• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dalam Buku I kita telah menyelidiki gejala yang diperagakan oleh proses

poduksi kapitalis, sebagaimana adanya, yaitu proses produksi langsung, yang

dalam hubungannya dengan proses ini semua pengaruh eksternal sekunder tiada ikut diperhitungkan. Namun proses produksi langsung ini tidak menghabiskan daur kehidupan dari kapital. Di dalam dunia sebagaimana ia sesungguhnya adanya, ia dilengkapi dengan proses sirkulasi, dan ini merupakan sasaran penyelidikan kita dalam Buku II. Di sini kita menunjukkan, kususnya dalam Bagian Tiga, di mana kita membahas proses sirkulasi selagi ia mengantarai proses dari reproduksi sosial, bahwa proses produksi kapitalis, dilihat dalam keseluruhannya, adalah suatu kesatuan dari proses produksi dan proses sirkulasi. Tidak mungkin menjadi tujuan buku III yang sekarang ini untuk semata-mata melakukan pembahasan- pembahasan umum mengenai kesatuan ini. Perhatian kita lebih untuk menemukan dan menyajikan bentuk-bentuk kongkret yang bertumbuh dari proses gerakan

kapital dipandang secara menyeluruh. Di dalam gerakan mereka yang

sesungguhnya, kapital-kapital saling berhadapan satu-sama-lain dalam bentuk- bentuk kongkret tertentu, dan, dalam hubungan dengan ini, baik bentuk yang diambil oleh kapital di dalam proses produksi langsung dan bentuknya di dalam proses sirkulasi muncul hanya sebagai saat-saat tertentu. Konfigurasi-konfigurasi kapital, sebagaimana dikembangkan dalam buku ini, dengan demikian langkah demi langkah mendekati bentuk yang di dalamnya mereka muncul di atas permukaan masyarakat, dalam aksi dari berbagai kapital satu-sama-lain, yaitu di dalam persaingan, dan dalam kesadaran sehari-hari para pelaku produksi itu sendiri.

*

Nilai sesuatu komoditi C yang diproduksi dengan cara kapitalis dapat dilukiskan oleh rumusan: C = c+v+s. Jika kita mengurangi dari nilai produk ini nilai-lebih s, maka tersisa sekadar suatu kesetaraan atau penggantian nilai dalam komoditi untuk nilai kapital c+v yang dikeluarkan untuk unsur-unsur produksi.

Katakan bahwa produksi suatu barang tertentu memerlukan suatu pengeluaran kapital sebesar £500; £20 untuk keausan perkakas-perkakas kerja, £380 untuk bahan mentah dan £100 untuk tenaga-kerja. Jika kita anggap tingkat nilai-lebih 100%, nilai produk adalah 400c +100v +100s = £600.

Setelah mengurangi nilai-lebih sebesar £100, tersisa suatu nilai komoditi sebesar £500, dan ini semata-mata menggantikan pengeluaran kapital £500. Bagian nilai komoditi ini, yang menggantikan harga alat-alat produksi yang dikonsumsi dan tenaga-kerja yang digunakan, hanya menggantikan ongkos komoditi itu bagi si kapitalis sendiri dan oleh karena itu merupakan harga pokok (cost price) dari komoditi itu, sejauh itu berkenaan dengan si kapitalis itu.

Ongkos komoditi itu bagi si kapitalis, dan apa ongkos sebenarnya untuk memproduksinya (komoditi itu), adalah dua kuantitas yang sepenuhnya berbeda. Bagian dari nilai komoditi yang terdiri atas nilai-lebih tidak berongkos apapun bagi si kapitalis, justru karena itu ongkos si pekerja untuk kerjanya yang tidak dibayar. Tetapi karena pekerja itu, dalam situasi produksi kapitalis, diriya sendiri merupakan unsur dari kapital produktif yang berfungsi yang adalah milik si kapitalis, dan kapitalis itu oleh karena itu produsen komoditi yang sesungguhnya, maka harga pokok komoditi itu niscaya tampil baginya sebagai ongkos sesungguhnya dari komoditi itu sendiri. Jika kita menyebutkan harga pokok itu k, rumusan

C=k+s, atau nilai komoditi = harga pokok + nilai-lebih.

