• Tidak ada hasil yang ditemukan

Landasan Konseptual

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih disampaikan kepada Yth,

1. Bapak Ujang Ahyar Saputra, SP., Kepala Kebun Percobaan Maumere, Kab. Sikka, NTT. 2. Bapak Michael Antonius Christoforus, S.ST., Penyuluh dari KP Maumere, NTT.

Yang telah memberikan vasilitas, bantuan, dan ikut serta aktif dalam pelaksanaan verifikasi lapang pada penelitian evaluasi kesesuaian lahan komoditas pertanian di wilayah Pulau Flores, termasuk Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur, pada awal Agustus 2016. DAFTAR PUSTAKA

Arintadisastra, S. (2016). Sebuah jalan untuk lebih mempercepat swasembada beras. Sinar Tani. Diakses: 14 Oktober 2016. http:// tabloidsinartani.com/ content/ read/ sebuah-jalan- untuk- lebih- mempercepat-swasembada- beras

Bachri, S., Y. Sulaeman, Ropik, H. Hidayat, A. Mulyani. (2016). Sistem Penilaian Kesesuaian Lahan (SPKL) versi 2.0. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian. Bogor

Bakosurtanal. (1981). Peta bulan kering rata-rata tahunan Nusa Tenggara dan Timor Timur. [BBSDLP] Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian. (2011).

Petunjuk teknis evaluasi lahan untuk komoditas pertanian. Edisi revisi 2011. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian.

[CSR/FAO] Centre fo Soil Research/Food and Agriculture Organization. (1983). Reconnaissance land resuorce surveys, 1:250.000 scale. Atlas Format Procedures. Land Resources Evaluation with Emphrasis on Outer Island Project. CSR/FAO Indonesia AGOFANS/78/006. Mannual 4, Version 1.

Ichsan, M.I. (2016). Menteri Amran: Targetkan Kalimantan swasembada beras. Jakarta, 17 Juni 2016. Tempo. Diakses: 03 Agustus 2016. https:// m.tempo.co/ read/ news/ 2016/ 08/ 03/ 058792830/ 2017- menteri-amran-targetkan-kalimantan-swasembada-beras

Las, I. (2007). Kebijakan Litbang Pertanian Menghadapi Perubahan Iklim. Dipresentasikan pada pertemuan Pokja Anomali Iklim mengenai dampak peubahan iklim terhadap sektor pertanian.Strategi Antisipas dan Teknologi Adaptasi. 20 Agustus 2007. Bogor. Marsoedi, D.S., Widagdo, J. Dai, N. Suharto, S.W.P Darul, S. Hardjowigeno, J. Hof, dan E.R.

Jordans. (1997). Pedoman klasifikasi landform. Laporan Teknis no. 5 Versi 3, LREP II Project, CSAR, Bogor.

Oldeman, LR. (1975). An Agroclimatic map of Java and Madura. Centre of Soil Research Institute, Bogor.

Staf PPT. (1983). Term of Refference Survai Kapabilitas Tanah. Staf Pusat Penelitian Tanah. Badang Litbang Pertanian.

Subekti. (2016). Menteri Amran: Target swasembada pangan pada 2017. Jakarta, 26 Oktober 2014. Tempo. https:/ /m.tempo.co/ read/ news/ 2016/ 10/ 14/090812386/ menteri-amran-target-swasembada-pangan-pada-2017/ Download: Jum'at, 14 Oktober 2016. Thompsons, J.A., J.C. ell,dan C.A. Butter. (2001). Digital Elevation Model Resolution:

effectson terrain attribute calculation and quantitative soil-landscape modeling. Geoderma 100:67-89.

Tim BBSDLP. (2014).Petunjuk Teknis. Survei dan Pemetaan Tanah Tingkat Semi Detail skala 1:50.000.Staf Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian.

Van Wambeke, A., and T. Forbes. (1986). Guideines for using soil taxonomy in the name of map unit.SMSS Tech. Monograph no.6, Cornell University, Ithaca, NY.

KESIMPULAN

UCAPAN TERIMA KASIH

DAFTAR PUSTAKA

Sebuah jalan untuk lebih mempercepat swasembada beras

Sistem Penilaian Kesesuaian Lahan (SPKL) versi

(1981). Peta bulan kering rata-rata tahunan Nusa Tenggara dan Timor Timur. Petunjuk teknis evaluasi lahan untuk komoditas pertanian

Reconnaissance land resuorce surveys, 1:250.000 scale. Atlas Format Procedures

Menteri Amran: Targetkan Kalimantan swasembada beras

Kebijakan Litbang Pertanian Menghadapi Perubahan Iklim. Dipresentasikan pada pertemuan Pokja Anomali Iklim mengenai dampak peubahan iklim terhadap sektor pertanian.

