• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

3. Hasil Belajar

a. Pengertian Belajar

Belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam kompetensi, keterampilan, dan sikap. Usaha untuk mencapai kepandaian atau ilmu merupakan usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya, mendapatkan ilmu atau kepandaian yang belum dipunyai sebelumnya. Menurut Oemar Hamalik “belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil dan tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami”.11 Sehingga dengan belajar manusia menjadi tahu, memahami, mengerti, dapat melaksanakan dan memiliki tentang sesuatu ilmu yang sudah di pelajari. Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil dan tujuan. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan paling pokok. Hal ini berarti bahwa

11

keberhasilan atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan bergantung pada proses belajar yang dilakukan siswa sebagai anak didik.

Menurut Winkel (dalam Riyanto) “belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengatahuan, pemahaman, keterampilan, dan sikap-sikap. Perubahan itu bersifat secara konstan dan berbekas”12

.

Menurut Hilgard dan Bower (dalam Ngalim) “belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat seseorang”13

.

Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam suatu situasi.

b. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan hasil yang telah dicapai setelah di laksanakan program kegiatan belajar mengajar di sekolah. Hasil belajar dalam periode tertentu dapat dilihat dari nilai raport yang secara nyata dapat di lihat dalam bentuk angka-angka.

Menurut Gagne dalam jurnal Purwanto, “hasil belajar adalah terbentuknya konsep, yaitu kategori yang kita berikan pada stimulus yang ada di lingkungan, yang menyediakan sekama yang terorganisasi untuk

12

Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi Bagi Guru/Pendidikan Dalam Implementasi Pembelajaran Yang efektif dan Berkualitas. (Jakarta: Kencana, 2009), hal: 5

13

Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010, Cet: 24) hal: 84

mengasimilasi stimulus-stimulus baru dan menentukan hubungan didalam dan di antara kategori-kategori. Skema itu akan beradaptasi dan berubah selama perkembangan kognitif seseorang”14

.

Menurut Gagne dan Driscool mengatakan “hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa sebagai akibat perbuatan belajar dan dapat diamati melalui penampilan siswa (learner’s performance). Dick dan Reiser mengatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki sebagai siswa sebagai hasil kegiatan pembelajaran. Mereka membedakan hasil belajar atas empat macam, yaitu: (1) pengetahuan, (2) keterampilan intelektual, (3) keterampilan motorik, dan (5) sikap”15

.

Secara singkat dapat dikatakan bahwa hasil belajar berupa perolehan perubahan tingkah laku yang meliputi: pengamatan, pengenalan, pengertian, perbuatan, keterampilan, perasaan, minat, dan bakat. Dalam dunia pendidikan prestasi belajar digunakan sebagai pendorong bagi peserta didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan yang berperan untuk meningkatkan mutu pendidikan.

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Hasil belajar di pengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor dari dalam (faktor internal) maupun faktor dari luar (faktor eksternal). Menurut Suryabrata dalam jurnal Djamaah Sopah “faktor internal adalah faktor fisiologis dan faktor psikologis (misalnya kecerdasan, motivasi berprestasi, dan kemampuan kognitif), sedangkan yang termasuk faktor eksternal adalah faktor lingkungan dan faktor instrumental (misalnya guru, kurikulum, dan model pembelajaran)”.

Menurut Ngalim Purwanto faktor yang mempengaruhi hasil belajar sebagai berikut16:

14

Purwanto, Jurnal Tektodik. Tujuan Pendidikan Dan Hasil Belajar, (Departemen Pendidikan Nasional Pusat Teknologi Koomunikasi Dan Informasi Pendidikan, 2005) Hal: 153

15

Djamaah Sopah, Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan. Pengaruh Model Pembelajaran Dan Motivasi Berprestasi Terhadap Hasil Belajar, (Jakarta: Badan Penenlitian Dan Pengembangan, Departemen Pendidikan Nasional, 2000, Tahun Ke-5, No.022), Hal: 126

16

Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010, Cet: 24) hal: 106-107

1. Faktor row input (yakni faktor peserta didik/ anak itu sendiri) dimana tiap anak memiliki kondisi yang berbeda-beda dalam kondisi fisikologis, maupun kondsi psikologi.