Manakala kita menggabungkan berbagai bagian nilai komoditi yang hanya menggantikan nilai kapital yang digunakan dalam produksi komoditi itu, di bawah judul-judul harga pokok, maka kita di satu pihak mengungkapkan watak khusus dari produksi kapitalis. Ongkos komoditi si kapitalis diukur dengan pengeluaran

kapital, sedangkan ongkos komoditi yang sesungguhnya diukur dengan

pengeluaran kerja. Harga pokok komoditi kapitalis itu dengan demikian secara kuantitatif berbeda dari nilainya atau harga pokoknya yang sesungguhnya; ia lebih kecil daripada nilai komoditi itu, karena C=k+s, k=C-s. Namun, sebaliknya, harga pokok komoditi itu sama sekali bukan sekadar suatu kategori yang terdapat/ eksis hanya dalam pembukuan kapitalis. Ketidak-tergantungan yang bagian nilai ini peroleh menjadikannya selalu terasa di dalam praktek produksi komoditi sesungguhnya, karena ia mesti selalu ditransformasi balik lagi ke dalam bentuk kapital produktif lewat proses sirkulasi, yaitu harga pokok dari komoditi itu mesti selalu membeli kembali unsur-unsur dari produksi yang dikonsumsi di dalam produksinya.

Namun begitu kategori harga pokok tidak ada sangkut-paut apapun dengan pembentukan nilai komoditi atau proses valorisasi kapital. Jika aku mengetahui bahwa lima-per-enam dari suatu nilai komoditi sebesar £600, yaitu £500, adalah hanya suatu kesetaraan, suatu nilai pengganti, bagi kapital sebesar £500 yang telah dikeluarkan, dan bahwa ini oleh karena itu cuma cukup untuk membeli kembali unsur-unsur material dari kapital ini, aku masih tidak mengetahui bagaimana lima-per-enam dari nilai komoditi yang merupakan harga pokok itu diproduksi, maupun tidak dapat aku menjelaskan asal-usul dari se-per-enam

terakhir yang merupakan nilai-lebihnya. Penelitian kita akan menunjukkan, betapapun, bahwa harga pokok betapapun, di dalam ekonomi kapitalis, menyajikan kemiripan palsu dari suatu kategori sesungguhnya dari produksi nilai.

Kita kembali pada contoh kita. Jika kita mengandaikan bahwa nilai yang diproduksi oleh seorang pekerja dalam suatu hari kerja sosial rata-rata dinyatakan dalam sejumlah uang hingga nilai 6 shilling, maka kapital yang dikeluarkan di muka, £500 = 400c+100v, adalah produk nilai dari 1.6662/3 hari-harikerja dari 10-

jam seperti itu, yang darinya 1.3331/3 hari-hari kerja telah dikristalisasi di dalam

nilai alat-alat produksi = 400c, dan 3331/3 dalam nilai tenaga-kerja, =100

v. Dengan

tingkat nilai-lebih 100 yang telah kita asumsikan, produksi sesungguhnya dari komoditi baru itu berongkos untuk bagiannya suatu pengeluaran tenaga-kerja dari 100v+100s, atau 6662/3 hari-hari kerja dari 10-jam.

Kita mengetahui dari Buku I (Bab 9, hal. 320) bahwa nilai dari produk yang baru terbentuk, dalam kasus ini £600, terdiri atras (1) nilai yang muncul kembali dari kapital konstan £400 yang dikeluarkan untuk alat-alat produksi, dan (2) suatu nilai yang baru diproduksi sebesar £200. Harga pokok komoditi itu, £500, merupakan 400c yang muncul-kembali ditambah separuh dari nilai yang baru diproduksi sebesar £200 (100v), dua unsur dari nilai komoditi yang sepenuh- penuhnya berbeda sejauh yang mengenai asal-usulnya.

Dengan sifat bertujuan dari kerja yang dikeluarkan selama 6662/3 hari-hari kerja dari 10-jam ini, nilai alat-alat produksi yang dikonsumsi, suatu jumlah sebesar £400, dialihkan/dipindahkan dari alat-alat produksi ini kepada produk itu. Oleh karena itu nilai lama ini muncul-kembali sebagai suatu komponen dari nilai produk itu, sekalipun ia tidak berasal dari/dalam proses produksi dari komoditi ini. Ia hanya berada sebagai suatu komponen dari kapital yang dikeluarkan di muka. Kapital konstan yang telah dikeluarkan dengan demikian digantikan oleh bagian nilai komoditi yang telah sendiri ditambahkan pada nilai komoditi ini. Unsur dari harga pokok ini oleh karena itu mempunyai suatu arti-penting rangkap. Di satu pihak ia masuk ke dalam harga pokok dari komoditi itu karena ia merupakan suatu komponen dari nilai komoditi, dan menggantikan kapital yang dihabiskan; di lain pihak ia merupakan suatu komponen dari nilai komoditi ini hanya karena ia adalah nilai dari kapital yang telah digunakan hingga habis, atau karena alat- alat produksi berongkos sekian-sekian banyaknya.

