• Tidak ada hasil yang ditemukan

PenGheMATAn dALAM PenGGUnAAn KAPITAL KonsTAn

I. PERTIMBANGAN UMUM

Suatu kenaikan dalam nilai-lebih mutlak aau suatu perpanjangan kerja sur- plus dan dari situ hari kerja, dengan kapital variabel tetap sama dan dengan demikian jumlah pekerja yang sama dipekerjakan dengan upah nominal yang sama, menyebabkan suatu penurunan relatif dalam nilai kapital konstan dibandingkan dengan seluruh kapital dan kapital variabel, dan dengan demikian menaikkan tingkat laba, secara terpisah dari pertumbuhan dalam massa nilai- lebih dan suatu kemungkinan kenaikan tingkat nilai-lebih itu. (Di sini tidak penting apakah waktu-lebih [over-time] dibayar atau tidak dibayar.) Volume kapital tetap (bangunan pabrik, mesin, dsb.) tetap sama, entah pekerjaan berlangsung selama 16 jam atau 12 jam. Perpanjangan hari kerja tidak memerlukan pengeluaran baru untuk ini, bagian yang paling mahal dari kapital konstan. Selanjutnya, nilai dari kapital tetap, kini direproduksi dalam sederetan periode omset yang lebih pendek, dan mereduksi waktu yang mesti dikeluarkan di muka untuk membuat suatu laba tertentu. Perpanjangan hari kerja dengan demikian menaikkan laba bahkan jika waktu-lebih dibayar, dan hingga suatu titik tertentu hal ini benar bahkan jika waktu-lebih dibayar dengan suatu tingkat yang lebih tinggi daripada jam-jam kerja normal. Kebutuhan yang terus bertumbuh untuk meningkatkan kapital tetap dalam sistem industri modern oleh karena itu merupakan suatu rangsangan utama bagi kaum kapitalis yang gila-laba untuk memperpanjang hari kerja itu.28

Situasi berbeda manakala hari kerja tetap tidak berubah. Di sini, suatu pemecahan ialah meningkatkan jumlah kaum pekerja dengan bersama mereka juga, hingga suatu derajat tertentu, jumlah kapital tetap –bangunan, mesin dsb.– untuk mengeksploitasi suatu massa kerja yang lebih besar (karena di sini kita mengabaikan sesuatu pemotongan dari upah-upah, atau penekanan upah-upah di bawah tingkat normalnya). Secara bergantian, jika intensitas kerja mesti ditingkatkan, produktivitas kerja dinaikkan, atau lebih banyak nilai-lebih relatif diproduksi dengan cara apapun, maka massa bagian kapital konstan yang beredar harus bertumbuh di cabang-cabang industri yang menggunakan bahan-bahan mentah, karena lebih banyak bahan mentah, dsb. dikerjakan dalam ruang waktu tertentu. Kedua, jumlah mesin yang digerakkan oleh jumlah pekerja yang sama

mesti bertumbuh, dan ini juga merupakan satu bagian dari kapital konstan. Suatu pertumbuhan dalam nilai-lebih oleh karena itu dibarengi oleh suatu pertumbuhan dalam kapital konstan, dan bertumbuhnya eksploitasi kerja dengan suatu peningkatan dalam harga yang dibayar untuk kondisi-kondisi produksi yang dengannya kerja dieksploitasi, yaitu dengan pengeluaran-pengeluaran kapital yang lebih besar. Tingkat laba dengan begitu dikurangi di satu pihak, bahkan jika ditingkatkan di pihak lain.

Sederetan penuh pengeluaran yang berjalan nyaris tetap jika tidak sepenuhnya sama dengan hari kerja yang lebih pendek atau lebih panjang. Ongkos pengawasan adalah lebih sedikit bagi 500 pekerja selama 18 jam daripada bagi 750 pekerja selama 12 jam. “Biaya kerja sebuah pabrik selama 10 jam nyaris setara dengan biaya kerja selama 12 jam” (“Reports of the Inspectors of Facto- ries ... 31 October 1848,” hal. 37).

Pajak-pajak lokal dan negara, asuransi kebakaran, upah-upah berbagai staf permanen, depresiasi mesin dan berbagai biaya pabrik tetap tidak berubah dengan jam-jam kerja lebih panjang atau lebih singkat Semua itu naik sebanding dengan laba, sejauh produksi merosot. (“Reports of the Inspectors of Factories ... 31 October 1862,” hal. 19.)

