• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fep Feo Nisbah %

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Hasil

1. Umur Berbunga

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa tidak terjadi pengaruh yang nyata baik secara tunggal maupun interaksi antara pemberian fungi mikoriza asbuskula (FMA) indigenous dan bahan organik terhadap umur berbunga pada tanah sub-optimal Ultisol. Rata-rata pengaruh pemberian FMA indigenous dan bahan organik terhadap umur berbunga pada tanah sub-optimal Ultisol disajikan pada Tabel 1.

2. Diameter Tongkol Dengan dan Tanpa Kelobot

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa tidak terjadi pengaruh yang nyata baik secara

tunggal maupun interaksi antara pemberian FMA indigenous dan bahan organik terhadap diameter tongkol dengan dan tanpa kelobot pada tanah sub-optomal Ultisol. Rata-rata pengaruh pemberian FMA indigenous dan bahan organik terhadap diameter tongkol dengan dan tanpa kelobot pada tanah sub-optomal Ultisol disajikan pada Tabel 2.

Tabel 1. Pengaruh pemberian FMA indigenous dan bahan organik terhadap umur berbunga pada tanah sub-optimal Ultisol

Perlakuan M0 M1 M2 Rata-rata ……….hari………... K0 51.33 51.00 50.33 50.89 K1 50.33 50.00 50.33 50.22 K2 50.33 50.67 50.33 50.44 Rata-rata 50.67 50.56 50.33 50.52

Keterangan: M0= tanpa mikoriza, M1=Glomus sp., M2=Acoulospora K0= kompos 0 ton ha-1, K1= 5 ton ha-1, K2= 10 ton ha

Tabel 2. Pengaruh pemberian FMA indigenous dan bahan organik terhadap diameter tongkol dengan dan tanpa kelobot pada tanah sub-optomal Ultisol

Perlakuan M0 M1 M2 Rata-rata ……….cm………... Dengan Kelobot K0 4.83 4.70 3.83 4.46 K1 4.90 5.07 4.47 4.81 K2 4.50 4.73 4.47 4.57 Rata-rata 4.74 4.83 4.26 4.61 Tanpa Kelobot K0 4.40 4.33 2.30 3.68 K1 4.23 4.17 3.93 4.11 K2 3.37 3.83 3.47 3.56 Rata-rata 4.00 4.11 3.23 3.78

Keterangan: M0= tanpa mikoriza, M1= Glomus sp., M2= Acoulospora K0= kompos 0 ton ha-1, K1= 5 ton ha-1, K2= 10 ton ha

3. Panjang Tongkol Dengan dan Tanpa Kelobot

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa tidak terjadi pengaruh yang nyata baik secara tunggal maupun interaksi antara pemberian FMA indigenous dan bahan organik terhadap panjang tongkol dengan dan tanpa kelobot pada tanah sub-optomal Ultisol. Rata-rata pengaruh pemberian FMA indigenous dan bahan organik terhadap panjang tongkol dengan dan tanpa kelobot pada tanah sub-optomal Ultisol disajikan pada Tabel 3.

Pembahasan

Tabel 1 memperlihatkan bahwa pemberian FMA indigenous, bahan organik, dan interaksinya tidak memberikan berpengaruh nyata pada umur berbunga tanaman jagung pada tanah sub-optimal Ultisol.

Hal ini disebabkan periode pembentukan bunga merupakan periode yang peka dalam pertumbuhan tanaman, selama periode ini faktor-faktor lingkungan seperti temperatur ekstrim, BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Penelitian

Screen-house

Bahan dan Alat

Glomus sp Acoulospora sp

Metode Penelitian

Glomus sp Acoulospora sp

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

1. Umur Berbunga

2. Diameter Tongkol Dengan dan Tanpa Kelobot

kekeringan, defisiensi unsur hara atau keracunan dapat mengurangi jumlah bunga serta mengurangi viabilitas polen (Zulnedi, 2002). Berdasarkan hasil analisis tanah, tanah sub-optimal Ultisol di daerah penelitian tergolong sangat rendah (2.04 ppm), pemberian FMA indigenous dan bahan organik belum menunjukkan pengaruhnya terhadap umur berbunga tanaman jagung. Unsur hara fosfor (P) berperan pada tanaman dalam mendorong pertumbuhan generatif tanaman, seperti merangsang pembentukan bunga dan perakaran untuk penyerapan hara secara aktif (Fageria et al., 1991; Foth, 1997).