Adalah justru yang sebaliknya dengan komponen lain dari harga pokok itu. 6662/3 hari kerja yang dikeluarkan selama produksi komoditi itu membentuk suatu

nilai baru sebesar £200. Dari nilai baru ini, satu bagian hanya menggantikan kapital variabel £100 yang telah dikeluarkan di muka, atau harga dari tenaga- kerja yang dipekerjakan. Tetapi pengeluaran nilai kapital di muka ini sama sekali tidak masuk ke dalam pembentukan nilai baru. Di dalam kapital yang telah

dikeluarkan di muka, tenaga-kerja dihitung/terhitung sebagai suatu nilai, tetapi di dalam proses produksi ia terhitung/dihitung sebagai pencipta nilai. Sebagai gantinya nilai dari tenaga-kerja, yaitu yang berfungsi di dalam kapital yang dikeluarkan di muka, kita mendapatkan tenaga-kerja yang hidup, yang menciptakan-nilai yang sungguh-sungguh berfungsi sebagai kapital produktif.

Perbedaan antara berbagai komponen nilai komoditi ini, yang bersama-sama membentuk harga pokok, menjadi mencolok sekali segera setelah terdapat suatu perubahaan dalam nilai dari bagian konstan atau bagian variabel dari kapital yang digunakan. Katakan bahwa harga alat-alat produksi yang sama, atau bagian konstan dari kapital naik dari £400 menjadi £600, atau sebaliknya turun menjadi £200. Dalam kasus pertama, tidak hanya harga pokok dari komoditi yang naik dari £500 menjadi £600c+100v = £700 tetapi nilai komoditi itu sendiri juga naik dari £600 menjadi 600c+100v+100s = £800. Dalam kasus kedua, tidak saja harga pokok jatuh dari £500 menjadi 200c+100v = £300 tetapi nilai komoditi itu sendiri jatuh dari £600 menjadi 200c+100v+100s = £400. Karena kapital konstan yang telah dipakai memindahkan nilainya sendiri kepada produk itu, nilai dari produk itu naik atau turun, dengan keadaan-keadaan lainnya tetap sama (tidak berubah), tepat seperti yang dilakukan nilai kapital itu. Tetapi mari kita sekarang mengasumsikan sebagai gantinya bahwa, dengan semua keadaan lainnya tetap sama, harga dari jumlah tenaga-kerja yang sama naik dari £100 menjadi £150, atau jatuh menjadi £50. Dalam kasus pertama, harga pokok £500 pasti naik menjadi 400c+150v = £550, dan jatuh dalam kasus kedua dari £500 menjadi 400c+50v = £450. Tetapi dalam kedua kasus ini nilai komoditi tetap tidak berubah pada £600; yang pertama kali sebagai 400c+150v+50s dan kali kedua sebagai 400c+50v+150s. Kapital variabel yang dikeluarkan di muka tidak menambahkan nilainya sendiri kepada produk itu. Sebagai ganti nilainya, adalah nilai baru yang diciptakan oleh kerja yang memasuki produk itu. Oleh karena itu suatu perubahan dalam perekatan mutlak kapital variabel, yang sejauh ini secara sederhana menyatakan suatu perubahan dalam harga tenaga-kerja, sama sekali tidak mengubah perekatan mutlak dari nilai komoditi itu, karena ia tidak mempengaruhi perekatan mutlak dari nilai baru yang diciptakan oleh tenaga-kerja aktif. Suatu perubahan sejenis ini hanya mempengaruhi rasio antara kedua komponen dari nilai baru ini, yang satu merupakan suatu nilai-lebih, sedangkan yang lainnya hanya menggantikan kapital variabel dan dengan demikian masuk ke dalam harga pokok dari komoditi itu.

