• Tidak ada hasil yang ditemukan

a. Definisi Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti pelajaran dalam bentuk angka maupun huruf. Hasil belajar merupakan perubahan perilaku peserta didik yang diperoleh setelah mengikuti pembelajaran selama kurun waktu tertentu. Perubahan tersebut meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.

Menurut Nana Sudjana, dalam bukunya yang berjudul Penilaian Proses Belajar Mengajar, dikatakan bahwa hasil belajar adalah Kemampuan-kemampuan yang didapatkan siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.56

Agus Suprijono mengemukakan hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan.57

Dalam buku Evaluasi Hasil Belajar karya Purwanto, dikatakan bahwa winkel

menjelaskan bahwa “Hasil belajar merupakan sebuah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya”.58

Dalam buku Evaluasi pembelajaran IPA, karya Ahmad Sofyan, Tonih Feronika dan Burhanudin Milama menyebutkan bahwa

55

Ibid., h. 100.

56Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2010), hal .22.

57Agus Suprijono, Coperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta Pustaka Pelajar, 2012), h. 5.

58

“Ranah kognitif meliputi kemampuan menyatakan kembali konsep atau prinsip yang telah dipelajari, dan kemampuan-kemampuan intelektual, sebagian besar tujuan-tujuan instruksional berada dalam domain kognitif. Ranah afektif mencakup pemilikan minat,sikap, dan nilai yang ditanamkan melalui proses belajar mengajar. Ranah psikomotor mencakup kemampuan yang berupa keterampilan fisik (motorik) atau keterampilan manipulatif".59

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar

1) Faktor Internal a) Faktor Fisiologis

Secara umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani, dan sebagainya, semuanya akan membantu dalam proses dan hasil belajar. Disamping kondisi-kondisi tersebut, merupakan hal yang penting juga memperhatikan kondisi-kondisi

pancaindera. “Pancaindera merupakan pintu gerbang ilmu pengetahuan (five sense are the golden gate of knowledge)”.60

Artinya, kondisi pancaindera tersebut akan memberikan pengaruh pada proses dan hasil belajar.

b) Faktor Psikologis

Faktor kedua dari faktor internal adalah faktor psikologis. Setiap manusia atau anak didik pada dasarnya memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda. Beberapa faktor psikologis yang dapat diuraikan diantaranya adalah Intelegensi, perhatian, minat, bakat, motivasi, kognitif dan daya nalar. 61

2) Faktor Eksternal

Selain faktor internal hasil belajar pun dipengaruhi oleh faktor eksternal. Faktor eksternal adalah faktor atau pengaruh yang didapat siswa dari luar dirinya sendiri. Yudhi mengungkapkan beberapa faktor yang masuk kedalam kategori Faktor Eksternal yaitu faktor lingkungan dan faktor Instrumental.62

59Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, dan Burhanudin Milama, Evaluasi Pembelajaran IPA

Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta Press,2006) , h. 14.

60

Yudhi, op.cit, hal. 26. 61

Ibid, hal. 26. 62

a) Faktor Lingkungan

Kondisi lingkungan juga akan mempengaruhi proses dan hasil belajar. Lingkungan ini dapat berupa lingkungan fisik atau alam dan dapat pula berupa lingkungan sosial. lingkungan alam misalnya keadaan suhu, kelembaban,kepengapan udara, dan sebagainya. Contohnya, belajar pada tengah hari di ruang yang memiliki ventilasi udara kurang tentunya akan berbeda dengan suasana belajar di pagi hari yang udaranya masih segar, apalagi didalam ruang yang cukup mendukung untuk bernafas lega. Lingkungan sosial baik berwujud manusia maupun hal-hal lainnya, juga dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar.

b) Faktor Instrumental

Faktor-faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan dan penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor-faktor ini diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya tujuan-tujuan belajar yang telah direncanakan. Faktor-faktor instrumental ini dapat berupa kurikulum,sarana fasilitas, dan guru.

c. Tipe-tipe Hasil Belajar

Menurut Bloom, hasil belajar tipe kognitif yang diklasifikasikan dalam taksonomi Bloom dibagi menjadi enam jenjang kemampuan, yaitu pengetahuan/hafalan (knowledge), pemahaman (comprehension), penerapan (application), analisis (analysis), sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation).63 Tipe kognitif dalam taksonomi Bloom digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.3 Tipe Kognitif (Taksonomi Bloom)

63

AnasSudijono, PengantarEvaluasiPendidikan, (Jakarta: RajawaliPers, 2011), hal. 50.

