• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.5 Pembahasan Hasil Keterampilan Menulis Puisi Kelompok Kontrol

4.5.2 Hasil Analisis Keterampilan Menulis Puisi Kelompok

Abdulah (2013:279) mengatakan teknik adalah cara guru untuk mencapai tujuan pembelajaran. Teknik pembelajaran dipilih oleh guru berdasarkan materi pembelajaran dalam mencapai keberhasilan belajar siswa. Cara ini dilakukan guru

Penggalan puisi siswa yang mendapat skor 3 pada aspek tema Pantai

Laut biru terbentang luas

Sayup-sayup terdengar desiran ombak Berkejar-kejaran menyentuh bibir pantai

Sesekali kau ajal kawanmu berlari menyusuri pantai Angin berhembus sibakkan rambutku

Bersama nyiur melambai-lambai Sinar mentari silaukan mataku Namun indahmu tak terbelenggu (Kode K13)

untuk membantu siswa dalam pembelajaran di kelas. Melalui teknik pembelajaran yang berbasis pada asosiasi siswa, memungkinkan siswa mampu mengembangkan keterampilan berkomunikasi siswa baik secara lisan maupun tulisan.

Menurut Buzan (2008:4) mengatakan “Mind mapping adalah cara termudah menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi keluar dari otak.” Mind map adalah cara mencatat kreatif, efektif, dan secara harafiah akan “memetakan” pikiran-pikiran . Penerapan teknik mind mapping terhadap kelompok eksperimen sudah baik, terbukti dari siswa mampu menyusun sebuah puisi dengan pilihan kata, menggunakan rima dan irama dengan baik, dan bait puisi karya siswa mencapai 3-4 bait puisi.

Deskripsi kemampuan menulis puisi kelompok kontrol dapat dilihat dalam diagram 1 dan diagram 2. Dengan menggunakan perhitungan nilai rata-rata pada tabel 7, dapat diketahui keterampilan menulis puisi kelompok kontrol adalah 77. Setelah perhitungan rata-rata dikonversikan ke dalam PAK, diketahui bahwa keterampilan menulis puisi pada interval 76-85. Hal itu menunjukkan taraf kemampuan kelompok eksperimen berkategori baik. Berikut adalah analisis keterampilan hasil menulis puisi kelompok eksperimen yang akan dibahas satu persatu berdasarkan aspek menulis puisi.

1. Aspek Majas dalam Keterampilan Menulis Puisi Kelompok Eksperimen Waluyo (1987:83) mengatakan bahasa figuratif (majas) ialah bahasa yang digunakan penyair untuk mengatakan sesuatu dengan cara yang tidak biasa tetapi bermakna. Dari teori tersebut, peneliti membahas aspek majas dari hasil keterampilan menulis puisi siswa sebagai berikut.

Berdasarkan hasil keterampilan menulis puisi siswa dilihat dari aspek majas dengan kode E1, peneliti memberikan skor 2 karena bahasa figuratif yang digunakan masih kurang sesuai dan kurang bermakna. Terdapat majas pada kalimat yang peneliti garisbawahi di atas menunjukkan majas hiperbola berupa pernyataan dari kenyataan dengan maksud memberi kesan yang mendalam.

Berdasarkan hasil keterampilan menulis puisi siswa dilihat dari aspek majas dengan kode E2, peneliti memberikan skor 3 karena pengarang mampu menyampaikan dengan tidak cara biasa, ada kesenangan imajinatif dan mampu menambahkan makna dalam puisi. Terdapat majas personifikasi pada baris pertama dan kedua yang sudah digarisbawahi peneliti di atas, yaitu benda mati disamakan seperti manusia atau benda hidup.

Penggalan puisi siswa yang mendapat skor 2 pada aspek majas Di tengah indah, matahari menampakkan sinarnya Kau dan aku bercanda bersama

Namun, saat matahari meredupkan sinarnya Kau pergi tak tahu ke mana

(Kode E1)

Penggalan puisi siswa yang mendapat skor 3 pada aspek majas Hangatnya tubuh dipeluk dengan balutan mentari Pohon melambai indah bak sang penari

Di sanalah aku merasakan indahnya ciptaan Tuhan Ya, itu pantai..

