• Tidak ada hasil yang ditemukan

REVALUASI DAN DEVALUASI KAPITAL; PELEPASAN DAN PEMBEKUAN KAPITAL

October 1863,” hal 106.)

2. REVALUASI DAN DEVALUASI KAPITAL; PELEPASAN DAN PEMBEKUAN KAPITAL

Gejala-gejala yang diselidiki dalam bab ini mengasumsikan perkem-bangan penuh dari sistem kredit dan persaingan di pasaran dunia, yang tersebut terakhir merupakan dasar yang sebenarnya dan suasana hidup dari cara produksi kapitalis. Namun, bentuk-bentuk kongkret dari produksi kapiutalis hanya dapat secara ringkas dan lengkap digambarkan setelah sifat umum kapital itu difahami; oleh karena itu adalah di luar jangkauan karya ini untuk menyajikan mereka – mereka termasuk pada suatu kemungkinan kelanjutan.45 Namun begitu gejala-gejala

garis besarnya. Mereka berantar-hubungan dan berhubungan dengan tingkat dan massa laba. Dan sebab ini saja membenarkan suatu laporan singkat, karena mereka membuatnya seakan-akan tidak hanya tingkat laba melainkan juga massanya (yang dalam kenyataan adalah identik dengan massa nilai-lebih) yang dapat meningkat dan menurun secara tidak bergantung pada gerakan-gerakan nilai-lebih, entah itu dari massanya atau dari tingkatnya.

Mestikah pelepasan dan pembekuan kapital di satu pihak, dan kenaikan dan turunannya dalam nilai di lain pihak, diperlakukan sebagai gejala-gejala yang terpisah-pisah?

Pertanyaan pertama yang timbul ialah apakah yang kita fahami dengan pelepasan dan pembekuan kapital. Revaluasi dan devaluasi, itu sendiri, sudah jelas dengan sendirinya. Kita semata-mata maksudkan bahwa kapital menyajikan kenaikan dan jatuhnya dalam nilai sebagai akibat dari kondisi-kondisi ekonomi umum tertentu (karena yang bersangkutan di sini bukanlah nasib khusus dari satu kapital perseorangan tunggal), yaitu bahwa nilai dari kapital yajng dikeluarkan di muka untuk produksi naik atau turun secara tidak bergantung pada valorisasinya oleh kerja surplus yang digunakannya.

Dengan pembekuan kapital kita maksudkan bahwa, dari seluruh nilai produk itu, suatu proporsi tambahan tertentu mesti ditransformasi kembali menjadi unsur- unsur kapital konstan atau kapital variabel, jika produksi mesti berlanjut pada skalanya yang lama. Dengan pelepasan kapital kita maksudkan bahwa sebagian dari seluruh nilai produk yang sebelumnya mesti ditransformasi kembali menjadi kapital konstan ataupun kapital variabel menjadi berlebihan untuk penerusan produksi pada skala yang lama dan kini tersedia untuk maksud-maksud lain. Pelepasan atau pembekuan kapital adalah berbeda dari pelepasan atau pembekuan pendapatan. Jika nilai-lebih tahunan atas suatu kapital C = x, misalnya, dibikin murahnya komoditi yang masuk ke dalam konsumsi si kapitalis dapat menyebabkan bahwa x – a sudah cukup untuk memberikan massa kepuasan yang sama, dsb. seperti sebelumnya. Sebagian dari pendapatan si kapitalis = a dengan demikian dibebaskan dan kini dapat berfungsi untuk mengembangkan konsumsinya ataupun ditransformasi kembali menjadi kapital (akumulasi). Secara sebalikannya, jika x + a diperlukan untuk meneruskan cara hidup yang sama, entah pengeluaran ini mesti dibatasi ataupun kalau tidak suatu bagian dari pendapatan = a yang sebelumnya telah diakumulasi kini mesti digunakan sebagai pemasukan.

Revaluasi atau devaluasi kapital dapat mempengaruhi kapital konstan ataupun kapital variabel atau kedua-duanya, dan dalam kasus kapital konstan ia dapat kembali berkaitan dengan entah bagian kapital tetap atau bagian konstan atau kedua-duanya.

Dalam hal kapital konstan kita mesti mempertimbangkan kedua bahan mentah, yang kita anggap sebagai mencakup juga bahan-bahan bantu dan produk-produk setengah-jadi, dan juga mesin-mesin dan kapital tetap lainnya.

