BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Subbab ini berisi uraian tentang proses penelitian dari persiapan
sampai pelaksanaan. Uraian tersebut meliputi potensi dan masalah,
perencanaan, pengembangan desain, validasi produk, dan uji coba lapangan
terbatas.
4.1.1 Potensi dan masalah
Tahap awal penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah
mengidentifikasi potensi yang ada di SD Penelitian. Berdasarkan observasi
oleh peneliti, Potensi yang terdapat di SD Penelitian antara lain lingkungan
terletak di pedesaan dan merupakan sentra kerajinan kayu. Namun Potensi
tersebut tidak dimanfaatkan oleh guru dalam pembuatan media
pembelajaran. Pada kenyataanya penggunaan media pembelajaran di kelas
bawah tidak ditemukan. Potensi yang ada akan menjadi masalah jika tidak
dimaksimalkan.
4.1.1.1 Identifikasi Masalah
Tahap awal penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah
mengidentifikasi permasalahan di lapangan, peneliti melakukan identifikasi
masalah yang berkaitan dengan kesulitan belajar yang di alami oleh siswa.
68
teknik wawancara dan observasi yang selanjutnya dikaji dengan
menggunakan triangulasi data.
a. Observasi
Observasi merupakan salah satu teknik yang digunakan peneliti untuk
menganalisis permasalahan di sekolah dasar. Secara khusus, observasi
dilakukan untuk mengetahui keberadaan dan penggunaan media
pembelajaran. Selain itu, tujuan lain dari observasi adalah mengetahui
kesulitan dan karakteristik siswa pada saat pembelajaran IPA. Validasi
instrumen observasi dilakukan beberapa ahli yaitu guru SD setara. Validasi
yang dilakukan merupakan validasi konstruk yaitu melihat kesesuaian
instrumen yang digunakan dengan teori yang ada. Adapun hasil validasi
terhadap instrumen observasi dapat dilihat dalam tabel berikut. Hasil
validasi pedoman instrumen observasi dapat dilihat pada lampiran halaman
124.
Tabel 4. 1 Hasil validasi Instrumen Observasi
Ahli Nomor Item Total Rerata
1 2 3 4 5 6 7 8
1 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4,0
Rerata 4,0 4,0
Observasi dilaksanakan pada tanggal di kelas I SD Negeri V
Gunungan. Berikut merupakan hasil observasi pembelajaran IPA di kelas.
Lembar hasil observasi kelas dapat dilihat pada lampiran halaman 125.
Tabel 4. 2 Hasil Observasi di kelas
Objek yang Diamati Jawaban Catatan Ada media pembelajaran yang
diletakkan di kelas untuk pembelajaran IPA
Tidak -
69
untuk digunakan dalam pembelajaran
Guru menggunakan media pembelajaran untuk menjelaskan materi pembelajaran IPA
Tidak Dalam menjelaskan materi, guru menggunakan metode ceramah dan menuliskan materi di papan tulis
Guru menguasai cara menggunakan media pembelajaran
Tidak Guru tidak menggunakan media pembelajaran.
Guru menjelaskan cara penggunaan media pembelajaran IPA kepada siswa
Tidak Guru tidak menggunakan media pembelajaran.
Siswa dapat menggunakan media pembelajaran secara mandiri
Tidak Siswa menggunakan LKS dan buku paket.
Siswa mengalami kesulitan ketika mengikuti pembelajaran IPA di kelas
Ya siswa tidak mampu menjawab pertanyaan guru seputar materi yang telah diajarkan. Siswa mengalami kesulitan
ketika mengerjakan soal IPA
Ya Siswa tidak mampu mengerjakan soal yang diberikan oleh guru.
Berdasarkan paparan hasil observasi tersebut, dapat disimpulkan
bahwa ketersediaan media pembelajaran di sekolah masih terbatas. Guru
juga tidak menggunakan media pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran
IPA di kelas. Guru hanya menggunakan metode ceramah serta gambar dan
penjelasan di buku paket. Banyak siswa yang kurang antusias, tidak tertarik
sehingga saat disodorkan pertanyaan atau soal latihan mereka tidak dapat
menjawab oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa ketersediaan dan
penggunaan media pembelajaran belum optimal digunakan dalam
pembelajaran IPA di kelas I.
