan oleh maslow (1943, 1970), yang menerangkan bahwa ia percaya tingkah laku manusia dibangkitkan dan diarahkan oleh kebutuhan-kebutuhan tertentu.30

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah suatu dorongan atau kekuatan dari dalam diri seseorang yang sewaktu-waktu dapat muncul karena adanya kebutuhan untuk mencapai suatu tujuan yang sangat mendesak.

b. Fungsi Motivasi

Motivasi dalam belajar sangat penting artinya untuk mencapai tujuan proses belajar mengajar yang diharapkan, sehingga motivasi siswa dalam belajar perlu dibangun. Menurut Nasution (1982:77) “Motivasi memiliki tiga fungsi yaitu : (1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi manusia sebagai penggerak motor yang melepas energy; (2) menentukan arah perbuatan, yakni manusia mengarahkan dirinya kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yag harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuan; (3) menyeleksi

28

Ibid, h.7

29

Sadirman A. M, I teraksi Da Motivasi Belajar Me gajar , (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996) cet. Ke-6, h.74

30Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010) Cet. Ke-5, h. 171

19

perbuatan yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, degan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat lagi.”31

Jadi motivasi berfungsi untuk mendorong seseorang berbuat sesuatu yang lebih baik, motivasi dapat melepaskan energi atau tenaga yang ada pada diri seseorang, dan motivasi juga dapat menentukan itensitas usaha siswa dalam belajar.

c. Jenis-jenis Motivasi Belajar

Menurut Priyitno (1989:11) motivasi dikelompokam menjadi dua macam, yaitu:

(a) Motivasi Intrinsik yaitu keinginan bertindak yang disebabkan oleh faktor pendorong dari dalam diri (internal) individu. Tingkah laku individu itu terjadi tanpa dipengaruhi oleh faktor-faktor dari lingkungan. Tetapi individu bertingkah laku karena mendapatkan energi dan pengaruh tingkah laku dari dalam diri sendiri yang tidak bisa dilihat dari luar.

(b) Motivasi Ekstrinsik yaitu dapat dikatakaan sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar di mulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak sesuatu kegiatan bukan karena ingin mengetahui sesuatu, tetapi ingin mendapatkan pujian, hadiah dan sebagainya.32

Dari penjelasan di atas kita bisa lihat bahwa motivasi intrinsik dapat mencapai tujuan yang terkandung dalam pembelajaran dimana dalam belajar telah terkandung tujuan menambah pengetahuan. Sebaliknya jika seseorang belajar untuk mencapai pujian, penghargaan, hadiah dan sebagainya itu termasuk ke dalam motivasi ekstrinsik.

31“Motivasi belajar , di unggah pada 22 april 2013, di

http://www.kajianpustaka.com/2013/04/motivasi-belajar.html yang diakses pada 11 sepember 2014

4. Hakikat IPS a. Pengertian IPS

Social studies atau ilmu pengetahuan sosial (IPS) menurut Ali Amran Udin

adalah “ilmu-ilmu sosial yang disederhanakan untuk tujuan-tujuan pendidikan dan

pengajaran di sekolah dan menengah (elementary and secondary school).33

Dari pengertian IPS oleh Ali Imran dapat dilihat bahwa ilmu pengetahuan sosial adalah hasil penyederhanaan dari berbagai macam disiplin ilmu sosial yang ada. Penyederhanaan tersebut dimaksudkan lebih tertuju kepada penyesuaian dengan kurikulum yang akan diterapkan oleh masing-masing guru di sekolah. Menurut

Kosasih Djahiri, “IPS merupakan sejumlah konsep pilihan dari cabang-cabang ilmu

sosial dan ilmu lainnya kemudian diolah berdasarkan prinsip pendidikan dan didaktik untuk dijadikan program pengajaran pada tingkat persekolahan”.34

Secara mendasar pengajaran IPS berkenaan dengan kehidupan manusia yang melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhannya. IPS berkenaan dengan cara manusia memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan untuk memenuhi materi, budaya, dan kejiwaannya; memanfaatkan sumber daya yang ada di permukaan bumi; mengatur kesejahteraan dan pemerintahannya maupun kebutuhan lainnya dalam rangka mempertahankan kehidupan masyarakat manusia.35 IPS merupakan ilmu yang dinamis, selalu berubah-ubah sesuai dengan perkembangan zaman.

Menurut Sapriya, istilah IPS di Indonesia mulai dikenal sejak tahun 1970-an sebagai hasil kesepakat1970-an komunitas akademik d1970-an secara formal mulaidigunakan dalam sistem pendidikan nasional dalam kurikulum 1975. Dalam dokumen kurikulum tersebut IPS merupakan salah satu nama mata pelajaran yang diberikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.