2. Faktor environmental input (faktor lingkungan) baik itu lingkungan alam maupun lingkungan sosial.

3. Faktor Instrumental Input, yang didalamnya antara lain terdiri dari: a. Kurikulum

b. Program/bahan pengajaran c. Sarana dan Fasilitas d. Guru

Jadi, yang mempengaruhi hasil belajar siswa, bukan hanya disebabkan pada kemampuan diri individu seperti minat, motivasi, bakat, dan lain sebagainya yang bisa mempengaruhi hasil belajar. Namun faktor eksternal saperti saran prasarana, perlengkapan belajar, materi pelajaran, dukungan sosial dan pengaruh budaya juga mempengaruhi hasil belajar peserta didik. Uintuk itu antara faktor internal dan eksternal harus saling berkesinambungan agar hasil belaja peserta didik lebih meningkat.

d. Cara Mengukur Hasil Belajar IPS

Untuk bisa mengetahui berhasil tidaknya tujuan pembelajaran IPS perlu dilakukan pengukuran. Pengukuran dalam kegiatan belajar dan pembelajaran adalah proses membandingkan tingkat keberhasilan belajar dan pembelajaran dengan ukuran keberhasilan belajar dan pembelajaran yang telah ditentukan secara kuantitatif17. Pengukuran disini bisa dilakukan secara tertulis atau berdasarkan hasil pengamatan, untuk kemudian dituangkan dalam sekala penilaian atau skorsing. Pengukuran siafatnya relatif, karena komponen yang diukur disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. Tidak semua materi pembelajaran IPS dipakai alat pengukuran yang sama.

17

Mudjiono, Dimiyati, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010) cet: Ke-4, hal:192

Davies (dalam Dimyati & Mudjiono) “mengatakan bahwa evaluasi merupakan proses sederhana memberikan/menetapkan nilai kepada sejumlah tujuan, kegiatan, keputusan, unjuk-kerja proses, orang, objek, dan masih banyak yang lain”18

. Atas dasar tersebut Zaenal Arifin mengemukakan maanfaat evaluasi adalah “untuk memberikan umpan balik kepada semua pihak yang terlibat dalam pembelajaran baik secara langsung ataupun tidak”19

. Suatu unit pelajaran tertentu sebagai alat penilaian proses belajar mengajar. Sedangkan evaluasi sumatif dilaksanakan setiap akhir pengajaran. Seperti tengah semester atau akhir semester. Evaluasi merupakan suatu program yang mempunyai manfaat untuk menilai hasil pencapaian peserta didik terhadap tujuan suatu program pelajaran dalam suatu periode tertentu.

Tes diberikan untuk mengukur potensi lebih lanjut setelah melaksanakan proses pada pembelajaran IPS. Teknik tes yang digunakan dalam evaluasi dapat dibedakan atas tes lisan, tes tindakan, dan tes tertulis20.

Cara mengukur hasil belajar bisa menggunakan tes yang sudah di standarisasi dan bisa juga tes di mana butir-butir tesnya dibuat sendiri oleh guru. Suatu tes harus memenuhi suatu persyaratan yaitu: memiliki validitas (artinya bila diujicoba dimana saja, kapan saja dan pada kondisi apapun) pada objek yang standar/sejenis bisa dilaksanakan bersifat reliabilitas dalam pengertian tetap tidak berubah-ubah, objektiv, praktis, dan ekonomis.

Tes yang diberikan kepada peserta didik dalam penelitian ini di buat dan dilakukan oleh guru sendiri, dengan memperhatikan rambu-rambu yang telah ditetapkan oleh instansi terkait. Tes yang diberikan kepada peserta didik sifatnya lisan dan tertulis. Tes lisan diberikan dengan tujuan mendapatkan hasil belajar siswa dalam hasil sikap, perilaku

18

Mudjiono, Dimiyati, Belajar dan Pembelajaran. hal: 190 19

Zaenal Ariin, Evaluasi Pembelajaran. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), hal: 285 20

mencakup aspek efektif dan psikomotorik. Sedangkan tes tertulis lebih bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang kemampuan kognitif peserta didik.

4. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) SMP/MTs