Pedoman klasifikasi landform

An Agroclimatic map of Java and Madura

Effects of Incubation Time of Various Organic Fertilizers to Some Chemical Properties of Andisols

Yuniarti A., Setiawan A., dan Sudirja R.

Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan Fakultas Pertanian UNPAD, Jl. Bandung Sumedang KM-21 Jatinangor

Email korespondensi: anni_yuniarti@yahoo.com ABSTRACT

Soil as the growing media needs organic supplies to develop soil fertility and stimulate healthy roots. Andisols is a productive soils, one of procedure to supports the availability of organic materials in the soil is by giving organic fertilizers. Soil incubation is important in inducing process of growth media so that the reaction both of organic fertilizers and soil can work perfectly. This research aimed to know the effect of incubation period of various organic fertilizers on Andisols to the improve some soil chemical properties and to acquire proper incubation time. This research was held on Januari until March 2016 at Laboratory of Soil Fertility and Plant Nutrition of Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Districts of Sumedang, West Java. This research was conducted using completely randomized design with split plot consisted of two factors and three replications. The first factor was organic fertilizer in nine levels, which were control (without organic fertilizer), manure of animals (chickens, cows, sheeps, rabbits), compost (hanjeli straw, rice straw, bamboo leaves), and solid organic fertilizer granules. The second factor was the length of incubation time in four levels, which were the 1, 2, 3, and 4 weeks of incubation. The result shows that the length of incubation time of types organic fertilizers in Andisols affected to the improvement of pH, Total N, C-organic, phosphorus availability, and exchangeable K within two weeks, also there is interaction between the length of incubation time with types of organic fertilizers to pH.

Keyword: Andisols, Organic fertilizers and Incubation

PENDAHULUAN

Andisols adalah tanah yang terbentuk dari bahan vulkanik yang dicirikan memiliki dua sifat khusus yaitu warna hitam akibat tingginya kandungan bahan organik dan sifat andik yang disebabkan oleh kandungan mineral amorf (Prasetyo, 2005). Pupuk merupakan setiap bahan yang diberikan ke dalam tanah dan atau disemprotkan pada tanaman dengan maksud menambah unsur hara yang diperlukan tanaman. Pupuk memiliki berbagai jenis, salah satunya merupakan pupuk alami. Pemupukan pada pertanian modern saat ini lebih mengutamakan menggunakan pupuk buatan dibandingkan dengan pupuk organik. Penggunaan pupuk buatan memang sangat membantu dalam peningkatan produksi pertanian namun pupuk buatan dinilai kurang ramah lingkungan.

Pupuk kotoran hewan merupakan pupuk yang berasal dari kotoran hewan baik dalam bentuk segar atau sudah dikomposkan berupa padat atau cair. Pupuk kotoran hewan adalah sumber dari beberapa hara seperti N, P, K, dan lainnya. Keuntungan utama penggunaan pupuk kotoran hewan selain sebagai sumber hara bagi tanaman adalah dapat memperbaiki sifat kimia, biologi dan fisika tanah.

Kompos merupakan proses yang dihasilkan dari pelapukan sisa-sisa bahan organik secara biologi yang terkontrol menjadi bagian-bagian yang terhumuskan. Menurut Murbandono (2000), penggunaan kompos sebagai pupuk sangat baik karena dapat memberikan beberapa manfaat, yaitu dapat menyediakan unsur hara yang diperlukan tanaman, menjadi salah satu alternatif pengganti pupuk kimia karena harganya yang lebih murah, berkualitas dan akrab dengan lingkungan, bersifat multiguna karena bisa digunakan sebagai bahan dasar pupuk organik, dapat memperbaiki struktur dan tekstur tanah, meningkatkan porositas tanah, aerasi tanah, dan dapat menambah mikroorganisme dalam tanah.

Inkubasi tanah merupakan hal yang penting dalam proses pemupukan tanah. Selama masa inkubasi tanah terjadi dekomposisi dan penambahan bahan organik dari kematian mikroorganisme (Khoirul Badriah, 2007). Inkubasi bahan organik pada tanah juga berperan untuk menguji efektivitas pembenah tanah terhadap perbaikan salah satu sifat tanah yaitu sifat fisik, kimia, atau biologi tanah.

Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh lamanya inkubasi dari macam pupuk organik pada Andisols terhadap peningkatan beberapa sifat kimia tanah serta memperolehsalah satu lamanya inkubasi dari macam pupuk organik tertentu pada Andisols yang menghasilkan peningkatan pH, N-total, C-organik, P-tersedia, Kdd dan KTK tanah tertinggi.

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang pemanfaatan berbagai macam pupuk organic dengan masa inkubasi tertentu untuk dapat meningkatkan kesuburan Andisols dalam hal ini unsur pH, N-total, C-organik, P-tersedia, K-dd dan KTK tanah. Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Kesuburan Tanah dan Nutrisi Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Padjajaran Jatinangor.