• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh penggunaan cd ineraktif dalam model pembelajaran langsung terhadap hasil belajar IPA: kuasi eksperimen di SMP Negeri 5 Tangerang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh penggunaan cd ineraktif dalam model pembelajaran langsung terhadap hasil belajar IPA: kuasi eksperimen di SMP Negeri 5 Tangerang."

Copied!
252
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN CD INERAKTIF DALAM

MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG TERHADAP HASIL

BELAJAR IPA

(Kuasi Eksperimen di SMP Negeri 5 Tangerang)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

YUNIA ANDRIYANI

NIM: 109016100039

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

(2)
(3)
(4)
(5)

i

ABSTRAK

Yunia Andriyani. 109016100039. Pengaruh Penggunaan CD Interaktif dalam Model Pembelajaran Langsung Terhadap Hasil Belajar IPA. Skripsi, Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan CD interaktif dalam model pembelajaran langsung terhadap hasil belajar IPA pada konsep sistem peredaran darah manusia. CD interaktif yang digunakan adalah produksi ai-learn Indonesia. Penelitian ini dilakukan di SMPN 5-Tangerang tahun ajaran 2013/2014 dengan metode kuasi eksperimen yang menggunakan desain pretest-posttest control group design. Pengambilan sampel menggunakan teknik sampel acak (random sampling). Sampel penelitian ini adalah siswa kelas VIII-H yang berjumlah 40 siswa sebagai kelompok eksperimen yang memanfaatkan CD interaktif dan siswa VIII-G yang berjumlah 40 orang sebagai kelompok kontrol yang memanfaatkan media powepoint. Analisis data posttest diperoleh thitung sebesar 2.84 dan ttabel

pada taraf signifikan 5% yaitu sebesar 1.99, maka thitung>ttabel. Hal tersebut

menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pembelajaran dengan menggunakan CD interaktif terhadap hasil belajar siswa.

(6)

ii

the Direct Instruction The Result of Biology Learning on Consepts of Circulatory System. Thesis of Biology Education Study Program, Departement of Natural Sciences Education, Faculty of Tarbiya and Teaching Sciences, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, 2014.

This research aimed to find out the influence of Interactive CD in the Direct Instruction the result of biology learning on the consepts of circulatory system. The research was conducted at SMPN 5 Tangerang. The method used in this research was the quasi experimental method with nonequivalent control group design research. The sampling technique used in this research was a random sampling technique. The research sample of experiment class and control class totaled 40 students. The experiment class used interactive CD while the control class used powerpoint. The instrument used in this research was the objective test through multiple choice type with four options. A t-test was applied in the data analysis. This obtained tcount 2.84 and ttable 1.99 in the significant level 5%, the tcount > ttable. It indicated that there is influence of interactive CD in the direct instruction the result of

biology’s learning on the concept circulatory system.

(7)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat dan ridho-Nya yang telahmemberikan kemudahan dalam penyusunan skripsi dengan judul Pengaruh Penggunaan CD Interaktif dalam Model Pembelajaran Langsung terhadap Hasil Belajar IPA

Penulis menyadari bahwa penulisan laporan ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih. Dengan ketulusan dan kerendahan hati, penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Ibu Nurlena Rifa’i, M.A, Ph.D, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc, Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Dr. Zulfiani, M.Pd, Ketua Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Dr. Ahmad Sofyan, M.Pd selaku pembimbing I dan Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc selaku pembimbing II yang telah memberikan arahan dan koreksi dalam penyusunan skripsi ini

5. Bapak H. Mulyono Sobar, S.Pd, selaku Kepala Sekolah Menengah Pertama Negeri 5 Tangerang dan Ibu Marlin , S.Pd, selaku guru bidang studi IPA-Biologi kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 5 Tangerang yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama terlaksananya penelitian skripsi.

(8)

iv

Facebook “Biogos Hot”, terimakasih atas segala doa dan dukungannya. 9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu baik secara

langsung maupun tidak langsung, dari lubuk hati yang paling dalam saya ucapkan terima kasih.

Semoga laporan ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya.

Jakarta, Agustus 2014

(9)

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. PembatasanMasalah ... 4

D. Perumusan Masalah ... 4

E. Tujuan Penelitian………. 4

F. Kegunaan Penlitian ... 5

BAB II DESKRIPSI TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teoretis ... 6

1. Media Pembelajaran ... 6

a. Pengertian Media ... 6

b. Ciri-ciri Media ... 7

c. Fungsi Media Pembelajaran ... 13

d. Prinsip pemilihan dan penggunaan media... 14

2. Media Pembelajaran Interaktif a. CD Interaktif ... 17

(10)

vi

c. Model pembelajaran langsung ... 21

d. Kelemahan Model pembelajaran langsung ... 22

e. Keunggulan Model pembelajaran langsung ... 23

f. Langkah Model pembelajaran langsung ... 23

g. Sintak Model pembelajaran langsung ... 23

4. Konsep Sistem Peredaran darah Manusia ... 25

a. Ruang Lingkup Materi Ajar Biologi ... 25

b. SK dan KD Sistem Peredaran darah Manusia ... 26

c. Kajian Materi Sistem Peredaran darahManusia ... 27

5. Konsep Belajar ... 27

a. Pengertian Belajar ... 28

b. Sikap dan Kebiasaan Belajar ... 29

c. Prinsip-prinsip Belajar ... 30

6. Hasil Belajar ... 30

a. Pengertian Hasil Belajar ... 30

b. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar ... 31

c. Tipe-tipe Hasil Belajar ... 33

B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 36

C. Kerangka Berpikir ... 38

D. Hipotesis Penelitian ... 39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 40

B. Metode dan Desain Penelitian ... 40

C. Populasi dan Sampel Penelitian... 41

(11)

vii

E. Instrumen Penelitian ... 42

F. Kalibrasi Instrumen ... 43

1. Validitas ... 43

2. Reliabilitas ... 44

3. Tingkat Kesukaran ... 45

4. Daya Beda ... 46

G. Teknik Analisis Data ... 46

1. Pengujian Prasyarat Penelitian ... 47

a. Uji Normalitas ... 47

b. Uji Homogenitas ... 48

2. Uji Hipotesis ... 48

H. Hipotesis Statistika ... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 51

1. Deskripsi Data Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas kontrol... 51

2. Deskripsi N-Gain Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas kontrol ... 52

3. Deskripsi LKS Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 52

B. Pengujian Prasyarat Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 53

1. Uji Normalitas ... 53

2. Uji Homogenitas ... 54

3. Uji Hipotesis ... 56

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 57

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 61

B. Saran ... 61

DAFTAR PUSTAKA ... 62

(12)

viii

Tabel 2.1 Pengklasifikasian Media ... 12

Tabel 2.2 Sintaks Pembelajaran Langsung ... 25

Tabel 3.1 Desain Penelitian... 40

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen ... 42

Tabel 4.1 Data Pretest dan Postest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 51

Tabel 4.2 Nilai N-Gain Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kntrol ... 52

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .. 53

Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol . 54 Tabel 4.5 Hasil Uji Homogenitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 54

Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 55

Tabel 4.7 Hasil Uji t Data Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 56

(13)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerucut Pengalaman Edgar Dale ... 16

Gambar 2.2 Peta Konsep Sistem Peredaran darah Manusia ... 27

Gambar 2.3 Tipe Kognitif (Taksonomi Bloom) ... 33

(14)

x

Lampiran 1. Kisi-kisi Instrumen soal ... 66

Lampiran 2. Uji Instrumen Penelitian ... 87

Lampiran 3. Uji Validitas ... 91

Lampiran 4. Rekapitulasi Analisis Butir ... 101

Lampiran 5. Soal ... 103

Lampiran 6. RPP ... 109

Lampiran 7. LKS ... 136

Lampiran 8. Lembar Observasi ... 140

Lampiran 9.Penghitungan Distribusi Frekuensi, Mean, Median, Modus, Varians, dan Standar Deviasi Data Pretest Kelas Kontrol . ... 164

Lampiran 10. Penghitungan Distribusi Frekuensi, Mean, Median, Modus, Varians, dan Standar Deviasi Data posttest Kelas kontrol ... .. 168

Lampiran 11. Penghitungan Distribusi Frekuensi, Mean, Median, Modus, Varians, dan Standar Deviasi Data Pretest Kelas Eksperimen . . 173

Lampiran 12. Penghitungan Distribusi Frekuensi, Mean, Median, Modus, Varians, dan Standar Deviasi Data posttest Kelas Eksperimen ... 177