Sebelumnya, kita telah memandang variasi dalam harga atau nilai bahan- bahan mentah dalam hubungan khusus dengan pengaruhnya atas tingkat laba, dan mengajukan hukum umum bahwa, dengan segala lainnya tetap sama, maka tingtkat laba berubah secara terbalik seperti nilai bahan mentah. Hukum ini secara tidak-bersyarat tepat bagi kapital yang baru dikerjakan dalam suatu bisnis tertentu dan di mana investasi kapital, transformasi uang menjadi kapital produktif, terjadi untuk pertama kalinya.

Namun, terpisah dari kapital yang baru diinvestasikan ini, sebagian besar dari kapital yang sudah berfungsi berlokasi di dalam bidang sirkulasi, hanya sebagian yang berada dalam bidang produksi. Satu bagian berada sebagai suatu komoditi di pasar dan harus ditransformasi menjadi uang; atu bagian lain berada sebagai uang dalam suatu atau lain bentuk dan mesti ditransformasi-kembali menjadi kondisi-kondisi produksi; satu bagian ketiga, akhirnya, berada di dalam bidang produksi, sebagian dalam bentuk asli alat-alat produksi, bahan mentah, bahan bantu, barang-barang setengah-jadi, mesin-mesin dan lain kapital tetap yang dibeli di pasar, sebagian lati sebagai produk-produk yang masih dalam proses penjadian. Pengaruh suatu kenaikan atau kejatuhan dalam nilai kapital sangat bergantung di sini pada masing-masing proporsi dari komponen-komponen ini. Mari kita terlebih dulu tidak memperhitungkan semua kapital tetap demi untuk kesederhanaan dan sekadar memperhatikan bagian dari kapital konstan yang terdiri atas bahan-bahan mentah dan bantu, dan komoditi dalam proses pengolahan dan dalam bentuk jadi di pasar.

Jika harga suatu bahan mentah naik –kapas misalnya– harga barang-barang kapas juga naik: kedua-dua barang setengah-jadi seperti benang, maupun produk- produk jadi seperti kain, dsb. yang telah diproduksi dengan kapas yang lebih mahal ini. Dan kapas yang masih belum digarap, tetapi masih berada dalam gudang, naik sama banyaknya dalam nilai seperti kapas yang berada dalam proses pengerjaan. Sebagai suatu pernyataan retrospektif dari lebih banyak waktu-kerja, kapas ini menambahkan suatu nilai lebih tinggi pada produk yang dimasukinya sebagai suatu komponen daripada yang dimilikinya pada asalnya dan yang dibayar oleh si kapitalis untuknya.

Demikian jika suatu kenaikan dan harga bahan mentah terjadi dengan suatu jumlah signifikan barang-barang jadi yang sudah ada di pasar, pada tahap penyelesaian apapun, maka nilai dari komoditi ini naik dan terdapat suatu kenaikan yang bersesuaian dalam nilai kapital bersangkutan. Yang sama berlaku pada persediaan-persediaan bahan mentah, dsb. di tangan para produsen. Revaluasi

ini dapat mengganti kerugian si kapitalis individual, atau suatu bidang produksi kapitalis khusus secara menyeluruh –bahkan lebih daripada mengganti kerugian, barangkali— karena kejatuhan dalam tingkat laba yang disebabkan kenaikan harga bahan mentah. Tanpa memasuki perincian pengaruh persaingan di sini, kita dapat menyatakan demi untuk kelengkapannya bahwa (1) jika terdapat persediaan-persediaan substansial baham mentah dalam gudang, mereka berkontra-aksi terhadap kenaikan harga yang timbul dari kondisi-kondisi produksinya; (2) jika produk-produk setengah-jadi dan jadi di pasar memberi tekanan berat atas persediaan, mereka dapat mencegah harga barang-barang ini untuk naik sebanding dengan harga bahan mentahnya.

Adalah sebaliknya yang terjadi dalam kasus suatu kejatuhan dalam harga bahan mentah yang kalau tidak akan meningkatkan tingkat laba, jika semua keadaan tetap sama (tidak berubah). Komoditi di pasar, barang-barang yang masih dalam pengolahan dan persediaan-persediaan bahan mentah semuanya didevaluasi, dan dengan demikian berkontra-aksi terhadap kenaikan serentak dalam tingkat laba.