Waktu yang diperlukan nilai mesin-mesin dan komponen-komponen lain dari kapital tetap untuk reproduksinya di dalam praktek ditentukan bukan oleh durasi efektif mereka sendiri, melainkan oleh diurasi proses kerja yang di dalamnya mereka berfungsi dan digunakan. Jika kaum pekerja mesti mengerjakan pekerjaan yang membosankan salam 18 jam gantinya 12 jam, ini menambahkan tiga hari tambahan pada seminggu, satu minggu menjadi satu setengah, dua tahun menjadi tiga tahun. Jika waktu-lebih tidak dibayar, maka di samping waktu kerja surplus mereka yang normal kaum pekerja memberikan suatu minggu ketiga atau tahun secara cuma-cuma untuk setiap dua minggu atau tahun. Dengan cara ini reproduksi dari nilai mesin-mesin dipercepat dengan 50 persen, dan dilaksanakan dalam dua-per-tiga waktu yang diperlukan sebelumnya.

Dalam penyelidikan kita sekarang, seperti dalam hal fluktuasi-fluktuasi harga bahan-bahan mentah (Bab 6), kita memulai dari asumsi bahwa tingkat dan massa nilai-lebih ditentukan/diberikan – agar menghindari komplikasi-komplikasi yang tidak perlu.

Sebagaimana sudah ditekankan dalam analisis mengenai kooperasi,29

pembagian kerja dan mesin-mesin, penghematan dalam kondisi-kondisi produksi yang mengkarakterisasi produksi pada suatu skala besar lahir pada dasarnya dari cara kondisi-kondisi ini berfungsi sebagai kondisi-kondisi kerja sosial dan kerja yang dipadukan secara sosial, yaitu sebagai kondisi-kondisi kerja sosial. Mereka dikonsumsi secara bersama-sama di dalam proses produksi, dikonsumsi

oleh pekerja kolektif sebagai gantinya dikonsumsi dalam bentuk yang difragmentasi oleh suatu massa kaum pekerja yang tiada berkaitan atau kaum pekerja yang secara langsung bekerja-sama hanya hingga suatu derajat rendah. Dalam sebuah pabrik besar dengan sebuah atau dua motor pusat, biaya motor- motor ini tidak bertumbuh dalam perbandingan yang sama seperti jumlah mesin yang mereka gerakkan; bahkan mesin kerja itu sendiri tidak naik biayanya sebanding dengan naiknya jumlah alat-alat, seakan-akan itu merupakan organ- organnya, yang dengannya ia berfungsi. Pemusatan alat-alat produksi juga menghemat segala macam bangunan, tidak hanya pabrik-pabrik itu sendiri, melainkan juga gudang-gudang dsb. Demikian pula halnya dengan biaya-biaya untuk pemanasan dan penerangan, dan sebagainya. Kondisi-kondisi produksi lainnya juga tetap sama, entah mereka itu digunakan oleh banyak (pihak) atau sedikit.

Tetapi semua penghematan ini, yang timbul dari pemusatan alat-alat produksi dan penggunaannya pada suatu skala besar-besaran, mengandaikan pemusatan kaum pekerja di satu tempat dan kooperasi mereka, sebagai suatu kondisi mendasar, yaitu penggabungan kerja sosial. Dengan demikian mereka timbul sama-sama dari sifat kerja sosial sebagaimana nilai-lebih lahir dari kerja surplus dari masing-masing pekerja individual secara sendiri-sendiri. Bahkan perbaikan- perbaikan terus-menerus yang mungkin dan diperlukan lahir semata-mata dari pengalaman dan pengamatan sosial yang dimungkinkan dan dipromosikan oleh produksi berskala-besar dari pekerja kolektif terpadu.