Peneliti juga melakukan observasi terhadap lingkungan sekitar.
70
berupa melimpahnya bahan baku kayu serta adanya pengrajin kayu yang
memungkinkan dalam pembuatan media pembelajaran dengan bahan baku
kayu. Identifikasi masalah menunjukkan bahwa kurangnya pemahaman
siswa pada materi pembelajaran panca indera dikarenakan kurangnya media
pembelajaran. Hal tersebut tampak pada hasil wawancara dengan guru
maupun siswa.
b. Wawancara
Teknik kedua yang digunakan peneliti untuk mengidentifikasi
masalah adalah wawancara. Kegiatan wawancara dilakukan kepada kepala
sekolah serta guru yang mengajar kelas I di SD Negeri V Gunungan.
Sebelum dilakukan kegiatan wawancara, instrumen wawancara divalidasi
kepada beberapa ahli seperti ahli bahasa. pembelajaran IPA, dan guru SD
setara. Validasi yang dilakukan merupakan validasi konstruk yaitu melihat
kesesuaian instrumen yang digunakan dengan teori yang ada. Hasil validasi
instrumen pedoman wawancara kepala sekolah dapat dilihat pada Lampiran
Halaman 126.
Tabel 4. 3 Hasil validasi instrumen pedoman wawancara kepala sekolah.
Ahli Nomor Item Total Rerata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64 4,0
Rerata 4,0
Berdasarkan hasil validasi tersebut, didapatkan rerata skor sebesar
4.00. menurut tabel 3.6 halaman Hal tersebut menunjukkan bahwa
71
Peneliti juga melakukan Validasi wawancara guru dan siswa
terhadap Guru kelas I dan Guru SD Setara. Berikut merupakan hasil
validasinya.
Tabel 4.4 Hasil validasi instrumen pedoman wawancara guru
Vali-dator
Nomor Item Total Rerata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 70 3,9
2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 72 4
Rerata 71 3,95
Berdasarkan hasil validasi tersebut, didapatkan rerata skor sebesar
3.95. menurut tabel 3.6 halaman Hal tersebut menunjukkan bahwa
instrumen wawancara layak digunakan.
Tabel 4.5 Hasil validasi instrumen pedoman wawancara siswa
Validator Nomor Item Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 43 3,9 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 43 3,9
Rerata 43 3,9
Berdasarkan hasil validasi tersebut, didapatkan rerata skor sebesar
3.9. menurut tabel 3.6 halaman Hal tersebut menunjukkan bahwa instrumen
wawancara layak digunakan.
Hasil validasi wawancara tersebut menjadi bahan pertimbangan bagi
peneliti dalam memperbaiki instrumen wawancara sebelum digunakan.
Selanjutnya, pedoman wawancara tersebut digunakan untuk mencari data
tentang ketersediaan dan penggunaan media pembelajaran dengan
responden antara lain kepala sekolah, guru, dan siswa kelas I. Berikut akan
72
1) Kepala Sekolah
Kegiatan wawancara pertama kali dilakukan kepada kepala SD Negeri
V Gunungan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui ketersediaan dan
penggunaan media pembelajaran IPA di SD Negeri V Gunungan. Kegiatan
tersebut dilaksanakan pada tanggal . Berikut merupakan hasil wawancara
kepala sekolah.
Tabel 4. 6 Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah.