Lampiran 13. Uji Normalitas Data Pretest Kelas Kontrol ... 181

Lampiran 14. Uji Normalitas Data Pretest Kelas Eksperimen ... 183

Lampiran 15. Uji Normalitas Data Posttest Kelas Kontrol ... 185

Lampiran 16. Uji Normalitas Data Posttest Kelas Eksperimen ... 187

Lampiran 17. Uji Homogenitas Data Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 189

Lampiran 18. Uji Homogenitas Data Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 190

(15)

xi

Lampiran 20. Uji Hipotesis Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 193 Lampiran 21 Nilai N-gain Hasil belajar ... 195

(16)

1

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan yang sangat signifikan terhadap berbagai dimensi kehidupan manusia, baik dalam ekonomi, sosial, budaya maupun pendidikan. Oleh karena itu agar pendidikan tidak tertinggal dari perkembangan iptek tersebut perlu adanya penyesuaian-penyesuaian, terutama sekali yang berkaitan dengan faktor-faktor pengajaran disekolah. Salah satu faktor tersebut adalah media pembelajaran yanng perlu dipelajari dan dikuasai oleh guru, sehingga mereka dapat menyampaikan materi pelajaran kepada para siswa secara baik berdaya guna dan berhasil guna.

Secara sederhana, pendidikan diartikan sebagai suatu usaha manusia untuk membentuk kepribadiannya sesuai dengan nilai dan kebudayaan yang ada di dalam masyarakat.1

Proses pembelajaran pada hakikatnya merupakan proses komunikasi yang berkaitan dengan segala usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Proses komunikasi yang dimaksud adalah proses penyampaian pesan atau informasi dari sumber belajar kepada penerima untuk kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar.

Salah satu hambatan yang dialami oleh siswa ketika proses belajar mengajar berlangsung adalah penyajian materi pembelajaran secara verbalisme. Verbalisme disini berarti guru menyampaikan informasi kepada peserta didik hanya dengan berbicara.2 Tidak akan menjadi suatu masalah apabila kata verbal mengungkapkan sebuah benda, akan tetapi apabila ia merujuk pada sebuah peristiwa, konsep,

1

Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Press, 2009), h.1.

2

(17)

2

hubungan, dan lain-lain seperti yang menjadi tujuan dalam pembelajaran biologi maka akan memunculkan masalah komunikasi yang lebih rumit, sehingga dapat saja komunikasi bersifat tak efektif.3

Rendahnya prestasi belajar ini disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor dari dalam diri siswa maupun faktor dari luar diri siswa. Beberapa faktor dari dalam diri siswa diantaranya karena kurangnya motivasi belajar, kurangnya konsentrasi dalam menerima materi pelajaran dikelas, kurang serius dan menganggap pelajaran tersebut sulit. Beberapa faktor dari luar siswa diantaranya pembelajaran didalam kelas masih menggunakan pola konvensional, banyak didominasi oleh model ceramah yang disampaikan guru yang kurang memberi kesempatan siswa untuk ikut dalam pengalaman belajarnya, sehingga pembelajaran terkesan monoton dan membosankan. Pemanfaatan media pembelajaran yang terkesan seadanya bahkan kadang tidak ada samasekali.

Hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajar. Selanjutnya dari informasi tersebut guru dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun individu.

Media pembelajaran berbasis IPTEK akan mempunyai peranan yang sangat penting dalam mendukung keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran. Karena peran yang demikian besar ini maka media pembelajaran ini harus memenuhi syarat yang memadai yaitu diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa.

Bentuk media pembelajaran ini adalah CD Interaktif (Multimedia) untuk membantu pembelajaran mandiri dengan menggunakan teknologi computer mampu menyajikan hubungan atau interkasi manusia, realita,gambar bergerak atau diam, tulisan dan suara yang direkam. Guru diharapkan berusaha untuk dapat

3

(18)

menguasai dan mampu menyajikan inovasi pembelajaran menggunakan CD Interaktif (Multimedia) kedalam materi pelajaran untuk siswa-siswinya.

Pentingnya media juga dapat dilihat dari aspek kehidupan siswa. Suatu kenyataan bahwa siswa mendapatkan pengalaman yang lebih luas dan bervariasi dibanding orang tua mereka ketika masih muda. Sehingga cukup beralasan kiranya apabila sekolah memberikan siswa pengalaman sebanyak mungkin media yang dapat menyajikan berbagai pengalaman kepada siswa.

Pembelajaran berbasis CD Interaktif yang mengandung multimedia semakin banyak dilakukan untuk membantu pembelajaran dikelas kemampuan guru untuk menerapkan pembelajaran yang interaktif sangat diperlukan saat ini. Hal tersebut berkaitan dengan minat siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran dan hal itu kemungkinan akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Media pembelajaran sangat diperlukan untuk menunjang keberhasilan dan pencapaian dalam pembelajaran. Fenomena mengenai hasil belajar yang berkaitan dengan media pembelajaran sering terjadi disekolah. Masih banyak sekolah yang belum terdapat media pembelajaran, seperti komputer, proyektor, dll.

Sistem Peredaran darah sangat penting bagi tubuh. Jika terjadi gangguan pada peredaran darah atau fungsi organ-organnya, maka aktivitas tubuh akan sangat terganggu. Mempelajari dan mengetahui sistem peredaran darah pada manusia sangat penting untuk dapat menjaga kesehatan tubuh. Oleh karena itu maka dibuat compact disc (CD) Pembelajaran Interaktif Sistem Peredaran Darah Pada Manusia untuk kelas VIII SMP N 5 Tangerang yang menarik dan informatif sebagai alternatif pembelajaran pada kelas yang berisi 40 siswa.

B. Identifikasi Masalah

(19)

4

2. Informasi yang disajikan dalam mata pelajaran Biologi banyak yang bersifat abstrak.

3. Hasil belajar pada konsep sistem peredaran darah relatif rendah.

C. Pembatasan Masalah

1. Hasil belajar difokuskan pada aspek kognitif (C1, C2, C3, C4).

2. Media pembelajaran yang digunakan adalah CD interaktif ai-Learn Indonesia. 3. Materi ajar yang di ujikan dengan CD interaktif adalah Sistem peredaran

darah manusia jenjang SMP/MTS.

4. Siswa yang diteliti adalah siswa kelas 8 tahun ajaran 2013/2014 semester II

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah yang diperoleh adalah “Adakah pengaruh penggunaan CD interaktif dalam model pembelajaran langsung terhadap hasil belajar IPA?”.

E. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah yang telah ditentukan, maka tujuan penelitian ini diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh CD Interaktif dalam model pembelajaran langsung terhadap hasil belajar.

2. Untuk mengetahui respon siswa setelah dilakukan pembelajaran sistem peredaran darah manusia dengan menggunakan CD Interaktif.

F. Kegunaan Penelitian

1. Kegunaaan Teoritis

(20)

2. Kegunaan Praktis a. Siswa

Sebagai salah satu alternatif cara belajar sehingga siswa dapat lebih memahami konsep yang diberikan oleh guru

b. Guru

Sebagai salah satu alternatif bagi guru dalam pengembangan media pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar

c. Sekolah

(21)

6 BAB II

KAJIAN TEORETIS, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

A. Kajian Teoretis 1. Media Pembelajaran a. Pengertian Media

Kata media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari medium, secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Association for Education and Communication Technology (AECT), mengartikan kata media sebagai segala bentuk dan saluran yang dipergunakan untuk proses informasi. National Education Association (NEA) mendefinisikan media sebagai segala benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan untuk kegiatan tersebut. Media pembelajaran adalah penyalur atau penghubung pesan ajar yang diadakan dan/ atau diciptakan secara terencana oleh para guru atau pendidik.1

Komunikasi sangat memegang peranan yang penting dalam proses pengajaran, dan media mampu dijadikan alat komunikasi yang baik agar informasi yang disampaikan guru dapat diterima siswa.2

Brown seperti dikutip Dina Indriana apabila media tersebut digunakan dengan baik oleh guru atau siswa maka akan mempengaruhi efektivitas program belajar mengajar.3 Aspek penting lainnya dalam penggunaan media adalah mampu membantu memperjelas pesan pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Informasi yang disampaikan secara lisan terkadang tidak dipahami sepenuhnya oleh siswa, terlebih apabila guru kurang cakap dalam menjelaskan materi. Disinilah peran media sebagai alat bantu memperjelas pesan pembelajaran. Negara berkembang menyadari adanya kemajuan teknologi modern untuk menunjang usaha pembaharuan pada dunia pendidikan, karena itu