Semakin kecil jumlah persediaan yang didapatkan dalam bidang produksi dan di pasar pada akhir tahun bisnis itu, pada waktu tatakala bahan-bahan mentah dipasok lagi dalam suatu skala besar-besaran (atau, dalam hal produksi pertanian, sesudah panen), semakin tampak pula pengaruh dari suatu perubahan dalam harga-harga bahan mentah.

Seluruh penyelidikan kita telah dimulai dari asumsi bahwa sesuatu kenaikan atau kejatuhan dalam harga-harga merupakan suatu pernyataan dari fluktuasi- fluktuasi sesungguhnya dalam nilai. Tetapi karena di sini kita membahas pengaruh fluktuasi-fluktuasi harga ini atas tingkat laba, maka apapun dasarnya ia sesungguhnya bukan suatu masalah yang penting. Argumen sekarang itu sama sahihnya jika harga-harga naik atau turun tidak sebagai suatu akibat fluktuasi- fluktuasi dalam nilai, melainkan lebih sebagai akibat campur-tangan sistem kredit, persaingan dsb. Karena tingkat laba setara dengan ekses sebanding dalam nilai produk di atas nilai seluruh kapital yang dikeluarkan di muka, suatu peningkatan dalam tingkat laba yang timbul dari suatu devaluasi dari kapital yang dikeluarkan di muka akan menyangkut suatu kerugian dalam nilai kapital, sedangkan suatu penurunan dalam tingkat laba yang timbul dari suatu kenaikan dalam nilai kapital yang dikeluarkan di muka mungkin sekali menyangkut suatu keuntungan.

Sejauh yang berkenaan dengan lain bagian dari kapital konstan, mesin-mesin dan kapital tetap pada umumnya, revaluasi yang terjadi di sini dan yang secara khusus mempengaruhi bangunan-bangunan, tanah, dsb. tidak dapat dijelaskan tanpa teori sewa-tanah dan dengan demikian tidak termasuk di sini. Hal-hal berikut, namun, mempunyai arti penting bagi devaluasi:

(1) Perbaikan terus-menerus yang melucuti mesin-mesin yang ada, pabrik dsb. dari suatu bagian nilai-pakainya, dan oleh karena itu juga nilai-lebihnya. Proses ini khususnya penting pada waktu-waktu tatkala mesin-mesin baru pertama kali digunakan, sebelum ia mencapai suatu derajat kematangan tertentu, dan di mana ia dengan demikian terus-menerus menjadi kuno (kedaluwarsa) sebelum ia mempunyai waktu untuk mereproduksi nilainya. Ini merupakan salah-satu sebab bagi perpanjangan yang tidak terbatas dari jam-jam kerja yang lazim pada periode-periode jenis ini, pekerjaan berdasarkan shift-shift siang dan malam hari secara bergantian, sehingga nilai mesin-mesin itu direproduksi tanpa biaya terlalu besar yang mesti ditanggung untuk pengausan. Jika usia kerja mesin-mesin yang pendek (harapan hidup yang pendek vis-à-vis perbaikan-perbaikan prospektif) tidak dikontra-imbangi dengan cara ini, mereka akan memindahkan porsi nilai mereka yang terlalu besar pada produk lewat depresiasi moral46 dan bahkan

tidak akan mampu untuk bersaing dengan produksi kerajinan tangan.47

(1) Begitu mesin-mesin, bangunan-bangunan pabrik atau sesuatu jenis lain dari kapital tetap telah mencapai suatu derajat kematangan tertentu, sehingga mereka tetap tidak berubah untuk suatu jangka waktu yang lama sekurang- kurangnya dalam bangunan dasarnya, maka suatu devaluasi lebih lanjut terjadi sebagai akibat perbaikan-perbaikan dalam metode reproduksi dari kapital tetap ini. Nilai mesin-mesin, dsb. kini jatuh tidak karena mereka secara cepat digantikan atau secara sebagian didevaluasi oleh mesin-mesin lebih baru, yang lebih produktif, dsb., melainkan karena mereka sekarang dapat direproduksi secara lebih murah. Ini merupakan salah-satu sebab mengapa perusahaan-perusahaan besar seringkali makmur hanya di bawah pemilik-pemilik kedua mereka, setelah yang pertama jatuh bangkrut. Pemilkik kedua itu, dengan membeli perusahaan itu secara murah, memulai produksi dengan suatu pengeluaran kapital yang lebih kecil.