Segala yang sama-sama dimiliki kedua bagian dari harga pokok itu, dalam kasus kita 400c dan 100v itu, adalah bahwa mereka adalah bagian-bagian dari nilai komoditi yang menggantikan kapital yang telah dikeluarkan di muka.

tidak bisa tidak tampak jungkir-balik.

Di antara lain-lain, cara produksi kapitalis dibedakan dari cara produksi berdasarkan perbudakan oleh kenyataan bahwa nilai atau harga tenaga-kerja dinyatakan sebagai nilai atau harga kerja itu sendiri, yaitu sebagai upah-upah (Buku I, Bab 19). Komponen variabel dari nilai kapital yang dikeluarkan di muka dengan demikian tampil sebagai kapital yang dikeluarkan untuk upah- upah, sebagai suatu nilai kapital yang membayar nilai atau harga dari semua kerja yang dikeluarkan di dalam produksi. Jika kita mengasumsikan misalnya bahwa suatu hari kerja sosial rata-rata dari 10 jam telah diwujudkan di dalam suatu jumlah uang sebanyak 6 shilling, maka kapital variabel £100 yang dikeluarkan di muka adalah pernyataan moneter dari suatu nilai yang diproduksi dalam 3331/3 hari kerja dari 10-jam. Tetapi nilai dari tenaga-kerja yang dibeli,

yang muncul di sini dalam pengeluaran kapital di muka, tidak merupakan sesuatu bagian apapun dari kapital yang sungguh-sungguh berfungsi. Di dalam proses produksi, adalah tenaga-kerja hidup itu sendiri yang tampil di tempatnya. Jika tingkat eksploitasi dari tenaga-kerja ini adalah 100%, seperti dalam contoh kita, maka ia dipakai untuk 6662/3 hari kerja dari 10-jam dan karenanya menambahkan

pada produk itu suatu nilai baru sebesar £200. Namun, di dalam kapital yang dikeluarkan di muka itu, kapital variabel £100 berfungsi sebagai kapital yang dikeluarkan untuk upah-upah, atau sebagai harga dari kerja yang dilaksanakan dalam 6662/3 hari kerja dari 10-jam ini. £100 dibagi oleh 6662/3 memberikan pada

kita harga dari satu hari- kerja dari 10-jam yaitu 3 shilling, produk nilai dari 5 jam kerja.

Jika kita sekarang membandingkan kapital yang dikeluarkan di muka di satu pihak dan nilai komoditi di pihak lain, kata mendapatkan:

I. Kapital yang dikeluarkan di muka £500 = £400 dalam kapital yang dikeluarkan untuk alat-alat produksi (harga alat-alat produksi) + £00 dalam kapital yang dikeluarkan untuk kerja (harga dari 6662/3 hari kerja, yaitu upah untuknya)

II. Nilai komoditi £600 = harga pokok £500 (£400 harga alat-alat produksi + £100 harga dari 6662/3 hari kerja) + £100 nilai-lebih.

Dalam rumusan ini, bagian dari kapital yang dikeluarkan untuk kerja dibedakan dari kapital yang dikeluarkan untuk alat-alat produksi seperti kapas atau batu- bara hnaya oleh kenyataan bahwa ia terhitung sebagai pembayaran untuk suatu unsur produksi yang secara material berbeda dan sama sekali tidak oleh kenyataan bahwa ia memainkan suatu peranan yang secara fungsional berbeda dalam proses pembentukan nilai komoditi, dan oleh karena itu juga dalam proses valorisasi kapital. Dalam harga pokok komoditi muncul kembali harga alat-alat produksi yang digunakan dengan cara yang layak bagi maksud itu. Secara tepat sama, muncul kembali dalam harga pokok komoditi itu harga atau upah-upah

untuk 6662/3 hari kerja yang digunakan untuk produksinya, sebagaimana ini sudah

termasuk dalam kapital yang dikeluarkan di muka, dan lagi karena jumlah kerja ini telah digunakan dengan suatu cara yang selayaknya. Yang kita lihat di sini hanya nilai-nilai jadi dan yang ada/eksis –bagian-bagian nilai dari kapital yang dikeluarkan di muka yang memasuki pembentukan nilai produk itu– dan bukan suatu unsur yang menciptakan nilai baru. Perbedaan antara kapital konstan dan kapital variabel telah menghilang. Seluruh harga pokok sebesar £500 kini mempunyai arti-penting rangkap bahwa ia pertama-tama adalah komponen dari nilai komoditi £600 yang menggantikan kapital £500 yang dikonsumsi dalam produksi komoditi itu; dan kedua bahwa komponen nilai komoditi itu sendiri hanya berada/eksis karena ia sebelumnya ada sebagai harga pokok dari unsur-unsur produksi yang dipakai, alat-alat produksi dan kerja, yaitu sebagai suatu kapital yang dikeluarkan di muka. Nilai kapital itu kembali sebagai harga pokok komoditi, karena dan sejauh ia dikeluarkan sebagai suatu nilai kapital.