Topik Pertanyaan Hasil Wawancara
Informasi berkaitan dengan sekolah Sekolah belum pernah mendapatkan piagam atau penghargaan dalam olimpiade IPA. Biasanya hanya sampai pada tingkat kecamatan saja Ketersediaan media pembelajaran di
sekolah
a. Media Pembelajaran IPA yang sudah ada di sekolah b. Pengadaan Media
Pembelajaran IPA di sekolah c. Perawatan Media
Pembelajaran IPA di sekolah
Ada beberapa media pembelajaran di sekolah seperti KIT yang meliputi materi tata surya, kerangka manusia, dsb yang biasanya hanya digunakan oleh siswa siswi di kelas atas, untuk kelas bawah media pembelajaran KIT belum tersedia. Pengadaan media pembelajaran tersebut diadakan oleh pemerintah secara berkala. Perawatan dilakukan secara standar seperti pembersihan yang rutin dan perawatan yang benar. Penggunaan media Pembelajaran
IPA dalam pembelajaran
Untuk kelas atas media pembeljaran sering kali digunakan, tetapi untuk kelas bawah sangat minim, hanya sebatas poster poster yang ditempel di sekolah.
Penelitian yang pernah dilakukan di sekolah berkaitan dengan media Pembelajaran
Belum ada.
Hasil wawancara dengan kepala sekolah dapat dilihat pada lampiran halaman 133.
2) Guru
Wawancara selanjutnya dilakukan kepada guru kelas I SD Negeri V
73
Media Pembelajaran IPA di kelas . Kegiatan wawancara juga dilakukan untuk
mengkaji kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran IPA.
Berikut merupakan hasil Wawancara tersebut dilakukan pada tanggal 2
November 2016. Hasil wawancara dengan guru dapat dilihat pada lampiran
halaman 135.
Tabel 4. 7 Hasil Wawancara terhadap Guru.
No Topik Pertanyaan Hasil wawancara 1. Ketersediaan media
pembelajaran di kelas
Tidak ada media pembelajaran IPA yang tersedia, saya ingin membuat media pembelajaran namun terhambat oleh waktu dan ketersediaan biaya.
2. Penggunaan media pembelajaran IPA dalam pembelajaran
Belum ada media pembelajaran IPA yang digunakan di kelas, jika mata pelajaran matematika, saya dapat menggunakan berbagai benda konkret di sekitar untuk media berhitung. Namun untuk IPA belum ada media yang digunakan, hanya sebatas gambar- gambar yang tertempel.
3. Kesulitan yang dialami guru dalam menyampaikan materi pembelajaran IPA
Guru mengalami kesulitan menyampaikan pembelajaran ketika tidak menggunakan media pembelajaran., terutama pada materi tentang tubuh manusia karena materi tersebut dianggap abstrak.
4. Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran IPA
Mayoritas dari siswa di kelas mengalami kesulitan dalam memahami materi yang bersifat hafalan terutama dalam mengahafal nama atau istilah. Mungkin penggunaan media pembelajaran membuat siswa antusias dalam belajar.
5. Usaha yang dilakukan guru untuk mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut
Guru menjelaskan kembali penjelasan yang telah disampaikan untuk mengatasi kesulitan yang dialami siswa. Dengan mengulang menjelaskan materi tersebut, siswa menjadi terbantu memahami materi.
3) Siswa
Wawancara selanjutnya dilakukan kepada 2 siswa kelas I SD Negeri V
Gunungan. Hal ini dilakukan untuk mengkaji penggunaan media
74
dalam pembelajaran IPA. Wawancara ini dilakukan pada tanggal 2 November
2016. Berikut merupakan rangkuman hasil wawancara dengan siswa kelas I.
Hasil wawancara dari dua siswa cenderung sama, yaitu tidak adanya
penggunaan media pembelajaran IPA di kelas. Rekapitulasi hasil wawancara
dengan siswa kelas I dapat dilihat pada lampiran halaman 143.
Tabel 4. 8 Hasil wawancara dengan siswa
Topik Pertanyaan Hasil wawancara Tanggapan terhadap pembelajaran
IPA yang selama ini terjadi
Pelajaran IPA sangat
membosankan, tidak seperti pelajaran Matematika yang saat menghitung bisa menggunakan benda-benda
Penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran IPA
Tidak ada
Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran IPA
Banyak sekali, mudah lupa dan tidak bisa mengerjakan soal
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa
ketersediaan dan penggunaan media pembelajaran masih terbatas. Hal
tersebut dapat dilihat dari jawaban narasumber yang digambarkan dalam
75
Kepala Sekola
Bagan 4.1 Triangulasi Hasil wawancara terhadap narasumber.