1

Yudhi Munandi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2012), h. 5. 2

Usman.M. Basyiruddin, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), h. 7. 3

(22)

kegiatan disekolah berjalan seimbang dan serasi dengan kebutuhan dalam masyarakat.4

Media adalah alat yang digunakan agar siswa mudah memahami dan mengerti sesuatu untuk mengingatnya dalam jangka waktu yang lama dibandingkan dengan penyampaian materi dengan tatap muka.5

Berdasarkan penelitian bahwa peserta didik yang memiliki latar belakang pendidikan dan pengatahuan yang rendah cenderung memerlukan bantuan, salah satunya adalah media animasi.6

Syaiful Bahri dan Aswan menyatakan “media adalah alat bantu yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan pesan-pesan dari bahan pelajaran kepada peserta didik”.7

Keberhasilan penggunaan media tidak terlepas dari bagaimana media itu direncanakan dengan baik. Media yang dapat mengubah perilaku siswa (behaviour change) dan meningkatkan hasil belajar siswa tertentu, tidak dapat berlangsung secara spontanitas, namun diperlukan analisis yang komprehensif dengan memperhatikan berbagai aspek yang dapat mempengaruhi keberhasilan pembelajaran. Aspek-aspek yang dapat mempengaruhi keberhasilan dalam proses pembelajaran menurut Rudi dan Cepi adalah tujuan, kondisi siswa, fasilitas pendukung, waktu yang tersedia dan kemampuan guru untuk menggunakannya dengan tepat.

Sesuai dengan kemajuan Teknologi Pendidikan (Educational Technology), maupun Teknologi Pembelajaran (InstructionalnTechnology) menuntut digunakannya berbagai media pembelajaran ( Instructional media) serta peralatan-peralatan yang semakin canggih (sophisticated). Pemilihan media biasanya berdasarkan latar belakang, umur, kebudayaan, kemampuan produksi, fasilitas dan anggaran.8

4

Oemar Hamalik, Media Pendidikan, ( Jakarta: Alumni, 2010), h. 13.

5 Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer: Mengembangkan Profesionalisme Guru Abad 21, ( Bandung: Alfabeta, 2013), h. 162.

6

Munir, Multimedia, ( Bandung: Alfabeta, 2012), h. 318. 7

(23)

8

Dalam sistem pembelajaran modern saat ini, siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pesan, tapi siswa juga bertindak sebagai komunikator atau penyampai pesan. Dalam kondisi seperti itu, maka terjadi apa yang disebut dengan komunikasi dua arah bahkan komunikasi banyak arah. Dalam komunikasi pembelajaran media sangat dibutuhkan untuk meningkatkann efektifitas pencapaian tujuan pembelajaran. Artinya, proses pembelajaran akan terjadi apabila ada komunikasi antara penerima pesan dengan sumber/ penyalur pesan lewat media tersebut. Pemilihan media yang cocok untuk tujuan instruktional ini pada dasarnya adalah perluasan dari keterampilam berkomunikasi.9

Heinich, dkk. Seperti yang dikutip Arsyad mengemukakan istilah media sebagai perantara yang berperan sebagai jembatan informasi antara sumber dengan penerima.10 Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional, maka media itu adalah media pembelajaran.

Dari berbagai definisi yang ada, dapat disimpulkan bahwa dalam arti luas, media adalah setiap orang, bahan, alat atau peristiwa yang dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa untuk menerima pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Setiap media adalah sarana untuk menuju ke suatu tujuan yang didalamnya terkandung informasi yang dapat dikomunikasikan kepada orang lain.11

b. Ciri-ciri Media

Media sebagai sarana dalam kegiatan belajar mengajar, memiliki beberapa ciri tertentu yang diperlihatkannya. Dalam hal ini, media memiliki keistimewaan tersendiri dalam perannya sebagai pelengkap pembelajaran.

Ibrahim menjelaskan beberapa ciri media yang didasarkan atas tujuan dalam pembuatan media, diantaranya:

1) Suatu media mengandung informasi pengetahuan, yang berupa pengetahuan fakta, konsep, prinsip dan pengetahuan metakognitif

2) Penyajian media harus berdasarkan teori-teori pembelajaran, yang disesuaikan dengan karateristik materi, tingkat kognitif siswa serta lingkungan belajar

9

Ibid., h. 17. 10

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, ed.1, cet. 13, ( Jakarta: Rajawali Pers, 2010), h. 4. 11

(24)

3) Penyusunan media harus berdasarkan tujuan atau indikator pembelajaran 4) Media harus bersifat khusus dan unik

Terdapat tiga ciri media pendidikan yang merupakan petunjuk mengapa media perlu digunakan untuk pembelajaran yang mungkin guru tidak mampu atau kurang efisien untuk melakukannya.12

1) Ciri Fiksatif ( Fixative Property)

Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. Ciri ini sangat penting peranannya bagi guru karena kejadian-kejadian atau objek yang telah direkam atau disimpan dengan format media yang ada sehingga dapat digunakan setiap saat.

2) Ciri Manipulatif ( Manipulative Property)

Kejadian yang terjadi selama berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar. Ciri ini pun dapat mengggambarkan bahwa media dapat memperhemat waktu.

3) Ciri Distributif ( Distributive Property)

Ciri distributuf memungkinkan suatu objek atau kejadian di transportasikan melalui ruang dan waktu yang sama dengan sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama.

Rudi Bretz mengelompokkan media berdasarkan tiga unsur utama (Audio, visual, dan gerak), diantaranya:13

1) Media audio 2) Media Cetak 3) Media visual diam 4) Media visual gerak 5) Media audio semi gerak 6) Media visual semi gerak 7) Media audio visual diam 8) Media audio visual gerak

12

Azhar, op. cit., h. 12. 13

(25)

10

Rudi Bretz dalam Yudhi mengklasifikasikan media berdasarkan indera yang terlibat terdapat 8 klasifikasi media, yaitu:14

1) Media audio visual gerak 2) Audio Visual diam 3) Audio semi gerak 4) Visual gerak 5) Visual diam 6) Semi gerak 7) Audio 8) Media cetak

Media dapat diklasifikasikan menjadi tujuh kelompok, berdasarkan hubungannya pada hirarki belajar, antara lain:

1) Benda untuk didemonstrasikan, seperti globe, alat peraga. 2) Komunikasi lisan, seperti guru, narasumber belajar. 3) Media cetak, seperti buku teks.

4) Gambar diam, seperti foto dan poster. 5) Gambar bergerak, seperti slide. 6) Film bersuara, seperti film, video. 7) Mesin belajar, seperti komputer.

Kamp dan Dayton, mengkategorikan media menjadi delapan, yaitu: 1) Media cetakan, misalnya buku teks, modul.

2) Media pajang, misalnya papan tulis, pameran. 3) Overhead tranparancies.

4) Rekaman audio-tape. 5) Seri slide dan filmstrips. 6) Penyajian multi image.

7) Rekaman video dan film hidup. 8) Komputer.

14

(26)

Pembagian berbagai ragam media apabila didasarkan pada aspek perkembangan teknologi oleh Seels dan Glasgow dibagi menjadi dua kategori, antara lain:15

1) Pilihan Media Tradisional a) Visual diam yang diproyeksikan (1) Proyeksi opaque(tak tembus pandang) (2) Proyeksi overhead, slides, filmstrips b) Visual yang tak diproyeksikan (1) Gambar, poster, foto

(2) Charts, grafik, diagram (3) Pameran, papan info c) Audio

(1) Rekaman piringan (2) Pita kaset

d) Penyajian Multimedia (1) Slide plus suara

(2) Multi-image

e) Visual dinamis yang diproyeksikan (1) Film

(2) Video (3) Telivisi f) Cetak (1) Buku teks (2) Modul

(3) Majalah ilmiah

(4) Lembaran lepas (hand-out) g) Permainan

(1) Teka-teki (2) Simulasi h) Objek nyata

15

(27)

12

(1) Model (2) Spesimen (3) Herbarium

(4) Manipulatif (peta, boneka)

2) Pilihan Media Teknologi Mutakhir a) Media berbasis telekomunikasi (1) Telekonferen

(2) Kuliah jarak jauh

b) Media berbasis mikroprosesor (1) Computer-Assisted Instruction (2) Sistem tutor intelijen