Berdasarkan hasil keterampilan menulis puisi siswa dilihat dari aspek majas dengan kode E3, peneliti memberikan skor 4 karena bahasa figuratif yang digunakan sudah sangat baik. Penggalan puisi dengan kode E3 sudah menggunakan bahasa yang tidak biasa dan menimbulkan makna yang dapat membangkitkan imajinasi pembaca. Terdapat majas personifikasi pada penggalan puisi dengan kode E3 yang sudah digarisbawahi peneliti.

2. Aspek Diksi dalam Keterampilan Menulis Puisi Kelompok Eksperimen Diksi yang baik dalam puisi yaitu kata yang digunakan harus bermakna dan kosakata yang dipilih harus sesuai situasi yang dihadapi (Jabrohim, dkk 2009:35). Dari teori tersebut, peneliti membahas aspek diksi dari hasil keterampilan menulis siswa sebagai berikut:

Penggalan puisi siswa yang mendapat skor 4 pada aspek majas Tumbuhan hijau pun ikut bersemarak menghiasi pantai Dahan yang kuat dengan ranting dan daun

Mereka ikut menari-nari mengikuti alunan angin (Kode E3)

Penggalan puisi siswa yang mendapat skor 2 pada aspek diksi Di tengah indah, matahari menampakkan sinarnya Kau dan aku bercanda bersama

Namun, saat matahari meredupkan sinarnya Kau pergi tak tahu ke mana

Berdasarkan hasil keterampilan menulis puisi siswa dilihat dari aspek diksi dengan kode E4, peneliti memberikan skor 2 karena penggalan puisi tersebut kurang bermakna. Pengarang dalam menggambarkan situasi kurang dipahami oleh pembaca. Oleh sebab itu, berdasarkan teori Waluyo mengenai diksi, peneliti memberikan skor 2 pada puisi tersebut.

Berdasarkan hasil keterampilan menulis puisi siswa dilihat dari aspek diksi dengan kode E5, peneliti memberikan skor 3 karena diksi yang ditulis pengarang menggunakan kata-kata yang menyatakan kondisi pada saat di pantai itu sendiri dan pembaca juga mudah memaknai puisi tersebut. Skor 3 diberikan peneliti berdasarkan teori yang peneliti anut sebagai pisau analisis.

Penggalan puisi siswa yang mendapat skor 3 pada aspek diksi Angin berdesir di tepi pantai

Ombak-ombak bergemuruh Terumbu karang nan indah Bergesekan dengan air pantai (Kode E5)

Penggalan puisi siswa yang mendapat skor 4 pada aspek diksi Angin laut berhembus berlahan

Meniup lembut pepohonan

Burung-burung melintasi langit senja Matahari tenggelam menuju peraduannya (Kode E6)

Berdasarkan hasil keterampilan menulis puisi siswa dilihat dari aspek diksi dengan kode E6, peneliti memberikan skor 4 karena diksi yang digunakan pengarang sudah sangat tepat. Pengarang mampu membangkitan imaji pembaca saat membaca puisi tersebut. Penggalan puisi dengan kode E6 mudah dipahami dan dimaknai pembaca karena pilihan kata yang digunakan pengarang sudah sangat baik.

3. Aspek Rima dan Irama dalam Keterampilan Menulis Puisi Kelompok Eksperimen

Menurut Waluyo (1987:90), rima adalah pengulangan bunyi dalam puisi dan mendukung irama dalam puisi. Berdasarkan teori tersebut, peneliti membahas aspek rima dan irama dari hasil keterampilan menulis puisi siswa sebagai berikut:

Berdasarkan hasil keterampilan menulis puisi siswa dilihat dari aspek rima dan irama dengan kode E7, peneliti memberikan skor 2 karena rima dalam puisi tersebut kurang tepat. Rima dalam puisi tersebut berdominasi huruf a dan u yang menggambarkan bahwa pengarang memberi gambaran pada pantai yang dapat menarik perhatian orang-orang untuk mengunjungi.

