• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PAMBORUM ANAK KADORIH STUNTING YANG TERABAIKAN . 131

5.3. Stunting yang terabaikan

5.3.5. Faktor risiko stunting

5.3.5.4. Sumber air dan Riwayat Infeksi

Sungai Kahayan sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari keseharian etnis Dayak Ot Danum di desa Tumbang Anoi. Dalam kesehariannya, dalam setiap hela nafas pasti berhubungan dengan sungai Kahayan. Keberadaan sungai Anoi dan sungai kahayan mempunyai fungsi yang vital dan penting bagi masyarakat desa Tumbang Anoi. Sungai dimanfaatkan sebagai sarana transportasi ataupun diperuntukkan mandi, cuci, kakus. Keberadaan sungai Anoi dan kahayan menjadi vital dikarenakan masyarak desa Tumbang Anoi juga memanfaatkan kedua sungai tersebut untuk kebutuhan minum dan memasak.

Sungai Kahayan mempunyai potensi sumber daya alam yang banyak, salah satunya adalah emas. Semua warga desa Tumbang Anoi menggantungkan hidup mereka salah satunya dengan mendulang dan ““menyedot”” emas untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari. Sehingga tidak mengherankan di sepanjang sungai Kahayan banyak tempat penambangan emas atau pengolahan emas dengan cara tradisional.

Mereka memanfaatakan air sungai kahayan untuk “menembak” tanah dan membuang lumpur atau tanah yang tidak digunakan ke sungai kahayan. Pembuangan limbah lumpur menjadi permasalahan bagi masyarakat desa Tumbang Anoi. ketika tidak turun hujan, pembuangan limbah lumpur dan tanah tidak menjadi permasalahan.

Permasalahan muncul ketika turun hujan dengan lebat. Ketika air mengalir dengan deras dan debit air yang tinggi (masyarakat Anoi menyebutnya dengan istilah “dalam”) menyebabkan limbah yang dialirkan ke sungai kahayan masuk ke sungai Anoi hingga sepanjang dua kilo meter, dan hasil limbah penambangan atau pengolahan emas turut mencemari sungai Anoi. Dengan masuknya limbah tersebut ke sungai Anoi dan sungai lainnya menjadi permasalahan dikarenakan sungai-sungai tersebut menjadi sumber air minum warga.

Selain limbah lumpur hasil penembakan tanah yang mengandung emas, pembuangan sampah di sungai kahayan dan Anoi juga menjadi potensi masalah tercemarnya sungai Anoi. Pak CB bercerita;

“....orang yang nambang di sepanjang kahayan ini pasti buang lumpurnya ke sungai ini (red: kahayan) mas. Nah kalau air nggak dalam lumpur yang warna coklat nggak sampai masuk sini (red: sungai Anoi). Kalau di hulu hujan deras terus airnya dalam air itu (red: sungai kahayan) masuk ke sungai ini (red: sungai Anoi) walau sebenarnya lebih tinggi ya.... kalau sudah masuk bisa sampai dalam mas,

kira-Gambar 5.3. Limbah penambangan emas Sumber: Dokumentasi peneliti, 2015

149

kira dua kilometeran mas. Nah padahal orang sini (red: warga desa Tumbang Anoi) pakai air Anoi untuk minum dan masak.. nah selain itu ya ini sampah (sambil menunjuk)....”

Masyarakat desa Tumbang Anoi terdapat kebiasaan mandi di sungai walaupun mereka sudah terdapat kamar mandi di rumah yang diambil dari sungai tersebut. Menurut cerita pak CB, terdapat kepercayaan bahwa mandi sungai langsung dapat menyegarkan badan yang pegal-pegal. Selain mandi, masyarakat desa Tumbang Anoi mempunyai kebiasaan minum air sungai tanpa diendapkan dan dimasak terlebih dahulu. Pak Ft juga menambahkan bahwa masyarakat desa Tumbang Anoi bila minum air sungai dengan dimasak terlebih dahulu terasa kurang enak dan segar. Bagi etnis Dayak, air sungai mempunyai filosofi yang sangat mendalam. Air merupakan sumber kehidupan dan mempunyai kesucian yang sakral. Oleh karena itu air diperlakukan seperti makhluk hidup lainnya (Septa, dkk; 2014). Septa dan kawan-kawan dalam bukunya “ Tetes Danum Tawar” menyatakan bahwa etnis Dayak Ngaju menganggap bahwa air merupakan makhluk hidup. Begitu juga yang diyakini oleh etnis Dayak Ot Danum. mereka mempercayai bahwa air merupakan makhluk hidup, sehingga ketika mereka mengendapkan dan memasak akan melemahkan atau mematikan khasiat air tersebut. Sehingga ketika mereka memasak air terlebih dahulu akan dirasakan kurang segar.

“...Orang sini (Anoi) kalau mau minum langsung ambil dari sungai tanpa dimasak. Nggak segar kalau dimasak na....” (pak Ft)

Begitu juga dengan yang dilakukan oleh ibu My. Ketika beliau ikut suaminya untuk ““menyedot”” emas, beliau mengajak ketiga anaknya untuk ikut dan tinggal bersama di pondokan sementara. Pondokan sementara dibangun di dekat lokasi suami ibu My “menyedot” emas. Untuk pemenuhan kebutuhan minum, ibu My mengambil air dari sungai yang terdekat dengan pondokan mereka yaitu sungai patongoi. Kebiasaan mengkonsumsi air mentah oleh masyarakat desa Tumbang Anoi tidak terlepas dari konsep air sehat menurut mereka. Masyarakat desa Tumbang Anoi, berpendapat air yang sehat adalah air yang jernih. Oleh karena itu air tersebut dapat

menyembuhkan beberapa penyakit dan cara mengkonsumsinya tanpa dimasak.

Mengkonsumsi air mentah langsung dari sungai sudah dibiasakan kepada anak mereka yang masih kecil. Ibu M memberikan anaknya ketika menginjak usia 8 bulan. Ibu M berkomentar;

“...saya memberikan air mentah buat anak saya di umur 8 bulanan mas. Ya gimana ya, sudah menjadi kebiasaan biar anaknya kebal tidak gampang sakit.. kata orang tua saya dulu, saya dikasih minum air sungai umur 7 bulan na..”

Ibu M bercerita dengan mengkonsumsi air mentah tersebut, anaknya pernah menderita diare namun tidak harus di opname. Dengan mengkonsumsi air mentah, anak yang kondisi fisiknya belum begitu kuat akan mudah terkena diare. Hasil wawancara dengan informan yang memiliki balita stunting didapatkan informasi bawah balita tersebut memiliki riwayat diare dan infeksi saluran pernafasan atas (ISPA).

Penyebab timbulnya penyakit diare tersebut dikarenakan anak tersebut mempunyai kebiasaan minum air mentah. Hasil penelitian menyatakan anak yang memiliki riwayat penyakit infeksi memiliki peluang mengalami stunting lebih besar dibandingkan anak yang tidak memiliki riwayat infeksi penyakit, penyakit infeksi berpengaruh signifikan terhadap stunting (Picaluly, 2013). Infeksi berat dapat memperburuk keadaan gizi melalui gangguan asupan makanannya dan meningginya kehilangan zat-zat gizi esensial tubuh melalui muntah-muntah dan diare. Selain itu penyakit infeksi seperti infeksi saluran pernapasan dapat juga menurunkan nafsu makan. Sebaliknya malnutrisi walaupun ringan berpengaruh terhadap daya tahan tubuh terhadap infeksi.

Dokumen terkait