Yang sama berlaku juga pada aspek penting kedua dari penggunaan kondisi- kondisi produksi secara hemat. Dengan ini kita maksudkan transformasi limbah produksi, yang disebut sisa buangan, kembali menjadi unsur-unsur produksi baru, entah dalam cabang industri yang sama atau lainnya; proses-proses yang dengannya yang disebut sisa buangan ini dikirim kembali ke dalam daur produksi, dan dengan demikian konsumsi, – yang produktif atau yang individual. Cabang penghematan ini, juga, yang akan kita bahas dengan agak lebih cermat,30

merupakan hasil kerja sosial pada suatu skala besar. Adalah skala masif yang menghasilkan sisa buangan ini yang menjadikannya suatu obyek perdagangan baru dan karenanya menjadi unsur-unsur produksi baru. Hanya sebagai sisa buangan produksi pada umumnya, dan karenanya dari produksi pada suatu skala besar, mereka itu memperoleh arti penting ini bagi proses produksi dan tetap menjadi penghasil nilai-tukar. Sisa-sisa buangan itu, secara terpisah dari jasa yang dilakukannya sebagai unsur-unsur produksi baru, mengurangi biaya bahan mentah, hingga batas bahwa mereka dapat dijual kembali, karena biaya ini selalu mencakup limbah (pembuangan) normal, yaitu kuantitas rata-rata yang hilang dalam proses pengolahan. Hingga batas bahwa ongkos-ongkos bagian kapital

konstan ini dikurangi, tingkat laba secara bersesuaian meningkat, dengan suatu besaran kapital variabel tertentu dan suatu tingkat nilai-lebih tertentu.

Jika nilai-lebih merupakan suatu faktor tertentu, maka tingkat laba dapat ditingkatkan hanya dengan mengurangi nilai dari kapital konstan yang diperlukan bagi produksi komoditi bersangkutan. Sejauh yang menyangkut kapital konstan di dalam produksi, yang terpenting ialah nilai-pakainya, bukan nilai-tukarnya. Jumlah kerja yang dapat diserap rami di dalam sebuah pabrik pemintalan tidak bergantung pada nilainya tetapi pada kuantitasnya, begitu tingkat produktivitas kerja, yaitu tingkat perkembangan teknik, telah ditentukan/diberikan. Secara sama, bantuan yang diberikan semua mesin pada tiga pekerja, misalnya, tidak bergantung pada nilainya, melainkan lebih pada nilai-pakainya sebagai sebuah mesin. Pada satu tahap perkembangan teknik sebuah mesin yang jelek dapat saja mahal, pada suatu tahap lain sebuah mesin bagus dapat saja murah.

Laba yang meningkat yang diperoleh seorang kapitalis melalui suatu penurunan dalam ongkos kapas dan mesin pemintalan, misalnya, adalah hasil dari suatu peningkatan dalam produktivitas kerja, dan memang bukan dalam pabrik pemintalan, melainkan lebih dalam produksi mesin-mesin dan kapas. Suatu jumlah pengeluaran lebih kecil untuk kondisi-kondisi kerja diperlukan agar mengobyektifikasi suatu kuantitas kerja tertentu dan dengan demikian menguasai suatu kuantitas kerja surplus tertentu. Ongkos penguasaan suatu kuantitas kerja surplus tertentu oleh karena itu turun.

Kita sudah mendiskusikan penghematan yang dilahirkan karena pekerja kolektif –pekerja yang terpadu secara sosial– menggunakan alat-alat produksi secara bersama di dalam proses produksi. Suatu penghematan lebih jauh, yang lahir dari pengurangan waktu sirkulasi (perkembangan alat-alat komunikasi yang menjadi aspek material menentukan di sini), akan dibahas lagi di bawah. Namun, di sini kita mesti terlebih dulu membahas penghematan-penghematan yang lahir dari terus-menerus diperbaikinya mesin-mesin, yaitu (1) dalam bahannya, misalnya besi sebagai ganti kayu; (2) dalam menjadi murahnya mesin-mesin melalui perbaikan dalam pembuatan-mesin pada umumnya, sehingga bahkan jika nilai dari bagian tetap kapital konstan terus-menerus bertumbuh dengan perkembangan kerja pada suatu skala besar, ia sama sekali tidak bertumbuh dalam derajat yang sama;31 (3) Perbaikan-perbaikan khusus yang memungkinkan

mesin-mesin yang sudah dipasang beroperasi secara lebih murah dan lebih efisien, misalnya perbaikan-perbaikan pada ketel-ketel uap, dsb., yang akan kita bahas kemudian secara lebih terperinci; (4) pengurangan pembuangan (limbah) dengan mesin-mesin lebih baik.