(3) Interaktif (4) Hypermedia (5) Compact disc

Pengklasifikasian media yang disusun Heinich dkk seperti dikutip Hamzah dan Nina sebagai berikut:16

Tabel 2.1 Pengklasifikasian Media

Klasifikasi Jenis Media Media yang tidak diproyeksikan

(non projected media)

Realita,model, bahan grafis

(graphic material), display

Media yang diproyeksikan

(Projected media)

OHT, Slide, Opague

Media Video (Video) Audio kaset, audio vission, aktive

audio vission

Media video Video

Media berbasis komputer Computer Assisted Intruction

(CAI) Computer Manage

Instruction (CMI)

Multimedia kit Perangkat praktikum

(28)

c. Fungsi Media Pembelajaran

Media dalam pembelajaran memiliki peranan cukup penting dalam meningkatkan kualitas dari proses pembelajaran sehingga dapat membantu siswa untuk belajar.17

Dalam kaitannya dengan fungsi media pembelajaranm, dapat ditekankan beberapa hal berikut ini:18

a) Sebagai sarana bantu untuk mewujudkan situasi pembelajaran yang lebih efektif.

b) Sebagai salah satu komponen yang saling berhubungan dengan komponen lainnya dalam rangka menciptakan situasi belajar yang diharapkan.

c) Meningkatkan kualitas proses belajar mengajar.

d) Mengkongkritkan yang abstrak sehingga dapat mengurangi terjadinya penyakit verbalisme.

e) Mempercepat proses belajar.

Selain terdapat 3 fungsi seperti yang telah dijelaskan diatas, media masih memiliki beberapa peranan yang sangat besar dalam proses pembelajaran yaitu:19 1) Menghindari terjadinya verbalisme, hanya ceramah saja.

2) Membangkitkan minat/motivasi siswa.

3) Menarik perhatian siswa agar lebih fokus terhadap materi pembelajaran. 4) Mengatasi keterbatasan ruang dan waktu.

5) Mengaktifkan peserta didik dalam pembelajaran. 6) Memberikan rangsangan untuk belajar.

Menurut Sudarsono Sudirjo dan Eveline Siregar yang dikutip Pawiradilaga, setidaknya ada 2 fungsi/ peran pokok media pembelajaran, yaitu:

1) Fungsi AVA (Audiovisual Aids atau Teaching Aids). 2) Fungsi Komunikasi.20

17

Rusman, op. cit., h. 163

18Tejo Nurseto, “Membuat Media Pembelajaran yang Menarik”, Jurnal Ekonomi dan Pendidikan, volume 8 nomor 1, 2011, h.21.

19

Niken dan Dany, op. cit., h. 94. 20

(29)

14

Sementara menurut Levie & Lentz yang dikutip dari buku media pembelajaran yang ditulis oleh Azhar Arsyad mengemukakan ada empat fungsi media pembelajaran, khususnya pada media visual, yaitu (a) Fungsi atensi, (b) Fungsi afektif, (c) Fungsi kognitif, (d) Fungsi kompensatoris.21

Faktor-faktor yang sebaiknya di perhatikan saat pemilihan prioritas dalam pengadaan media pendidikan adalah sebagai berikut:22

1) Relevansi terhadap pengadaan media pendidikan edukatif. 2) Kelayakan terhadap media pendidikan edukatif.

3) Kemudahan terhadap pengadaan media pendidikan edukatif.

Seberapapun pentingnya peranan media dalam proses media dalam pembelajaran, namun tetap tidak bisa menggeser peranan guru, karena media hanyalah alat bantu dalam pembelajaran.23

d. Prinsip Pemilihan dan Penggunaan Media

Mengajar di kelas adalah salah satu tugas seorang guru, oleh karena itu seorang guru dituntut untuk profesional dalam menjalankan tugasnya. Dalam proses belajar mengajar sangat diharapkan terjadinya komunikasi timbal balik, dan pada umumnya dalam komunikasi tersebut sangat diperlukan sebuah media. Arief S Sadiman mengatakan bahwa seyogyanya media dapat dimanipulasi, dapat dilihat, dapat didengar dan dapat pula dibaca.24

Ahmad Rohani menyatakan “jika proses komunikasi dapat berjalan secara efektif dan efisien, maka perlu mengenal tentang peranan dan fungsi media instruksional edukatif”.25

Mengingat adanya perubahan paradigma dari teacher centered menjadi student centered, dewasa ini kembali dikembangkan penelitian tentang penggunaan media dan pengaruhnya dalam pembelajaran. Sesuai dengan prinsip dan kriteria

21

Arsyad, op.cit., h. 16. 22

Harjanto, Perencanaan Pengajaran, ( Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 238.

23Pupuh fathurrohman dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar-Strategi Mewujudkan Pembelajaran Bermakna Melalui Penanaman Konsep Umum & Konsep Islami, (Bandung: PT Refika Aditama, 2007), h. 66.

24Arief S Sadiman, Rahardjo R, Haryono A & Rahardjito, Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya, ( Jakarta: PT Raja Grafindo, 2010), h.7.

25

(30)

pemilihan media pembelajaran, bahwa dalam pemilihan media pembelajaran harus dilakukan secara sistematis berfokus pada pembentukan kompetensi siswa. Berbagai penelitian telah dilakukan sejak tahun 1930 oleh para ahli untuk mengetahui manfaat penggunaan media dalam kepentingan pembelajaran. Berbagai penelitian telah dilakukan sejak tahun 1930 oleh para ahli untuk mengetahui manfaat penggunaan media dalam kepentingan pembelajaran. 26

Dalam pengembangannya harus tergambarkan dalam pengembangan kegiatan pembelajaran. Jika media sangat penting keberadaannya dalam kegiatan belajar, maka guru perlu memilih media yang tepat untuk digunakan dikelasnya. Memilih pada dasarnya merupakan sebuah proses menentukan keputusan dari berbagai pilihan-pilihan yang ada. Guru bisa menentukan pilihan dari berbagai macam media, dan kemudian dibandingkan untuk melihat seberapa besar keterpakaiannya selama pembelajaran berlangsung. Dengan melakukan pemilihan, guru dapat menyesuaikan media yang akan digunakan selama kegiatan belajar mengajar. Salah satu referensi yang paling banyak diacu sebagai landasan dalam pemanfaatan media selama kegiatan belajar adalah Dale’s Cone of Experience (Kerucut Pengalaman Dale). 27

Berangkat dari konsep cone of experience dari Edgar Dale bahwa terdapat kontinum dari abstrak hingga konkret dalam penggunaan media pembelajaran. Semakin ke atas di puncak kerucut semakin abstrak media penyampai pesan itu. Perlu dicatat bahwa urut-urutan ini tidak berarti proses belajar dan interaksi mengajar belajar harus selalu dimulai dari pengalaman langsung, tetapi dimulai dengan jenis pengalaman yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan kelompok siswa dengan kebutuhan dan kemampuan kelompok siswa yang dihadapi dengan mempertimbangkan situasi belajarnya. Kerucut pengalaman ini dapat dilihat pada gambar 2.1 sebagai berikut:

26Thomas Wibowo Agung Sutjiono, “Pendayagunaan Media Pembelajaran,” Jurnal Pendidikan Penabur, vol. 4, no. 4, ( Juli 2005): h. 81, tersedia on line di

http://www.bpkpenabur.or.id/files/hal.76-84%20Pendayagunan%20Media%20Pembelajaran.pdf 27

(31)

16

Gambar 2.1 Kerucut Pengalaman Edgar Dale

Berdasarkan kerucut pengalaman tersebut, siswa akan lebih konkret memperoleh pengetahuan melalui pengalaman langsung, benda-benda tiruan, pengamatan, drama, dan lain sebagianya.. Hal ini memungkinkan, karena siswa dapat secara langsung berhubungan dengan objek yang dipelajari. Sedangkan siswa akan lebih abstrak dalam memperoleh pengetahuan melalui gambar diam, lambang visual, hingga kerucut paling atas yakni lambang verbal (kata). CD interaktif masuk dalam kategori baik. Hal ini dikarenakan secara umum kualitas komponen media dari ketiga CD interaktif baik. Aspek media terdiri dari lima sub aspek, yaitu technical quality, usability, elemen media visual, elemen media audio, dan interaktivitas.

Dalam menggunakan media hendaknya guru memperhatikan hal-hal berikut:28 1) Mampu meningkatkan rasa saling pengertian dan simpati dalam kelas.

28

Ibid., h.23-24.

