• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANTARA TRADISI DAN MODERNITAS

4.3. Hamil

4.3.2. Hamil dan kepercayaan

Proteksi masa kehamilan tidak hanya dilaksanakan pada ritual saja namun juga berasal dari tingkat laku keluarga. Pantangan-pantangan yang dilakukan oleh masyarakat Desa dikenal dengan

107 istilah pali daha’i. Ibu MD menjelaskan ada beberapa pantangan makan ketika hamil.

“....ikan yang tidak bersisik, jamur, sayur asam. Kalau makan jamur tu pamali oleh anu, takut mati anak, pali daha’i namanya, bisa mati anaknya. Iyaa.. ikan seperti patin itu disungai kahayan. Iya.. itu turun menurun itu...”

Pantangan makan menurut masyarak Desa Anoi dilakukan juga bertujuan untuk menjaga bayi yang ada di kandungan. Beberapa pantangan makan, antara lain;

a. Tidak boleh makan ikan yang tidak bersisik. Pantangan makan ikan tidak bersisik menyebabkan pendarahan bagi ibu hamil.

b. Tidak boleh makan Jamur

c. Tidak boleh makan sayur asam-asaman.

d. Tidak boleh makan makanan yang mengandung lombok terutama cabe rawit. Dikhawatirkan tubuh bayi meradang merah bagai tersiram air panas.

e. Dilarang makan buah yang jatuh dari pohon dan tersangkut di antara cabang dan ranting sehingga buah tersebut tidak jatuh ketanah. Maksudnya agar bayi lahir lancar, tidak tersangkut seperti buah yang tersangkut tadi.

f. Dilarang mengumpulkan kayu bakar dimana ranting dan cabang kayunya terendam diair. Maksudnya agar ari-ari bayi tumbuh normal. Tidak berukuran terlalu besar. Karena kalau terlalu besar, disaat proses persalinan akan sulit keluar.

Selain pantangan dalam hal makan, sikap atau tingkah laku dari orang tuapun menjadi perhatian, beberapa pantangan sikap ketika ibu hamil, antara lain;

a. Tidak boleh makan sambil berjalan. Hal ini diyakini jika dilanggar wanita hamil akan merasakan sakit yang lama ketika ingin melahirkan.

b. Menjemur pakaian tidak diperkenankan di ranting pohon, diyakini jika dilanggar akan lama dalam proses pelepasan tabuni (plasenta). c. Tidak boleh melilit handuk di leher, diyakini plasenta bisa melilit. d. Jika membelah kayu hendaknya memanggil anak, mengingat anak

sumbing), begitu pula jika membelah kepala ikan atau menyembelih hewan peliharaan.

e. Jika kita sedang makan jangan menaruh sendok didalam tempat nasi dalam keadaan terbuka, hendaknya taruh sendok didalam panci yang tertutup diyakini mudah lahir.

Dengan adanya pantangan yang ada ibu MY bercerita, bahwa ketika beliau hamil anak yang ketiga hanya mengkonsumsi air kopi dengan gula saja.

Selain pantangan beberapa makanan, menurut masyarakat desa Tumbang Anoi terdapat beberapa tumbuhan yang bisa dimanfaatkan untuk menambah stamina, salah satunya daun kelakai. Kelakai merupakan tumbuhan yang yang mudah hidup dimana saja. Masyarakat desa biasanya mencari daun kelakai di pinggir hutan. Bila dilihat dari bentuk fisiknya tanaman kelakai mirip dengan semak belukar. Hanya ada satu pembedanya yaitu daunnya kecil dan berwarna agak kemerahan. Kepercayaan masyarakat desa Tumbang Anoi, daun kelakai dapat menambah darah dikarenakan daunnya berwarna hijau kemarahan dan bila dimasak akan berwarna merah.