Segala sesuatu yang mengurangi depresiasi mesin, dan kapital tetap pada umumnya, untuk suatu periode produksi tertentu, tidak hanya membikin murah

masing-masing komoditi, karena masing-masing komoditi individual mereproduksi bagian integral-(aliquot)nya dari depresiasi itu dalam harganya, melainkan juga mengurangi pengeluaran kapital integralnya untuk periode ini. Pekerjaan reparasi dan sejenisnya, hingga batas bahwa itu diperlukan, dihitung sebagai bagian dari ongkos asli mesin-mesin itu. Pengurangannya, sebagai suatu konsekuensi durabilitas yang lebih besar dari mesin itu, mengurangi harga mesin itu secara sebanding.

Untuk semua penghematan jenis ini sekali lagi adalah sangat benar bahwa ini hanya mungkin bagi pekerja terpadu dan seringkali dapat diwujudkan hanya dengan bekerja pada suatu skala yang lebih besar. Ia menuntut suatu penggabungan langsung yang lebih besar dari kaum pekerja dalam proses produksi yang sesungguhnya.

Di lain pihak, namun, perkembangan tenaga kerja produktif dalam satu cabang produksi, misalnya besi, batu-bara, mesin, bangunan, dsb. yang pada gilirannya dapat sebagian berkaitan dengan kemajuan-kemajuan di bidang produksi intelektual, yaitu ilmu-ilmu alam dan penerapannya, muncul sebagai kondisi bagi suatu pengurangan dalam nilai dan karenanya dari ongkos-ongkos alat-alat produksi di lain-lain cabang industri, misalnya tekstil atau pertanian. Ini cukup terbukti, karena komoditi yang muncul dari satu cabang industri sebagai suatu produk memasuki suatu cabang industri lain sebagai alat produksi. Murah atau tidaknya bergantung kepada produktivitas kerja dalam cabang produksi yang darinya ia muncul sebagai suatu produk, dan sekaligus suatu kondisi tidak saja untuk memurahkan komoditi yang ke dalam produksinya ia masuk sebagai alat produksi, melainkan juga untuk pengurangan dalam nilai kapital konstan yang ia kini menjadi unsurnya, dan oleh karena itu untuk suatu peningkatan dalam tingkat laba.

Sifat yang karakteristik dari jenis penghematan dalam kapital konstan itu, yang dimulai dari perkembangan industri yang maju, ialah bahwa di sini kenaikan dalam tingkat laba untuk satu cabang industri bergantung pada perkembangan produktivitas kerja dalam suatu cabang industri lain. Keuntungan yang di sini diperoleh si kapitalis sekali lagi merupakan keuntungan yang dihasilkan oleh kerja sosial, sekalipun tidak oleh kaum pekerja yang dieksploitasi secara langsung oleh si kapitalis itu. Perkembangan dalam produktivitas ini selalu dapat dikurangi dalam analisis terakhir pada watak sosial dari kerja yang telah dipekerjakan, pada pembagian kerja dalam masyarakat, dan pada perkembangan kerja intelektual, khususnya dari ilmu-ilmu alam. Yang digunakan kaum kapitalis di sini adalah manfaat-manfaat dari seluruh sistem pembagian kerja masyarakat. Di sini adalah perkembangan produktivitas kerja dalam departemen eksternalnya, departemen yang menyediakan baginya alat-alat produksi, yang menjadikan nilai

konstan kapital yang digunakan oleh si kapitalis secara relatif jatuh dan tingkat laba karenanya naik.