Keadaan di mana berbagai komponen nilai dari kapital yang dikeluarkan di muka dikeluarkan untuk unsur-unsur produksi yang secara material berbeda, untuk alat-alat kerja, bahan mentah dan bahan bantu, dan untuk kerja itu sendiri, hanya berarti bahwa harga pokok komoditi itu mesti membeli lagi kembali unsur- unsur produksi yang secara maerial berbeda ini. Berkaitan dengan pembentukan harga pokok itu sendiri, sebaliknya, satu-satunya perbedaan yang penting ialah perbedaan antara kapital tetap dan kapital yang beredar. Dalam contoh kita, depresiasi2 dari alat-alat kerja diperkirakan £20 (400

c = £20 untuk depresiasi

alat-alat kerja + £380 untuk bahan-bahan). Jika nilai alat-alat kerja ini sebelumnya £1.200, sebelum produksi komoditi bersangkutan, ia berada setelah produksi ini dalam dua bentuk, £20 sebagai bagian nilai komoditi, dan 1.200 – 20 = £1.180 sebagai sisa nilai dari alat-alat kerja, yang kini dapat dijumpai seperti sebelumnya dalam pemilikan si kapitalis, tidak sebagai suatu unsur nilai dari kapital komoditinya tetapi sebagai suatu unsur dari kapital produktifnya. Berbeda dengan alat-alat kerja, bahan-bahan produksi dan upah-upah dihabiskan sepenuhnya dalam produksi komoditi itu, sehingga seluruh nilai mereka memasuki nilai dari komoditi yang diproduksi. Kita sudah mengetahui dalam hubungan dengan omset bagaimana komponen-komponen yang berbeda-beda dari kapital yang dikeluarkan di muka mengambil bentuk-bentuk dari kapital tetap dan kapital yang beredar.

Oleh karena itu kapital yang dikeluarkan di muka adalah £1.680, suatu kapital tetap sebesar £1.200 ditambah suatu kapital beredar sebesar £480 (= £380 dalam bahan-bahan produksi dan £100 dalam upah-upah).

Harga pokok komoditi itu, sebaliknya, adalah £500 (£20 untuk depresiasi kapital tetap, £480 untuk kapital yang beredar).

Perbedaan antara harga pokok komoditi itu dan pengeluaran kapital di muka adalah, namun, semata-mata suatu konfirmasi bahwa harga pokok secara khusus dibentuk oleh kapital yang benar-benar habis digunakan untuk produksi komoditi itu.

Dalam produksi komoditi itu, alat-alat kerja hingga senilai £1.200 digunakan, tetapi dari nilai kapital yang dikeluarkan di muka hanya £20 hilang di dalam produksi. Kapital tetap yang digunakan dengan demikian masuk ke dalam harga pokok komoditi hanya secara sebagian, karena ia hanya secara sebagian digunakan dalam produksinya. Kapital beredar yang digunakan masuk ke dalam harga pokok komoditi secara sepenuhnya, karena ia sepenuhnya digunakan di dalam produksinya. Apakah yang didemonstrasikannya itu, jika bukannya bahwa bagian-bagian kapital tetap dan yang beredar yang telah dikonsumsi secara setara memasuki harga pokok komoditi mereka sebanding dengan besaran nilai mereka, dan bahwa komponen nilai komoditi ini selalu berasal semata-mata dari kapital yang dipakai di dalam produksinya? Jika tidak demikian halnya, maka tidak akan ada alasan mengapa kapital tetap sebesar £1.200 yang dikeluarkan di muka tidak juga menambahkan pada nilai produk itu £1.800 yang tidak hilang darinya di dalam proses produksi, gantinya hanya £20 yang memang telah hilang itu.