Kompos yang merupakan pupuk organik di samping unsur hara yang lebih sedikit dibandingkan dengan pupuk buatan (Sufardi, 2012; Hardjowigeno, 1992;Nyakpa dan Har, 1983), pupuk organik lebih lambat bereaksi, tetapi mempunyai efek residu yaitu unsur haranya dapat secara berangsur menjadi bebas (slow realese) dan tersedia bagi tanaman (Nyakpa dan Har, 1983), sehingga sampai periode pembentukan bunga kompos belum memberikan pengaruh yang nyata. Hal ini berbeda dengan penelitian Sufardi (1999) menunjukkan bahwa kompos memberikan pengaruh positif untuk mengurangi masalah keracunan Al pada tanah Podsolik.

Fungi mikoriza arbuskula terutama dapat membantu tanaman dalam penyediaan dan penyerapan unsur hara unsur hara P yang rendah ketersediaannya di dalam tanah, karena kemampuan FMA beradaptasi pada tanah masam (Cumming dan Ning, 2003; Ahmad et al., 2004; Kanno et al., 2006; Tawaraya et al., 2003; Carpenter-Boggs et al., 2003; Takacs dan Voros, 2003; Bucher, 2006; Sutanto 2002;Bolan, 1991). Berdasarkan hasil analisis laboratorium, tanah di daerah penelitian bukan saja unsur hara P yang sangat rendah, unsur hara N dan K juga dalam kriteria rendah (0.10% dan 0.20 cmol kg-1). Hal ini sesuai dengan kaidah minimum unsur hara yang menyatakan bahwa pertumbuhan tanaman akan dibatasi oleh unsur-unsur yang berada dalam jumlah yang minimum (Mengel dan Kirkby, 1987), dalam hal ini FMA belum mampu membantu tanaman dalam penyediaan unsur hara P yang ketersediaannya sangat rendah.

Tabel 2 dan 3 menunjukkan bahwa pemberian FMA indigenous, bahan organik, dan interaksinya tidak memberikan berpengaruh nyata baik pada diameter dengan dan tanpa tongkol maupun panjang dengan dan tanpa tongkol tanaman jagung pada tanah sub-optimal Ultisol.

Fungsi unsur hara P bukan saja berperan merangsang pembungaan dan perakaran, tetapi unsur P juga berperan dalam pembentukan buah dan biji. Namun demikian baik FMA indigenous, bahan organik, maupun interaksinya tidak menunjukkan pengaruh yang nyata

Tabel 3. Pengaruh pemberian FMA indigenous dan bahan organik terhadap panjang tongkol dengan dan tanpa kelobot pada tanah sub-optomal Ultisol

Perlakuan M0 M1 M2 Rata-rata ………..cm………... Dengan Kelobot K0 20.90 22.50 20.23 21.21 K1 21.63 21.10 19.53 20.76 K2 20.97 20.50 22.00 21.16 Rata-rata 21.17 21.37 20.59 21.04 Tanpa Kelobot K0 13.47 15.67 12.20 13.78 K1 13.33 14.57 13.10 13.67 K2 12.97 14.57 14.70 14.08 Rata-rata 13.26 14.93 13.33 13.84

Keterangan: M0= tanpa mikoriza, M1= Glomus sp., M2= Acoulospora K0= kompos 0 ton ha-1, K1= 5 ton ha-1, K2= 10 ton ha

terhadap pertambahan diameter dan panjang tongkol dengan dan tanpa kelobot. FMA indigenous belum mampu berperan dalam penyediaan dan penyerapan unsur hara unsur hara P yang sangat rendah di dalam tanah, bahan organik belum mampu memberikan pengaruh positif untuk mengurangi masalah keracunan Al. Pada tanah masam seperti tanah sub-optimal Ultisol (pH 5.31), unsur P terfiksasi terutama oleh Al membentuk Al-P yang sukar larut sehingga menjadi faktor pembatas pada masa generatif tanaman jagung.

KESIMPULAN

Pemberian FMA indigenous dan bahan organik baik secara tunggal maupun interaksi belum dapat meningkatkan fase generatif umur berbunga serta pertambahan diameter dan panjang tongkol dengan dan tanpa kelobot tanaman jagung pada tanah sub-optimal Ultisol. UCAPAN TERIMAKASIH

Penelitian ini merupakan sebagian dari penelitian Hibah Bersaing tahun anggaran 2016 yang dibiayai oleh: Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi sesuai dengan Surat Perjanjian Penugasan Pelaksanaan Program Penelitian Nomor: 129/SP2H/LT/ DRPM/III/2016, tanggal 10 Maret 2016

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, S.S., Ahmad, T.,& Rashid, A.(2004). The mediation of mycorrhizae in constituting assiociation and distribution pattern of some plants in Murree Hills and Galliyats. Pak.