Suatu bentuk peningkatan yang berbeda dalam tingkat laba timbul tidak dari penghematan dalam kerja yang dengannya kapital konstan itu diproduksi, melainkan lebih dari penghematan dalam pengunaan kapital konstan itu sendiri. Dengan pemusatan kaum pekerja dan kerja-sama mereka pada suatu skala besar, kapital konstan dihemat. Bangunan yang sama, perkakas pemanasan dan penerangan, dsb. biayanya secara relatif lebih kecil bagi produksi pada suatu skala besar daripada pada suatu skala kecil. Yang sama berlaku bagi mesin- mesin tenaga dan kerja. Bahkan jika nilainya naik scara mutlak, ia jatuh secara relatif, dalam hubungan dengan perluasan produksi yang meningkat dan dengan besarnya kapital variabel atau massa tenaga-kerja yang digerakkan. Penghematan yang dilakukan suatu kapital dalam cabang produksinya sendiri pertama-tama dan paling langsung terdiri atas penghematan kerja, yaitu mengurangi kerja yang dibayar dari para pekerjanya sendiri; penghematan yang disebutkan di muka, namun, terdiri atas penguasaan yang sebesar mungkin atas kerja asing yang tidak dibayar dalam cara yang paling hemat; yaitu dalam beroperasi pada suatu skala poroduksi tertentu dengan biaya yang serendah-rendah mungkin. Sejauh jenis penghematan ini tidak bergantung pada eksploitasi yang sudah disinggung kdari produktivitas kerja sosial yang diterapkan dalkam produksi kapital konstan, melainkan adalah penghematan dalam penggunaan kapital konstan itu sendiri, ia lahir secara langsung dari kooperasi dan bentuk sosial dari kerja di dalam cabang produksi bersangkutan yang sesungguhnya, ataupun kalau tidak begitu dari produksi mesin-mesin dsb., pada suatu skala di mana nilainya tidak meningkat hingga batas yang sama seperti nilai-pakainya.

Dua hal mesti diperhatikan di sini. Pertama-tama, jika nilai c adalah 0, kita akan mendapatkan p’ = s’, dan tingkat laba akan berada pada maksimumnya. Kedua, namun, yang penting bagi eksploitasi langsung kerja itu sendiri sama sekali bukan nilai dari alat-alat eksploitasi yang digunakan, entah itu dari kapital tetap atau dari bahan-bahan mentah dan bantu. Sejauh mereka itu berfungsi menyerap kerja, sebagai media di dalam atau melalui mana kerja dan karenanya juga kerja surplus itu diwujudkan, nilai-tukar mesin-mesin, bangunan, bahan- bahan mentah, dsb. ini sama sekali tidak relevan. Satu-satunya hal yang penting di sini ialah di satu pihak kuantitas dari alat-alat eksploitasi ini yang secara teknik diperlukan bagi penggabungan dengan suatu kuantitas kerja tertentu, dan di pihak lain kelayakan mereka bagi tujuan mereka, yaitu tidak saja mesin-mesin yang baik yang diperlukan, tetapi juga bahan mentah dan bahan bantu yang baik. Tingkat laba untuk sebagian bergantung pada kualitas bahan mentah itu. Bahan yang baik menghasilkan sedikit buangan/limbah, dan dengan demikian jumlah

lebih sedikit dari bahan mentah yang diperlukan untuk me nyerap jumlah kerja yang sama. Perlawanan yang dihadapi mesin kerja juga dikurangi hingga suatu batas tertentu. Sebagian hal ini bahkan mempengaruhi nilai-lebih dan tingkatnya. Dengan bahan mentah yang buruk si pekerja memerlukan lebih banyak waktu untuk menggarap kuantitas yang sama; jika upah-upah tetap sama, ini menghasilkan suatu pemotongan dari nilai-lebih. Terdapat pula suatu efek yang sangat berarti atas reproduksi dan akumulasi kapital,, yang, seperti yang dijelaskan dalam Buku I, hal. 752 dst., lebih bergantung lagi pada produktivitas kerja yang digunakan daripada pada jumlahnya.

Fanatisisme yang diperlihatkan si kapitalis akan penghematan atas alat-alat produksi kini dapat difahami. Jika tiada yang boleh hilang atau terbuang, jika alat-alat produksi mesti digunakan hanya dengan cara yang diperlukan oleh produksi itu sendiri, maka ini sebagian bergantung pada latihan dan ketrampilan para pekerja dan sebagian pada disiplin yang diberlakukan oleh si kapitalis atas para pekerja gabungan itu, yang akan menjadi berlebih-lebihan dalam suatu keadaan masyarakat di mana kaum pekerja bekerja atas tanggungan mereka sendiri, tepat sebagaimana itu memang sudah hampir berlebih-lebihan dalam kasus kerja-potongan. Fanatisisme yang sama juga dinyatakan secara terbalik dalam bentuk penghematan unsur-unsur produksi, yang merupakan suatu cara penting dalam menurunkan nilai kapital konstan dalam hubungan dengan kapital variabel dan dengan demikian meningkatkan tingkat laba. Dalam hubungan ini kita mendapatkan penjualan unsur-unsur produksi ini di atas nilai mereka, sejauh nilai ini muncul-kembali dalam produk itu, yang adalah suatu segi penting dari pemalsuan. Aspek ini memainkan suatu peranan menentukan dalam industri Jerman, khususnya, yang semboyannya adalah: Orang niscaya akan menghargainya jika kita terlebih dulu mengirim contoh-contoh yang baik pada mereka, dan kemudian barang-barang yang buruk. Namun begitu, gejala-gejala ini berkaitan dengan persaingan dan tidak menjadi urusan kita di sini.