Verbal

Lambang Visual

Visual

Radio

Film

Televisi

Karyawisata

Demonstrasi

Pengalaman Melalui Drama

Pengalaman Melalui Tiruan

(32)

2) Dapat mengubah tingkah laku siswa menjadi lebih baik.

3) Membuat hasil belajar lebih bermakna bagi berbagai kemampuan siswa. 4) Memberikan umpan balik yang diperlukan untuk membantu siswa

menemukan yang telah mereka pelajari.

2. Media Pembelajaran Interaktif

Media pembelajaran yang mengikuti perkembangang IPTEK saat ini adalah media pembelajaran berbantuan komputer. Menurut Arsyad pada dasarnya program media pembelajaran berbasis komputer ini menggunakan layar kaca untuk menyajikan informasi kepada siswa. Penggunaan media komputer bukan sekedar alat bantu belaka, pembelajaran dirancang untuk dapat memotivasi dan memberi pesan kepada siswa.29

Media pembelajaran berbasis komputer merupakan salah satu media yang dapat menciptakan lingkungan pengajaran yang interaktif yang memberikan pengajaran sampai suatu konsep benar-benar dikuasai sebelum pindah kepada konsep lain.30

a. CD Interaktif

Media pembelajaran berbasis teknologi mutakhir dibedakan menjadi beberapa jenis, salah satunya yang sekarang ini dikembangkan adalah media pembelajaran interaktif dan berbentuk Compact Disc (CD) Interaktif.31 Compact disc (CD) merupakan sistem penyimpanan informasi gambar dan suara pada piringan atau disc. Sedangkan interaktif dari kata interaksi yang berarti hubungan timbal balik. Interaksi dalam lingkungan pembelajaran berbasis komputer menurut Sadiman pada umumnya mengikuti tiga unsur, yaitu: (1) urut-urutan intruksional yang dapat disesuaikan, (2) jawaban/respon pekerjaan siswa, dan (3) Umpan balik yang dapat disesuaikan.

29Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran, Landasan dan Aplikasinya, ( Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008), h. 126.

30

Arsyad, op. cit., h. 98.

(33)

18

Pembelajaran CD Interaktif yang dimaksud adalah CD yang memungkinkan terjadinya hubungan timbal balik antara guru dengan siswa. Pembelajaran menggunakan CD Interaktif memberikan dampak yang positif dalam pembelajaran. Menurut Yulmaini dan Septina, metode pembelajaran menggunakan CD Interaktif membantu penyampaian informasi lebih cepat dan mudah, serta memudahkan siswa untuk memperoleh informasi yang efektif dan menarik siswa untuk mempelajari biologi.

CD Interaktif dapat digunakan pada proses belajar mengajar disekolah karena CD Interaktif ini efektif untuk meningkatkan hasil belajar karena bersifat interaktif dan bersifat multi media.32 Pendapat tersebut didukung pernyataan yang diungkapkan Prasetya bahwa penggunaan media pembelajaran berbasis komputer dengan pendekatan chemo-edutaiment (CET) berpengaruh positif terhadap hasil belajar kimia poko materi termokimia. Hasil ini dikarenakan media tersebut menampilkan sesuatu yang berbeda dengan pembelajaran konvensional yaitu dengan memasukkan unsur-unsur yang menghibur seperti tampilan animasi yang menarik dan musik yang membantu siswa lebih nyaman dalam belajar.

Penggunaan media pembelajaran interaktif selain membantu meningkatkan hasil belajar juga meningkatkan peran aktif siswa dalam kelas. Seperti yang telah dinyatakan oleh Wahyuni dan Kristianingrum dari hasil penelitiannya bahwa CD interaktif yang diterapkan dalam pembelajaran dengan model Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan nilai hasil belajar dan peran aktif siswaa di SMA Kesatria, Semarang. Salah satu penyebabnya adalah dikarenakan siswa merasa tertarik mengikuti pembelajaran dan menyukai suasana kelas.33 Kondisi demikian dapat memotivasi siswa untuk meningkatkan hasil belajar dan peran aktif siswa.

Banyak orang berpendapat bahwa multimedia interaktif memiliki potensi untuk menciptakan pembelajaran yang berkualitas tinggi yang secara aktif berperan

32

Rusman, op. cit., h. 148.

(34)

dalam pembelajaran.34 Media dan sumber pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting dalam pembelajaran karena media dan sumber pembelajaran berkaitan dengan pengalaman belajar dan kebermaknaan hasil belajar siswa. Pembelajaran lebih bermakna jika siswa mengalami langsung. Semakin konkret siswa mempelajari bahan pembelajaran, maka semakin bermakna hasil belajar yang diperolehnya.

Dengan menggunakan CD Interaktif, sisw dapat lebih aktif dalam mempelajari materi dan menumbuhkan kemandirian dalam proses belajar, guru bertugas dalam mengamati siswa.35 Penggunaan komputer sebagai media pengajaran dikenal dengan nama pengajaran dengan berbantuan komputer (Computer-assisted Instruction- CAI).

Pengamatan pelaksanaan proses pembelajaran meliputi aktifitas guru, jalannya proses pembelajaran dan respon siswa dalam pembelajaran. Budi Herijanto menyebutkan bahwa penggunaan CD pembelajaran Interaktif adalah untuk melihat respon siswa, antusias siswa.36 Kegiatan guru melaksanakan pembelajaran dan prestasi hasil belajar siswa.

Teknologi memberikan kontrol kepada peserta didik selama mereka belajar. Lingkungan belajar interaktif didukung melalui teknologi memungkinkan peserta didik untuk mengakses informasi dan belajar yang menyenangkan sambil menjelajahi hal-hal yang menarik melalui teknologi. Seperti dikatakan oleh Suzan Duygu menyatakan bahwa CD pembelajaran interaktif adalah desain yang efektif yang didalamnya meliputi teks, suara, gambar, foto, ilustrasi, animasi, video dan lainnya,CD Interaktif di desain untuk mendorong siswa untuk lebih efektif.37

Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa dapat belajar lebih baik dan menyimpan informasi lebih lama ketika mereka lebih terlibat aktif dalam proses pembelajaran yaitu dari memulai pembelajaran sampai mengerjakan

34Sandra Cairncross dan Mike Mannion, “Interactive Multimedia and Learning: Realizing the

Benefit”, Journal Innovations in Education and Teaching International, 2001, h. 157.

35

Dina, op. cit., h. 15.

36Budi Herinjanto, “Pengembangan CD Interaktif Pembelajaran IPS Materi Bencana Alam”, Journal of Educational Social Studies, JESS 1 2012, h. 11.

37Suzan Duygu Eristi, “The Effectiveness of Interactive Instruction CD Designed Through The

(35)

20

tugas.38 Fakta bahwa siswa tidak lagi tertarik jika dalam proses pembelajaran seutuhnya di ambil alih oleh guru.

Dalam proses belajar dan mengajar guru seharusnya mampu mendesain dan mengembangkan materi dengan multimedia berbantuan komputer yang bervariasi karena akan berpengaruh dalam belajar.39

Kendala penggunaan CD Pembelajaran Interaktif rata-rata pada pembuatan nmedia pembelajaran. Banyak diantara guru tertarik dengan pembelajaran menggunakan CD Interaktif namun terhenti ketika dihadapkan pada kenyataan kemampuan mengoperasikan komputer walaupun pernah mengikuti pelatihan teknis namun pengetahuan hilang tertumpuk oleh tugas pekerjaan yang lebih dulu harus diselesaikan. Pelaksanaan pembelajaran CD Interaktif terbentur pada penyiapan media CD Pembelajaran.

Penyiapan media pembelajaran dapat dilakukan dengan memanfaatkan tenaga ahlin multimedia atau guru untuk merintis pembuatan media sesuai dengan keinginan guru sendiri. Kendala di atas sebetulnya masih dapat diperbaiki selama adanya kerja sama antar tenaga pendidik dan kependidikan di sekolah, sehingga keinginan meningkatkan proses pembelajaran dapat terwujud dengan maksimal. Secara bertahap masing-masing kelas merancang alur pembelajaran (storyboard). Rancangan diberikan guru yang menguasai program macromedia flash. Meningkatkan penggunaan model pembelajaran yang lebih mengaktifkan siswa, misalnya penggunaan model pembelajaran yang lebih kontekstual, kooperatif dan kolaboratif, inkuiri, dan pembelajaran yang berbasis masalah. Penggunaan model-model tersebut perlu didahului dengan peningkatan pemahaman mengenai teknis dan pelaksanaan masing-masing model. Guru perlu lebih meningkatkan penggunaan variasi media dan sumber-sumber belajar sehingga pembelajaran dapat lebih menarik.