Berdasarkan bagan hasil wawancata tersebut dapat terlihat bahwa
ketersediaan media pembelajaran IPA di SD Negeri V Gunungan masih
terbatas. Pengadaan media pembelajaran di sekolah merupakan bantuan dari
pemerintah berupa bantuan KIT, namun hanya dalam beberapa Kompetensi
dasar saja dan hanya untuk jenjang kelas tertentu. Keberadaan media
pembelajaran tersebut belum terjangkau pada semua jenjang kelas, salah
satunya di kelas I. Hal tersebut menyebabkan guru kelas I tidak pernah
menggunakan media pembelajaran dalam pembelajaran IPA.
4.1.1.2 Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan dilakukan sebelum pengembangan desain media
pembelajaran. Hal tersebut bertujuan untuk mengkaji kebutuhan media
pembelajaran untuk siswa dan guru kelas I. Selain itu, media pembelajaran
Kepala Sekolah Sekolah sudah menyediakan beberapa KIT IPA media pembelajaran, namun hanya mencakup untuk siswa kelas atas saja, untuk siswa kelas bawah belum, hal tersebut dikarenakan keterbatasan dana, serta kebanyakan guru disini masih honorer, sehingga sekolah tidak bisa menuntut banyak.
Guru
Kelas tidak memiliki media pembelajaran yang mendukung pembelajaran IPA. Tidak ada media pembelajaran IPA yang digunakan dalam pembelajaran, karena keterbatasan waktu dalam pembuatan. Namun, guru berkeinginan untuk membuat media pembelajaran.
Siswa
Guru tidak menggunakan media pembelajaran dalam pembelajaran IPA. Namun,saya senang menggunakan media pembelajaran.
Ketersediaan media pembelajaran di sekolah masih terbatas. Tidak ditemukan penggunaan media pembelajaran bagi siswa kelas I pembelajaran IPA, namun keinginan guru untuk membuat sudah ada.
76
yang dibutuhkan oleh siswa dikaji berdasarkan karakteristik siswa dan
media pembelajaran Montessori. Analisis karakteristik siswa dilakukan
melalui kegiatan observasi pada saat pembelajaran IPA di kelas I.
Selanjutnya, hasil dari kajian tersebut menjadi landasan dalam pembuatan
kuesioner analisis kebutuhan untuk siswa dan guru. Kuesioner digunakan
peneliti sebagai acuan dalam merevisi produk menjadi lebih baik. Peneliti
menggunakan kuesioner dalam proses analisis kebutuhan baik oleh guru
kelas, maupun siswa sebagai subjek penelitian. Selain melakukan analisis
kebutuhan, peneliti juga melakukan analisis karakter siswa serta analisis
karakteristik media pembelajaran Montessori.
(1) Analisis Karakter siswa
Karakter siswa di analisis berdasarkan hasil observasi yang dilakukan.
Pada saat observasi peneliti melihat bahwa saat pembelajaran berlangsung
siswa tidak dapat berkonsentrasi, ketika guru menegur maka siswa akan
diam dan tegang sesaat lalu kemudian mulai gaduh lagi, bahkan ada yang
bercanda hingga menangis. Siswa juga tidak dapat duduk tenang dan
memperhatikan pelajaran yang disampaikan guru dengan baik. Hasil analisis
berikut menjadi bahan pertimbangan dalam pembuatan kuesioner analisis
kebutuhan.
(2) Analisis Karakteristik Media Pembelajaran Montessori
Analisis yang dilakukan oleh peneliti mengacu pada 4 karakteristik
media pembelajaran Montessori yaitu auto-education, bergradasi, menarik,
dan auto-correction. Karakteristik lain yang juga ditambahkan dalam
77
tersebut ditambahkan karena peneliti menggunakan bahan pembuatan media
pembelajaran dari benda-benda di sekitar dan memanfaatkan potensi lokal.
Selanjutnya, kelima karakteristik tersebut digunakan sebagai landasan
dalam pembuatan pertanyaan pada kuesioner analisis kebutuhan.