Sekarang mesti diperhatikan bagaimana kenaikan dalam tingkat laba ini yang disebabkan oleh suatu pengurangan dalam nilai kapital konstan, dan dengan demikian dalam pengeluarannya, adalah sepenuhnya tidak tergantung pada apakah cabang industri di mana ia terjadi menghasilkan barang-barang mewah, kebutuhan hidup yang memasuki konsumsi kaum pekerja, atau alat-alat produksi. Ini menjadi penting hanya sejauh ia mempengaruhi tingkat nilai-lebih, yang pada pokoknya bergantung pada nilai tenaga-kerja, yaitu pada nilai dari kebutuhan hidup biasanya dari si pekerja. Di sini, sebaliknya, nilai lebih dan tingkatnya dianggap sudah diketahui. Bagaimana nilai-lebih dalam hubungan dengan seluruh kapital –dan inilah yang menentukan tingkat lama– dalam situasi seperti ini bergantung semata-mata pada nilai kapital konstan dan sama sekali tidak pada

nilai-pakai unsur-unsur yang darinya ini terdiri.

Sudah tentu secara relatif menjadi murahnya alat-alat produksi tidak meniadakan suatu pertumbuhan dalam nilai mutlak mereka; karena skala mutlak yang atasnya mereka diterapkan meningkat secara luar-biasa dengan perkembangan produktivitas kerja dan bertumbuhnya skala produksi yang menyertainya. Penghematan dalam penggunaan kapital konstan, dari aspek apa dan manapun ia dipandang, pertama-tama adalah hasil dari tidak lebih daripada kenyataan bahwa alat-alat produksi bergfungsi bersama dan digunakan sebagai alat-alat produksi bersama dari pekerja gabungan, sehingga penghematan ini sendiri muncul sebagai suatu produk dari sifat sosial kerja produktif secara langsung; kedua, namun, ia juga hasil dari perkembangan produktivitas kerja dalam bidang-bidang yang menyediakan kapital dengan alat-alat produksinya, sehingga bahkan apabila kerja secara menyeluruh dipandang vis-à-vis kapital secara menyeluruh, dan tidak sekadar kaum pekerja yang dipekedrjakan oleh kapitalis X vis-à-vis kapitalis X ini, penghematan ini kembali menyatakan dirinya sendiri sebagai produk dari perkembangan tenaga-tenaga produktif dari kerja sosial, dan perbedaannya hanya bahwa kapitalis X diuntungkan tidak saja oleh produktivitas kerja dalam perusahaannya sendiri, melainkan juga dari perusahaan- perusahaan lainnya pula. Namun begitu penghematan penggunaan kapital konstan masih tampak bagi si kapitalis sebagai suatu keharusan yang sepenuhnya asing bagi si pekerja dan secara mutlak tidak bergantung padanya, suatu keharusan yang tidak sedikitpun menjadi urusan si pekerja. Namun begitu, selalu tetap jelas sekali bagi si kapitalis bahwa si pekerja pasti ada sangkut-pautnya dengan apakah si kapitalis membeli lebih banyak atau lebih sedikit kerja untuk jumlah uang yang sama (karena inilah bagaimana transaksi antara kapitalis dan pekerja tampak di dalam kesadarannya). Bagi suatu tingkat yang masih lebih tinggi daripada kasusnya dengan tenaga-tenaga lain yang hakiki dengan kerja, penghematan dalam penggunaan alat-alat produksi ini, metode mencapai suatu hasil tertentu dengan biaya yang sekecil mungkin ini, tampak sebagai suatu kekuatan yang melekat dalam kapital dan suatu metode yang khusus bagi dan karakteristik dari