38Krunoslav Bedi, Ana Coric dan Damir Samardzija, “Project Based Learning: Student’s

Design of Interactive Multimedia CD/DVD with Educative Content in Secondary School”,

Journal Central European Conference on Information and Intelligent Systems, 2011, h. 98. 39Arum Wulanjani, “Developing An Interactive Multimedia CD for Enhancing Fifth Grade

(36)

Struktur CD Interaktif meliputi intro, menu utama, menu materi, menu soal, halaman informasi dan halaman penutup. Semua elemen dari struktur CD tersebut disusun sistematis mungkin, hingga tercipta sebuah struktur CD pembelajaran mandiri yang interaktif.

b. Kelebihan CD Interaktif

1) Interaktif : Sesuai dengan namanya, program CD Interaktif (Multimedia) ini dprogram atau dirancang untuk dipakai oleh siswa secara individual (belajar mandiri).

2) Memberikan iklim afeksi secara individual. CD Interaktif didesain mampu memberikan iklim afektif dengan cara yang lebih individual, tidak pernah lupa, tidak pernah bosa, sangat sabar dalam menjalankan intruksi.

3) Meningkatkan motivas. Dengan terakomodasinya kebutuhan siswa, siswa pun akan termotivasiuntuk terus belajar.

4) Memberikan umpan balik, CD interaktif dapat menyediakan umpan balik (respon) yang segera terhadap hasil belajar yang dilakukan oleh peserta didik.

5) Karena CD Interaktif diprogram untuk pembelajaran mandiri, maka kontrol pemanfaatanya sepenuhnya berada pada penggunanya.

c. Kelemahan CD Interaktif

1) Pengembangannya memerlukan adanya tim yang profesional 2) Pengembangannya memerlukan waktu yang cukup lama

3. Model Pembelajaran

a. Pengertian Model Pembelajaran

Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajarn mengajar.

(37)

22

1) Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu 2) Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu

3) Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar di kelas 4) Memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran

5) Membuat persiapan mengajar (desain instruk-sional) dengan pedoman model pembelajaran yang dipilihnya.

c. Model pembelajaran langsung

Model pembelajaran langsung merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang membantu siswa untuk mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh informasi yang didapat selangkah demi selangkah.40 Dalam pembelajaran, khususnya mata pelajaran biologi, model pembelajaran langsung yang sering digunakan, yaitu suatu model pengajaran yang sebenarnya bersifat teacher centered. Pembelajaran langsung dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan bertahap, selangkah demi selangkah.

Dalam menerapkan model pengajaran langsung, guru harus mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan yang akan dilatihkan kepada siswa. Karena dalam pembelajaran, peran guru sangat dominan, maka guru dituntut agar dapat menjadi seorang model yang menarik bagi siswa. Sistem pengelolaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru harus menjamin terjadinya keterlibatan siswa, terutama melalui memperhatikan, mendengarkan, dan resitasi (tanya jawab) yang terencana.

Tidak berarti bahwa pembelajaran bersifat otoriter, dingin dan tanpa humor. Ini berarti bahwa lingkungan berorientasi pada tugas dan memberi harapan tinggi agar siswa mencapai hasil belajar yang baik. “Tujuan yang dapat dicapai melalui

(38)

model pembelajaran ini terutama adalah penguasaan pengetahuan prosedural atau

pengetahuan deklaratif”.41

Model pengajaran langsung memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1) Adanya tujuan pembelajaran dan pengaruh model pada siswa termasuk prosedur penilaian belajar

2) Sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran

3) Sistem pengelolaan dan lingkungan belajar model yang diperlukan agar kegiatan pembelajaran tertentu dapat berlangsung dengan berhasil.

Tidak ada model dan strategi pembelajaran yang paling baik dan paling jelek, masing-masing memiliki kelemahan dan kelebihan. Begitupun dengan model pembelajaran langsung, model pembelajaran langsung memiliki 5 kelemahan dan 7 kelebihan. Berikut kelemahan dan kelebihan dalam model pembelajaran langsung.

d. Kelemahan Pembelajaran Langsung

1) Kurang mengaktifkan peserta didik

2) Kurang memperhatikan keragaman potensi peserta didik

3) Kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh pencapaian kompetensi bukan menguasai materi pelajaran, maka pembelajaran langsung akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru.

4) Pembelajaran langsung merupakan model yang hanya memperhatikan ranah kognitif dan kurang memperhatikan ranah afektif serta psikomotorik

5) Keragaman peserta didik akan menghambat pencapaian kompetensi yang telah ditetapkan

e. Keunggulan Pembelajaran Langsung

41 Jumadi, Jurnal Model-model Pembelajaran IPA, h. 4 tersedia on line

(39)

24

1) Guru dapat memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada peserta didik 2) Pengelolaan kelas lebih mudah

3) Pembelajaran tidak tergantung pada kesiapan peserta didik 4) Guru sebagai satu-satunya sumber

5) Lebih mudah untuk mengontrol keberhasilan peserta didik

6) Efektif untuk pembelajaran di kelas yang peserta didiknya berjumlah besar 7) Waktu yang digunakan lebih pendek.

f. Langkah-langkah Pembelajaran Langsung

1) Memberikan kesempatan latihan mandiri

2) Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik 3) Memberikan latihan terbimbing

4) Berlatih

5) Mencapai pemahaman dan penguasaan 6) Melakukan demonstrasi

7) Menyiapkan presentasi yang jelas 8) Presentasi dan demonstrasi 9) Menyiapkan peserta didik 10) Menyampaikan tujuan

g. Sintak atau Alur Kegiatan Pembelajaran Langsung

Pada model pengajaran langsung terdapat lima fase yang sangat penting. Guru mengawali pelajaran dengan penjelasan tentang tujuan dan latar belakang pembelajaran, serta mempersiapkan siswa untuk menerima penjelasan guru. Sintaks model pengajaran langsung tersebut disajikan dalam lima tahap.42 Seperti yang ditunjukan pada tabel berikut:

Tabel 2.2 Tabel Sintaks Pembelajaran Langsung

Fase Peran Guru

(40)

Fase 1

Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa

Guru menjelaskan TPK, informasi latar belakang, pentingnya pelajaran, mempersiapkan siswa untuk belajar

Fase 2

Mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan

Guru mendemonstrasikan keterampilan dengan benar atau menyajikan informasi tahap demi tahap

Fase 3

Membimbing pelatihan

Guru merencanakan dan memberi bimbingan pelatihan awal

Fase 4

Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik

Mengecek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik, memberi umpan balik

Fase 5

Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan

Guru mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan, dengan perhatian khusus pada penerapan kepada situasi lebih kompleks dan kehidupan sehari-hari

Mengecek Pemahaman dan memberikan umpan balik kepada siswa adalah salah satu fase yang ada pada pembelajaran langsung yang mirip dengan resistensi.43 Fase ini ditandai dengan pertanyaan yang dilontarkan oleh guru kepada siswa dan siswa memberikan jawaban yang menurut mereka benar.

4. Konsep Sistem Peredaran Darah Manusia a. Ruang Lingkup Materi Ajar Biologi

43

(41)

26

Bahan ajar atau bisa juga dikatakan materi ajar merupakan sekumpulan pengetahuan, keterampilan, sikap serta nilai yang tersusun dalam satu kesatuan utuh. Suatu pengetahuan dalam materi ajar dapat dikelompokkan menjadi pengetahuan fakta, pengetahuan konsep, pengetahuan prosedural dan pengetahuan metakognitif.44

Ruang lingkup yang dipelajari siswa pada materi ajar biologi, diantaranya:45 1) Makhluk hidup dan proses kehidupan

2) Materi dan sifatnya 3) Energi dan perubahannya 4) Bumi dan alam semesta

Dalam pembelajaran biologi, banyak sekali konsep yang perlu dipelajari oleh siswa. Oleh karena itu, untuk memudahkan siswa dalam memepelajari berbagai konsep tersebut, dan mempermudah guru dalam penyampaian materi ajar, maka diperlukan sebuah perencanaan yang baik sebelum dilakukan kegiatan belajar mengajar di kelas. Melalui perencanaan yang matang, hasilnya siswa dapat mempelajari materi ajar biologi dengan mudah, karena guru dalam praktiknya memanfaatkan metode atau media yang sesuai dengan materi ajar yang akan dipelajari oleh siswa.

b. SK dan KD Materi Sistem Peredaran Darah Manusia

Bidang biologi sebagai cakupan dalam lingkup IPA, memberikan ruang bagi siswa agar mampu memahami apa yang dikaji mengenai diri sendiri dan alam sekitar.46

Dalam kaitannya dengan bidang IPA- Biologi, standar kompetensi dan kompetensi dasar IPA-Biologi merupakan sebuah standarisasi minimal yang berlaku secara nasional untuk dijadikan acuan bagi siswa dalam menguasai aspek yang dikaji dalam bidang biologi.47

44

Zulfiani,dkk., Strategi Pembelajaran Sains, ( Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 37.