J. Biol. Sci. 7(7): 1172-1176

Auge, R.M. (2001).Water relations, drought and vesicular-arbuscular mycorrhizal symbiosis.

Mycorrhiza 11:3-42.

Bolan, N.S. (1991). A critical review on the role of mycorrhizal fungi in the uptake of phosphorus by plants. Plant Soil. 134:189-207.

Bucher, M. (2006). Functional biology of plant phosphate uptake at root and mycorrhiza interfaces. New Phytologist 173: 11-26 2007

Carpenter-Boggs, L., Stahl, P.D., Lindstorm, M.J.,& Schumacher, T.E. (2003). Soil microbial properties under permanent grass, conventional tillage, and no-till management in South Dakota. Soil & Tillage Research 71: 15-23

Cumming J.R.,& Ning, J. (2003). Arbuscularmycorrhizal fungi enhance aluminiumresistance of broomsedge (Andropogon virginicus, L.) J. Exp. Bot., 54, 1447-1459.

Fageria, N.K., Baligar, V.C.,& Jones, C.A. (1991). Growth and Mineral Nutrion of Field Crops. Marcel Dekker, Inc., New York.

Foth, H.D. (1997). Fundamental of Soil Science. Eight Edition. John Wiley and Sons, New York. 361 p.

Hardjowigeno, S. (2003)Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Edisi Revisi. Penerbit Akademika Pressindo. Jakarta. 274 hlm.

Hardjowigeno, S. (1992). Ilmu Tanah. Cetakan ketiga. PT. Mediyatama Sarana Perkasa. Jakarta.233 hlm.

Hartoyo, B., Ghulamahdi, M.,Darusman, L.K.,Aziz, S.A.,&Mansur, I. (2011). Keanekaragaman fungi mikoriza arbuskula (FMA) pada rizosfer tanaman pegagan (Centella asiatica (L.) Urban). J. Littri 17(1): 32-40.

Kanno, T., Saito, M.,Ando, Y.,Macedo, M.C.M.,Nakamura, T.,& Miranda, C.H.B.. (2006). Importance of indigenous arbuscular mycorrhiza for growth and phosphourus uptake in tropical forage grasses growing on an acid soil, infertile soil from the Brazilian savannas. Trop. Grasslands 40: 94-101.

et al (slow realese et al. et al et al et al Tabel 3. Perlakuan M0 M1 M2 Rata-rata

Mengel, K.,& Kirkby, E.A. (1987). Principles of Plant Nutrition.Inter. Potash Inst. Woeblaufend-Bern, Switzerland.864 p.

Notohadiprawiro, T. (1990). Farming acid soils for food crop: An Indonesian Experience. In: E.T. Croswell & E. Pusparajah (Eds.) Management of Acid Soils in the Humid Tropics of Asia. Aciar Monograph 13:62-68.

Nyakpa, M.Y.,&Har, H. (1983). Pupuk dan Pemupukan. Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala. Darussalam. Banda Aceh.

Prasetyo, B.H.,& Suradikarta, D.A. (2006). Karakteristik, potensi, dan teknologi pengelolaan tanah Ultisol dan pengembangan pertanian lahan kering di Indonesia. Jurnal Litbang Pertanian 25(2):39-46.

Sufardi. (1999). Karakteristika muatan, sifat fisikokimia, dan adsorpsi fosfat serta hasil jagung pada Ultisol dengan muatan berubah akibat pemberian ameliorant dan pupuk fosfat. Disertasi Doktor. Program Pascasarjana Universitas Padjadjaran, Bandung.

Sufardi. (2012). Pengantar Nutrisi Tanaman. Universitas Syiah Kuala. Darussalam, Banda Aceh. 362 hlm.

Sutanto, R. (2002). Pertanian Organik Menuju Pertanian Alternatif dan Berkelanjutan. Kanisius. Yogyakarta. 218 hlm.

Takacs, T., & Voros, I. (2003). Role of arbuscular mycorrhizal fungi in the water and nutrient supplies of the host plant. Novenytermeles 52: 583-593.

Tawaraya, K., Takaya, Y.,Turjaman, M.,Tuah, S.J.,Limin, S.H.,Tmai, Y.,Cha, J.Y.,Wagatsuma, T.,& Osaki, M.( 2003). Forest Ecology and Management 182: 381-386.

Zulnedi. (2002). Pengaruh penambahan pupuk bintil akar kacang tanah sebagai sumber nitrogen dan fosfor terhadap populasi Chorella sp. Skripsi. Fakultas pertanian Sains dan Teknologi. Universitas Airlangga, Surabaya.

EFEKTIVITAS TEKNIK SONIC BLOOM DALAM PENINGKATAN