Secara khusus tampak sekali dalam kasus pertanian bagaimana sebab-sebab yang sama yang menaikkan atau menurunkan harga produk juga menaikkan atau menurunkan nilai kapital itu, karena ini terdiri hingga batas yang jauh dari produk itu sendiri, misalnya gandum atau ternak. (Ricardo.)48

* Kapital variabel masih harus disebutkan.

Sejauh-jauh nilai tenaga-kerja naik karena nilai bahan kebutuhan hidup yang diperlukan naik untuk reproduksinya, atau sebaliknya jatuh karena nilai dari bahan kebutuhan hidup ini jatuh (dan suatu revaluasi atau devaluasi dari kapital variabel tidak dapat berarti lebih daripada kedua kasus ini) dan dengan mengasumsikan

bahwa hari kerja tetap tidak berubah, suatu revaluasi jenis ini berarti suatu kejatuhan dalam nilai-lebih dan suatu devaluasi berarti suatu kenaikan. Namun begitu, keadaan-keadaan lain dapat juga terkait dengan ini, seperti pelepasan dan pembekuan kapital, yang belum kita selidiki dan kini mesti ditunjukkan secara ringkas.

Jika upah-upah turun, disebabkan oleh suatu kejatuhan dalam nilai tenaga- kerja (sekalipun ini bahkan dapat dihubungkan dengan suatu kenaikan dalam harga sesungguhnya dari kerja), suatu bagian dari kapital yang sebelumnya dikeluarkan untuk upah-upah telah dibebaskan. Terdapat suatu pelepasan kapital variabel. Bagi kapital yang baru diinvestasikan, ini semata-mata efek dimungkinkannya ia berfungsi pada suatu tingkat nilai-lebih yang dinaikkan. Kuantitas kerja yang sama digerakkan dengan lebih sedikit uang daripada sebelumnya, dan dengan cara ini bagian kerja yang tidak dibayar ditingkatkan atas biaya bagian yang dibayar. Namun bagi kapital yang telah diinvestasikan lebih dini, tidak saja tingkat nilai-lebih itu meningkat, melainkan di atas ini suatu bagian dari kapital yang sebelumnya dikeluarkan untuk upah-upah dibebaskan.. Ini sebelumnya telah dibekukan dan merupakan suatu bagian yang terus-menerus dikurangi dari hasil-hasil produksi, suatu bagian yang dikeluarkan untuk upah- upah dan mesti berfungsi sebagai kapital variabel jika bisnis itu mesti berlangsung pada skala lama. Bagian ini sekarang menjadi tersedia dan dapat digunakan untuk investasi kapital baru, entah untuk memperluas bisnis yang sama atau untuk berfungsi dalam bidang produksi lain.

Mari kita mengasumsikan misalnya bahwa £500 aslinya diperlukan untuk mempekerjakan 500 pekerja selama seminggu, dan bahwa sekarang hanya £400 diperlukan untuk ini. Jika massa nilai yang diproduksi adalah £1.000 dalam masin g-masing kasus, maka massa nilai-lebih adalah dalam kasus pertama £500 per minggu, dan tingkat nilai-lebih adalah 100 persen; setelah jatuhnya upah-upah, namun, massa nilai-lebih itu adalah £1.000 – £400 = £600, dan tingkatnya 600 400 = 150 persen. Dan kenaikan dalam tingkat nilai-lebih ini hanya akibat bagi seseorang yang membuka suatu bisnis baru dalam bidang produksi dengan suatu kapital variabel £400 dan suatu kapital konstan yang bersesuaian. Dalam suatu bisnis yang sudah berfungsi, namun, tidak saja massa nilai-lebih telah naik dari £500 menjadi £600 dan tingkat nilai-lebih dari 100 menjadi 150 persen, sebagai suatu akibat dari devaluasi kapital variabel; di samping ini, £00 kapital variabel telah dibebaskan, dan ini kini tersedia untuk mengeksploitasi lebih banyak kerja. Tidak hanya jumlah kerja sama yang dieksploitasi dengan lebih menguntungkan, melainkan pelepasan £100 memungkinkan kapital variabel yang sama sebesar £500 mengeksploitasi lebih banyak pekerja daripada sebelumnya pada suatu

tingkat yang lebih tinggi.