45

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah, ( Jakarta: Depdiknas, 2006), h. 378. 46

Ibid., h. 377. 47

(42)

Berkaitan dengan konsep sistem peredaran darah manusia yang dipelajari untuk tingkat SMP/MTS, memiliki standar konpetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) sebagai berikut:48

1) Standar Kompetensi (SK) : Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia

2) Kompetensi Dasar (KD) : Mendeskripsikan sistem peredaran darah pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan

Diana Puspita dan Iip Rohima dalam buku Belajar IPA untuk kelas VIII SMP/MTS, menyesuaikan materi sistem peredaran darah pada manusia dengan SK dan KD yang telah ditetapkan untuk tingkat SMP/MTS.Untuk memudahkan dalam memahami konsep sistem peredaran darah manusia dapat dilihat pada peta konsep berikut ini.

SistemPeredaranDarahManusia

Mengkaji

48

Ibid., h. 381. AlatPeredaranD arah

PeredaranDarah Kelainan/Penya

kit

GolonganDarah

Darah Jantung Pembuluh

Vena

P.Besar P.Kecil

Anemia

Leukimia

Hypertensi

Hypotensi

A

AB

(43)

28

Gambar 2.2 PetaKonsepSistemPeredaranDarahManusia

5. Konsep Belajar a. Pengertian Belajar

Rusman mengatakan “belajar adalah proses interaksi siswa dengan situasi lingkungan sekitarnya”.49 Selama proses adaptasi tersebut, akan menjadikan seseorang memiliki hasil yang optimal apabila ia diberi penguatan (reinforcment).

Skinner yang dikutip Barlow dalam Syah berpendapat bahwa belajar merupakan sebuah proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku dari seseorang dan sifatnya progresif.50

Belajar adalah suatu proses atau usaha yang telah dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, dan sebagai hasil dari pengalamannya sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan.51

Winkel yang dikutip Riyanto mengemukakan bahwa belajar merupakan suatu aktivitas metal dan psikis yang terjadi melalui sebuah interaksi aktif dengan lingkungan, yang akan menghasilkan perubahan-perubahan pada aspek

49

Rusman, op. cit., h. 83.

50MuhhibinSyah, PsikologiPendidikan: DenganPendekatanBaru, cet. 15, (Bandung: RemajaRosdakarya, 2010), h.88.

51Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi, cet.5, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 2.

SeLDara h

Plasma Darah

LapisanJ antung

Tekanan Darah

Arteri

(44)

pengetahuan, keterampilan, nilai serta sikap. Perubahan tersebut dapat bersifat konstan dan berbekas pada diri seseorang.52

Gagne yang dikutip Slameto belajar adalah suatu proses yang terjadi untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan dan tingkah laku dan penguasaan dari pengetahuan atau keterampilan yang akan diperoleh dari sebuah instruksi.53

Dari beberapa pengertian diatas, bisa disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang, sehingga menyebabkan seseorang mengalami perubahan. Perubahan dapat terjadi dikarenakan hasil yang diperoleh selama mengikuti kegiatan belajar. Sardiman mengatakan belajar pada prinsipnya adalah berbuat untuk mengubah tingkah laku, tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Jadi dapat dilakukan aktivitas siswa merupakan prinsip yang sangat penting dalam interaksi belajar mengajar. Aktivitas siswa tidak cukup hanya mendengar dan mencatat seperti yang lazim terdapat di sekolah-sekolah tradisional. Diedrich diacu dalam Sardiman membuat suatu daftar yang berisi 177 macam kegiatan siswa yang antara lain dapat digolongkan sebagai berikut.

a) Visual activites meliputi membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.

b) Oral activites meliputi menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengemukakan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi.

c) Listening activites, meliputi uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato. d) Writing activites meliputi menullis cerita, karangan, laporan, angket,

menyalin.

e) Drawing activites meliputi menggambar, membuat grafik, peta, diagram. f) Motor activites meliputi melakukan percobaan, membuat konstruksi, model,

mereparasi, bermain, berkebun, berternak.

g) Mental activites meliputi menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan.

52Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi bagi Guru Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas, ed. 1, cet. 1, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 5.

53

(45)

30

h) Emotional activites meliputi menaruh minat, merasa bosan, gembira, semangat, bergairah, tenang, dan gugup.

b. Sikap dan Kebiasaan Belajar

Sikap dan Kebiasaan belajar seorang siswa satu dengan siswa yang lain dapat mengalami perbedaan. Sikap belajar diartikan sebagai kemauan siswa untuk melakukan atau tidak melakukan kegiatan belajar, sedangkan kebiasaan belajar adalah perilaku siswa untuk sering melakukan belajar. Beberapa contoh sikap dan kebiasaan siswa dalam belajar, dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Menyenangi pelajaran yang telah diprogramkan oleh sekolah. 2) Memiliki jadwal belajar yang sistematis dan teratur.

3) Memiliki disiplin waktu dalam belajar.

4) Memperhatikan penjelasan guru selama belajar. 5) Mencatat pelajaran secara rapi dan lengkap.

6) Mengajukan pertanyaan jika materi yang dipelajari belum dimengerti 7) Ikut serta dalam kegiatan diskusi kelompok.

8) Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.

9) Membaca buku-buku lain sebagai sumber pengetahuan.

10) Tidak mudah menyerah dan putus asa jika mengalami kegagalan dalam belajar.

Dari kebiasaan-kebiasaan belajar maka timbullah tipe gaya belajar, seperti yang dijelaskan oleh Rusman gaya belajar memiliki penekanan masing-masing pada gaya belajar yang timbul. Gaya belajar menurut Rusman terbagi menjadi tiga tipe:54

1) Tipe belajar visual. 2) Tipe belajar auditif. 3) Tipe belajar kinestetik.

54

(46)

c. Prinsip-prinsip Belajar

Prinsip belajar pada dasarnya harus melibatkan peran dari lingkungan sosialnya. Karena prinsip belajar ini maka proses pembelajaran harus di arahnkan agar siswa mampu mengatasi setiap tantangan dan rintangan dalam kehidupan.55 Prinsip-prinsip belajar relatif berlaku umum berkaitan dengan perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung/berpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan, serta perbedaan individual.

6. Hasil Belajar

a. Definisi Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti pelajaran dalam bentuk angka maupun huruf. Hasil belajar merupakan perubahan perilaku peserta didik yang diperoleh setelah mengikuti pembelajaran selama kurun waktu tertentu. Perubahan tersebut meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.

Menurut Nana Sudjana, dalam bukunya yang berjudul Penilaian Proses Belajar Mengajar, dikatakan bahwa hasil belajar adalah Kemampuan-kemampuan yang didapatkan siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.56

Agus Suprijono mengemukakan hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan.57

Dalam buku Evaluasi Hasil Belajar karya Purwanto, dikatakan bahwa winkel menjelaskan bahwa “Hasil belajar merupakan sebuah perubahan yang

mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya”.58

Dalam buku Evaluasi pembelajaran IPA, karya Ahmad Sofyan, Tonih Feronika dan Burhanudin Milama menyebutkan bahwa

55

Ibid., h. 100.

56Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2010), hal .22.

57Agus Suprijono, Coperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta Pustaka Pelajar, 2012), h. 5.