Perbedaan antara kapital tetap dan kapital yang beredar ini, dalam hubungan dengan kalkulasi harga pokok, dengan demikian hanya menegaskan yang seakan- akan asal-usul harga pokok dalam nilai kapital yang digunakan, atau harga dari unsur-unsur produksi, termasuk kerja yang menjadi ongkos kapitalis itu sendiri Sejauh yang mengenai pembentukasn nilai itu, namun, bagian variabel dari kapital, yang dikeluarkan untuk tenaga-kerja, secara jelas diidentifikasikan di sini dengan kapital konstan (bagian dari kapital yang terdiri atas bahan-bahan produksi), di bawah judul kapital yang beredar, dan dengan demikian proses valorisasi kapital secara sempurna dimistifikasikan.3

Sejauh ini kita telah hanya membahas satu unsur dari nilai komoditi, harga pokok itu. Kita sekarang mesti memperhatikan komponen yang lain, ekses atas harga pokok atau nilai-lebih. Nilai-lebih pada mulanya adalah, oleh karena itu, suatu kelebihan (ekses) nilai komoditi yang melampaui dan di atas harga pokok. Tetapi karena harga pokok itu setara dengan nilai dari kapital yang dikeluarkan dan adalah juga terus-menerus ditransformasi kembali menjadi unsur-unsur material dari kapital ini, maka nilai tambahan ini adalah suatu nilai yang termasuk pada kapital yang dikeluarkan dalam produksi komoditi itu, dan kembali dari sirkulasinya.

Kita sudah mengetahui bagaimana sekalipun s, kapital variabel itu, dan oleh karena itu aslinya hanya suatu tambahan pada kapital variabel, juga dapat, begitu proses produksi itu diselesaikan, merupakan suatu tambahan nilai pada c+v,

seluruh kapital yang dikeluarkan/digunakan. Rumusan c+(v+s) yang menandakan bahwa s diproduksi dengan mentransformasi nilai kapital v tertentu yang dikeluarkan di muka berupa tenaga-kerja menjadi suatu besaran variabel, dapat juga digambarkan sebagai (c+v)+s. Sebelum produksi dimulai kita mempunyai suatu kapital sebesar £500. Setelah produksi itui selesai, kita mempunyai suatu kapital sebesar £500 ditambah suatu tambahan nilai sebesar £100.4

Namun begitu nilai-lebih merupakan suatu tambahan tidak saja pada bagian kapital yang dikeluarkan di muka yang memasuki proses valorisasi, tetapi juga pada bagian yang tidak memasuki proses ini; yaitu suatu tambahan nilai tidak saja pada kapital yang digunakan yang telah diganti dari harga pokok komoditi itu, melainkan juga kapital yang digunakan untuk produksi pada umumnya. Sebelum proses produksi itu kita mempunyai suatu nilai kapital sebesar £1.680: £1.200 berupa kapital tetap yang dikeluarkan untuk alat-alat kerja, yang darinya hanya £20 memasuki nilai komoditi sebagai depresiasi, ditambah £480 kapital beredar berupa bahan-bahan produksi dan upah-upah. Setelah proses produksi kita mempunyai £1.180 sebagai komponen nilai dari kapital produktif, ditambah suatu kapital komoditi sebesar £600. Jika kita tambahkan kedua jumlah nilai ini, maka si kapitalis kini memiliki suatu nilai sebesar £1.780. Jika ia mengurangi/ memotong dari situ jumlah kapital sebesar £1.680 yang telah dikeluarkannya di muka, maka tersisa suatu nilai tambahan sebesar £100. Demikian nilai-lebih £100 merupakan juga suatu tambahan pada seluruh kapital yang digunakan sebesar £1.680 seperti pada pecahan darinya, £500, yang habis digunakan dalam proses produksi itu.

Cukup jelas bagi si kapitalis bahwa nilai tambahan ini berasal dari kegiatan- kegiatan produktif yang ia lakukan dengan kapitalnya, yaitu, bahwa itu berasal dari kapital itu sendiri. Karena setelah proses produksi itu ia mempunyainya, dan sebelum proses produksi itu ia tidak mempunyainya. Sejauh yang berkenaan dengan kapital yang sungguh-sungguh habis digunakan di dalam proses produksi itu, pertama-tama sekali nilai-lebih itu tampak berasal secara sama dari unsur- unsur berbagai nilai dari kapital ini, baik alat-alat produksi maupun kerja. Karena