Penggalan puisi siswa yang mendapat skor 2 pada aspek rima dan irama

Bebatuanmu seperti lonceng yang berbunyi Yang di mana setiap orang bisa mendengarnya Langitmu menjadi selimut

Dan semua orang bisa bertamu ke sana (Kode E7)

Berdasarkan hasil keterampilan menulis siswa dilihat pada aspek rima dan irama dengan kode E8, peneliti memberikan skor 3 karena rima dan irama yang tergambarkan dalam puisi tersebut sudah baik. Peneliti memberikan skor 3 berdasarkan teori Waluyo (1987:90) menyatakan rima adalah pengulangan bunyi dalam puisi dan mendukung irama dalam puisi. Rima dalam kode E8 menggunakan pola aabb dan irama dalam puisi juga sudah baik karena berirama tetap.

4. Aspek Imajinasi dalam Keterampilan Menulis Puisi Kelompok Eksperimen

Waluyo (1987:78) mengatakan pengimajinasian yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman sensoris, seperti pengelihatan, pendengaran, dan perasaan. Berdasarkan teori tersebut, peneliti membahas aspek imajinasi dari hasil keterampilan menulis puisi siswa sebagai berikut:

Penggalan puisi siswa yang mendapat skor 3 pada aspek rima dan irama

Angin laut berhembus berlahan Meniup lembut pepohonan

Burung-burung melintasi langit senja Matahari tenggelam menuju peraduannya (Kode E8)

Penggalan puisi siswa yang mendapat skor 3 pada aspek imajinasi Batu karang yang berdiri kokoh

Menghiasi pulau kelapa nan indah dan permai Desiran ombak kencang

Kan memecahkan dan menghanyutkan pedih hatiku (Kode E9)

Berdasarkan hasil keterampilan menulis puisi siswa dilihat dari aspek imajinasi dengan kode E9, peneliti memberikan skor 3 karena penggalan puisi di atas sudah baik. Pengarang seolah-olah mengajak pembaca untuk melihat keadaan pantai yang dihiasi batu karang yang berdiri kokoh dan keadaan pantai yang indah dengan pohon-pohon kelapa, serta desiran ombak yang terus menerus bergulung di bibir pantai. Peneliti memberikan skor 3 sesuai dengan teori yang peneliti anut yaitu menurut Waluyo (1987:78).

Berdasarkan hasil keterampilan menulis puisi siswa pada aspek imajinasi dengan kode E10, peneliti memberikan skor 4 karena imajinasi yang digunakan pengarang sudah sangat baik. Pengarang mengajak pembaca merasakan bagaimana bermain-main di pantai dan terkena air laut dengan tidak sengaja sehingga membasahi wajah. Peneliti memberikan skor 4 dalam puisi dengan kode E10 pada aspek imajinasi berdasarkan teori Waluyo (1987:78).

Penggalan puisi siswa yang mendapat skor 4 pada aspek imajinasi Byurrrr

Kuhentikan kakiku di air Cipraat

Tanpa kusadari, air membasahi wajahku Pasir di mana-mana

Membuat kakiku menjadi kotor (Kode E10)

5. Aspek Kata Nyata dalam Keterampilan Menulis Puisi Kelompok Eksperimen

Menurut Jabrohim, dkk. (2009:41), kata konkret adalah kata-kata yang dipilih untuk menggambarkan atau melukiskan keadaan atau susasana batin untuk membangkitkan imaji pembaca. Berdasarkan teori tersebut, peneliti membahas aspek kata nyata atau kata konkret dari hasil keterampilan menulis puisi siswa sebagai berikut:

Berdasarkan hasil keterampilan menulis puisi pada aspek kata nyata dengan kode E11, peneliti memberikan skor 2 karena kata nyata yang digunakan pengarang kurang melukiskan keadaan atau suasana batin untuk membangkitkan pembaca. Kata yang digarisbawahi peneliti pada puisi di atas menunjukkan kata matahari yang dikonkretisasi (maknai) sebagai sumber semangat untuk bermain-main di pantai.

Penggalan puisi siswa yang mendapat skor 2 pada aspek kata nyata Terik matahari menyinari diriku

Cliiing

Sunset tepat di atas mataku

Menggungah semangat menyambut indahnya pantaiku (Kode E11)

Penggalan puisi siswa yang mendapat skor 3 pada aspek kata nyata Wahai laut yang penuh kekayaan alam

Engkau begitu indah, sangat menyenangkan

Tetapi, gulungan ombakmu bisa berubah menjadi bencana (Kode E12)

Berdasarkan hasil keterampilan menulis puisi pada aspek kata nyata dengan kode E12, peneliti memberikan skor 3 karena kata nyata yang digunakan pengarang sudah baik. Kata yang digarisbawahi peneliti pada penggalan puisi di atas yaitu ombak dikonkretisasi (dimaknai) dengan bahaya yang dapat menerpa menjadi bencana.