58

(47)

32

“Ranah kognitif meliputi kemampuan menyatakan kembali konsep atau prinsip yang telah dipelajari, dan kemampuan-kemampuan intelektual, sebagian besar tujuan-tujuan instruksional berada dalam domain kognitif. Ranah afektif mencakup pemilikan minat,sikap, dan nilai yang ditanamkan melalui proses belajar mengajar. Ranah psikomotor mencakup kemampuan yang berupa keterampilan fisik (motorik) atau keterampilan manipulatif".59

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar

1) Faktor Internal a) Faktor Fisiologis

Secara umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani, dan sebagainya, semuanya akan membantu dalam proses dan hasil belajar. Disamping kondisi-kondisi tersebut, merupakan hal yang penting juga memperhatikan kondisi-kondisi

pancaindera. “Pancaindera merupakan pintu gerbang ilmu pengetahuan (five sense

are the golden gate of knowledge)”.60 Artinya, kondisi pancaindera tersebut akan memberikan pengaruh pada proses dan hasil belajar.

b) Faktor Psikologis

Faktor kedua dari faktor internal adalah faktor psikologis. Setiap manusia atau anak didik pada dasarnya memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda. Beberapa faktor psikologis yang dapat diuraikan diantaranya adalah Intelegensi, perhatian, minat, bakat, motivasi, kognitif dan daya nalar. 61

2) Faktor Eksternal

Selain faktor internal hasil belajar pun dipengaruhi oleh faktor eksternal. Faktor eksternal adalah faktor atau pengaruh yang didapat siswa dari luar dirinya sendiri. Yudhi mengungkapkan beberapa faktor yang masuk kedalam kategori Faktor Eksternal yaitu faktor lingkungan dan faktor Instrumental.62

59Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, dan Burhanudin Milama, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta Press,2006) , h. 14.

60

Yudhi, op.cit, hal. 26. 61

Ibid, hal. 26. 62

(48)

a) Faktor Lingkungan

Kondisi lingkungan juga akan mempengaruhi proses dan hasil belajar. Lingkungan ini dapat berupa lingkungan fisik atau alam dan dapat pula berupa lingkungan sosial. lingkungan alam misalnya keadaan suhu, kelembaban,kepengapan udara, dan sebagainya. Contohnya, belajar pada tengah hari di ruang yang memiliki ventilasi udara kurang tentunya akan berbeda dengan suasana belajar di pagi hari yang udaranya masih segar, apalagi didalam ruang yang cukup mendukung untuk bernafas lega. Lingkungan sosial baik berwujud manusia maupun hal-hal lainnya, juga dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar.

b) Faktor Instrumental

Faktor-faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan dan penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor-faktor ini diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya tujuan-tujuan belajar yang telah direncanakan. Faktor-faktor instrumental ini dapat berupa kurikulum,sarana fasilitas, dan guru.

c. Tipe-tipe Hasil Belajar

Menurut Bloom, hasil belajar tipe kognitif yang diklasifikasikan dalam taksonomi Bloom dibagi menjadi enam jenjang kemampuan, yaitu pengetahuan/hafalan (knowledge), pemahaman (comprehension), penerapan (application), analisis (analysis), sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation).63 Tipe kognitif dalam taksonomi Bloom digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.3 Tipe Kognitif (Taksonomi Bloom)

63

AnasSudijono, PengantarEvaluasiPendidikan, (Jakarta: RajawaliPers, 2011), hal. 50. Analisis

Sintesis

Evaluasi

Pemahaman

Penerapan

(49)

34

Terkait dengan adanya revisi pada taksonomi Bloom, jenjang sintesis ditukar urutannya dengan evaluasi. Selanjutnya, sintesis dinamai dengan istilah mencipta(create). Dengan dilakukannya revisi, maka semua jenjang/tingkatan diubah dari yang semula kata benda menjadi kata kerja, seperti contoh pemahaman menjadi memahami.64 Jenjang tipe kognitif pada taksonomi Bloom edisi revisi digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.4 Tipe Kognitif (Taksonomi Bloom Edisi Revisi)

Melihat gambar di atas, adanya revisi juga menyebabkan jenjang pertama, yakni pengetahuan (knowledge) pada taksonomi Bloom digantikan dengan mengingat (remember). Dalam hal ini, dimensi pengetahuan menjadi bangunan tersendiri yang harus melingkupi enam jenjang kognitif, yang mencakup pengetahuan tentang fakta, konsep, prosedural, dan metakognitif.65 Empat macam dimensi pengetahuan tersebut, adalah sebagai berikut:

a. Pengetahuan fakta

Pengetahuan fakta merupakan sebuah pengetahuan yang berupa bagian-bagian yang terpisah dalam sebuah disiplin ilmu. Pengetahuan fakta mencakup pengetahuan tentang terminologi dan pengetahuan tentang bagian secara rinci beserta unsur-unsurnya.66

b. Pengetahuan konsep

64Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2010), hal. 129.

65

Wina, Loc.cit.

66Ari Widodo, “RevisiTaksonomi Bloom dan PengembanganButirSoal,” BuletinPuspendik, vol. 3, no.2, (2006): hal. 2.

Mencipta Mengevaluasi

Memahami

Menganalisis Menerapkan

(50)

Pengetahuan konsep merupakan pengetahuan yang memperlihatkan adanya hubungan antara unsur-unsur sederhana dalam struktur yang lebih kompleks, dan seluruhnya memiliki peran yang sama. Pengetahuan konsep terdiri atas tiga macam, antara lain pengetahuan mengenai klasifikasi dan kategori, pengetahuan mengenai prinsip dan generalisasi, serta pengetahuan mengenai teori, model, dan struktur.67

c. Pengetahuan prosedural

Pengetahuan prosedural berkaitan dengan bagaimana cara mengerjakan sesuatu, baik hal yang biasa dilakukan maupun hal baru. Pengetahuan prosedural meliputi tahapan-tahapan yang harus dilakukan ketika mengerjakan suatu hal tertentu.68

d. Pengetahuan metakognitif

Pengetahuan metakognitif merupakan pengetahuan tentang wawasan umum dan perihal diri sendiri. Penelitian-penelitian yang berkaitan dengan metakognitif memperlihatkan bahwa seiring dengan perkembangannya, siswa menjadi semakin sadar akan cara berpikirnya. Apabila siswa telah mencapai level ini, maka siswa akan belajar lebih optimal.

Hasil belajar tipe kognitif berdasarkan taksonomi Bloom edisi revisi dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Mengingat (Remember)

Mengingat dapat berupa kemampuan untuk mengucapkan kembali apa yang sudah pernah siswa pelajari sebelumnya. Kemampuan tersebut seperti mengingat-ingat kembali nama, istilah, ide, gejala, rumus-rumus dan sebagainya.69 Mengingat merupakan proses berpikir yang paling rendah dalam tingkatannya. Jenjang ini mencakup dua macam proses kognitif, yakni mengenali (recognizing) dan menyebutkan kembali (recalling).70

2) Memahami (Understand)

67

Ibid., hal. 3. 68

Ibid., hal. 4. 69

Sudijono.loc. cit. 70

Gambar

Gambar 2.1 Kerucut Pengalaman Edgar Dale ...................................................
Tabel 2.1 Pengklasifikasian Media
Gambar 2.1 Kerucut Pengalaman Edgar Dale
Tabel 2.2 Tabel Sintaks Pembelajaran Langsung
+7

Referensi

Dokumen terkait

Ditetapkannya kembali Kurikulum 2006 (KTSP) pada tahun 2014, maka model pembelajaran Arcs diharapkan menjadi salah satu bentuk desain pembelajaran dengan

Dalam model pembelajaran berdasarkan masalah ( Problem Based Learning ) fokus pembelajaran ada pada masalah yang dipilih sehingga siswa tidak saja mempelajari

Dengan beragam media tersebut, maka suatu sistem pembelajaran yang dapat menghadirkan suasana menyenangkan mutlak diperlukan.Oleh karena itu tidak salah jika CD Interaktif

a) Menyelidiki apa yang telah diketahui siswa. Berdasarkan peta konsep yang dihasilkan oleh para siswa, guru dapat mengetahui sejauh mana pengetahuan para siswa tentang

Setelah peneliti membimbing siswa melalui pemberian soal latihan, selanjutnya pada fase 4 peneliti mengecek pemahaman siswa terkait cara menyelesaikan soal cerita tentang himpunan

Salah satu kemampuan yang turut menentukan suksesnya hidup seseorang adalah kreativitas. Kemampuan ini dibutuhkan terutama dalam menghadapi tantangan masa depan dan era

Dalam hal ini metode eksperimen sangat cocok diterapkan dalam proses pembelajaran terutama pada mata pelajaran IPA karena metode ini mampu memberikan pemahaman kepada siswa mengenai

Asumsinya adalah prestasi belajar dapat dilihat dijadikan pendorong bagi anak didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi dan berperan sebagai umpan