(3) Uji Validitas Instrumen Analisis Kebutuhan.
Instrumen analisis kebutuhan yang digunakan peneliti berupa
kuesioner. Kuesioner disusun berdasarkan keempat karakteristik media
pembelajaran yang didesain peneliti dan karakteristik siswa kelas I.
Kuesioner tersebut terdapat 10 pertanyaan yang didesain berdasarkan
kelima karakteritik media pembelajaran Montessori seperti auto-education,
bergradasi, menarik, auto correction dan kontekstual. Selain itu, kajian
bahasa, tata tulis, dan format penyajian kuesioner disusun berdasarkan
karakteristik siswa kelas I. Kuesioner yang telah disusun, kemudian diuji
validitasnya oleh guru kelas I serta seorang guru di SD V Gunungan yang
memiliki keahlian dibidang bahasa. Guru kelas I di SD setara yaitu SD
Negeri VI Manyaran juga melakukan validasi instrumen.
a) Ahli
Ahli dalam bidang bahasa melakukan uji validasi instrumen analisis
kebutuhan guru. Hasil Validasi instrumen analisis kebutuhan guru dapat
dilihat pada lampiran halaman 147.
Tabel 4. 9 Hasil Validasi instrumen analisis kebutuhan guru
Ahli Skor Item Pernyataan Total Rerata Kategori 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
78
Hasil penilaian ahli bahasa menunjukkan bahwa rerata skor uji
validasi kuesioner analisis kebutuhan guru sebesar 4.0 dengan melihat tabel
3.6 penilaian tersebut termasuk dalam kategori sangat baik. Berdasarkan
hasil tersebut, dapat dikatakan bahwa instrumen kuesioner analisis
kebutuhan layak digunakan. ahli juga memberikan penilaian terhadap
instrumen kuesioner analisis kebutuhan siswa. Validasi instrumen kuesioner
analisis kebutuhan siswa dapat dilihat pada lampiran halaman 151.
Tabel 4. 10 Validasi instrumen kuesioner analisis kebutuhan siswa
Ahli Skor Item Pernyataan Total Rerata Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 38 3,8 Sangat Baik
Hasil penilaian dari ahli bahasa menunjukkan bahwa rerata skor hasil
uji validasi kuesioner analisis kebutuhan siswa dari kedua ahli bahasa
sebesar 3,8 maka rerata penilaian tersebut termasuk dalam kategori sangat
baik. Berdasarkan hasil tersebut, dapat dikatakan bahwa instrumen
kuesioner analisis kebutuhan layak digunakan. Berdasarkan penilaian dan
komentar tersebut dapat dikatakan bahwa kedua instrumen analisis
kebutuhan layak digunakan untuk penelitian.
b) Guru
Validator yang selanjutnya melakukan uji validasi instrumen analisis
kebutuhan adalah guru SD Setara. Ada dua guru dari SD N VI Manyaran
yang memberikan penilaian terhadap instrumen analisis kebutuhan yang ada
yaitu guru kelas I dan Kepala Sekolah yang merangkap sebagai guru. Guru
tersebut memberikan penilaian dan komentar sebagai masukan perbaikan
79
dan siswa. Berikut merupakan hasil penilaian ahli bahasa tersebut terhadap
instrumen kuesioner analisis kebutuhan siswa. Hasil validasi instrumen
kuesioner analisis kebutuhan guru dapat dilihat pada lampiran halaman 151.
Tabel 4. 11Hasil validasi instrumen kuesioner analisis kebutuhan guru.
Guru Skor Item Pernyataan Total Rerata Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 39 3,9 Sangat Baik
2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 4,0 Sangat Baik
Rerata 79 3,95 sangat Baik
Hasil penilaian dari kedua guru tersebut menunjukkan bahwa rerata
skor uji validasi kuesioner analisis kebutuhan guru sebesar 3,95 Jika
dibandingkan dengan tabel konversi nilai kuantitaf ke kualitatif, maka rerata
penilaian tersebut termasuk dalam kategori sangat baik.Hasil tersebut
menunjukkan bahwa instrumen kuesioner analisis kebutuhan guru layak
digunakan. Selain itu, kedua guru SD setara juga memberikan penilaian
terhadap instrumen kuesioner analisis kebutuhan siswa. Kuesioner analisis
kebutuhan guru ini akan digunakan untuk mengetahui kebutuhan media
pembelajaran dari guru SD penelitian. Hasil validasi instrumen kuesioner
analisis kebutuhan siswa dapat dilihat pada lampiran halaman 160.