Analisis Sintesis Evaluasi Pemahaman Penerapan Pengetahuan

Terkait dengan adanya revisi pada taksonomi Bloom, jenjang sintesis ditukar urutannya dengan evaluasi. Selanjutnya, sintesis dinamai dengan istilah mencipta(create). Dengan dilakukannya revisi, maka semua jenjang/tingkatan diubah dari yang semula kata benda menjadi kata kerja, seperti contoh pemahaman menjadi memahami.64 Jenjang tipe kognitif pada taksonomi Bloom edisi revisi digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.4 Tipe Kognitif (Taksonomi Bloom Edisi Revisi)

Melihat gambar di atas, adanya revisi juga menyebabkan jenjang pertama, yakni pengetahuan (knowledge) pada taksonomi Bloom digantikan dengan mengingat (remember). Dalam hal ini, dimensi pengetahuan menjadi bangunan tersendiri yang harus melingkupi enam jenjang kognitif, yang mencakup pengetahuan tentang fakta, konsep, prosedural, dan metakognitif.65 Empat macam dimensi pengetahuan tersebut, adalah sebagai berikut:

a. Pengetahuan fakta

Pengetahuan fakta merupakan sebuah pengetahuan yang berupa bagian-bagian yang terpisah dalam sebuah disiplin ilmu. Pengetahuan fakta mencakup pengetahuan tentang terminologi dan pengetahuan tentang bagian secara rinci beserta unsur-unsurnya.66

b. Pengetahuan konsep

64Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2010), hal. 129.

65

Wina, Loc.cit.

66Ari Widodo, “RevisiTaksonomi Bloom dan PengembanganButirSoal,” BuletinPuspendik, vol. 3, no.2, (2006): hal. 2. Mencipta Mengevaluasi Memahami Menganalisis Menerapkan Mengingat

Pengetahuan konsep merupakan pengetahuan yang memperlihatkan adanya hubungan antara unsur-unsur sederhana dalam struktur yang lebih kompleks, dan seluruhnya memiliki peran yang sama. Pengetahuan konsep terdiri atas tiga macam, antara lain pengetahuan mengenai klasifikasi dan kategori, pengetahuan mengenai prinsip dan generalisasi, serta pengetahuan mengenai teori, model, dan struktur.67

c. Pengetahuan prosedural

Pengetahuan prosedural berkaitan dengan bagaimana cara mengerjakan sesuatu, baik hal yang biasa dilakukan maupun hal baru. Pengetahuan prosedural meliputi tahapan-tahapan yang harus dilakukan ketika mengerjakan suatu hal tertentu.68

d. Pengetahuan metakognitif

Pengetahuan metakognitif merupakan pengetahuan tentang wawasan umum dan perihal diri sendiri. Penelitian-penelitian yang berkaitan dengan metakognitif memperlihatkan bahwa seiring dengan perkembangannya, siswa menjadi semakin sadar akan cara berpikirnya. Apabila siswa telah mencapai level ini, maka siswa akan belajar lebih optimal.

Hasil belajar tipe kognitif berdasarkan taksonomi Bloom edisi revisi dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Mengingat (Remember)

Mengingat dapat berupa kemampuan untuk mengucapkan kembali apa yang sudah pernah siswa pelajari sebelumnya. Kemampuan tersebut seperti mengingat-ingat kembali nama, istilah, ide, gejala, rumus-rumus dan sebagainya.69 Mengingat merupakan proses berpikir yang paling rendah dalam tingkatannya. Jenjang ini mencakup dua macam proses kognitif, yakni mengenali (recognizing) dan menyebutkan kembali (recalling).70

2) Memahami (Understand) 67 Ibid., hal. 3. 68 Ibid., hal. 4. 69

Sudijono.loc. cit.

70

Memahami diartikan sebagai membangun sebuah pengertian berdasarkan pengetahuan awal siswa, dimana informasi baru yang diperoleh siswa dihubungkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki. Jenjang memahami meliputi menafsirkan (interpreting), memberi contoh (exemplifying), mengklasifikasikan (classifying), merangkum (summarizing), menarik inferensi (inferring), membandingkan (comparing) serta menjelaskan (explaining).71

3) Menerapkan (Apply)

Menerapkan termasuk menyelesaikan sebuah permasalah melalui suatu prosedur tertentu, sehingga menerapkan lebih merujuk kepada pengetahuan prosedural. Jenjang ini meliputi menjalankan (executing) dan mengimplementasikan (implementing).72

4) Menganalisis (Analyze)

Menganalisis merupakan kemampuan siswa untuk menguraikan suatu permasalahan/tugas hingga akar-akarnya, serta mampu menentukan hubungan diantaranya. Menganalisis mencakup kemampuan membedakan (differentiating), mengorganisir (organizing), dan menemukan arti tersirat (attributting).73

5) Mengevaluasi (Evaluate)

Mengevaluasi adalah membuat pertimbangan terhadap situasi atau permasalahan, berdasarkan kriteria tertentu. Mengevaluasi memiliki dua kategori, yakni memeriksa (checking) dan mengritik (critiquing).74

6) Mencipta (Create)

Mencipta merupakan sebuah proses mengkombinasikan berbagai bagian menjadi satu kesatuan yang utuh. Mencipta meliputi membuat (generating), merencanakan (planning), dan memproduksi (producing).75

Dokumen terkait