Sekarang yang sebaliknya. Jika kita menganggap bahwa pembagian asli dari produk itu, dengan 500 buruh yang dipekerjakan, adalah 400v + 600s = 1.000, maka tingkat nilai-lebih = 150 persen. Si pekerja dengan demikian menerima suatu upah mingguan sebesar £ 4/5 = 16 shilling. Jika 500 pekerja ini sekarang

biayanya £500 per minggu, sebagai akibat dari suatu kenaikan dalam nilai kapital variabel, maka upah mingguan masing-masingnya naik menjadi £1, dan £400 hanya dapat menggerakkan 400 pekierja. Jika jumlah pekerja yang sama digerakkan seperti sebelumnya, kita dapatkan 500v + 500s = 1.000; tingkat nilai- lebih mestinya telah jatuh dari 150 menjadi 100 persen, yaitu dengan satu-per- tiga. Bagi suatu kapital yang diinvestasikan di sini untuk pertama kalinya, satu- satunya akibatnya ialah bahwa tingkat nilai-lebih adalah lebih rendah. Dengan kondisi-kondisi kalau tidak tetap sama, tingkat laba akan jatuh secara bersesuaian, jika tidak dalam derajat yang sama. Jika misalnya c = 2.000, kita dapatkan dalam kasus pertama 2.000c + 400v + 600s = 3.000; s’ =

150 persen, p’ = 600 = 25 persen; dalam kasus kedua, 2000c + 500v + 500s = 2.400

3.000; s’ = 100 persen, p’ = 500 =20 persen. Bagi kapital yang sudah 2.500

beroperasi, di pihak lin, akibatnya adalah suatu akibat rangkap. Dengan £400 kapital variabel, hanya 400 pekerja kini dapat dipekerjakan, dan ini pada suatu tingkat nilai-lebih 100 persen. Seluruh nilai-lebih yang mereka produksi hanya £400. Selanjutnya, karena suatu kapital konstan sebesar £2.000 kini memerlukan 500 pekerja untuk menggerakkannya, 400 pekerja hanya menggerakkan suatu kapital konstan sebesar £1.600. Dengan demikian jikia produksi mesti diteruskan pada skalanya yang sebelumnya dan satu-per-lima mesin-mesin jangan sampai berhenti, maka kapital variabel mesti ditingkatkan dengan £100, agar ia dapat mempekerjakan 500 pekerja yang sama seperti sebelumnya. Dan ini hanya mungkin karena kapital yang sebelumnya tersedia kini dibekukan, karena bagian dana akumulasi yang dirancang untuk mengembangkan bisnis kini semata-mata berfungsi untuk mengisi lubang itu, atau secara bergantian, suatu bagian yang dirancang untuk digunakan sebagai pendapatan telah ditambahkan pada kapital asli itu. Dengan suatu peningkatan £100 dalam pengeluaran kapital variabel, £100 lebih sedikit nilai-lebih kemudian diproduksi. Lebih banyak kapital diperlukan untuk menggerakkan jumlah pekerja yang sama, dan pada waktu bersamaan nilai-lebih yang dipasok masing-masing pekerja individual menjadi berkurang.

Keuntungan-keuntungan yang timbul dari pelepasan kapital variabel, dan kerugian-kerugian yang timbul dari dibekukannya, kedua-duanya itu hanya ada bagi kapital yang sudah beroperasi dan dengan demikian mereproduksi dirinya

dalam kondisi-kondisi tertentu. Bagi kapital yang baru mesti diinvestasikan, keuntungan atau kerugian itu dalam masing-masing kasus itu terbatas: akan terjadi suatu kenaikan atau penurunan dalam tingkat nilai-lebih dan suatu perubahan yang sama kalau tidak sebanding dalam tingkat laba.

*

Pelepasan dan pembekuan kapital variabel yang baru saja diselidiki adalah hasil dari devaluasi dan revaluasi unsur-unsur kapital variabel, yaitu, biaya-biaya reproduksi tenaga-kerja. Kapital variabel dapat juga dibebaskan jika perkembangan produktivitas membawa pada suatu pengurangan dalam jumlah pekerja yang diperlukan untuk menggerakkan jumlah kapital konstan yang sama. Dalam arti sebaliknya, tambahan kapital variabel dapat dibekukan jika lebih banyak pekerja diperlukan untuk jumlah kapital konstan yang sama, yang disebabkan oleh suatu kemerosotan dalam produktivitas kerja. Namun jika suatu bagian dari kapital yang lebih dini digunakan sebagai kapital variabel sekarang digunakan dalam bentuk kapital konstan, yaitu jika hanya terdapat suatu pembagian yang berbeda dari unsur-unsur komponen dari kapital yang sama, maka sekalipun hal ini pasti mempunyai suatu pengaruh atas tingkat nilai-lebih dan tingkat laba, ia tidak masuk di bawah judul pelepasan atau pembekuan kapital yang kita bahas di sini.