33

Abu Ahmadi, Ilmu Sosial Dasar. (Jakarta: Rineka Cipta.1990), Cet. II, hal.2

34

Sapriya, Dadang Sundawa, dan Iim Siti Masyitoh, Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS, (Bandung: UPI PRESS, 2006), h. 7

35

21

Mata pelajaran IPS merupakan sebuah nama mata pelajaran integrasi dari mata pelajran sejarah, geografi, dan sosiologi serta mata pelajaran ilmu sosial lainnya.36

Penjelasan yang dikemukakan oleh Sapriya mengatakan bahwa ilmu pengetahuan sosial merupakan sebuah bidang studi yang terdiri dari gabungan dari beberapa mata pelajaran yaitu sejarah, geografi, ekonoi dan sosiolog yang dikemas secara terpadu.

Menurut Muhammad Nu‟man somantri yang di kutip oleh sapriya pada bukunya yaitu konsep dasar ips yaitu, pendidikan IPS adalah penyederhanaan disiplin ilmu-ilmu sosial, ideologi Negara dan disiplin ilmu lainnya serta masalah-masalah sosial terkait yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan pada tingkat pendidikan dasar dan menengah.37

Menurut Kosasih Djahiri, “IPS merupakan sejumlah konsep pilihan dari cabang-cabang ilmu sosial dan ilmu lainnya kemudian diolah berdasarkan prinsip pendidikan dan didaktik untuk dijadikan program pengajaran pada tingkat

persekolahan”.38

IPS merupakan padanan dari Sosial Studies dalam konteks kurikulum di Amerika Serikat. Istilah tersebut pertama kali digunakan di AS pada tahun 1913 mengadopsi nama lembaga Sosial Studies yang mengembangkan kurikulum di AS. Kurikulum pendidikan IPS tahun 1994 sebagaimana yang dikatakan oleh Hamid Hasan (1990), merupakan difusi dari berbagai disiplin ilmu.39

Secara mendasar pengajaran IPS berkenaan dengan kehidupan manusia yang melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhannya. IPS berkenaan dengan cara

36

Sapriya Susilawati, dan Sadjarudin Nurdin, Konsep dasar IPS, (Bandung: UPI Press 2006), h. 51

37

Ibid, h. 7

38

Sapriya, Dadang Sundawa, dan Iim Siti Masyitoh, Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS, (Bandung: UPI PRESS, 2006), h. 7

39Etin Solihatin, dan Raharjo, Cooperative Learning (Analisis Model Pembelajaran IPS), (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), Ed. 1, Cet.3, h.14

manusia memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan untuk memenuhi materi, budaya, dan kejiwaannya; memanfaatkan sumber daya yang ada di permukaan bumi; mengatur kesejahteraan dan pemerintahannya maupun kebutuhan lainnya dalam rangka mempertahankan kehidupan masyarakat manusia.40IPS merupakan ilmu yang dinamis, selalu berubah-ubah sesuai dengan perkembangan zaman.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa IPS merupakan mata pelajaran yang mempelajari berbagai aspek kehidupan sosial yang didasarkan pada kajian geografi, sejarah, ekonomi, dan sosiologi, guna meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan rasa tanggung jawab peserta didik baik sebagai warga Indonesia maupun sebagai warga dunia dalam kehidupan sosial.

b. Tujuan Pembelajaran IPS

Tujuan utama Ilmu pengetahuan sosial adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari, baik yang menimpa dirinya maupun yang menimpa masyarakat.

Menurut Syarifudin Nurdin, “Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) bertujuan untuk mengambangkan kemampuan berpikir, sikap dan nilai peserta didik sebagai individu

maupun sebagai sosial budaya”.41

Oleh karena itu IPS di tingkat sekolah pada dasarnya bertujuan untuk mempersiapkan para siswa sebagai warga Negara yang menguasai pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai yang dapat digunakan kemampuan mengambil

40

Nadlir, Ilmu Pengetahuan Sosial, (tt.p., t.p, 2009), h. 1-11

41Syarifudin Nurdin, Model Pembelajaran yang Memeperhatikan keragaman Individu Siswa dalam kurikulum berbasis Kompetensi. (Jakarta: PT. Ciputat Press. 2005), h. 24

23

keputusan dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan masyarakat agar menjadi warga negara yang baik.

Gross menyebutkan bahwa tujuan pendidikan IPS adalah untuk mempersiapkan mahasiswa menjadi warga Negara yang baik dalam kehidupan di masyarakat, secara tegas ia mengatakan “to prepare student

to be well-functioning citizens in democratic society”. Tujuan lain dari pendidikan IPS adalah untuk mengembangkan kemampuan mahasiswa menggunakan penalaran dalam mengambil keputusan setiap persoalan yang menghadapinya.42

Tujuan pendidikan IPS menurut Nursid Sumaatmaja, adalah “membina anak didik menjadi warga Negara yang baik, yang memiliki pengetahuan, dan kepedulian sosial yang berguna bagi dirinya serta bagi masyarakat dan Negara”.Sedangkan secara rinci Oemar Hamalik merumuskan, “tujuan pendidikan IPS berorientasi pada tingkah laku para siswa, yaitu (1) pengetahuan dan pemahaman, (2) sikap hidup belajar, (3) nilai-nilai sosial dan sikap, (4) keterampilan”.43

Jadi, tujuan dari pendidikan IPS adalah untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan lingkungannya, serta berbagai bekal bagi siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.