Posisi ibu hamil hingga mau melahirkan, merupakan kondisi yang lemah baik secara fisik atau mental. Sehingga pada kondisi tersebut dikhawatirkan banyak ancaman dari penyakit atau gangguan roh-roh yang ada di sekitarnya. Masyarakat Desa Tumbang Anoi mempercayai adanya jimat yang bisa melindungi ibu dan anaknya. Jimat yang dipakai ibu hamil dikenal dengan istilah dirit. Dirit digunakan dengan tujuan untuk melindungi sang calon ibu dan bayi dari gangguan setan dan memperlancar proses persalinan. Dirit tidak boleh diminta, namun harus berdasarkan pemberian dari orang tua kepada anaknya. Setelah si anak (ibu hamil) melahirkan maka dirit kemudian dikembalikan ke orang tua yang memberikannya.

Dirit merupakan “jimat” yang yang dibuat dari kulit kayu palis kemudian dibungkus dengan kain hitam. Setelah dibungkus kemudian diberikan semacam hiasan yang terdiri dari uang dari perak, butiran emas, manik-manik dan tambahan kayu lainnya. Bila dirit tidak cukup untuk mengikat perut si-ibu hamil, maka diperbolehkan menambah tali putih, agar dirit bisa mengikat atau melingkari perut ibu yang sedang hamil

109 Gambar 4.2. Jimat (Dirit) yang dipakai oleh ibu hamil

Sumber: dokumentasi peneliti

Jimat tersebut dipakai dengan cara dilingkarkan di perut. Dirit harus selalu dipakai, dan hanya dilepas ketika pergi ke kamar kecil saja. Selain dirit terdapat beberapa tumbuhan yang dapat menangkal dari gangguan makhluk halus untuk ibu hamil, antara lain; daun paku, daun hara.

Selain beberapa pantangan makanan yang harus dihindari dan ritual nyakidiri, ada beberapa hal yang harus dilakukan ketika hamil dan melahirkan menjadi lancar. Menurut kepercayaan masyarakat desa Tumbang Anoi, terdapat beberapa makanan, kayu-kayuan yang harus dikonsumsi oleh ibu hamil agar lancar persalinannya. Ibu NOW bercerita ketika beliau hamil, disuruh oleh ibunya untuk mengkonsumsi belut agar lahirnya lancar.

“pada waktu hamil saya na disuruh makan belut oleh ibu saya. Katanya agar lahirnya bisa licin dan mudah. Ibu saya juga katanya disuruh orang tuanya juga...”

Gambar 4.3. Daun Paku dan daun hara Sumber Dokumentasi peneliti

Menurut orang tua ibu NOW, karena bentuk belut licin dan sulit untuk ditangkap maka bila ibu hamil mengkonsumsi belut maka kandungan ketika bersalin akan menjadi licin dan mudah. Selain belut, masyarakat desa Tumbang Anoi juga mengkonsumsi beberapa kayu yang dipercaya dapat membantu kehamilan agar sehat dan persalinan lancar. Ketika kami (peneliti) bertanya jenis-jenis kayu apa saja yang dikonsumsi, banyak informan dan orang tuanya tidak mau menyebutkan nama dan jenisnya. Hal ini dikarenakan terdapat beberapa persyaratan yang harus dilakukan dan tidak bisa dilakukan sembarangan.

Kegiatan yang lain dengan mengolesi perut ibu hamil yang sudah menginjak usia 7 bulan hingga 9 bulan dengan sejenis minyak. Menurut ibu NOW, minyak tersebut dikenal dengan minyak Dayak. Minyak tersebut merupakan sejenis minyak yang dibuat dari bagian binatang dan minyak kelapa. Ibu Now, bercerita bahwa minyak yang beliau pakai merupakan warisan yang diberikan oleh neneknya. Pemakaiannya dengan cara mengusap perut ibu hamil dengan minyak tersebut dari atas ke bawah atau dari pusar menuju ke bawah. Diharapkan dengan memakai minyak, proses persalinannya akan menjadi lancar.

Dokumen terkait