Tabel 4. 12 Hasil validasi instrumen kuesioner analisis kebutuhan siswa.
Guru Skor Item Pernyataan Total Rerata Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 40 4,0 Sangat Baik
2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 4,0 Sangat Baik
Rerata 80 4,0 Sangat Baik
Hasil penilaian dari kedua guru SD setara menunjukkan bahwa
rerata skor instrumen uji validasi kuesioner analisis kebutuhan siswa oleh
80
kuantitaf ke kualitatif, maka rerata penilaian tersebut termasuk dalam
kategori sangat baik. Hasil tersebut menunjukkan bahwa instrumen
kuesioner analisis kebutuhan layak digunakan.
Selanjutnya, peneliti mengkaji secara keseluruhan penilaian uji
validasi kuesioner analisis kebutuhan untuk guru. Berikut merupakan hasil
rekapitulasi penilaian kuesioner tersebut yang terlihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4. 4 Rekapitulasi Skor Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru
Validator Rerata Kategori Ahli I 4,0 Sangat Baik Guru I 4,0 Sangat Baik Guru II 4,0 Sangat Baik
Rerata 4,0 Sangat Baik
Berdasarkan hasil penilaian uji validasi instrumen dari seluruh ahli,
dapat disimpulkan bahwa rerata hasil penilaian termasuk dalam kategori
sangat baik dengan nilai rerata sebesar 4,0. Selain itu, peneliti juga
merekapitulasi secara keseluruhan hasil penilaian uji validasi kuesioner
analisis kebutuhan untuk siswa. Hasil validasi kuisioner analisis kebutuhan
siswa dapat dilihat pada lampiran halaman 168.
Tabel 4. 5 Hasil rekapitulasi validasi kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa.
Validator Rerata Kategori Ahli I 4,0 Sangat Baik Guru I 3,9 Sangat Baik Guru II 4,0 Sangat Baik
Rerata 3,97 Sangat Baik
Berdasarkan hasil penilaian uji validasi instrumen dari seluruh ahli
dapat disimpulkan bahwa rerata hasil penilaian termasuk dalam kategori
81
bahwa instrumen kuesioner analisis kebutuhan untuk siswa dan guru layak
digunakan.
c) Uji Keterbacaan Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Siswa
Setelah divalidasi oleh beberapa ahli, peneliti selanjutnya melakukan
uji keterbacaan terhadap kuesioner analisis kebutuhan untuk siswa. Uji
keterbacaan tersebut dilakukan oleh siswa SD setara. Penilaian tersebut
bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap kalimat
yang digunakan dalam instrumen analisis kebutuhan sebelum digunakan.
Uji keterbacaan ini dilakukan kepada lima siswa kelas I SD N VI Manyaran.
Hasil uji keterbacaan terhadap kuesioner analisis kebutuhan untuk siswa
dapat dilihat pada lampiran halaman 168. Berikut merupakan hasil penilaian
yang diberikan oleh siswa yang disajikan pada tabel berikut.
Tabel 4. 6 Hasil validitas uji keterbacaan kuesioner analisis kebutuhan untuk siswa
Siswa Skor Item Pertanyaan Total Rerata Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 4,0 Sangat Baik 2 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 38 3,8 Sangat Baik 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 38 3,8 Sangat Baik 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 4,0 Sangat Baik 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 39 3,9 Sangat Baik
Rerata 39 3,9 Sangat Baik
Berdasarkan tabel di atas, dapat terlihat bahwa secara keseluruhan
siswa memberikan penilaian berkisar 3 dan 4. Hasil penilaian dari kelima
siswa tersebut menunjukkan bahwa rerata skor uji keterbacaan kuesioner
analisis kebutuhan oleh siswa sebesar 3,9 sehingga rerata penilaian tersebut
termasuk dalam kategori sangat baik. Selain itu, siswa juga tidak memberikan
82
tersebut, dapat dikatakan bahwa instrumen kuesioner analisis kebutuhan
layak digunakan.