Seperti sudah kita ketahui, kapital konstan juga dapat dibekukan atau dilepaskan sebagai akibat suatu kenaikan atau kejatuhan dalam nilai unsur-unsur materialnya. Kecuali ini, kapital konstan dapat dibekukan (tanpa sebagian dari kapital variabel ditransformasi menjadi konstan) hanya jika produktivitas kerja meningkat, yaitu jika jumlah kerja yang sama memproduksi suatu produk lebih besar dan karenanya mengerakkan lebih banyak kapital konstan. Hal yang sama dapat terjadi dalam keadaan-keadaan tertentu jika produktivitas merosot, seperti dalam pertanian misalnya, sehingga jumlah kerja yang sama memerlukan lebih banyak alat produksi untuk memproduksi produk yang sama, misalnya suatu jumlah benih, pupuk, pengeringan, dsb. yang lebih besar. Kapital konstan dapat dilepaskan tanpa sesuatu devaluasi jika perbaikan-perbaikan, pengendalian tenaga-tenaga alam, dsb. menempatkan suatu kapital konstan bernilai lebih kecil secara teknik dalam suatu kedudukan untuk melaksanakan fungsi yang sama seperti yang

Kita Dalam Buku II kita melihat bagaimana, komoditi setelah ditransformasi menjadi uang, dijual, suatu bagian tertentu dari uang ini mesti ditransformasi kembali menjadi unsur-unsur material dari kapital konstan, dan lagi pula dalam proporsi-proporsi yang ditentukan oleh sifat teknik tertentu dari bidang produksi bersangkutan. Dengan mengabaikan upah-upah yaitu kapital variabel, unsur paling

penting dalam semua cabang produksi adalah bahan mentah, termasuk bahan- bahan bantu yang khususnya penting dalam cabang-cabang produksi yang tidak melibatkan sesuatu bahan mentah yang sebenarnya, seperti dengan pertambangan dan industri-industri ekstraktif pada umumnya. Bagian harga yang mesti menggantikan pengausan mesin-mesin masuk dalam perhitungan di sini lebih dalam suatu pengertian ideal, selama mesin-mesin itu masih dapat digunakan; tidak sangat menjadi soal apakah ia dibayar dan diubah menjadi uang hari ini atau esok hari, atau pada sesuatu titik khusus dalam waktu omset kapital. Berbeda halnya dengan bahan mentah. Jika harganya naik, barangkali menjadi tidak mungkin untuk menggantikannya dengan sepenuhnya setelah mengurangi upah- upah dari nilai komoditi itu. Fluktuasi-fluktuasi yang dahsyat dalam harga dengan demikian mengakibatkan interupsi-interupsi, kegoncangan besar dan bahkan malapetaka dalam proses reproduksi. Khususnya produk-produk pertanian yang bahan-bahan mentahnya berasal dari alam organik, yang paling terkena oleh fluktuasi-fluktuasi dalam nilai ini, sebagai suatu akibat dari variasi-variasi dalam panen, dsb. (Berbeda sekali dari dampak sistem kredit.) Kuantitas kerja yuang sama di sini dapat dinyatakan dalam jumlah nilai-nilai pakai yang berbeda-beda, bergantung pada kondisi-kondisi alam yang tidak terkendali, musim-musim dalam setahun, dsb. dan suatu kuantitas khusus dari nilai-nilai pakai ini dengan demikian mempunyai harga-harga yang sangat berbeda-beda. Jika suatu nilai x dinyatakan dalam 100 pon sebuah komoditi a,

harga 1 pon a itu x ; jika ia dinyatakan dalam 1.000 pon a, 100

harga 1 pon itu x ; dan begitu seterusnya. Ini merupakan satu unsur dalam 1.000

fluktuasi-fluktuasi harga bahan-bahan mentah. Suatu unsur kedua adalah – dan kita menyebutkannya di sini hanya demi untuk kelengkapan, karena persaingan dan sistem kredit kedua-duanya masih terletak di luar orbit diskusi kita. Sifat kasus itu, produk-produk tanaman dan hewan, yang pertumbuhan dan produksinya tunduk pada hukum-hukum organik tertentu yang menyangkut periode-periode waktu yang ditentukan secara alami, tidak dapat tiba-tiba ditingkatkan dalam