6. Aspek Tipografi dalam Keterampilan Menulis Puisi Kelompok Eksperimen

Wicaksono (2014:28) mengatakan maksud dari penyusunan tipografi adalah untuk keindahan indrawi dan untuk mendukung pengedapan makna, rasa, dan suasana puisi. Berdasarkan teori tersebut, peneliti membahas aspek tipografi dari hasil keterampilan menulis puisi siswa sebagai berikut:

Penggalan puisi siswa yang mendapat skor 3 pada aspek tipografi Ombak

Angin berhembus perlahan Meniup lembut pepohonan

Burung-burung melintasi langit senja Matahari tenggelam menuju peraduannya

Sore hari di pinggir pantai

Deburan ombak menghempas batu karang Diringi susana yang sunyi

Tiada yang lebih menakjubkan dari ciptaan Tuhan Pasang surut air laut

Ombak di pecah batu karang Dari lautan luas

Terpengaruh dari sang Buan

Wahai laut yang penuh kekayaan alam Engkau begitu indah, sangat menenangkan (Kode E14)

Berdasarkan hasil keterampilan menulis puisi siswa pada aspek tipografi dengan kode E14, peneliti memberikan skor 3 karena bait pada puisi di atas sudah mengandung keindahan indrawi dengan bait yang menjorok kekiri dan ada yang menjorok ke kanan. Tipografi pada puisi di atas mempunyai makna dan suasana yang menggambarkan keindahan pantai yang Tuhan ciptakan, bait yang menjorok menandakan kegaguman pengarang atas alam yang indah. Pengarang memberikan skor 3 berdasarkan teori Wicaksono (2014:28).

7. Aspek Kesesuaian Judul dengan Tema dalam Keterampilan Menulis Puisi Kelompok Eksperimen

Menurut Waluyo (1987:106), tema merupakan gagasan pokok yang diungkapkan oleh penyair. Berdasarkan teori tersebut, peneliti membahas aspek tema dari hasil keterampilan menulis puisi siswa sebagai berikut:

Penggalan puisi siswa yang mendapat skor 2 pada aspek tema Pantai

Tempat di mana aku dan kamu bertemu Tempat di mana aku mengenalmu Tempat di mana kita saling berbicara Di tengah indah, matahari menampakkan sinarnya Kau dan aku bercanda bersama

Namun, saat matahari meredupkan sinarnya Kau pergi tak tahu ke mana

Oh pantai

Kau saksi bisu cerita cintaku (Kode E15)

Berdasarkan hasil keterampilan menulis puisi dilihat dari aspek tema dengan kode E15, peneliti memberikan skor 2 karena gagasan yang disampaikan pengarang kurang menggambarkan tema yang diberikan peneliti. Dalam puisi tersebut pengarang menceritakan kisah cinta yang digambarkan di pantai.

Berdasarkan hasil keterampilan menulis puisi siswa dilihat pada aspek tema dengan kode E15, peneliti memberikan skor 3 karena gagasan dari puisi tersebut sudah menggambarkan tema yang diangkat yaitu mengenai alam dengan topik keindahan pantai. Pengarang menceritakan keadaan pantai yang indah dengan dihiasi pohon-pohon dan kicauan burung yang merdu menambah suasana senang berada di pantai itu. Peneliti memberikan skor 3 berdasarkan teori Waluyo (1987:106) mengenai tema.

Penggalan puisi siswa yang mendapat skor 3 pada aspek tema Pantai

Hangatnya tubuh dipeluk dengan balutan mentari Pohon melambai indah bak sang penari

Di sanalah aku merasakan indahnya ciptaan Tuhan Ya, itu pantai

Pantai yang diisi dengan air jernih, sejernih berlian Serta diiringi oleh kicauan burung

Kaki beralas pasir yang lembut

Menyadarkanku akan alam dan Tuhan Oh Tuhan

Engkau sungguh hebat

Menciptakan dengan sempurna Sampai aku tak ingin pulang (Kode E15)

Dokumen terkait