(4) Data Analisis Kebutuhan
a) Data Analisis Kebutuhan Oleh Guru
Kuesioner analisis kebutuhan diberikan pada guru pada tanggal 2
November 2016. Kuesioner ini terdiri dari sepuluh pertanyaaan yang
disesuaikan dengan lima karakteristik dari media pembelajaran yang akan
didesain. Hasil rekapitulasi kuesioner analisis kebutuhan guru dapat dilihat
pada lampiran halaman 165.
Tabel 4. 7 Rekapitulasi Analisis Kebutuhan Guru
Indikator Kalimat Pertanyaan
Respon-den Presen-tase
Auto-education
Apakah Bapak/Ibu pernah
menggunakan media pembelajaran dalam pembelajaran IPA?
(…) Ya
Sebutkan nama media pembelajaran yang Bapak/Ibu pernah gunakan dan berikan penjelasan! 1 33,3 (…) Tidak Alasan: 2 66,6% Autoeducati on
Apakah penggunaan media
pembelajaran dapat membantu siswa untuk memahami konsep-konsep dalam mata pelajaran IPA? (…) Ya Alasan: 3 100% (…) Tidak Alasan: Konteks -tual
Apakah Bapak/Ibu pernah membuat media pembelajaran IPA yang memanfaatkan bahan-bahan dari lingkungan sekitar?
(…) Ya
Sebutkan dan jelaskan! (…) Tidak
Alasan:
83 Konteks
-tual
Manakah bahan pembuatan media pembelajaran yang Bapak/Ibu suka? (Boleh memilih lebih dari satu)
(…) Kayu 3 100% (…) Kertas (…) Kain (…) Plastik (…) Karet (…) Lainnya, sebutkan………
Menarik Apakah pemberian warna pada media
pembelajaran membuat media pembelajaran lebih menarik? (…) Ya
3 100%
(…) Tidak
Menarik Warna seperti apa yang Bapak/Ibu
suka untuk media pembelajaran? (…) Warna gelap
Sebutkan contoh warnanya! (…) Warna cerah
Sebutkan contoh warnanya!
3 100%
Bergradasi Apakah penggunaan media
pembelajaran dapat membantu siswa untuk menemukan jawaban yang benar? (…) Ya Alasan: 3 100% (…) Tidak Alasan:
Bergradasi Berapa berat media pembelajaran yang ideal untuk siswa kelas I? (…) Ringan (<1,5 kg) 3 100% (…) Sedang (1,5-3kg) (…) Berat (>3kg) Alasan: Autocorrecti on
Menurut Bapak/Ibu, manakah yang lebih baik?
(…) Bentuk media pembelajaran 2 dimensi.
Alasan:
(…) Bentuk media pembelajaran 3 dimensi.
Alasan:
3 100%
Autocorrecti on
Menurut Bapak/Ibu, manakah yang lebih baik?
(…) Media pembelajaran yang dapat membantu siswa menyadari kesala hannya sendiri.
84
S
S
Selain data tersebut, guru juga memaparkan beberapa deskripsi
jawaban tentang sepuluh item pertanyaan. Berikut merupakan deskripsi
jawaban yang diberikan guru dalam kuesioner analisis kebutuhan.
Tabel 4. 8 Rekapitulasi Deskripsi Jawaban Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru.
No
Item Pertanyaan Kode Responden
1 (…) Ya
Sebutkan nama media
pembelajaran yang Bapak/Ibu pernah gunakan dan berikan penjelasan!
Gambar poster bagian-bagian tumbuhan. 1 (…) Tidak Alasan: 2 (…) Ya Alasan: Media pembelajaran membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran. 3 (…) Tidak Alasan: 3 (…) Ya